Inka dan Erik sama-sama menatap tajam pada Erina seakan meminta penjelasan.
Sementara Arga langsung duduk di kursi yang berada di sebelah Er.
" Batalkan semua meeting ku di kantor hari ini, karena aku ingin memantau kegiatan calon istri ku hari ini," kata Arga pada asistennya.
" Baik, Tuan. Saya permisi kembali ke kantor," sahut asisten itu lalu pergi meninggalkan sang bos.
Semua tampak terdiam dan tidak ada yang berani membuka suara.
" Jadi kalian hanya ingin berdiam saja, disini?" kata Arga membuka suara.
Mereka saling melirik lalu menghembuskan nafasnya secara bersamaan.
" Apakah ini masalah yang kamu maksud tadi, Er?" tanya Inka memberanikan diri.
Karena setahu Inka, Er tidak akan pernah mau menikah sampai kapanpun. Dan sekarang muncul sosok pria tampan yang tiba-tiba mengaku sebagai calon suaminya.
" Ya, dia adalah salah satu masalah terbesar dalam hidupku!!" kata Er dengan tegas sambil menatap tajam kearah Arga.
Arga tersenyum miring mendengar perkataan dari Er, sambil melirik kearah nya.
" Kalian di jodohkan?" tanya Erik akhirnya membuka suara.
" Itu bukan urusan mu," jawab Arga sambil menatap sinis pada Erik.
Erik membalas tatapan tajam dari Arga sambil tersenyum licik.
" Aku bisa membantumu untuk lepas dari perjodohan itu, Er," kata Erik sambil menggenggam kedua tangan Er di depan Arga.
Bugh ...
Arga langsung melayangkan pukulannya pada pipi Erik sampai pria itu tersungkur ke lantai.
" Berani sekali kau menyentuh calon istri ku!!" bentak Arga, entah kenapa dia sangat kesal melihat Erik memegang tangan Er.
" Ar ... apa-apaan kau ini!!" bentak Er.
" Mulai sekarang, jangan pernah menemui nya, Kau mengerti, Er?" kata Arga dengan nada yang begitu dingin.
Inka menatap heran pada Erlina yang hanya diam saja saat dirinya di atur oleh orang lain, terlebih lagi seorang pria.
' Kemana Erlina yang ku kenal dulu," batin Inka.
Lalu Arga menarik tangan Erlina dengan kasar keluar dari cafe itu. Dan di ikuti oleh Inka.
" Lepaskan aku, Ar!!" bentak Er sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Arga.
" Kau harus ikut denganku," sahut Arga sambil terus menari Er menuju mobilnya yang terparkir di depan cafe.
Er terus berontak sambil menoleh kearah Inka yang terus mengikutinya di belakang.
" Tunggu ...," kata Inka.
Arga menghentikan langkahnya saat berada tepat di samping mobilnya. Lalu menoleh pada Inka.
" Maaf, Tuan. Er masih ada pemotretan setelah ini, jadi dia tidak bisa ikut bersama anda," kata Inka memberanikan diri.
Arga menatap tajam pada Er dan berkata.
" Apa itu benar?"
Er menatap Arga dengan menyipitkan matanya.
" Kau pikir asisten ku akan berbohong? kau pasti tahu aku adalah seorang model papan atas yang terkenal dan jadwal ku sudah pasti sangat padat," kata Er lalu menghempaskan tangan nya dengan kasar sehingga terlepas dari genggaman Arga.
" Ayo," kata Er sambil berjalan kearah mobilnya.
" Aku akan mempercepat pernikahan kita, Besok!!" teriak Arga.
Er langsung menghentikan langkahnya.
Arga tersenyum miring melihat Er yang menghentikan langkahnya karena ancaman dari nya.
" Er ...," panggil Inka.
" Apa yang kau mau dari ku, Arga?" tanya Er geram sambil membalikkan badannya menghadap kearah Arga.
Pria itu tersenyum miring sambil berjalan kearah Er, dia menghentikan langkahnya saat berada tepat di hadapan Erlina.
Arga menundukkan kepalanya lalu.
Cup ...
Arga mengecup bibir Erlina.
