Bab 17 pencarian istri pertama

Jiyu dan Zhang Qiang putra mahkota kerajan Qing jalan jalan bersama di jalan kota Donghai menikmati suasana kota yang ramai.

Mereka tampak akrab dan membicarakan banyak hal, serta usia mereka yang sebaya membuat mereka tidak canggung untuk berbagi cerita pengalaman masing masing.

Jiyu melihat pelukis jalanan yang sedang di kerumuni gadis gadis dan anak kecil, sambil menunjukkan lukisan ke 3 pemenang turnamen kemarin yang jadi idola baru.

Melihat lukisan itu Jiyu jadi teringat sesuatu, Jiyu mengeluarkan sebuah gulungan lukisan dan memperlihatkan isinya pada Zhang Qiang dan bertanya apa dia pernah melihatnya.

Zhang Qiang yang sedang menyamar dan berpenampilan sebagai Qiang Nan, melihat potret 9 wanita yang sangat cantik.

''Wah siapa ini? mereka sangat cantik'' kata Zhang Qiang langsung merebut lukisan itu dan melihat 9 gadis yang kecantikanya laksana dewi surga.

''Ya, lihat yang jelas apa kamu pernah lihat salah 1 dari gadis itu'' kata Jiyu kesel.

Seharusnya mereka sekarang berusia antara 17 sampai 25 nankan, mereka juga seharusnya terlahir sebagai putri bangsawan atau putri raja.

''Kenapa kau mencari gadis gadis ini, apa mereka kekasihmu'' tanya Zhang Qiang antusias seolah menemukan aib Jiyu.

''Mereka kerabatku, anak paman dan bibiku. Aku satu satunya Anak laki laki dalam keluarga, aku mencarinya karna sepupuku itu di culik dan di tolong orang berpengaruh'' kata Jiyu beralasan.

''ku kira ini potret pacarmu'' Zhang Qiang masih melihat lukisan 9 gadis itu dengan cermat.

''Aku seperti pernah melihat gadis berambut coklat, bergaun dan bermata coklat ini'' tunjuk Zhang Qiang pada potret seorang gadis berambut coklat panjang, bergaun dan bercelana panjang coklat, bermata coklat keemasan, yang di kelilingi gadis lain.

''Benarkah, dimana'' tanya Jiyu tak sabar, dan melihat siapa yang di tunjuk Zhang Qiang.

''Aku tak tau dia siapa tapi, aku seperti pernah melihatnya di perjamuan yang aku hadiri bersama adik perempuanku. Sayang nya perjamuan apa aku lupa'' kata Zhang Qiang sambil mengingat ingat di mana dia melihat gadis itu.

''Coba ingat ingat dengan baik, dimana kau melihatnya'' kata Jiyu nyaris memaksa.

''Maafkan aku Jiyu, tapi aku tetap tidak bisa mengingatnya'' kata Zhang Qiang, membuat Jiyu kecewa.

Dia bahkan menyelami isi otak Zhang Qiang tapi ingatan tentang pertemuan dengan gadis itu tidak ada.

Jiyu akhirnya mengambil kembali potret itu, dan menyimpanya.

''Sudahlah aku akan mencarinya sampai ketemu, tapi jika kau sudah mengingatnya beritahu aku'' kata Jiyu lagi.

''Apa di perpustakaan istana ada potret angota bangsawan dan angota dari kerajaan lain'' tanya Jiyu masih belum menyerah untuk menemukan 9 gadis dalam potret tersebut.

Jiyu berharap ada petunjuk atau ada tanda tanda tentang keberadaan 9 istrinya, tapi sayangnya kecuali dari dekat dia tidak bisa merasakan tanda apapun.

'' Ada potret keluarga bangsawan yang dari kerajaan ini, tapi untuk kerajaan lain kami tidak memilikinya secara lengkap, biasanya hanya ada potret raja ratu sebelumnya serta pewaris mereka'' kata Zhang Qiang.

''Begitu juga dengan potret bangsawan hanya bangsawan yang berjasa besar pada kerajaan saja yang masuk dalam potret sejarah.''

Mendengar itu Jiyu, dia hanya bisa bersabar dan memasrahkan pada benang takdir yang mengikat mereka.

''Kau ingin membalas kekalahan dalam permainan dadukan'' tanya Jiyu melihat pandangan pemuda di sampingnya ke arah Rumah singgah bahagia.

''Aku bisa membantumu jika kau ingin membalas kekalahanmu'' kata jiyu.

''Kalau begitu ayo masuk'' Kata Zhang Qiang, karna kedekatan mereka membuat dia tanpa segan menyeret tangan kanan Jiyu ke arah Rumah Singgah Bahagia.

Begitu mereka masuk mereka langsung membayar uang masuk sebesar 1000 koin emas untuk masuk ruang vip, mereka langsung masuk ke ruang judi.

''Biarkan aku yang bermain kali ini'' kata Jiyu.

''Aku bertaruh 10.000 koin emas untuk angka 1 1 di kedua dadu yang ada di atas meja'' kata Jiyu.

Begitu tutup dadu di buka angka yang tertera 1 1, Jadi Jiyu berhak mendapat 100.000 koin emas dari rumah singgah bahagia, karna setiap kemenangan di kalikan 10 kali lipat.

Orang orang yang dulu bermain bersama Zhang Qiang berpikir kalau Pemuda itu hanya beruntung, tapi mereka tidak lagi merasa begitu ketika Jiyu selalu benar dalam menebak angka.

Walaupun mereka sudah berbuat curang, dengan mamasukkan qi mereka ke dalam dadu untuk mempertahankan angka yang mereka tebak, tetap saja mereka kalah.

''Ayo Qiang Nan kita pergi dan lihat lihat ke ruangan lain'' sengaja Jiyu memanggilnya dengan nama samaran.

Mereka keluar dari ruang judi dengan membawa uang sebesar 50 juta keping emas, membuat Zhang Qiang senang.

Mereka ke lantai 4 tempat adu panco, banyak orang bersorak di ruangan itu mereka berdiri mengitari meja batu selebar 1 meter, terdapat 2 orang bertelanjang dada yang sedang mengadu otot.

Setelah beberapa putaran Jiyu Dan Zhang Qiang keluar dari ruangan itu, begitu keluar ruangan mereka tidak lagi mendengar suara sorak sorai karna ruanganya di buat kedap suara.

Dari ruang adu panco mereka kembali mendapat uang sebesar 30jt koin emas, akhirnya mereka pergi ke ruang bawah tanah dan menonton serta bertaruh dalam pertandingan adu gulat.

Mereka melihat di tengah arena ada 2 orang pegulat berbadan seberat 250 kg sedang saling dorong, mereka telanjang hanya mengunakan cawat dan selembar kain merah dan hijau yang menutupi bagian depan dan bokongnya.

''Ayo Si Hijau menang.''

''Kalahkan Si Merah.''

''Terus dorong.''

Teriakan dan sorakan penonton menyemangati jagoan mereka, terlihat di tengah arena Si Hijau mendorong Si Merah hampir keluar lingkaran.

Jiyu menebak Si Merah menang, walaupun sempat di protes Zhang Qiang Jiyu tetap pada pilihanya.

Dan tebakan Jiyu benar karna tiba tiba Si Merah mendorong lawanya dengat kekuatan penuh, Si Hijau yang terkejut lawanya masih ada tenaga terjatuh telentang dan langsung di duduki.

Mereka keluar dari ruang bawah tanah sambil membawa uang hasil taruhan sebesar 20jt koin emas, jadi total uang yang mereka dapat 100jt koin emas.

Zhang Qiang kali ini keluar dari Rumah Singgah Bahagia dengan gembira.

''Jiyu ayo kita pergi makan di Rumah Makan Bulan'' ajak Zhang Qiang ke rumah makan terenak di kota Donghai.

Sesuai ajakanya Jiyu memesan makanan dari semua menu dan arak terenak, dan mereka makan dengan lahap sampai piring menumpuk di meja mereka.

Seusai makan Jiyu memberikan sekantong koin yang mereka dapatkan tadi ke Zhang Qiang.

''Kenapa kau memberikan semuanya padaku'' tanya Zhang Qiang melihat isi kantong uang itu.

''Aku bisa mendapatkan uang dengan mudah, juga agap saja kau sudah mentraktirku makanan enak ini'' kata Jiyu.

''Ah ... ya kau dokter, bisa mendapat uang ratusan juta sekali kau melelang sebutir pil.''

Mereka akhirnya memutuskan berpisah karna hari sudah senja.

Episodes
Episodes

Updated 41 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!