Chapter 19 | Menilai dan Membujuk

Halo semuanya..

Ay minta maaf karena kemarin nggak update. Soalnya, Ay lagi fokus ujian. Sekarang ujian udah selesai (setelah berhari-hari yang penuh aura menegangkan, akhirnya lega). Mapel kemarin kimia, sih, jadi harus belajar tekun (anjaayyy... tekun nggak tuh?).

...Selamat menikmati:)...

.......

.......

.......

“Satu minggu.”

“Apanya?” Kyra tidak paham.

“Aku akan mendekati Darren selama satu minggu. Jika Darren menyukaiku, maka kamu harus menerima pernikahan ini. Bagaimana?”

Wow, apa barusan Eiden menantang Kyra? Sebuah tantangan yang dibumbui tawaran aneh?

Tidak ingin merasa kalah, wanita itu menatap Eiden dengan raut angkuh. Kedua tangannya terlipat menyilang. “Ho.. saya tidak menyangka kalau Tuan Eiden, si pebisnis terkenal itu, sangat bapak-able sekali,” ledek Kyra terkekeh.

Ia menyodorkan tangan kanan. “Tapi, jika Anda gagal, jangan pernah memaksa kami lagi. Deal?”

Eiden tersenyum miring. Ia menjabat tangan Kyra. “Deal.”

...💫💫💫...

“Sial, sial, sial!” Kyra menggerutu dalam henti semenjak kakinya menginjak rumah. Kadang ia memukuli dinding, atau bahkan melompat-lompat dengan gaya absurd.

Pokoknya, tingkah Kyra benar-benar aneh.

Darren yang memperhatikan saja capek sendiri. Jujur, sih, dia penasaran. Akan tetapi, sepertinya suasana hati maminya sedang tidak baik. Itu artinya ini bukan waktu yang tepat untuk mengajaknya bicara.

Lalu, sebenarnya apa alasan Kyra bertingkah begitu?

Simple, sih. Wanita itu sedang merutuki kebodohannya sendiri karena menerima tantangan Eiden tanpa pikir panjang. Ya, itu sebabnya Kyra menggerutu sepanjang perjalanan pulang dari mansion Kennedy. Padahal, biasanya wanita beranak satu ini selalu memikirkan keputusannya matang-matang. Lalu, apa tadi?

Dia menerima tantangan Eiden begitu saja tanpa memperhitungkan persentase kemenangan? Wah, ini bukan seperti Kyra yang biasa.

Hari sudah gelap ketika Kyra tiba di rumah, hampir pukul tujuh. Ia langsung masuk ke dalam kamar, membiarkan putranya beraktivitas sendiri. Darren yang mengerti cuma bisa geleng-geleng. Pasti ada hubungannya sama Om Eiden..

“Hm.. Darren jadi kepo. Mami kenapa, ya, sama Om Eiden?”

...💫💫💫...

Suasana hati Kyra yang mendung mempengaruhi mood masaknya. Alhasil, ia tidak membuat hidangan makan malam, melainkan memesan atau delivery. Tidak sering, kok, mereka pesan-pesan begini.

“Uncle-uncle besar di luar udah dikasih, Mi?” tanya Darren memecah keheningan. Uncle-uncle besar yang dimaksud adalah para bodyguard yang berjaga. Pikirnya, ia harus segera mencari topik percakapan jika ingin menarik maminya bicara.

Kyra mengangguk. “Udah, Sayang.”

Ah, sepertinya Kyra jauh lebih baik sekarang. Soalnya, panggilan ‘sayang’ tidak akan pernah mengudara jika mood Kyra jelek.

“What’s wrong with you, Mi?” tanya Darren memberanikan diri.

Kyra menaruh sumpitnya di piring. Helaan napas berat terdengar. Wajahnya kembali murung. “Mami udah ngelakuin kesalahan, Sayang.”

“Kesalahan apa?”

Kyra menyandarkan punggungnya di sofa. Keduanya memang memutuskan untuk makan malam di ruang tengah sembari menikmati siaran TV. Berbagai macam sushi tertata di meja. “Tadi grandma-nya Emily kasih Mami penawaran.”

“Apa?”

“Pernikahan.” Kyra mendesah lelah. “Mami ditawarin buat nikah sama daddy-nya Emily.”

Darren terdiam. Ia sudah menebak jika permasalahan ini ada hubungannya dengan Eiden. Hanya saja, bocah 6 tahun itu tidak menyangka jika topik penyebab sang mami kesal semacam ini.

“Gimana menurut kamu, Sayang?” Kyra menanyai pendapat putranya.

Darren mengerjapkan matanya beberapa kali. Otaknya diputar keras guna menyusun kalimat yang pas untuk diutarakan. “Emm... maksud Mami nanya ‘gimana’, Mami tanya pendapat Darren soal pernikahannya atau soal daddy-nya Emily?”

Oh, my! Darren sedetail itu. Kyra berdeham singkat. “Maybe... dua-duanya?”

Darren manggut-manggut. “Itu tergantung, sih, Mi.” Ia bertanya, “Kenapa grandma-nya Emily mau Mami sama Om Eiden menikah? Apa ada alasan khusus?”

“Katanya, sih, demi kamu.”

Darren menunjuk dirinya sendiri. “Aku?”

“Salah satunya itu. Grandma-nya Emily bilang kalau Mami sama Om Eiden menikah, kamu sama Emily jadi punya keluarga lengkap. Intinya, sih, gitu.”

Darren bergumam. “Sepertinya Darren paham.” Ia memposisikan kakinya bersimpuh di sofa. “Jadi, grandma-nya Emily minta Mami sama Om Eiden menikah karena Darren sama Emily? Kalau dilihat dari situasi tadi siang, sih, ini pasti gara-gara lihat kedekatan Mami sama Emily. Benar, kan?”

Kyra menjentikkan jarinya. “Pemikiran Mami juga sama kayak kamu, Sayang. Aduuuhh.. kita sehati dan sepemikiran rupanya, hihi.”

Darren berdecih. “Lebay banget, Mi.”

“Ini namanya bentuk pengekspresian diri, ya. Jangan diremehkan.”

“Ya, ya, ya.” Darren malas meladeni tingkah absurd Kyra.

Kyra terkekeh pelan. Ia kembali menatap putranya serius. “Menurut kamu, dari pandangan diri kamu sendiri, apa kamu mau kalau Om Eiden jadi papi baru kamu, Sayang?”

“Emm.. Darren nggak tau, Mi, kalau itu. Darren nggak sedekat itu sama daddy-nya Emily. Jadi...” Bingung ingin melanjutkan bagaimana.

Kyra tersenyum lembut, sedikit menduga jika sang anak akan menjawab dengan inti kalimat yang sama. Ia berpindah tempat menjadi di samping Darren, mengecup kepala bocah itu yang nampak senang-senang saja dimanjakan. “Makanya, Mami nggak terima tawaran itu gitu aja, Sayang. Mami sama Om Eiden udah buat kesepakatan.”

“Kesepakatan apa?”

“Om Eiden yang akan bujuk kamu selama satu minggu ini, Sayang. Keputusan ada sama kamu. Kalau kamu suka sama Om Eiden, Mami nggak keberatan buat nikah. Tapi, kalo kamu nggak suka, Om Eiden nggak akan paksa kita lagi.” Kyra mendekap putranya gemas. “Jadi, kemungkinan Om Eiden akan dekati kamu.”

Darren mengangguk paham.

“Darren tau, kan, tugas Darren apa?”

Darren mengangguk lagi. “Menilai seberapa pantas dan tulus Om Eiden.”

...💫💫💫...

Sementara itu, di mansion, Eiden pun tengah berbincang dengan Emily di kamar putrinya. Lelaki itu menjelaskan secara garis besar kesepakatan yang terjalin antara dirinya dan Kyra.

“Beneran, Daddy? Daddy sama mommy mau menikah?” seru Emily semangat.

“Bukan gitu, Sayang.” Eiden menggaruk kepalanya yang tak gatal. Putrinya terlampau bersemangat hingga tidak mendengarkan dengan jelas. “Masalahnya, Daddy nggak dekat sama Kak Darren kamu, Sayang. Jadi, Kyra... dia tolak Daddy karena itu.”

Sumpah, ya. Eiden bingung ingin menjelaskan dengan cara yang bagaimana supaya putrinya mengerti.

“Iiihh.. Emily nggak paham, Daddy!” sungut gadis kecil itu. Ia mengerucutkan bibirnya ke depan.

“Intinya, kalo Emily mau Daddy sama Kyra menikah, Emily bantu Daddy bujuk Kak Darren, ya. Kuncinya di sini itu dia, Sayang. Kalo Kak Darren nggak setuju, berarti Daddy sama Kyra nggak bisa menikah. Tapi—”

“Tapi, kalo Kak Darren setuju, Daddy sama mommy menikah?” sela Emily antusias.

Eiden mengiyakan.

Emily seketika berdiri di atas ranjang sembari bertepuk tangan heboh. “Emily pasti bujuk Kak Darren! Pasti, Daddy! Pasti!”

“Yeaaay.. mommy sama Daddy menikah!”

Eiden tersenyum kecil melihat kebahagiaan putrinya. Ini baru rencana, Emily sudah sesenang ini. Bagaimana jika sungguh-sungguh terjadi? Hari-hari Emily pasti akan secerah mentari.

Apa pun akan Daddy lakukan demi kamu, Sayang, termasuk menikah sekalipun.

Semoga semuanya berjalan lancar...

^^^To be continue...^^^

Terpopuler

Comments

HNF G

HNF G

heleh.... pdhl sebenernya gak cuma karena emily, tp elu jg suka sm kyra, cuma gengsi aja krn kyra sll nolak elu😁😁😁

2023-08-25

0

Renireni Reni

Renireni Reni

smg sukksseessss

2023-07-14

1

Liliana_Lily

Liliana_Lily

menurut aku sih lebih nyaman kalau di panggil "mom" or "mommy"

2023-01-08

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 | Kyra dan Darren
3 Chapter 2 | Eiden dan Emily
4 Chapter 3 | Pertemuan Kedua
5 Chapter 4 | Apa yang Kamu Lakukan Padaku?!
6 Chapter 5 | Akan Kuhajar Dia
7 Chapter 6 | Kedatangan Tamu
8 Chapter 7 | Aku Tidak Bisa
9 Chapter 8 | Pasti Mami Jemput
10 Chapter 9 | Bukan Kali Pertama
11 Chapter 10 | Darren Nggak Masalah, kok
12 Chapter 11 | Apa Lebih Baik Menikah?
13 Chapter 12 | Undangan Acara Fashion
14 Chapter 13 | Di Mana Suami Anda?
15 Chapter 14 | Ada yang Aneh Dengannya
16 Chapter 15 | Ledakan
17 Chapter 16 | Pembantaian
18 Chapter 17 | Gaun Hitam dan Mata Bengkak?
19 Chapter 18 | Tantangan Berbumbu Tawaran
20 Chapter 19 | Menilai dan Membujuk
21 Chapter 20 | Momen Pertama yang Canggung
22 Chapter 21 | Pesan Nomor Tidak Dikenal
23 Chapter 22 | Diculik
24 Chapter 23 | Diculik (2)
25 Chapter 24 | Aksi Kyra
26 Chapter 25 | Di Mana Mommy?
27 Chapter 26 | Nasihat Bocah 6 Tahun
28 Chapter 27 | Tentang Tawaran Pernikahan
29 Chapter 28 | Kamu Dukung Mereka?
30 Chapter 29 | Menikah Dadakan
31 Chapter 30 | Perubahan Suasana
32 Chapter 31 | Malam Apa?
33 Chapter 32 | Siapa yang Datang?
34 Chapter 33 | Bodyguard Pribadi
35 Chapter 34 | Raja Sehari Darren
36 Chapter 35 | Raja Sehari Darren (2)
37 Chapter 36 | Nyonya Menangis?
38 Chapter 37 | Masih Raja Sehari?
39 Chapter 38 | Pasti Rindu
40 Chapter 39 | Serangan
41 Chapter 40 | Ungkapan Perasaan
42 Chapter 41 | Pertemuan Kakak Beradik
43 Chapter 42 | Resepsi Pernikahan
44 Chapter 43 | Resepsi Pernikahan (2)
45 Chapter 44 | Ada Mama
46 Chapter 45 | Dibawa Pergi
47 Chapter 46 | Belajar di Mana?
48 Chapter 47 | Kita Saling Melengkapi
49 Chapter 48 | Si Ratu Sehari
50 Chapter 49 | Nenek Sihir!
51 Chapter 50 | Liburan di Villa
52 Chapter 51 | Pergi ke Markas
53 Chapter 52 | Kyra Menghilang
54 Chapter 53 | Kyra Menghilang (2)
55 Chapter 54 | Fakta Baru
56 Chapter 55 | Beban yang Kamu Tanggung...
57 Chapter 56 | Ingin Bicara
58 Chapter 57 | Cerita Cavan
59 Chapter 58 | Harus Diselesaikan
60 Chapter 59 | Kerja Sama
61 Chapter 60 | Minta Izin
62 Chapter 61 | Penuh Darah
63 Chapter 62 | Kejujuran Eiden
64 Chapter 63 | Terbongkar
65 Chapter 64 | Ikut ke Markas
66 Chapter 65 | Keraguan
67 Chapter 66 | Perang Dingin
68 Chapter 67 | Terima Kasih, Wildan
69 Chapter 68 | Apa Dia...
70 Chapter 69 | Diawasi
71 Chapter 70 | Ingin Cerita?
72 Chapter 71 | Happy Birthday, Darren
73 Chapter 72 | Happy Birthday, Darren (2)
74 Chapter 73 | Mommy Emily?
75 Chapter 74 | Cerita Eiden
76 Chapter 75 | Ancaman Kyra
77 Chapter 76 | Mainan Baru
78 Chapter 77 | Alih Tugas
79 Chapter 78 | Perang Pecah
80 Chapter 79 | Rencana Gagal?
81 Chapter 80 | Kyra ke Mana?
82 Chapter 81 | Jenis Kelamin si Baby?
83 Chapter 82 | Kakek Jerome
84 Chapter 83 | The Last: Welcome, Baby Boy
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 | Kyra dan Darren
3
Chapter 2 | Eiden dan Emily
4
Chapter 3 | Pertemuan Kedua
5
Chapter 4 | Apa yang Kamu Lakukan Padaku?!
6
Chapter 5 | Akan Kuhajar Dia
7
Chapter 6 | Kedatangan Tamu
8
Chapter 7 | Aku Tidak Bisa
9
Chapter 8 | Pasti Mami Jemput
10
Chapter 9 | Bukan Kali Pertama
11
Chapter 10 | Darren Nggak Masalah, kok
12
Chapter 11 | Apa Lebih Baik Menikah?
13
Chapter 12 | Undangan Acara Fashion
14
Chapter 13 | Di Mana Suami Anda?
15
Chapter 14 | Ada yang Aneh Dengannya
16
Chapter 15 | Ledakan
17
Chapter 16 | Pembantaian
18
Chapter 17 | Gaun Hitam dan Mata Bengkak?
19
Chapter 18 | Tantangan Berbumbu Tawaran
20
Chapter 19 | Menilai dan Membujuk
21
Chapter 20 | Momen Pertama yang Canggung
22
Chapter 21 | Pesan Nomor Tidak Dikenal
23
Chapter 22 | Diculik
24
Chapter 23 | Diculik (2)
25
Chapter 24 | Aksi Kyra
26
Chapter 25 | Di Mana Mommy?
27
Chapter 26 | Nasihat Bocah 6 Tahun
28
Chapter 27 | Tentang Tawaran Pernikahan
29
Chapter 28 | Kamu Dukung Mereka?
30
Chapter 29 | Menikah Dadakan
31
Chapter 30 | Perubahan Suasana
32
Chapter 31 | Malam Apa?
33
Chapter 32 | Siapa yang Datang?
34
Chapter 33 | Bodyguard Pribadi
35
Chapter 34 | Raja Sehari Darren
36
Chapter 35 | Raja Sehari Darren (2)
37
Chapter 36 | Nyonya Menangis?
38
Chapter 37 | Masih Raja Sehari?
39
Chapter 38 | Pasti Rindu
40
Chapter 39 | Serangan
41
Chapter 40 | Ungkapan Perasaan
42
Chapter 41 | Pertemuan Kakak Beradik
43
Chapter 42 | Resepsi Pernikahan
44
Chapter 43 | Resepsi Pernikahan (2)
45
Chapter 44 | Ada Mama
46
Chapter 45 | Dibawa Pergi
47
Chapter 46 | Belajar di Mana?
48
Chapter 47 | Kita Saling Melengkapi
49
Chapter 48 | Si Ratu Sehari
50
Chapter 49 | Nenek Sihir!
51
Chapter 50 | Liburan di Villa
52
Chapter 51 | Pergi ke Markas
53
Chapter 52 | Kyra Menghilang
54
Chapter 53 | Kyra Menghilang (2)
55
Chapter 54 | Fakta Baru
56
Chapter 55 | Beban yang Kamu Tanggung...
57
Chapter 56 | Ingin Bicara
58
Chapter 57 | Cerita Cavan
59
Chapter 58 | Harus Diselesaikan
60
Chapter 59 | Kerja Sama
61
Chapter 60 | Minta Izin
62
Chapter 61 | Penuh Darah
63
Chapter 62 | Kejujuran Eiden
64
Chapter 63 | Terbongkar
65
Chapter 64 | Ikut ke Markas
66
Chapter 65 | Keraguan
67
Chapter 66 | Perang Dingin
68
Chapter 67 | Terima Kasih, Wildan
69
Chapter 68 | Apa Dia...
70
Chapter 69 | Diawasi
71
Chapter 70 | Ingin Cerita?
72
Chapter 71 | Happy Birthday, Darren
73
Chapter 72 | Happy Birthday, Darren (2)
74
Chapter 73 | Mommy Emily?
75
Chapter 74 | Cerita Eiden
76
Chapter 75 | Ancaman Kyra
77
Chapter 76 | Mainan Baru
78
Chapter 77 | Alih Tugas
79
Chapter 78 | Perang Pecah
80
Chapter 79 | Rencana Gagal?
81
Chapter 80 | Kyra ke Mana?
82
Chapter 81 | Jenis Kelamin si Baby?
83
Chapter 82 | Kakek Jerome
84
Chapter 83 | The Last: Welcome, Baby Boy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!