Bab 7. Menyatakan perasaan

Cinta si kembar

Bab 7. Menyatakan perasaan

#Aisyah POV#

Pagi ini pak Broto belum masuk ke kelas, kami yang dikenal kelas paling berisik pun melancarkan aksi kami.

Namun, kali ini aku hanya duduk sambil mendengarkan musik.

Sehingga itu membuat teman-teman kelasku heran.

"Eh Syah, kok lu diem aja si? Biasanya lu ikutan nyanyi noh di belakang." tanya Arvin.

"Males, lagi gak mood." jawab ku.

"Yaelah, abis putus ya lu." kata Arvin.

"Dih sembarangan lu! Gua aja gak punya pacar, mau putus gimana?" kata ku.

"Haha, masa sih? Lu belum punya pengganti gua?" tanya Arvin.

"Udah, lagi proses aja." jawab ku.

"Harusnya lu semangat dong kalo lagi proses mah! Ayo kebelakang, kita ini kelas paling berisik! Jadi harus kita teruskan prestasi ini!" ajak Arvin.

"Enggak Vin, males gua!" kata ku.

"Oi Vin! Sini!" teriak Wildan.

"Iya." balas Arvin.

Arvin pun pergi kebelakang, ya memang biasa kalau kelas kosong seperti ini, mereka semua pada kumpul dibelakang.

Lalu, tiba-tiba ada yang mengetok pintu kelas ku.

TOK TOK TOK....

"Woi diem-diem! Ada yang dateng tuh!" teriak ku.

Semuanya terdiam lalu kembali ke tempat duduk masing-masing.

Pintu kelas ku pun terbuka dan masuk lah seorang perempuan.

"Assalamualaikum, aku mau ngasih info tugas dari pak Broto. Ini tugasnya ditulis di kertas."

Arvin menghampiri perempuan itu.

Aku masih fokus dengan hp ku, sehingga aku tidak melihat siapa perempuan itu.

Tapi, dari suaranya sepertinya aku kenal.

"Yaudah sini kertasnya!" pinta Arvin.

Arvin langsung mengambil kertas itu dan merobeknya.

"Kok dirobek?" tanya dia.

"Kita gak perlu tugas! Kalo dia mau ngajar, harusnya datang bukan cuma ngasih tugas doang! Udah sekarang lu pergi, kita mau lanjut party! Ganggu aja!" jawab Arvin.

Perempuan itu pergi dan menutup pintu kelas ku.

Arvin dan yang lain kembali ke belakang.

Aku penasaran siapa perempuan tadi, aku pun berdiri dan pergi kebelakang untuk menemui Arvin.

"Vin." sapa ku.

"Nah gitu dong, ayo sini! Lu nyanyi gua main gitar!" kata Arvin.

"Gak, gua cuma mau nanya sama lu." kata ku.

"Yah, nanya apaan?" tanya Arvin.

"Tadi siapa yang dateng?" tanya ku.

"Lah emang lu gak liat?" Arvin bertanya balik.

"Enggak." jawab ku.

"Itu sodara kembar lu Maemunah!" kata Arvin.

"Kania?" tanya ku.

"Ya emang lu punya berapa sodara kembar?" tanya Arvin.

"2 doang lah." jawab ku.

"Yaudah itu tadi Kania!" kata Arvin.

"Kenapa lu gitu sama Kania?" tanya ku.

"Gitu kenapa?" tanya Arvin.

"Itu lu bentak dia tadi." jawab ku.

"Yaelah sorry, abisnya dia ganggu kita tadi." kata Arvin.

"Ya lu jangan gitu lah! Dia kan sodara gua!" kata ku.

"Iya iya sorry Syah!" kata Arvin.

"Bilang sorry nya jangan sama gua! Sama Kania sana!" kata ku.

"Iya nanti pas istirahat." kata Arvin.

#Kania POV

Aku masih merasa takut dengan tindakan Arvin tadi, bagaimana kalau kelas mereka dihukum nanti?

Pasti Aisyah juga bakal kena dampaknya.

"Yaudah deh itu aku pikirin nanti aja, sekarang aku harus cepat ke kelas." batin ku.

Aku kembali ke kelas dan menyerahkan laptop itu kepada pak Santoso.

"Kok lama?" tanya pak Santoso.

"Tadi saya disuruh Bu..." jawab ku.

Aku lupa siapa nama guru yang tadi menyuruhku.

"Bu siapa?" tanya pak Santoso.

"Itulah pak yang rambutnya keriting terus make kacamata, siapa ya saya lupa namanya." jawab ku.

"Bu Tati maksud kamu?" kata pak Santoso.

"Nah iya itu pak, Bu Tati!" kata ku.

"Gitu aja ribet kamu! Yaudah sana duduk! Kerjakan soal di papan tulis tuh!" kata pak Santoso.

"Siap pak!" kata ku.

Aku mengambil buku latihan ku dari dalam tas, dan mulai mengerjakan soal-soal nya.

Ternyata, soal ini adalah materi baru, sepertinya aku ketinggalan tadi.

Aku mencoba menjawabnya sebisa ku.

"Duh, ini gimana sih?" batin ku.

"Kenapa Kania? Kok garuk-garuk kepala?" tanya pak Santoso.

Aku kaget karena tiba-tiba pak Santoso sudah berdiri di depan meja ku.

"Eh bapak, enggak kok pak gapapa." jawab ku.

"Yakin?" tanya pak Santoso.

"Enggak sih pak." jawab ku.

"Yaudah kenapa?" tanya pak Santoso.

"Ini saya gak ngerti sama sekali pak, tadi kan saya turun kebawah ngambil laptop bapak." jawab ku.

"Salah kamu sendiri pake ngelamun tadi pagi, jadi kena hukuman kan. Sekarang terserah kamu aja mau jawabnya gimana! Saya gak mau ulang lagi!" kata pak Santoso.

"Boleh buka hp dong pak." kata ku.

"Enak aja, disini kan ada peraturan, tidak boleh menggunakan hp ketika jam pelajaran sedang berlangsung, kecuali saya yang suruh!" kata pak Santoso.

"Tadi kata bapak terserah saya." kata ku.

"Iya terserah, tapi gaboleh pake hp!" kata pak Santoso.

"Kalo gitu gak terserah dong pak." kata ku.

"Hah sudah lah saya pusing!" kata pak Santoso.

"Hahahaha." tawa satu kelas.

"Heh kenapa ini pada ketawa? Ngetawain saya hah?" tanya pak Santoso.

"Enggak pak, itu tadi di tembok ada cicak kawin." jawab Ja'far.

"Alasan saja kamu!" kata pak Santoso.

#Aisyah POV#

"Ini dimana sih? Kok aku ada disini?" tanya ku.

Aku berjalan terus kedepan, lalu muncul balon yang terbang ke udara.

Itu adalah balon huruf A berwarna pink.

Kemudian muncul lagi huruf yang lainnya, K dan U.

Aku merasa bingung siapa yang menerbangkan balon-balon itu.

Lalu muncul lagi balon huruf yang lain, kali ini huruf C, I, N, T, A.

"Hah cinta? berarti kalo digabungin sama yang tadi, jadi aku cinta dong?" batin ku.

Ternyata masih ada lagi balon yang lainnya, balon itu berbentuk huruf K dan A.

Lalu disusul juga huruf M dan U.

Kini, balon-balon itu sudah tersusun dan dapat dibaca.

A K U C I N T A K A M U

"Hah? Siapa yang ngelakuin ini sih?" batin ku.

"Hai Syah!" sapa seseorang.

Aku menengok kearah suara itu, siapa laki-laki itu?.

Dia menerbangkan lagi balon kearahku.

Balon itu berwarna merah dan berbentuk love.

Balon itu mendarat di depan ku dan aku mengambilnya.

Ternyata juga ada tulisan disitu,

DARWIN SAYANG AISYAH

"Jadi, laki-laki itu Darwin?" batin ku.

Dia pun menghampiri ku dan berbicara,

"Aku cinta kamu Syah, dan sekarang kamu sudah tau kan. Jadi, gimana jawaban kamu?" tanya nya.

"Win, kamu serius?" tanya ku.

"Iya Syah, aku cinta banget sama kamu. Walaupun kita baru kenal dan baru sekarang bertemu, tapi aku udah langsung jatuh cinta sejak kita chatting-an semalam." jawab ku.

"Aku juga cinta sama kamu Win." kata ku.

Darwin memegang tanganku.

"Jadi, kamu mau jadi pacar aku?" tanya nya.

Aku tersenyum dan menatap wajahnya, baru aku ingin menjawabnya, tiba-tiba ada suara yang memanggil namaku.

"Syah, woi Syah! Bangun oi!"

Aku bangun dan tersadar dari tidurku, ternyata itu semua hanya mimpi.

"Kenapa si Dev? Gangguin aja lu!" kata ku.

"Udah ganti pelajaran Aisyah, nanti lu bisa diomelin sama Bu Tati kalo tidur!" kata Devi.

"Hoaammpphhh... iya iya thanks ya udah bangunin gua!" kata ku.

Aku merasa kecewa karena itu semua hanya mimpi, pantas saja wajah Darwin tadi samar-samar.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!