Bab 13 putra mahkota yang menyamar kena tipu

Di kediaman yang di sediakan pihak sekte Komandan Zu sedang duduk berhadapan dengan seorang pemuda berambut kuning pendek belah kanan menutupi mata kanan nya, mengenakan jubah unggu dengan sabuk kulit dan pedang terselip di pinggang.

''Tuan muda kenapa anda ikut saya kemari, bagaimana jika ada yang tau anda ada disini'' kata Komandan Zu kewatir ke pemuda itu.

''Aku sedang menyamar, sekarang aku Qiang Nan jadi komandan tidak perlu kewatir'' kata pemuda berambut kuning itu.

''Apa tujuan Tuan Qiang kemari mengikuti saya'' tanya Komandan Zu lagi,

''hanya melihat lihat dan menemui dokter yang sedang viral'' kata Qiang Nan sambil berdiri dan melangkah keluar pintu kediaman.

''Suruh prajuritmu untuk jangan mengikuti ku, aku akan baik baik saja dan bersenang senang''katanya berteriak sambil mengangkat tangan dan berlari ke luar sekte.

''semoga Tuan muda tidak terkena masalah'' kata Komandan Zu melihat tuan mudanya lari begitu saja.

Qiang Nan melihat jalanan di kota Donghai ramai banyak murid dari berbagai sekte berkeliaran di jalan, pedagang yang meneriakkan daganganya dan penunggang kuda maupun kereta kuda lewat, dia tampak antusias dengan suasana ramai di sekitarnya.

Qiang Nan melihat jajanan yang di jual di pinggir jalan dengan antuasias dan membeli banyak makanan.

''Tuan aku beli satemu 100 tusuk''

''aku mau mandu 10 biji''

''tuan roti kukusnya 3 lapis''

''nyonya es kelapanya 2 buah''

''nyonya boba nya 2 gelas''

Qiang Nan membeli semua makanan yang dia lihat sampai tas penyimpan penuh.

''Aku hanya bisa keluar kediaman 1th sekali, aku tak akan menyiayiakan kesematan kali ini'' kata Qiang Nan sambil memanggul tas penyimpanan dan dia melihat sebuah sebuah rumah megah berlantai 5 dengan papan tertulis rumah singgah bahagia.

''Nona Pelayan aku mau ruangan vip, sediakan juga hiburan terbaik kalian'' kata Qiang Nan ke resepsionis yang sedang duduk di balik meja.

''Selamat datang di rumah singgah kami tuan'' katanya penyambut pelanggan dengan senyum ramah.

Qiang Nan meletakkan sekantong penuh uang emas di atas meja,

''Tuan muda, Die kecil ini akan mengantar anda ke lantai paling atas semoga tuan menikmati pelayanan kami'' kata resepsionis itu.

Seorang gadis muda berambut hitam sepunggung dan di kepang, mengenakan gaun putih diatas lutut, membawa Qiang Nan ke lantai atas.

Sampai di lantai paling atas gadis itu membuka sebuah ruangan yang luas, di sana terdapat sebuah panggung pertunjukan dan sekelompok penari dan pemusik sedang menunjukkan tarian, ruangan itu juga terisi sekelompok orang yang sedang menikmati pertunjukan.

Qiang Nan memilih duduk di pojok ruangan, duduk bersila di atas karpet bulu dan mengeluarkan makanan yang dia bawa dan mulai menikmatinya sambil menonton pertunjukan.

''Tuan apakah anda ingin arak, kami sengaja mendatangkan arak dan buah spirit dari luar kerajaan untuk menjamu pelanggan, dan kebetulan hari ini pesanan kami baru datang'' kata Die.

''Silahkan saja'' tanya Qiang Nan tanpa berhenti mengunyah sambil melihat penari yang melenggak lenggok di atas panggung.

Die kemudian pergi dan kembali membawa nampan berisi buah, dan seteko arak dan menghidangkanya.

Pertunjukan di atas panggung berganti menjadi seorang seniman yang sedang menunjukkan teknik dan kecepatan dalam melukis.

''Die sudah berapa lama kau di sini'' tanya Qiang Nan pada gadis kecil yang duduk menuangkan arak di depanya.

''Selama 13th saya sejak bayi sudah ada di sini, dan menganggap tempat ini sebagai rumahku''.

''Apakah ada yang menarik selain tarian, seni lukis, membaca puisi, pantun'' Qiang Nan bosan dengan pertunjukan di atas panggung.

''Jika Tuan muda tidak puas, di ruangan sebelah ada permain kartu, dadu, catur dan di lantai bawah tanah ada adu panco, gulat, gladiator'' kata Die.

''atau Tuan muda ingin pergi keruangan lain, masih banyak yang bisa kami tawarkan pada anda'',

''tunjukkan padaku'' mereka lalu beranjak pergi.

Masuk ke ruang judi Qiang Nan memilih meja dengan kelompok 7 orang, ada 4 orang petualang dan 3 orang kultivator dari sekte, di tambah Qiang Nan yang ikut berjudi dadu dan mencoba bertaruh sebanyak 30.000 koin emas.

dadu di kocok dan di tutup di atas meja, ruangan judi ini ramai selain berjudi mereka di suguhkan perempuan cantik yang menyuguhkan atraksinya dalam mengocok dadu.

''4 dan 1'' kata laki laki botak berbadan kekar,

''6 dan 5'' kata sekrang kakek tua sambil mengelus jengotnya,

''2 dan 4'' kini giliran Qiang Nan menebak angka di kedua dadu yang ditutup.

Setelah semua orang menebak tutup dadu di buka dan tara..... yang tertera di ke2 dadu adalah angka 3 dan 2.

''Ah.........aku hampir menang'' teriak Qiang Nan kecewa.

Dadu kembali di kocok dan semua orang di meja itu melihat gadis pengocok dadu dengan tidak sabar.

Dadu kembali di letakkan di meja dan mereka kembali menebak angka, setelah beberapa putaran dan ini putaran yang ke sekian.

Semua orang kembali menebak dan kini giliran Qiang Nan menebak angka 1 dan 3

Sedangkan sorang laki laki berperut buncit berkepala botak, berkumis dan memakai kalung biji jade menebak 1 2.

Dan giliran tutup dadu di buka angka yang keluar 1 3 tapi dalam sekecap berubah jadi 1 2.

''Curang itu tadi angkanya yang keluar 1 3 kenapa bisa jadi 1 2'' kata Qiang Nan sambil berteriak.

''Tuan muda mungkin anda salah lihat'' kata gadis pengocok dadu sambil senyum 2jari,

''aku yakin tidak salah'' bantah Qiang Nan keras sampai semua orang di ruangan itu melihat ke arahnya.

''Kau kira aku curang, apa mau kupukul kamu'' teriak balik laki laki gendut itu sambil mengayunkan tinjunya.

''Anak muda curang juga bagian dari usaha, curang juga bagian dari kemenangan'' kata laki laki tua sambil sambil tetep mengelus jengotnya.

''Semboyan sesat macam itu'' teriaknya tetep tak terima dirinya di curangi di depan mata.

''Mungkin kau anak baru jadi tidak tau, seharusnya sudah mengantisipasi hal ini'' kata laki laki kekar.

''Tuan muda apakah anda masih mau lanjut'' tanya gadis pengocok dadu sambil senyum.

Qiang Nan merogoh kantong uangnya dan merasa uangnya tinggal beberapa keping, begitu di lihat dia hanya punya 100 koin emas, tanpa sadar dia sudah menghabiskan 1jt koin dan 500 kristal qi,

''Uangku habis'' teriaknya sengsara.

Qiang Nan keluar dari ruang judi dengan lesu dan Die menyarankan untuk melihat pertandingan gulat atau tinju di ruang bawah tanah.

''Tuan muda biasanya seseorang tidak puas dengan hiburan yang biasa, mereka lebih suka yang memacu adrenalin atau mengunaka otot, bagaimana kalau tuan pergi melihat pertandingan lain di ruang bawah tanah. Pertarungan otot biasanya mudah di tebak pemenangnya, anda hanya perlu bertaruh 50 koin emas dan bisa bawa pulang uang anda kembali'' kata Die.

''Aku tak tertarik aku pulang saja'' marketing Die tidak berhasil dan keluar dengan lesu, tiba tiba Qiang Nan ingat dengan plang yang tertulis Rumah Singgah Bahagia,

''apanya yang bahagia aku justru tidak bahagia, dasar penipu'' katanya sambil mengacunglan kepalan ke arah plang dengan marah.

Komandan Zu melihat tuan mudanya pulang dengan lesu dan bertanya,

''aku tak punya uang, uangku habis kena tipu'' kata Qiang Nan dan menceritakan semuanya ke Komandan Zu.

''Itu artinya Tuan muda senang menghabiskan waktu disana, buktinya anda pulang sampai larut'' kata Komandan Zu menertawakan tuan mudanya.

''Jika aku sudah jadi Raja aku akan menutup tempat itu''

''lalu apakah tuan muda sudah bertemu dengan Dokter Jiyu''

''besok pagi saja'' katanya dengan nada tak semangat dan masuk rumah.

Episodes
Episodes

Updated 41 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!