Er berjalan menuruni tangga dan tampak berpikir, kenapa ada pakaian pria di walkin closed nya.
" Sayang ... kau melamun? kau sedang memikirkan apa?" tanya Lintang melihat sikap aneh Er.
" Emmm ... Mom. Apa Momy yang menyuruh Arga ke kamar ku?" tanya Er ketika sudah di ruang makan.
" Tidak, dia hanya menanyakan dimana Kemar mu pada Momy. Ada apa, Er?" tanya Lintang sembari menyajikan makanan yang di bawa oleh pelayan.
Wanita itu berpikir sejenak dan tersenyum penuh arti.
" Kakek ... Arga sudah berani masuk ke kamar ku dan mandi disana. padahal disini masih banyak kamar lain yang bisa dia pakai. Apa kakek yakin mau menjodohkan ku dengan pria yang seperti itu?" kata Er dengan manjanya menghampiri sang kakek dan bergelayut manja di lengannya.
" Biarkan saja, toh kalian akan menikah nantinya," sahut Erlan datar.
" Iishh ... Kakeek. Bagaimana kalau dia berani melakukan sesuatu padaku?" ucap Er mencebik.
" Dia tidak akan berani menyentuh mu, Er," jawab Erlan sambil mencolek hidung mancung cucunya.
" Ayo kita makan siang bersama."
Erlando langsung beranjak dari sofa saat mendengar ajakan dari Leni.
" Ihhss ... kenapa semua orang tampak memihak pada Arga," Gumamnya sambil menatap kepergian Erlan dan Bram.
" Karena mereka lebih percaya padaku Er," bisik Arga tiba-tiba dari belakang Erlina.
" Astaga!!! Kau membuat ku kaget Ar!!" bentak Erlin menoleh pada Arga.
Pria itu hanya tersenyum miring dan meninggalkan Er yang masih terpaku di tempatnya.
" Pria ini, belum apa-apa dia sudah merebut perhatian keluarga ku. Menyebalkan."
Lalu Erlin berjalan ke ruang makan dengan menghentakkan kakinya di lantai dan ekspresi wajah yang manyun.
" Ada apa, Er? kenapa ekspresi mu seperti itu?" tanya Leni sambil tertawa pelan melihat ekspresi cucunya.
Bukannya menjawab, Er langsung duduk di kursi dan mengambil makanan nya. Wanita itu langsung memakan makanannya dengan cepat.
Semua tampak melihat kearah Erlin sambil menggelengkan kepalanya. Pasalnya mereka semua tahu kebiasaan wanita itu, sejak kecil jika dia merasa di sisihkan atau pun kesal wanita itu akan melakukan hal itu.
" Kau rakus sekali Er, Kau seperti monyet kelaparan," ejek Arga dan membuat semua yang ada disana tertawa melihat tingkah laku Er yang tak berubah.
Er tampak menatap tajam mata Arga sekilas, dan langsung melanjutkan makannya.
sementara semua orang tak menghiraukan tingkah laku Er dan menyantap makanannya masing-masing.
Er menyelesaikan makannya terlebih dahulu dan pergi dari ruang makan, dia menaiki tangga menuju kamarnya dengan menghentakkan kakinya.
Semua tampak tertawa melihatnya.
BRAKK ...
Terdengar suara pintu di tutup dengan keras dan semuanya kembali tertawa akan hal itu.
.
Tadi ketika Er berada di dalam kamar nya. Arga mengatakan bahwa dia setuju dengan perjodohan ini pada kakek Erlan dan Bram.
Tapi di balik itu semua, dia memiliki rencana yang sudah dia susun dan itu butuh Kesepakatan juga dari Er.
Arga mengingat ekspresi Er ketika dia menemukan pakaian pria di kamar pasnya.
dan itu membuat nya tersenyum sendiri.
Tanpa sepengetahuan Er, ketika dirinya masuk kamar Er dan melewati kamar pas. Diam-diam Arga meletakkan pakaian yang dia pinjam dari kakek Erlan karena pakaiannya basah.
Dan benar saja, Er tak menyadari itu dan berhasil membuatnya melongo.
.
Setelah menyelesaikan makan siangnya, semua keluarga tampak berbincang ringan di halaman belakang mansion.
" Kakek, aku ingin mengajak Er keluar bersama ku, apa kakek mengizinkan?" tanya Arga sopan.
" Bawalah kemanapun kau pergi, aku percayakan anak manja itu padamu," jawab Er dengan tersenyum miring.
" Kenapa kakek begitu percaya padaku? aku juga pria dewasa kek. Bagaimana bila aku khilaf dan melakukan sesuatu yang merugikan Erlina," kata Arga penasaran.
" Apapun itu, aku sudah memasrahkan wanita itu padamu. Asal kau tidak berlaku kasar padanya," jawab Erlan tenang.
" Bagaimana kalau aku menghamilinya?" tanya Arga memberanikan diri.
Erlando dan Bram langsung menatap tajam pada Arga, sementara itu Arga langsung menundukkan kepalanya.
Lalu terdengar tawaan dari kakek Erlan dan juga Bram. Arga langsung menatap heran kearah keduanya.
" Kalau kau menghamilinya, itu akan mempermudah pernikahan kalian, Ar. Dan Erlin tak bisa menolaknya lagi," jawab Bram.
" Dan satu lagi, Bram. Kita akan secepatnya memiliki cucu," sahut Erlan masih dengan tawanya.
Arga hanya menggelengkan kepalanya mendengar ucapan dari kedua pria paruh baya itu.
' Sudah kuduga,' batin Arga memijat keningnya.
Lalu tampak Erlina menghampiri keluarga yang sedang bersantai di halaman belakang.
Arga tampak tersihir dengan penampilan erlin kala itu dan menatapnya dengan intens.
" Kau mau kemana, Er? tanya Lintang melihat penampilan Erlin yang sudah sangat rapi dan cantik.
" Aku akan bertemu dengan teman-teman modelku Mom. Dan aku akan langsung pulang ke pant house setelah itu, karena besok pagi ada pemotretan di dekat sana," sahut Erlin sambil berpamitan dengan orang - orang yang berada di area kolam.
" Aku akan mengantar mu," kata Arga bangkit dari kursinya.
" Tidak perlu, aku sendiri saja," sahut Er.
" Pergi bersama Arga atau tidak pergi sama sekali." Erlando memberikan ultimatum nya.
" Ck, kakeek. Tidak biasanya kakek bersikap seperti ini," ucap Er mencebik.
" Ar ... aku sudah pasrah kan Er padamu, jaga dia baik-baik. Terserah mau kau apakan gadis manja itu," ucap Erlan sambil melempar senyuman dengan Bram.
" Isshh ... menyebalkan." Er berjalan menjauhi halaman sambil menghentakkan kakinya.
Arga hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Er yang tak pernah berubah.
.
.
Kini Er dan Arga sudah sampai di restoran yang jaraknya tak begitu jauh dari mansion.
Er turun dari mobil Bugatti hitam milik Arga dan semua mata terpusat pada mereka.
" Lihat ... Er datang." kata seorang model teman Erlin.
Er masuk kedalam restoran bersama Arga dan langsung menuju meja, dimana teman-temannya berkumpul.
Tiba-tiba Er menghentikan langkahnya dan menoleh pada Arga.
" Apa kau tidak risih bila berada di sekitar wanita yang sedang ber gosip Ar?" tanya Er.
" Tidak," jawab Arga singkat.
" Kau bisa kan tunggu di luar saja? Please ..." kata Er sambil mengedipkan matanya berulang kali sambil menyatukan tangan nya seraya memohon.
Arga yang melihat tingkah Er pun tersenyum lalu mengacak rambut wanita yang menggemaskan itu.
" Baiklah, aku akan tunggu di luar," jawab Arga.
" Terimakasih Genta, UPS ... ARGA," sahut Er tersenyum manis.
Lalu Arga keluar dari restoran dan duduk di beranda depan resto. Dari situ dia bisa memantau keberadaan Er.
" Hallo guys ..." sapa Er pada teman-temannya, tapi yang di sapa tidak memperdulikan nya dan malah melihat kearah Arga yang duduk di depan resto.
" Helloow ... kalian tak mendengar ku?" kata Er sambil melambaikan tangannya kearah tatapan teman-temannya.
Lalu mereka tersadar saat Er menggebrak meja itu.
" Er ... apa yang kau lakukan," kata salah satu teman nya kaget.
" Kalian menyebalkan sekali," kata Er duduk di kursi itu.
" Er ... aku lihat kau tadi datang bersama pria itu?" kata salah satu teman nya sambil menunjuk kearah Arga.
Er menoleh kearah yang di tunjuk temannya itu dan melihat Arga yang sedang tersenyum smirk.
" Ohh ... pria itu? dia Arga, tetanggaku dulu. Kenapa?" kata Er cuek.
" Oh my, kau masih bilang kenapa? Er kau tidak sadar kalau dia pria yang sangat tampan dan juga hot," jawab seorang temannya lagi sambil memandang takjub pada Arga.
" Ck, come on guys. kita disini untuk membahas tentang rencana kita ke Paris, tapi kalian malah membahas tentang pria menyebalkan itu," sahut Er tak suka.
" Baiklah, kalau begitu aku pergi saja," kata Er beranjak dari kursinya dan berbalik tapi tak sengaja menabrak seseorang yang berdiri di belakangnya dan hampir terjatuh kalau saja pria itu tidak menangkap nya.
" Sorry," ucap Er melepaskan tangan pria itu dari pinggang nya.
" It's oke, lain kali ber hati-hatilah, Nona," kata pria itu.
Sementara diluar Arga sedang menatap tajam pada Er dan pria itu.
" Kenalkan, nama ku Erik." Pria itu mengulurkan tangannya sambil mengenalkan diri.
" Aku Erlina," sahut Er menyambut uluran tangan pria itu.
" Oke, Erlin. Maaf aku sedang terburu-buru, mungkin kita bisa bertemu lagi nanti, bye." Pria itu melambaikan tangannya dan pergi dari hadapan Er.
Reaksi Er? sudah pasti seperti biasanya, cuek karena dia memang tak pernah tertarik untuk berhubungan dengan seorang pria.
" Er ... duduklah. kita lanjutkan pembahasan kita, oke." kata temanya.
Lalu Erlina pun duduk dan langsung membahas tentang rencana mereka yang ingin berlibur ke Paris.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments