" Aku harus bicara dengan Er," gumamnya.
Lalu masuk lagi kedalam mansion dan mencari keberadaan wanita cantik yang tadi sempat membuatnya terpesona.
Dia melewati ruang tengah sambil mengedarkan pandangannya.
" Ar ... kau mencari Er?" tanya Lintang.
" Ya, Aunty. Dimana dia?" tanya Arga menoleh kearah perkumpulan keluarga.
" Sepertinya dia sedang berada di halaman belakang, Ar." sahut Lintang.
" Terimakasih, Aunty. Aku akan menemuinya dulu." Arga langsung melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan itu menuju halaman belakang.
Semua tampak saling memandang heran.
" Semoga mereka bisa menerima perjodohan ini," kata Leni menatap punggung Arga yang terus berjalan menjauhi ruangan itu.
" Ya, itu pasti. Mereka tidak akan bisa menolaknya," sahut Erlan dengan datar.
.
.
Di halaman belakang, Arga melihat Er sedang gelisah dan mondar-mandir sambil menggigit kuku jarinya.
Pria itu menghentikan langkahnya dan menyenderkan tubuhnya di pembatas pintu kaca mansion sambil meletakkan tangannya di dadanya.
Dia terus memandangi tingkah laku Er yang masih tak berubah. Sejak kecil wanita itu akan melakukan hal serupa jika sedang gelisah.
" Ternyata kau masih mempertahankan kebiasaan buruk mu itu," kata Arga.
Erlin menoleh pada sumber suara dengan masih menggigit kuku jarinya.
" Ck, itu bukan urusan mu," jawab Er lalu duduk di tepi kolam.
Wanita itu memang terlihat tenang tapi dia menutupi kegelisahan nya dengan menggerakkan kakinya yang berada di dalam kolam renang.
Arga berjalan menghampiri Er dan berdiri tepat di belakangnya. Dia menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Er yang memang tak bisa diam jika sedang gelisah.
" Hentikan tingkah laku mu itu sebelum aku menikahi mu," kata Arga dengan menatap kearah wanita yang sedang duduk membelakangi nya.
Er menghentikan gerakan kakinya di dalam kolam dan menoleh pada Arga.
" Jangan bicarakan tentang pernikahan dengan ku, karena aku sangat membenci kata itu!" tegas Er dengan menolehkan setengah wajahnya.
" Kenapa kau menolak perjodohan ini?" tanya Arga masih terpaku di tempatnya berdiri.
" Aku memang tidak ingin menikah dengan siapapun dan kau tidak perlu tahu apa alasannya," sahut Er tanpa melihat menoleh pada Ar.
" Dan ... bukannya kau juga menolak perjodohan ini?" tanya Er menolehkan setengah wajahnya.
" Ya, aku sama denganmu. Aku tidak ingin menikah dengan wanita manapun," sahut Arga sambil melangkah kakinya dan berhenti pas di sebelah Er duduk.
" Aku tidak akan menanyakan alasanmu karena itu bukan urusan ku. Tapi kita harus bekerjasama agar perjodohan ini di batalkan," jawab Er menatap kearah kolam renang.
" Ku rasa itu tak akan pernah terjadi," ucap seseorang yang tiba-tiba muncul di belakang mereka.
Er dan Ar langsung menoleh ke asal suara yang sangat mereka kenal.
" KAKEK ...," kata Er dan Ar bersamaan.
" Apapun rencana kalian, dan sekeras apapun kalian ingin menggagalkan perjodohan ini, itu tidak akan pernah berhasil. Bersiaplah, Pesta pertunangan kalian akan di adakan lusa!" tegas Erlando dengan tersenyum miring lalu meninggalkan area kolam renang.
" WHAT ... LUSA?" pekik Er beranjak dari duduknya. Karena kakinya yang basah Er terpeleset dan hampir terjatuh tapi dengan sigap Arga menangkap tubuhnya.
Tapi karena area kolam yang licin membuat Arga kehilangan kendali dan mereka terjatuh di atas lantai yang basah dengan posisi Er yang berbeda di atas tubuh Ar.
Mereka bertatapan lama dengan posisi wajah yang sangat dekat bahkan mereka sama-sama merasakan deru nafasnya yang menerpa wajahnya.
Deh ... deg ... deg ...
Jantung mereka sama-sama berdegup begitu kencang bahkan mereka sama-sama merasakan dekat jantung nya.
' Oh my, ada apa dengan jantung ku," batin Er merasakan jantungnya seakan mau lompat.
' Shiitt,' umpat Dimas dalam hati ketika merasakan miliknya menggeliat di bawah sana.
Pasalnya ER jatuh di atas pelukannya dan menindih miliknya. Serta posisi Er yang tengkurep di atasnya dan memperlihat kan dadanya yang menyembul.
" Ehem ... ehem." Suara Tita berdehem dan menyadarkan Er dan Ar.
" Sepertinya kita memang harus mempercepat pernikahan ini, Uncle," kata Tita melangkahkan kakinya meninggalkan dua insan yang sedang romantis di area kolam.
Tampak wajah Er terlihat memerah akibat kejadian itu, Arga tersenyum miring melihat wajah Er yang memerah.
" Kau menertawai ku, Tuan?" ucap Er melihat seringai tipis di mulut Arga.
" Lihatlah wajahmu yang seperti kepiting rebus," ejek Arga tertawa pelan, lalu mendekatkan diri pada Er.
" Cepat ganti bajumu sebelum aku menerkam mu, aku memang tidak ingin menikah tapi aku juga seorang pria dewasa." bisik Arga di telinga Erlina.
Erlina bergidik mendengar bisikan dari Arga dan itu mengingatkan dirinya akan sesuatu yang membuatnya sangat takut menikah.
Lalu Er pergi dari area kolam renang itu masuk kedalam mansion dan menuju kamarnya yang terletak di lantai dua.
Setelah masuk kedalam kamarnya dia langsung menutup pintunya dan berdiri di balik pintu mengatur nafasnya serta detak jantung nya.
" Kenapa dengan jantung ku?" gumamnya sambil memegang dadanya yang masih berdegup kencang.
" Aaaarrgghh ...aku benci situasi ini." Teriak Er lalu masuk kedalam kamar mandi.
.
.
Tok tok tok
Terdengar suara pintu di ketuk, Er yang baru keluar dari kamar mandi langsung membuka pintunya.
" Swiiiittt ... swiiiittt." Arga bersiul ketika melihat Er hanya mengenakan handuk yang dililitkan di tubuhnya dengan rambutnya yang basah.
Sontak Er langsung menutup pintunya lagi mengingat dirinya hanya mengenakan handuk saja.
" Heii, kenapa kau menutup pintunya lagi, Er!" teriak Arga dengan seringai tipis di mulut nya.
" Kau mau apa kemari, Ar? jangan menggangguku!" tegas Er dari balik pintu kamar nya.
" Kenapa? Kau malu padaku, Er?" tanya Arga di balik pintu.
Lalu Er membuka kembali pintunya dan langsung berjalan kearah walkin closed, tanpa mempedulikan Arga yang tersenyum miring sambil memandangi lekuk tubuhnya yang hanya tertutupi oleh handuk.
Arga memasuki kamar Er dan berjalan di belakang wanita cantik itu.
" Jangan mengikuti ku, dan jangan MENGINTIP!!!" tegas Er dan langsung masuk kedalam walkin closet.
Arga tertawa pelan mendengar peringatan dari Er dan langsung masuk kedalam kamar mandi di kamar itu.
Er masih berada di walkin closed sambil memegang dadanya yang mulai bergemuruh.
" Kenapa aku sangat malu ketika Arga melihat ku seperti ini?" gumamnya sambil memakai pakaian nya.
Wanita itu merasa ada yang aneh, pasalnya dia sering menggunakan pakaian terbuka bahkan sangat minim bahan ketika pemotretan tapi dia tidak merasa malu saat semua mata tertuju pada tubuh sexy nya.
Tapi ini berbeda ketika dia hanya mengenakan handuk di tubuhnya dan dilihat oleh Arga, dia merasa sangat malu bahkan jantungnya berdegup kencang.
Wanita itu menghembuskan nafasnya perlahan lalu keluar dari walkin closet. dia tak melihat Arga di sana dan langsung duduk di meja riasnya.
CEKLEK
pintu kamar mandi terbuka dan tampak Arga keluar dengan hanya mengenakan handuk yang dililitkan di pinggang nya.
Er melihat tubuh kekar Arga sambil menelan saliva nya.
Dia merasakan dadanya kembali bergemuruh. ' Shiitt, sepertinya aku tidak bisa berada di dekat pria ini,' batin Er menatap sinis kearah Arga yang berjalan kearah walkin closet.
" Heii Tuan, Kau hanya akan menemukan pakaian wanita di sana!!" teriak Er.
" Really??" sahut Arga masuk kedalam walkin closed dan keluar dengan membawa pakaian pria.
" Lalu ini apa?" tanya Arga tersenyum miring.
Er tampak melongo mendapati Arga menemukan pakaian pria di dalam kamar pas nya.
" Bagaimana mungkin? Apa dia bisa bersulap?" gumamnya masih terpaku.
" Aahh ... what ever." Lalu Erlin keluar dari kamarnya dan menuju ruang makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments