Forced Wedding
Seorang wanita yang berparas cantik sedang berjalan dengan anggun di atas panggung catwalk.
Dia adalah seorang model papan atas yang sangat terkenal bukan hanya karena parasnya yang cantik dan tubuh sexy nya.
Tapi juga dengan attitude dan sikap profesional yang dia junjung tinggi. Wanita itu bernama Erlina Lorenza.
Dia memiliki sifat yang ceria dan sangat percaya diri, tapi di balik sikap nya yang ceria dia sebenarnya sosok yang dingin dan memiliki rahasia besar yang dia simpan.
Erlina berasal dari keluarga yang broken home, dia tinggal bersama sang ibu yang sangat kaya raya, tapi dia jarang di perhatikan karena ibunya selalu sibuk dengan bisnis nya.
Ibunya, Lintang Lorenza bercerai dengan suami nya. Edi Hendarso karena ketahuan berselingkuh dengan sahabat nya sendiri.
Perceraian itu terjadi saat Erlina masih ber umur 6 tahun.
Dia di asuh oleh ibunya sendiri kala itu dan langsung mengganti nama belakangnya menjadi Erlina Lorenza karena sang ibu tak sudi bila ada nama Hendarso dibelakang nama putrinya.
Erlina kecil sering melihat pertengkaran Orang tuanya dulu, serta melihat sendiri saat ayahnya bercinta dengan wanita lain dirumahnya.
Jadi sampai saat ini. Erlina masih mengingat masa lalunya itu dan memiliki prinsip untuk tidak menikah dengan siapapun.
Erlina memang berasal dari keluarga terpandang dan kaya raya, ibunya memiliki bisnis fashion dan juga butik di beberapa tempat dan juga di luar negeri.
Sementara sang kakek Erlando Lorenza adalah pengusaha tambang terkaya di negaranya.
"Erlina ...," panggil Inka, sang manajer.
"Ada apa, Inka?" jawab Erlin menghentikan langkahnya lalu menoleh pada Inka.
"Kau langsung pulang, kan?" tanya inka.
"Ya, aku capek dan akan langsung pulang, why?" tanya Erlin balik.
"Tidak, aku hanya bertanya karena aku ingin pulang bersama mu."
Lalu Erlin melemparkan kunci mobil nya pada Inka, dan masuk kedalam mobil sportnya.
Inka adalah manajer sekaligus asisten kepercayaan Erlina, mereka adalah teman kuliah dulu dan Erlin sangat cocok dengan Inka. Sehingga dia meminta Inka untuk menjadi manajer serta asistennya.
Inka pun sangat senang dengan pekerjaannya ini, karena selain dia teman baik Erlin, juga dia memang sangat butuh pekerjaan ini. Karena dia menjadi tulang punggung keluarga nya.
.
Kini mereka sudah sampai di pant house mewah milik Erlina. Mereka langsung masuk dan merebahkan tubuhnya di sofa lebar di ruang tengah.
"Kau tak menginap disini, Inka?" tanya Erlin.
"Tidak Er, kasian ibuku kewalahan mengurus adik-adik ku, kalau aku menginap disini," ucap Inka.
"Baiklah, kita besok free, kan? Jadi nikmati hari liburmu sebelum aku menyiksa mu lagi dengan setumpuk jadwal ku," kata Erlin beranjak dari sofa dan menuju dapur.
"Hmmm, ku harap kau tak mengganggu istirahat ku besok." Inka pun beranjak dari sofa lalu keluar dari pant house milik Erlin.
.
.
Di sebuah club ternama di kota itu, seorang pria tampan sedang merefresh otak nya sejenak bersama teman sejawatnya, setelah melewati aktifitas perusahaan yang cukup menguras pikiran nya.
Dia adalah Arganta Mahardika. Pebisnis muda yang terkenal dengan ketampanan serta sikap humoris nya.
Dia seorang pria tampan yang terkenal dengan sebutan pria tak tersentuh, karena memang dia sama sekali tak mau menjalin hubungan dengan seorang wanita.
Arga hanya pernah mencintai satu wanita, yaitu Anggita. Tapi sayangnya, dia belum juga memulai hubungan dengan wanita itu. Tapi wanita itu sudah memiliki tunangan bernama Dimas.
Dan sampai detik ini pun Arga masih menaruh hati pada Anggita. Berharap wanita itu akan bercerai dengan suaminya, lalu dia akan mendekati kembali wanita itu.
" Kau masih mengharapkan anggita, Arga?" tanya Dilon, teman dekat Arga.
" Entahlah, aku masih enggan untuk menjalin hubungan dengan seorang wanita." Arga meneguk wine nya.
" Lihat lah disana, Arga. Banyak wanita cantik yang mengantri untuk memberikan cinta nya padamu." Tunjuk Dilon kearah kerumunan wanita cantik yang sedang memandang ke arah Arga.
Arga melirik sekilas kearah wanita - wanita cantik yang tersenyum menggoda padanya.
Tapi tetap saja, Arga tak bergeming dan tak tertarik pada mereka.
" Tak ada yang menarik untuk ku," ucap Arga sambil meneguk wine nya lagi.
" Kak Arga ...," panggil seorang wanita dari belakang nya.
Arga menoleh pada asal suara dengan ekspresi datar nya.
Wanita itu menghampiri Arga dengan senyum manisnya, berharap Arga akan tertarik padanya.
" Sedang apa kau disini?" tanya Arga memicingkan matanya.
" Aku disini sedang merayakan kelulusan ku bersama teman - teman ku, Kak. Mereka ada di bawah," jawab Lila sambil menunjuk kearah teman - temannya yang berkumpul dibawah.
" Heii, kau hanya menyapa Arga? kau tak mau menyapa kakak sepupu mu ini?" tanya Dilon.
" Sorry, kak. Aku tak tertarik untuk menegur mu," ucap Lila menjulurkan lidahnya.
" Kak Arga, ayo turun. Kita menari bersama," ajak Lila sambil menarik tangan Arga.
Arga pun mengikuti Lila turun ke lantai bawah untuk menari, dia hanya ingin menikmati malam ini sambil melepas penatnya.
.
.
Terdengar suara ponsel berdering, Erlin langsung mengambil ponselnya dan menatap layar ponselnya.
Terlihat nama Mommy di layar ponselnya, lalu dengan malas Erlin mengangkat telepon itu.
" Hallo, Mom ...," jawab Erlin malas.
" Er ... kau dimana? kau tak pulang k mansion, sayang?" tanya Lintang dari seberang telepon.
" No, Mom. Aku berada di pant house karena sangat lelah untuk pulang ke mansion," jawab Erlin.
" Baiklah, besok pulang lah ke mansion, Er. Ada Kakek dan Nenek disini, mereka merindukan mu," ucap Lintang.
" Ya, Mom." Erlina langsung memutuskan panggilan itu sebelum mendengar ocehan dari sang Momy.
" Iiishhh, anak ini benar - benar ...," ucap Lintang karena lagi - lagi erlin memutuskan panggilan nya sebelum dia selesai bicara.
.
.
Kini Arga keluar dari club, berjalan kearah mobilnya yang terparkir dan akan masuk kedalam mobilnya.
" Kak Arga ...," panggil Lila.
Arga menoleh ke asal suara sambil berdecak.
"Ck, apa lagi, Lila?" tanya Arga malas.
" Boleh aku pulang bersama mu, Kak?" tanya Lila dengan senyum polosnya.
" Kau bisa pulang bersama Dilon, Lila," jawab Arga cuek.
" Tapi kak Dilon seperti nya masih lama kak, aku sudah mengantuk. Apa kak Arga tega membicarakan ku pulang sendirian malam-malam begini?" kata Lila dengan nada yang mendayu berharap Arga menaruh empati pada nya.
" Huft ... masuklah." Arga menghembuskan nafasnya berat dan langsung masuk ke mobilnya.
Lila pun masuk kedalam mobil Arga sambil menyunggingkan senyumnya.
Lalu Arga melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, mengantarkan Lila yang jalan nya memang searah dengan mansionnya.
" Apa di perusahaan kakak ada lowongan pekerjaan?" tanya Lila membuka obrolan.
" Mungkin ... Kenapa?" tanya Arga sambil fokus dengan kemudinya.
" Aku ingin bekerja di perusahaan Kak Arga, Apa boleh?" tanya Lila memandang pria tampan yang duduk di sebelah nya.
" Kau bisa mencoba bekerja di perusahaan Dilon, bukan?" sahut Arga tanpa menoleh kearah Lila yang terus memandangi nya.
" Tapi aku ingin bekerja di perusahaan kak Arga," sahut Lila memiringkan kepalanya menatap kearah wajah Arga.
Arga tahu bahwa itu hanya usaha Lila agar dekat dengannya. Dan Arga membiarkan hal itu selama tidak mengusik urusan pribadi nya.
" Baiklah, Lusa datang lah ke kantor ku," kata Arga lalu menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang rumah Lila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments