Arga terus menciumi leher jenjang Er yang wanginya sangat di sukai nya. Pria itu seakan terperangkap oleh permainan nya sendiri karena tak bisa menghentikan kegiatan panas itu.
Awalnya Arga hanya ingin mengerjai wanita itu, tapi kini dirinya terjebak sendiri. Entah kenapa Arga begitu enggan untuk menghentikan kegiatan itu.
Pria itu kini beralih menciumi dada Er yang ada di hadapannya. Er melenguh dengan ciuman Arga di area dadanya itu.
Keduanya seolah tak bisa menghentikan aksi panasnya itu. Dan Arga kembali mencium bibir Er yang terlihat memerah akibat perbuatannya.
'Shiit, aku begitu candu menyentuh nya,' batin Arga sambil menatap mata Er yang juga menatapnya.
Mereka berciuman panas hingga terdengar suara ketukan di pintu yang membuat mereka tersadar.
" Shiitt," umpat Arga kesal karena ada yang mengganggu kegiatan nya. Lalu beranjak dari tubuh Er.
Sementara itu Er membalikkan posisi tidur nya miring dan tersenyum lega, karena ada yang berhasil menghentikan kegiatan panas itu.
' Apa yang aku lakukan, kenapa aku begitu menikmati sentuhan nya. Dia belum menjadi suami ku tapi sudah berani menyentuhku seperti itu, apalagi kalau menjadi suamiku. Dia pasti akan memaksa ku melakukan hal itu,' batin Er sambil menggelengkan kepalanya.
CEKLEK
Arga membuka pintu kamarnya, dan terlihat sang adik Stela berdiri di balik pintu.
" Ada apa, Stela?" tanya Arga.
" Aku mencari kak Er. Apa dia bersama kakak?" tanya Stela sembari mengintip kedalam kamar.
" Sepertinya kak Er sudah tertidur," kata Stela melihat Er sudah menutup tubuhnya dengan selimut.
Er mendengar suara Stela dan dia langsung membuka selimut nya dan beranjak dari ranjang.
" Kau mencari ku, Stela?" tanya Er menghampiri Stela yang berdiri di depan pintu.
Stela melihat penampilan Er yang sangat berantakan, dengan beberapa tanda merah yang terlihat di leher dan dada nya.
" Emmm ... apa kak Er sedang masuk angin? itu leher dan dada kakak ada bekas merah seperti sehabis di kerokin," kata Stela dengan polosnya.
Er menundukkan kepalanya melihat dadanya yang benar ada bekas merah yang di buat oleh Arga tadi.
Lalu Er menatap tajam pada Arga, tapi pria itu malah memalingkan wajahnya sambil tersenyum miring.
" Iya, aku sedikit masuk angin," sahut Er dengan menatap tajam pada Arga.
" Ayo ikut aku dulu ke kamar ku, Stela. Aku ingin mengganti bajuku dengan yang lebih panjang agar tak ada angin yang masuk dan membuat leher dan dadaku merah," kata Er menyindir Arga yang terus memalingkan wajahnya.
Lalu Er meninggalkan Arga sambil menarik tangan Stela.
Arga tertawa saat Er sudah pergi dari hadapannya, dan dia memutuskan untuk masuk kembali kedalam kamarnya.
Arga merebahkan tubuhnya di tempat dimana Er tadi berbaring. Pria itu mencium sisa-sisa parfum Er yang masih tertinggal di sprei ranjang nya.
" Sepertinya aku sudah gila," gumamnya lalu memejamkan matanya.
.
.
Erlina kembali menghampiri keluarga yang sedang berkumpul dengan menggandeng tangan Stela.
" Mana bagian ku?" tanya Er ketika sudah berada di dekat pemanggang.
Semua tampak melihat kearah Er yang berpakaian serba panjang dan menutupi lehernya dengan syal.
" Dimana Arga?" tanya Lintang sembari mengambilkan sosis dan daging yang sudah matang untuk Er.
" Sepertinya kak Arga kembali tidur, karena dia terlihat sayu tadi," kata Stela dengan polosnya.
" Thank you Mom," kata Er menerima piring yang sudah terisi penuh dengan sosis dan daging yang sangat disukainya.
" Er, kenapa kau berpakaian seperti itu?" tanya Tita melihat penampilan Er yang menurut nya seakan menutupi sesuatu di balik baju itu.
" Kak Er sedang masuk angin, Mom. Tadi aku lihat banyak tanda merah seperti habis di kerokin di dada dan lehernya," jawab Stela sambil memakan makanannya.
" Uhuk uhuk," Er langsung tersedak mendengar perkataan Stela.
Sontak semua orang tampak menatap kearah Er, dan beberapa detik setelah itu semuanya kompak meledakkan tawanya.
Er menepuk keningnya dan menundukkan kepalanya.
' Stela, kenapa kau begitu polos,' batin Er memejamkan matanya.
" Er ... apa yang dilakukan Arga hingga kau masuk angin?" Ejek salah satu sepupu Arga yang ada disana.
" Bram ... Sepertinya kita harus mempercepat pernikahan mereka," kata Erlando sambil menahan tawanya.
" Ya, Uncle. Sepertinya mereka sudah tak sabar untuk membuat kan kita seorang cucu," ejek bram sambil tertawa.
Er terus menunduk kan kepalanya sambil memijat kening nya. Sementara Stela, dia hanya menatap heran pada semua orang kenapa mereka tertawa.
Lalu Tita mendekati Erlina, dia merangkul bahu sang calon menantu dan menatap nya.
" Aku tidak melakukan nya, Aunty. Sungguh," kata Er menatap mata sang calon mertua.
" Tidak apa, Er. Aunty percaya padamu." Lalu Tita perlahan membuka syal yang di kenakan Er.
Dan nampak lah beberapa kismark bekas ciuman di leher jenjang Er. Dan semua langsung meledakkan tawanya bersamaan.
" Awas kau, Ar!! Kau membuat ku malu," gumam Er menggenggam erat garpu di tangan nya.
Lalu Er pergi dari tempat itu dengan rasa malu yang menyelimuti dirinya.
" Er ... kau harus meminta pertanggung jawaban pada Arga!!" teriak sepupu Arga.
Er terus melangkah kan kakinya masuk kedalam resort dengan menghentakkan kakinya. Dia begitu malu dan juga kesal pada Arga yang sudah membuatnya menjadi bahan tawaan disana.
" Aku akan membalas mu, Ar. Kali ini kau tidak akan lolos dariku," gumam Er sambil terus berjalan menuju kamar Arga.
BRAKK
Er membuka pintu kamar Arga dengan begitu keras, sampai Arga tersentak dan langsung terbangun.
" Ada apa? apa kau kesurupan?" tanya Arga bangkit dari tidurnya.
Er tak menjawab, dia terus berjalan dengan menghentakkan kakinya menghampiri Arga dan tak lupa dengan tatapan tajam nya yang membunuh.
' O.ow sepertinya akan ada perang setelah ini,' batin Arga melihat kekesalan di wajah Er.
Tanpa basa-basi, Er langsung naik keatas ranjang dan langsung mendorong tubuh Arga hingga terlentang, lalu dia menindihnya.
" Heii ... apa kau ingin melanjutkan adegan yang tadi?" tanya Arga melihat sikap liar Er.
" Ya, aku akan meneruskan kegiatan panas kita yang tertunda," sahut Er sinis.
Dan langsung menerkam leher Arga. Wanita itu ******* leher kokoh pria itu dengan ganas, dia menelusuri leher itu dengan ciumannya sembari menghisap nya sampai tercipta banyak tanda merah disana.
" Aahh ..." desah Arga yang langsung mendapatkan serangan tiba-tiba dari Erlina.
Tok tok tok
" Kalian lupa menutup pintunya," kata seseorang yang memergoki kegiatan panas mereka.
Er dan Arga langsung menoleh pada asal suara secara bersamaan.
" LEEX ...," pekik mereka bersamaan.
" Lain kali jangan lupa untuk menutup pintunya, bye." Lexza langsung menutup pintu itu dengan seringai tipis di bibirnya.
" Aaaarrggh ...," teriak Er dalam kamar itu dan itu masih terdengar oleh lexza yang masih belum jauh dar pintu kamar Arga.
Lalu Er beranjak dari tubuh Arga, dan turun dari ranjang.
" Heii ... Kau harus bertanggung jawab sudah membangunkan junior ku!!" teriak Arga pada Er yang berjalan keluar dari kamarnya.
Namun Er tak menggubris perkataan dari Arga dan terus berjalan dengan mengacung kan jari tengahnya pada Arga.
" Aku benar-benar sudah gila," kata Arga sambil tertawa dan menggelengkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments