Kyra berdiri di hadapan pasangan suami-istri itu. Ia melepas pelukan Darren usai melirik ke belakang. “Saya mohon, Nyonya, tolong saya.”
“Tolong jaga putra saya, saya mohon.” Kyra mengiba. Ia benar-benar memohon dengan sorot memelas.
“Mami?” Darren yang sudah berpindah pelukan membuka mata. Ia kini berada di gendongan Abigail. “Mami mau ke mana?”
“Mami pergi sebentar, ya. Nanti Mami jemput, oke.” Selepas itu, Kyra melempar senyum. Lanjut berlari ke arah yang berlawanan.
Mata Darren membelalak. “MAMI!!”
“MAMI!! JANGAN TINGGALIN DARREN DI SINI!!”
“MAMIIIIIII....!!!”
Darren terus memberontak. Apalagi ketika melihat sang mami dikejar oleh belasan pria. Bocah kecil itu meraung-raung ingin menolong Kyra. Abigail menahan anak itu sekuat tenaga.
“HIKS.. MAMI...!!” jerit Darren berusaha menggapai Kyra yang menjauh dengan cepat. “DARREN MAU MAMI! DARREN MAU TOLONG MAMI! LEPASIN DARREN, HIKS..”
Emily menatap Kyra dengan sorot berkaca-kaca. “Aunty...” lirihnya. Lantas tanpa pemberitahuan, gadis kecil itu berlari ingin mengejar Kyra. “AUNTY!” teriak Emily.
Cavan panik. Buru-buru ia meraih cucunya dan ditahan sekuat mungkin. Sebenarnya, pria paruh baya itu penasaran dengan sosok Kyra ini. Kenapa wanita itu dikejar oleh belasan pria?
Sebagai sosok yang sudah mengarungi perjalanan hidup puluhan tahun, Cavan jelas tahu jika pria-pria tadi adalah pembunuh bayaran. Ada yang mengincar nyawa Kyra.
“Grandpa, lepasin Emily. Emily mau tolong aunty.” Emily berupaya melepaskan diri. Tubuhnya menggeliat. Cavan sampai kesulitan sendiri menahan tubuh cucu perempuannya ini.
“Grandpa yang akan tolong aunty, Sayang. Emily diam, ya,” ucap Cavan pada akhirnya.
Emily terdiam. Hidung dan matanya memerah karena tangis. Bocah itu sesenggukan menatap Cavan. “Grandpa mau tolong aunty?” tanyanya.
Cavan mengangguk cepat. Ia segera meraih ponsel dan menghubungi Cale, orang kepercayaannya di Blood Moon. Bagaimanapun, dirinya ini adalah mantan pemimpin mafia tersebut. Walaupun hak kekuasaan sudah jatuh di tangan Eiden, putra tunggalnya, ia tetap memiliki akses di dalam kelompok.
“Cale, datang kemari bersama beberapa anggota kita. Ada yang harus kalian lakukan. Aku kirimkan lokasinya,” kata Cavan di sambungan telepon.
“Baik, Tuan.”
...💫💫💫...
Kyra menggiring pria-pria tadi menuju tempat minim manusia. Tidak boleh ada yang tahu mengenai identitasnya. Jadi, sebelum bertarung, ia harus memastikan lokasi yang menguntungkan.
“Siapa kalian? Apa yang kalian mau?” tanya Kyra dengan suara lantang. Hilang sudah raut wajah lembut nan keibuannya. Kini, Kyra tengah menjelma sebagai cruel mafia.
“Kau tidak perlu tahu siapa kami, Nona. Serahkan dirimu baik-baik pada kami, jadi kau tidak akan terluka sia-sia,” balas salah satu pria yang Kyra tebak adalah pemimpin mereka.
Kyra berdecih. “Untuk apa aku menyerahkan diri? Aku bukan pihak yang kalah di sini.” Ia menyoroti mereka satu per satu. Sayangnya, tidak ada satu pun yang Kyra kenal.
“Dari mana kalian tahu tentang aku?” Aura yang Kyra keluarkan benar-benar mengintimidasi. Di setiap misi, Kyra pasti mengenakan topeng untuk menyembunyikan identitas. Hanya anggota mafianya saja yang tahu parasnya.
Dunia mafia hanya mengetahui jika pemimpin Black Rose adalah seorang wanita. Selebihnya, tidak ada informasi apa pun.
“Dari mana kami tahu, itu bukan urusanmu, Nona.” Sang ketua komplotan itu memberi kode. “Tangkap dia. Tapi, ingat, jangan sampai mati. Bos ingin kita membawanya hidup-hidup.”
Perkelahian dimulai. Dua pria maju menerjang Kyra. Namun, Kyra berhasil menendang dada salah satunya, kemudian menonjok wajah yang lain. Pria-pria yang lain menodongkan pistol, mereka menembak bukan di area vital, mencegah supaya Kyra tidak mati.