Erlina sangat kesal melihat tingkah Arga yang se enaknya sendiri, lalu mengangkat tangannya ingin menampar pipi Arga.
Tapi dengan cepat Arga menangkap tangan wanita itu dengan masih menatap pada Er.
" Aku akan menjemput mu nanti, saat pekerjaan mu sudah selesai," kata Arga lalu melepaskan tangan Er dan pergi dari tempat itu
.
.
.
Kini Erlina sedang berada di tempat kedua pemotretan nya. Wanita itu sudah mengganti bajunya dan sedang di rias wajah nya oleh perias model.
" Say, ada apa dengan wajah mu?" tanya perias itu melihat raut wajah Er yang sedang tegang.
" Bisakah kau mempercepat pekerjaan mu?" kata Erlina ketus.
" O.oww ... sepertinya eke salah bicara nek," kata perias itu fokus menyelesaikan merias wajah Er.
" Done," kata perias itu.
Er menatap dirinya di cermin yang kini sudah terlihat tampak sangat cantik dan elegan.
" Good job, say ..." kata Er puas dengan riasan wajah nya.
" Hemm ... cucok say, your so perfek," jawab nya.
Lalu Er mulai berpose di depan kamera dengan percaya dirinya yang sangat tinggi.
Kini dia sedang ada pemotretan salah satu brand ternama, dan saat ini sedang mengeluarkan produk baru yaitu sebuah tas branded.
" Kerja bagus, Er," kata seorang fotografer yang bertugas di sana.
" Thanks," jawab Er lalu pergi untuk mengganti pakaiannya.
" Er, setelah ini kita langsung ke gedung x. Ada fashion show disana, lalu setelah itu selesai untuk hari ini," kata Inka di dalam ruang ganti.
" Baiklah," sahut Er singkat.
" Er, kau harus tetap menjaga kesehatan mu. Dan jangan terlalu banyak berpikir," kata Inka menasehati.
Er hanya menganggukkan kepalanya, lalu Inka melanjutkan membersihkan wajah Er dari make up tebal nya tadi.
Lalu tiba-tiba ponselnya berbunyi, Er mengambil ponselnya dan menatap layar ponselnya.
" Ck, hidup ku benar - benar di atur oleh pria ini," gumam Er.
" Hallo," Er menjawab panggilan itu.
" Apa kau belum selesai?" tanya Arga dari seberang telepon.
" Belum, aku ada fashion show setelah ini," jawab Er malas.
" Dimana?" tanya Arga.
"Di gedung x." Lalu tanpa basa-basi Er langsung memutuskan panggilan itu.
Tut ... tut.
Terdengar suara panggilan yang di putus sepihak oleh Er, dan Arga tersenyum miring. Lalu melanjutkan pekerjaannya.
" Anda tidak mau menghadiri fashion show itu, Bos?" tanya asistennya.
" Hmmm, setelah ini. Cepat selesai kan pekerjaan mu."
Mereka pun larut dalam pekerjaannya masing - masing.
.
Kini sudah menunjukkan pukul 7 malam, Arga langsung bergegas keluar dari perusahaannya lalu masuk kedalam mobil nya.
Pria itu mengendarai mobil sportnya dengan kecepatan tinggi menuju ke gedung x, dimana Er melaksanakan fashion show nya.
Setelah sampai di gedung x, Arga langsung masuk dan menduduki kursi paling depan yang tadi telah di pesan oleh asisten nya.
Selang beberapa menit, acara pun di mulai.
Tampak para model keluar dan berjalan di atas panggung catwalk secara bergantian.
Arga terus menatap ke depan dan menunggu Er keluar dari balik panggung.
Senyumnya tersungging saat dari kejauhan tampak Er sedang berjalan dengan anggun di panggung catwalk.
Wanita itu terlihat sangat cantik meskipun tak menampakkan senyuman sedikit pun di bibirnya.
Er berjalan dengan tatapan tajam nya kearah depan dimana Arga duduk tepat di depan panggung catwalk.
" Beautiful, Mmuuaach," kata Arga dengan berbisik dan memberi ciuman jarak jauh pada Er yang sedang berlenggang di depan nya.
' Dasar pria menyebalkan," batin Er menatap tajam pria yang duduk pas didepan panggung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments