Zhou Jiyu pergi ke asosiasi alkemi yang ada di pusat kota Nanking.
"Berhenti, ini asosiasi alkemi Nanking ada apa Tuan muda kemari" tanya prajurit penjaga gerbang.
"Aku seorang dokter" Zhou Jiyu menunjukkan plakat identitasnya.
"Kedatanganku kemari untuk mengikuti ujian alkemi."
"Silahkan masuk Tuan Muda" Salah 1 prajurit lalu membimbing Jiyu ke salah satu rumah yang ada di sana, dan Prajurit itu membuka pintu.
Sebuah ruangan yang luas dan tampak sepi, hanya ada seorang lelaki tua berjubah coklat yang hampir tidak terlihat karna ruangan yang remang remang, jika bukan karna jengot putih pendeknya yang terlihat.
Laki laki paruh baya itu sedang menulis di dinding, ruangan itu terasa sangat hening sehingga goresan kuas dari laki laki itu bisa terdengar jelas.
"Bukankah aku sudah mengatakan untuk tidak mengganggu ku, apa intruksiku kurang jelas aku belum bisa bayar hutang" marah Laki laki itu, sambil terus menulis di dinding kayu.
"Tuan Hu, Tuan Muda ini ingin mengikuti ujian alkemi" prajurit itu tergagap sambil membungkuk, Jiyu yang mendengarnya mengerutkan kening.
Tuan Hu menoleh dan wajahnya seketika berubah menjadi cerah tidak lagi berkerut.
"Apa bener kamu ingin ujian alkemi Anak Muda" tanyanya antusias menghampiri mereka.
"Ya, aku ingin ujian alkemi" jawab Jiyu heran melihat perubahan ekpresi Tuan Hu.
"Akhirnya ada anak muda yang mau menjadi seorang alkemi" kata Tuan Hu.
"Tuan kenapa kamu sangat antusias, bukankah sudah biasa menjadi seorang alkemi" tanya Jiyu menuntaskan rasa penasaranya.
"Jaman sekarang jarang ada anak muda yang mau nenjadi alkemi atau penempa, mereka lebih suka menjadi petarung, bergabung ke sekte dan memburu monster. Kalaupun ada yang mendaftar bakatnya biasa saja" Tuan Hu menjelaskan dan menghela napas.
"Mereka tidak tau seorang alkemi dan pennempa sangat di butuhkan, itu sebabnya sekarang pil dan senjata tingkat tinggi sulit di dapat, aku harap bakat mu tidak mengecewakan Anak Muda".
"Kamu alkemi pemula atau sudah ada tingkat tertentu" tanya Tuan Hu, sambil meletakkan kuas di meja tengah ruangan.
Apa karna itu sebabnya ruangan ini sangat kosong dan tidak ada murid yang mengikuti ujian, tidak adanya pemasukan membuat Tuan Hu berhutang.
"Aku alkemi pemula bintang 5, dan mengikuti ujian untuk naik ke bintang 10, aku sudah belajar selama 2th untuk mengikuti ujian ini, kata Guru aku bisa mengikuti bintang 10" jawab Jiyu berbohong.
"Bagus sekarang buatlah pil Linyun tingkat merah, dengan kadar kemurnian 100%. Kalau kamu berbakat itu mudah untukmu" Tuan Hu memberi intruksi dan meletakkan semua bahan dan tungku pil di atas meja.
Pil Lingyun adalah pil obat batuk dan mudah di dapat, semakin bersinar pil itu semakin berhasiat.
Untuk tingkatan alkemi
1.Pemula bintang 1---10
2.Master bintang 1---10
3.Suci bintang 1---10
4.surgawi bintang 1---10
5.Raja bintang 1---10.
Tingkatan pil
1.putih
2.merah
3.hijau
4.biru
5.emas.
Jiyu menghampiri meja dan mulai memasukkan bahan pembuat Pil Lingyun ke dalam tungku, bahanya ada Daun Aprikot, kulit jambe, bunga panca warna, serta kulit manggis berdaun 1.
"Api biru magis keluarlah, murnikan" seru Jiyu sambil mengajungkan 2 jari kanan nya ke tungku, mendalami peranya yang seorang alkemi pemula.
"Tidak buruk api biru" Tuan Hu tertawa melihat api yang keluar dari dua jari tangan kanan Jiyu.
Lima menit berlalu tungku membuka tutupnya sendiri, dan pil merah bercahaya terbang keluar dari dalam tungku, Jiyu menangkapnya dan memperlihatkan pada Tuan Hu.
"Apa aku lulus" tanyanya,
"lulus kamu lulus" tertawa gembira, menyerahkan plakat alkemy pemula bintang 10.
"Anak muda kamu membuatku gembira jadi ujian ini gratis untukmu, masa depanmu masih panjang jarang ku lihat ada anak 13th yang sudah bisa membuat pil merah secara sempurna".
"Mana bisa begitu Tuan Hu, ini semoga bermanfaat untuk mu" Jiyu yang menyamar jadi anak berusia 13th memberikan sebuah pil tingkat hijau 1 botol penuh.
Tuan Hu membuka tutupnya dan terkejut, melihat Pil Laozi untuk penyakit jantung, tingkat hijau.
"I ... ini, dari mana kamu mendapatkanya,"
"Guruku seorang master alkemi bintang 10" Sebelum Tuan Hu bertanya lebih lanjut Jiyu segera pergi dari asosiasi alkemi meninggalkan Tuan Hu yang termangu.
Zhou Jiyu memutuskan untuk jalan jalan terlebih dahulu sebelum senja, di sepanjang jalan banyak orang berlalu lalang, kereta kuda lewati jananan dengan cepat, penjual menawarkan daganganya.
"Sate ... sate harimau murah meriah di belili di beli."
"Bakso ikan piranha, baru di goreng 2000."
"Bakso ikan piranha, baru di goreng 2000."
"Sayur sop tulang Naga di jamin kuat, dapat 1 tetap 1 tak ada gratisan."
"Satur sop tulang Naga di jamin kuat, dapat 1 tetap 1 tak ada gratisan."
"Awas kereda kuda lewat."
"Minggir."
"Minggir."
"Anak muda minggir kepenyet nanti jadi gorengan".
Begitulah suara riuh sepanjang jalan masalalu yang di lewati Jiyu.
Melihat lihat sambil beli cemilan dan puas, akhirnya Jiyu pergi ke tempat barang antik di jual.
Jiyu pergi ke utara dan masuk ke jalan kecil selebar 2m, memasuki beberapa toko tapi tidak ada yang menarik perhatianya, sampai tiba di depan sebuah toko yang terlihat berbeda dari yang lain dan kelihatan unik.
Jiyu masuk ke dalam toko dan melihat lihat.
"Adakah Tuan muda tertarik untuk membeli di toko kami?" kata pelayan perempuan itu ramah.
"Ini apa" tanya Jiyu menunjuk sebuah kaca mata berlensa 1 putih 1 hitam.
"Ah ... itu cocok untuk Tuan muda, kaca mata x ray anti intip,"
"lalu ini?" Jiyu menunjuk sembarangan benda yang ada di meja.
"Itu gelang sakti permen karet, di jamin anti setia, setiap tikungan ada".
"Atau Tuan Muda mau beli, jimat pemikat jangan setia"
"apa itu"tanya Jiyu penasaran pada selembar kertas kuning bertuliskan cina.
"jimat ini sangat ampun, Tuan tidak akan ketahuan kalau selingkuh" Jiyu yang mendengarnya melotot.
"Atau tuan bisa beli ini?" perempuan di toko itu menawargan daganganya dengan semangat dan menunjuk selendang merah muda.
"Selendang Kumala Joko Tarub anti tolak bala, sekali serang langsung ke KUA".
Toko ini bener antik, ternyata ada barang yang menarik. Seandainya di kota Langit juga menjualnya pasti laris sambil meringis, ketahuan bini jadi miris.
"Semua murah meriah, beli 1 tetep dapat 1".
Jiyu membeli beberapa barang yang dia angap menarik, dan dia kembali ke jalan utama yang di penuhi orang dan pergi ke pinginapan sederhana yang ada di pinggir kota Nanking dan jauh dari kebisingan kota.
Pagi hari Jiyu akhirnya pergi dari Kota Nanking sambil menunggang kuda hitam legam, untuk tidak menarik perhatian kalau berjalan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
anggita
nanking.. salah satu kota tua di Tiongkok.
2022-12-01
0
Om Rudi
lanjut lagi ya
2022-11-19
1