Door! Door! Dor!
Kyra mengelak dengan mudah. Ia mengayunkan kaki ke atas, menghantam tepat di salah satu pistol. Benda berisikan timah panas itu terlempar ke atas dan jatuh di tangkapan Kyra. Bukan hal yang sulit bagi Kyra untuk mengisi tangan kosongnya dengan senjata.
Baru saja Kyra ingin menodongkan pistol, siluet Darren, Cavan, Abigail, dan Emily terlihat dalam jarak lumayan jauh. Jangan bilang mereka ngikutin aku tadi?
Kyra tahu, ada pria yang ingin menyerangnya dari belakang. Pria itu membawa tongkat bisbol. Lantas benda panjang itu dihantamkan ke tengkuk Kyra. Wanita itu sengaja tidak menghindar.
“M—” Darren membekap mulutnya yang hampir berteriak. Bocah laki-laki itu tahu mengapa sang mami tidak melawan. Pasti karena kehadiran Emily dan keluarganya. Harusnya aku nggak bawa mereka ke sini...
Emily menangis histeris melihat Kyra dipukuli. Ia menenggelamkan wajahnya di pelukan Cavan. Sementara Darren menangis di pelukan Abigail.
“Tuan.” Cale tiba bersama sepuluh anggota Blood Moon. Pria itu seumuran dengan Cavan.
“Selamatkan wanita itu,” titah Cavan menunjuk Kyra yang terduduk di jalanan dengan badan penuh luka.
Kendatipun dirinya bingung, Cale tidak membantah. Pria itu bersama rekan-rekannya menolong Kyra. Sementara Cale membopong Kyra yang pingsan, anggota yang lain memukuli belasan pria yang mengincar Kyra.
Cale melirik wanita yang memejamkan mata itu. Ia penasaran, siapa wanita ini sampai tuannya meminta ia datang untuk membantu? Pasti ada yang istimewa dengan wanita yang berada di bopongannya ini.
“Mami, Mami bangun! Mami, ayo bangun, hiks..” Tangis Darren pecah. Tubuh maminya berlumuran darah di beberapa bagian. “Ini salah Darren. Ini salah Darren, huaaa...”
“Nak, jangan bilang begitu,” kata Abigail menenangkan putra Kyra itu. Ia mengusap kepala Darren yang tidak ingin melepas pelukan dari tubuh Kyra yang digeletakkan di bawah. Cale pergi untuk mengambil mobil.
“Ini gara-gara Darren, hiks.. kemarin Darren tabrak ibu-ibu jahat. Ibu-ibu itu pukul Darren, hiks.. T–terus mami pukul ibunya. Ibunya marah, hiks.. huaaa.. ini salah Darren. Ibunya tadi kejar kami,” cerita Darren di sela tangisannya.
Darren berbohong, tentu saja. Anak dengan nama lengkap Darren Gerald Adiva itu tahu persis apa pekerjaan sang mami. Dan, maminya selalu berpesan jika identitas Kyra tidak boleh sampai bocor pada siapa pun. Jika sampai ketahuan, Kyra pasti dalam bahaya dan Darren sangat tidak menginginkan hal tersebut.
Ini bukan kali pertama Darren berdusta. Bocah kecil itu memiliki ribuan alasan yang bisa ia katakan kepada orang-orang supaya percaya. Memangnya siapa yang tidak mempercayai anak usia 6 tahun dengan muka polos seperti Darren?
Huh, anak kecil yang satu ini memang cerdik.
Cavan dan Abigail akhirnya paham. Keduanya memandang sepasang ibu dan anak itu iba. Perlakuan Kyra sama sekali tidak salah. Wanita itu, kan, hanya membela sang anak. Malahan, Abigail mengumpati ibu-ibu yang Darren maksud, masa seorang wanita setega itu memukul anak kecil.
Padahal, ibu-ibu yang diumpati tidak benar-benar nyata.
“Tuan, mobil sudah siap.” Cale tiba. Dibantu oleh Cavan, keduanya memasukkan Kyra ke dalam mobil.
“Kita ke rumah sakit sekarang,” titah Cavan.
^^^To be continue...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Darren bijak,Saat Kyra dan Eiden bersatu,Maka geng Blood moon dan black rose akan bersatu dan di pimpin oleh Darren..Waahh hebat gak thor kehaluan aku..😂😂😜😜🙏🙏
2025-01-20
0
Qaisaa Nazarudin
Berarti ada pengkhianat tuh di genknya Kyra..
2025-01-20
0
Renireni Reni
wahh bakal jdi mafia kuat jk black rise dan blood moon di satuin
2023-07-13
2