Chapter 9 | Bukan Kali Pertama

Kyra berdiri di hadapan pasangan suami-istri itu. Ia melepas pelukan Darren usai melirik ke belakang. “Saya mohon, Nyonya, tolong saya.”

“Tolong jaga putra saya, saya mohon.” Kyra mengiba. Ia benar-benar memohon dengan sorot memelas.

“Mami?” Darren yang sudah berpindah pelukan membuka mata. Ia kini berada di gendongan Abigail. “Mami mau ke mana?”

“Mami pergi sebentar, ya. Nanti Mami jemput, oke.” Selepas itu, Kyra melempar senyum. Lanjut berlari ke arah yang berlawanan.

Mata Darren membelalak. “MAMI!!”

“MAMI!! JANGAN TINGGALIN DARREN DI SINI!!”

“MAMIIIIIII....!!!”

Darren terus memberontak. Apalagi ketika melihat sang mami dikejar oleh belasan pria. Bocah kecil itu meraung-raung ingin menolong Kyra. Abigail menahan anak itu sekuat tenaga.

“HIKS.. MAMI...!!” jerit Darren berusaha menggapai Kyra yang menjauh dengan cepat. “DARREN MAU MAMI! DARREN MAU TOLONG MAMI! LEPASIN DARREN, HIKS..”

Emily menatap Kyra dengan sorot berkaca-kaca. “Aunty...” lirihnya. Lantas tanpa pemberitahuan, gadis kecil itu berlari ingin mengejar Kyra. “AUNTY!” teriak Emily.

Cavan panik. Buru-buru ia meraih cucunya dan ditahan sekuat mungkin. Sebenarnya, pria paruh baya itu penasaran dengan sosok Kyra ini. Kenapa wanita itu dikejar oleh belasan pria?

Sebagai sosok yang sudah mengarungi perjalanan hidup puluhan tahun, Cavan jelas tahu jika pria-pria tadi adalah pembunuh bayaran. Ada yang mengincar nyawa Kyra.

“Grandpa, lepasin Emily. Emily mau tolong aunty.” Emily berupaya melepaskan diri. Tubuhnya menggeliat. Cavan sampai kesulitan sendiri menahan tubuh cucu perempuannya ini.

“Grandpa yang akan tolong aunty, Sayang. Emily diam, ya,” ucap Cavan pada akhirnya.

Emily terdiam. Hidung dan matanya memerah karena tangis. Bocah itu sesenggukan menatap Cavan. “Grandpa mau tolong aunty?” tanyanya.

Cavan mengangguk cepat. Ia segera meraih ponsel dan menghubungi Cale, orang kepercayaannya di Blood Moon. Bagaimanapun, dirinya ini adalah mantan pemimpin mafia tersebut. Walaupun hak kekuasaan sudah jatuh di tangan Eiden, putra tunggalnya, ia tetap memiliki akses di dalam kelompok.

“Cale, datang kemari bersama beberapa anggota kita. Ada yang harus kalian lakukan. Aku kirimkan lokasinya,” kata Cavan di sambungan telepon.

“Baik, Tuan.”

...💫💫💫...

Kyra menggiring pria-pria tadi menuju tempat minim manusia. Tidak boleh ada yang tahu mengenai identitasnya. Jadi, sebelum bertarung, ia harus memastikan lokasi yang menguntungkan.

“Siapa kalian? Apa yang kalian mau?” tanya Kyra dengan suara lantang. Hilang sudah raut wajah lembut nan keibuannya. Kini, Kyra tengah menjelma sebagai cruel mafia.

“Kau tidak perlu tahu siapa kami, Nona. Serahkan dirimu baik-baik pada kami, jadi kau tidak akan terluka sia-sia,” balas salah satu pria yang Kyra tebak adalah pemimpin mereka.

Kyra berdecih. “Untuk apa aku menyerahkan diri? Aku bukan pihak yang kalah di sini.” Ia menyoroti mereka satu per satu. Sayangnya, tidak ada satu pun yang Kyra kenal.

“Dari mana kalian tahu tentang aku?” Aura yang Kyra keluarkan benar-benar mengintimidasi. Di setiap misi, Kyra pasti mengenakan topeng untuk menyembunyikan identitas. Hanya anggota mafianya saja yang tahu parasnya.

Dunia mafia hanya mengetahui jika pemimpin Black Rose adalah seorang wanita. Selebihnya, tidak ada informasi apa pun.

“Dari mana kami tahu, itu bukan urusanmu, Nona.” Sang ketua komplotan itu memberi kode. “Tangkap dia. Tapi, ingat, jangan sampai mati. Bos ingin kita membawanya hidup-hidup.”

Perkelahian dimulai. Dua pria maju menerjang Kyra. Namun, Kyra berhasil menendang dada salah satunya, kemudian menonjok wajah yang lain. Pria-pria yang lain menodongkan pistol, mereka menembak bukan di area vital, mencegah supaya Kyra tidak mati.

Door! Door! Dor!

Kyra mengelak dengan mudah. Ia mengayunkan kaki ke atas, menghantam tepat di salah satu pistol. Benda berisikan timah panas itu terlempar ke atas dan jatuh di tangkapan Kyra. Bukan hal yang sulit bagi Kyra untuk mengisi tangan kosongnya dengan senjata.

Baru saja Kyra ingin menodongkan pistol, siluet Darren, Cavan, Abigail, dan Emily terlihat dalam jarak lumayan jauh. Jangan bilang mereka ngikutin aku tadi?

Kyra tahu, ada pria yang ingin menyerangnya dari belakang. Pria itu membawa tongkat bisbol. Lantas benda panjang itu dihantamkan ke tengkuk Kyra. Wanita itu sengaja tidak menghindar.

“M—” Darren membekap mulutnya yang hampir berteriak. Bocah laki-laki itu tahu mengapa sang mami tidak melawan. Pasti karena kehadiran Emily dan keluarganya. Harusnya aku nggak bawa mereka ke sini...

Emily menangis histeris melihat Kyra dipukuli. Ia menenggelamkan wajahnya di pelukan Cavan. Sementara Darren menangis di pelukan Abigail.

“Tuan.” Cale tiba bersama sepuluh anggota Blood Moon. Pria itu seumuran dengan Cavan.

“Selamatkan wanita itu,” titah Cavan menunjuk Kyra yang terduduk di jalanan dengan badan penuh luka.

Kendatipun dirinya bingung, Cale tidak membantah. Pria itu bersama rekan-rekannya menolong Kyra. Sementara Cale membopong Kyra yang pingsan, anggota yang lain memukuli belasan pria yang mengincar Kyra.

Cale melirik wanita yang memejamkan mata itu. Ia penasaran, siapa wanita ini sampai tuannya meminta ia datang untuk membantu? Pasti ada yang istimewa dengan wanita yang berada di bopongannya ini.

“Mami, Mami bangun! Mami, ayo bangun, hiks..” Tangis Darren pecah. Tubuh maminya berlumuran darah di beberapa bagian. “Ini salah Darren. Ini salah Darren, huaaa...”

“Nak, jangan bilang begitu,” kata Abigail menenangkan putra Kyra itu. Ia mengusap kepala Darren yang tidak ingin melepas pelukan dari tubuh Kyra yang digeletakkan di bawah. Cale pergi untuk mengambil mobil.

“Ini gara-gara Darren, hiks.. kemarin Darren tabrak ibu-ibu jahat. Ibu-ibu itu pukul Darren, hiks.. T–terus mami pukul ibunya. Ibunya marah, hiks.. huaaa.. ini salah Darren. Ibunya tadi kejar kami,” cerita Darren di sela tangisannya.

Darren berbohong, tentu saja. Anak dengan nama lengkap Darren Gerald Adiva itu tahu persis apa pekerjaan sang mami. Dan, maminya selalu berpesan jika identitas Kyra tidak boleh sampai bocor pada siapa pun. Jika sampai ketahuan, Kyra pasti dalam bahaya dan Darren sangat tidak menginginkan hal tersebut.

Ini bukan kali pertama Darren berdusta. Bocah kecil itu memiliki ribuan alasan yang bisa ia katakan kepada orang-orang supaya percaya. Memangnya siapa yang tidak mempercayai anak usia 6 tahun dengan muka polos seperti Darren?

Huh, anak kecil yang satu ini memang cerdik.

Cavan dan Abigail akhirnya paham. Keduanya memandang sepasang ibu dan anak itu iba. Perlakuan Kyra sama sekali tidak salah. Wanita itu, kan, hanya membela sang anak. Malahan, Abigail mengumpati ibu-ibu yang Darren maksud, masa seorang wanita setega itu memukul anak kecil.

Padahal, ibu-ibu yang diumpati tidak benar-benar nyata.

“Tuan, mobil sudah siap.” Cale tiba. Dibantu oleh Cavan, keduanya memasukkan Kyra ke dalam mobil.

“Kita ke rumah sakit sekarang,” titah Cavan.

^^^To be continue...^^^

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Darren bijak,Saat Kyra dan Eiden bersatu,Maka geng Blood moon dan black rose akan bersatu dan di pimpin oleh Darren..Waahh hebat gak thor kehaluan aku..😂😂😜😜🙏🙏

2025-01-20

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Berarti ada pengkhianat tuh di genknya Kyra..

2025-01-20

0

Renireni Reni

Renireni Reni

wahh bakal jdi mafia kuat jk black rise dan blood moon di satuin

2023-07-13

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 | Kyra dan Darren
3 Chapter 2 | Eiden dan Emily
4 Chapter 3 | Pertemuan Kedua
5 Chapter 4 | Apa yang Kamu Lakukan Padaku?!
6 Chapter 5 | Akan Kuhajar Dia
7 Chapter 6 | Kedatangan Tamu
8 Chapter 7 | Aku Tidak Bisa
9 Chapter 8 | Pasti Mami Jemput
10 Chapter 9 | Bukan Kali Pertama
11 Chapter 10 | Darren Nggak Masalah, kok
12 Chapter 11 | Apa Lebih Baik Menikah?
13 Chapter 12 | Undangan Acara Fashion
14 Chapter 13 | Di Mana Suami Anda?
15 Chapter 14 | Ada yang Aneh Dengannya
16 Chapter 15 | Ledakan
17 Chapter 16 | Pembantaian
18 Chapter 17 | Gaun Hitam dan Mata Bengkak?
19 Chapter 18 | Tantangan Berbumbu Tawaran
20 Chapter 19 | Menilai dan Membujuk
21 Chapter 20 | Momen Pertama yang Canggung
22 Chapter 21 | Pesan Nomor Tidak Dikenal
23 Chapter 22 | Diculik
24 Chapter 23 | Diculik (2)
25 Chapter 24 | Aksi Kyra
26 Chapter 25 | Di Mana Mommy?
27 Chapter 26 | Nasihat Bocah 6 Tahun
28 Chapter 27 | Tentang Tawaran Pernikahan
29 Chapter 28 | Kamu Dukung Mereka?
30 Chapter 29 | Menikah Dadakan
31 Chapter 30 | Perubahan Suasana
32 Chapter 31 | Malam Apa?
33 Chapter 32 | Siapa yang Datang?
34 Chapter 33 | Bodyguard Pribadi
35 Chapter 34 | Raja Sehari Darren
36 Chapter 35 | Raja Sehari Darren (2)
37 Chapter 36 | Nyonya Menangis?
38 Chapter 37 | Masih Raja Sehari?
39 Chapter 38 | Pasti Rindu
40 Chapter 39 | Serangan
41 Chapter 40 | Ungkapan Perasaan
42 Chapter 41 | Pertemuan Kakak Beradik
43 Chapter 42 | Resepsi Pernikahan
44 Chapter 43 | Resepsi Pernikahan (2)
45 Chapter 44 | Ada Mama
46 Chapter 45 | Dibawa Pergi
47 Chapter 46 | Belajar di Mana?
48 Chapter 47 | Kita Saling Melengkapi
49 Chapter 48 | Si Ratu Sehari
50 Chapter 49 | Nenek Sihir!
51 Chapter 50 | Liburan di Villa
52 Chapter 51 | Pergi ke Markas
53 Chapter 52 | Kyra Menghilang
54 Chapter 53 | Kyra Menghilang (2)
55 Chapter 54 | Fakta Baru
56 Chapter 55 | Beban yang Kamu Tanggung...
57 Chapter 56 | Ingin Bicara
58 Chapter 57 | Cerita Cavan
59 Chapter 58 | Harus Diselesaikan
60 Chapter 59 | Kerja Sama
61 Chapter 60 | Minta Izin
62 Chapter 61 | Penuh Darah
63 Chapter 62 | Kejujuran Eiden
64 Chapter 63 | Terbongkar
65 Chapter 64 | Ikut ke Markas
66 Chapter 65 | Keraguan
67 Chapter 66 | Perang Dingin
68 Chapter 67 | Terima Kasih, Wildan
69 Chapter 68 | Apa Dia...
70 Chapter 69 | Diawasi
71 Chapter 70 | Ingin Cerita?
72 Chapter 71 | Happy Birthday, Darren
73 Chapter 72 | Happy Birthday, Darren (2)
74 Chapter 73 | Mommy Emily?
75 Chapter 74 | Cerita Eiden
76 Chapter 75 | Ancaman Kyra
77 Chapter 76 | Mainan Baru
78 Chapter 77 | Alih Tugas
79 Chapter 78 | Perang Pecah
80 Chapter 79 | Rencana Gagal?
81 Chapter 80 | Kyra ke Mana?
82 Chapter 81 | Jenis Kelamin si Baby?
83 Chapter 82 | Kakek Jerome
84 Chapter 83 | The Last: Welcome, Baby Boy
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 | Kyra dan Darren
3
Chapter 2 | Eiden dan Emily
4
Chapter 3 | Pertemuan Kedua
5
Chapter 4 | Apa yang Kamu Lakukan Padaku?!
6
Chapter 5 | Akan Kuhajar Dia
7
Chapter 6 | Kedatangan Tamu
8
Chapter 7 | Aku Tidak Bisa
9
Chapter 8 | Pasti Mami Jemput
10
Chapter 9 | Bukan Kali Pertama
11
Chapter 10 | Darren Nggak Masalah, kok
12
Chapter 11 | Apa Lebih Baik Menikah?
13
Chapter 12 | Undangan Acara Fashion
14
Chapter 13 | Di Mana Suami Anda?
15
Chapter 14 | Ada yang Aneh Dengannya
16
Chapter 15 | Ledakan
17
Chapter 16 | Pembantaian
18
Chapter 17 | Gaun Hitam dan Mata Bengkak?
19
Chapter 18 | Tantangan Berbumbu Tawaran
20
Chapter 19 | Menilai dan Membujuk
21
Chapter 20 | Momen Pertama yang Canggung
22
Chapter 21 | Pesan Nomor Tidak Dikenal
23
Chapter 22 | Diculik
24
Chapter 23 | Diculik (2)
25
Chapter 24 | Aksi Kyra
26
Chapter 25 | Di Mana Mommy?
27
Chapter 26 | Nasihat Bocah 6 Tahun
28
Chapter 27 | Tentang Tawaran Pernikahan
29
Chapter 28 | Kamu Dukung Mereka?
30
Chapter 29 | Menikah Dadakan
31
Chapter 30 | Perubahan Suasana
32
Chapter 31 | Malam Apa?
33
Chapter 32 | Siapa yang Datang?
34
Chapter 33 | Bodyguard Pribadi
35
Chapter 34 | Raja Sehari Darren
36
Chapter 35 | Raja Sehari Darren (2)
37
Chapter 36 | Nyonya Menangis?
38
Chapter 37 | Masih Raja Sehari?
39
Chapter 38 | Pasti Rindu
40
Chapter 39 | Serangan
41
Chapter 40 | Ungkapan Perasaan
42
Chapter 41 | Pertemuan Kakak Beradik
43
Chapter 42 | Resepsi Pernikahan
44
Chapter 43 | Resepsi Pernikahan (2)
45
Chapter 44 | Ada Mama
46
Chapter 45 | Dibawa Pergi
47
Chapter 46 | Belajar di Mana?
48
Chapter 47 | Kita Saling Melengkapi
49
Chapter 48 | Si Ratu Sehari
50
Chapter 49 | Nenek Sihir!
51
Chapter 50 | Liburan di Villa
52
Chapter 51 | Pergi ke Markas
53
Chapter 52 | Kyra Menghilang
54
Chapter 53 | Kyra Menghilang (2)
55
Chapter 54 | Fakta Baru
56
Chapter 55 | Beban yang Kamu Tanggung...
57
Chapter 56 | Ingin Bicara
58
Chapter 57 | Cerita Cavan
59
Chapter 58 | Harus Diselesaikan
60
Chapter 59 | Kerja Sama
61
Chapter 60 | Minta Izin
62
Chapter 61 | Penuh Darah
63
Chapter 62 | Kejujuran Eiden
64
Chapter 63 | Terbongkar
65
Chapter 64 | Ikut ke Markas
66
Chapter 65 | Keraguan
67
Chapter 66 | Perang Dingin
68
Chapter 67 | Terima Kasih, Wildan
69
Chapter 68 | Apa Dia...
70
Chapter 69 | Diawasi
71
Chapter 70 | Ingin Cerita?
72
Chapter 71 | Happy Birthday, Darren
73
Chapter 72 | Happy Birthday, Darren (2)
74
Chapter 73 | Mommy Emily?
75
Chapter 74 | Cerita Eiden
76
Chapter 75 | Ancaman Kyra
77
Chapter 76 | Mainan Baru
78
Chapter 77 | Alih Tugas
79
Chapter 78 | Perang Pecah
80
Chapter 79 | Rencana Gagal?
81
Chapter 80 | Kyra ke Mana?
82
Chapter 81 | Jenis Kelamin si Baby?
83
Chapter 82 | Kakek Jerome
84
Chapter 83 | The Last: Welcome, Baby Boy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!