Chapter 1 | Kyra dan Darren

Brukk!

“Aww..” Gadis kecil itu meringis kesakitan. Karena tidak berhati-hati, ia tersandung batu hingga jatuh tersungkur. Tidak ada luka yang tercipta, hanya sedikit memerah di bagian lutut.

Ia mendongak, menatap orang-orang berseliweran, namun tidak ada satu pun yang memedulikan dirinya. Anak-anak seusianya berlalu begitu saja, tidak jauh berbeda dengan para orang tua. Mereka hanya melirik gadis kecil itu sekilas, kemudian melenggang pergi.

Sepasang mata bulat gadis itu berkaca-kaca. Kenapa nggak ada yang mau bantuin Emily..? Emily salah apa?

Baru saja gadis kecil bernama Emily itu ingin meraung, sebuah tangan terulur padanya. Ia mendongak, memandang bocah laki-laki yang tersenyum kecil padanya.

“Kamu nggak pa pa?” tanya anak laki-laki itu.

Emily meraih uluran itu dan berdiri. Sedikit meringis ketika merasakan perih di lututnya. “Emily nggak pa pa.”

“Nama kamu Emily?”

Emily mengangguk.

“Aku Darren.”

“Halo, Kak Darren.” Setelah diperhatikan lebih jauh, paras bocah laki-laki di depannya sangat elok. Tampan dan menawan dengan bola mata hijau. Ditambah lagi, Darren memiliki kepribadian yang baik—mau repot-repot membantunya berdiri. Ah, Emily jadi malu-malu.

“Ada yang sakit?” tanya Darren perhatian. Ia meneliti tubuh gadis kecil di depannya dengan saksama dan menemukan sesuatu di lutut. “Itu sakit?”

Emily menatap lututnya yang memerah, tapi tidak berdarah. “Nggak, Kakak.”

“Sayang!”

Darren dan Emily menoleh bersamaan. Sosok wanita dengan celana hitam dan blouse pita cream melambai ke arah mereka. Darren balas melambai pula.

“Mami,” seru Darren semangat.

Wanita yang dipanggil ‘mami’ oleh Darren itu mendekat. Lantaran sudah dekat, ia berjongkok di samping putranya. “Mami terlambat, kah?”

“No, Mi,” jawab Darren.

Mami Darren menoleh, memandang Emily yang menatapnya tanpa berkedip. “Halo, Cantik. Kamu teman Darren, ya?” tanyanya seraya mengusap pipi gembul Emily.

Emily mengerjap-ngerjapkan matanya. Wanita di hadapannya sangat cantik dengan bola mata hijau dan rambut bergelombang. “Emily... em..”

“Ini teman Darren, Mi, namanya Emily.” Darren mengambil alih dengan memperkenalkan Emily. Ia tahu jika gadis kecil itu tampak ragu mengiyakan perkataan maminya. Mereka, kan, baru saja bertemu.

Wanita itu tersenyum cerah. “Halo, Sayang. Nama Aunty, Aunty Kyra.”

“Halo, Aunty Kyra,” cicit Emily malu-malu.

“Emily udah dijemput?” tanya Kyra.

Emily mengedarkan pandangan. Dirasa tidak menemukan presensi keluarganya, kepalanya menggeleng.

Kyra berpikir sejenak. “Darren, kita temani Emily dulu, ya. Kasihan kalau ditinggal sendiri.”

Darren mengiyakan.

Kyra membawa Darren dan Emily duduk di bangku dekat pos satpam. Ketiganya berbincang seru—terutama Emily dan Kyra. Kedua perempuan berbeda generasi itu langsung akrab dalam sekejap. Seolah keduanya sudah saling mengenal dan pertemuan kali ini bukan yang pertama.

“Emily.”

Emily menoleh. Bibirnya melengkung lebar. “Daddy!” serunya antusias. Ia berlari kencang menerjang lelaki yang tengah berlutut. Gadis kecil itu tertawa kala tiba di pelukan sang daddy. “Daddy lama banget,” sungutnya.

Lelaki itu tersenyum tipis. “Maaf, ya, Daddy ada meeting penting tadi.”

“Permisi.”

Daddy dan anak itu memutar kepala menghadap Kyra yang mengulas senyum. “Anda orang tua Emily?”

Lelaki itu mengangguk. “Nona siapa?”

“Ah, anak Anda teman anak saya.” Kyra melirik putranya di samping. “Saya ibu Darren.”

“Oh.” Lelaki itu memasang raut datar, tidak peduli sama sekali.

“Karena Anda sudah datang, kami pulang dulu. Putri Anda sendirian tadi, jadi kami menemaninya sebentar. Kalau begitu, mari.” Kyra tersenyum manis sebagai salam. Darren melambai kecil pada Emily. Keduanya masuk ke dalam mobil dan pergi.

“Daddy,” panggil Emily.

“Iya, Sayang?” sahut Eiden, Daddy Emily.

Emily nampak ragu untuk mengutarakan isi kepalanya. Setelah dikuatkan, ia berkata, “Di mana mommy Emily, Dad?”

Eiden terpaku. Ia tidak mengeluarkan sepatah kata pun, hanya diam memandangi putrinya. Tidak lama, lelaki itu mengukir senyum. “Ayo kita pulang.”

...💫💫💫...

“Mami? Mami mau ke mana?” tanya Darren melihat Kyra sudah berganti pakaian usai keduanya makan siang bersama di rumah. Pakaian yang dikenakan maminya serba hitam dari atas sampai bawah.

Kyra berjongkok dan mengusap kepala putranya gemas. “Mami mau ke markas, Sayang.”

Manik hijau Darren berbinar seketika. Bocah itu merengek ingin ikut. Kyra mengiyakan dengan syarat Darren harus patuh dan tidak mengganggu.

“Oke, Mi. Darren jadi anak baik dan tidak mengganggu.”

“Kalo gitu, ganti baju sana.”

“Oke, Mi. Tunggu Darren, ya.”

“Iya, Sayang.”

...💫💫💫...

“Selamat datang, Nona, Tuan Kecil,” sambut mereka seraya membungkuk hormat.

“Halo, Uncle-Aunty semua.” Darren melambai antusias.

Kyra masuk ke dalam bangunan. Tidak ada raut keibuan seperti sebelumnya. Wanita itu memasang raut datar. Tidak sebanding dengan Darren yang menebar senyum di samping. Bocah usia 6 tahun itu tampak semangat memasuki markas maminya.

Clarissa Kyra Adiva, itu nama lengkap mami Darren. Jangan disangka wanita itu merupakan sosok lembut dan seperti wanita kebanyakan yang menghabiskan waktu di rumah. Kyra tidak seperti itu.

Dia merupakan ketua mafia Black Rose. Sosok yang dikenal dengan kekejamannya. Hanya ketika bersama Darren, wanita itu berubah manis dan hangat.

“Uncle Reven!” teriak Darren menghampiri lelaki bernama Reven. Bocah itu langsung memeluk kaki Reven dengan kepala menengadah. “Uncle udah pulang dari misi?”

Reven tersenyum dan berjongkok. “Udah.”

“Kok nggak jemput Darren tadi?” Berkacak pinggang.

Reven terkekeh. “Kan, udah dijemput sama mami.”

“Reven.” Kyra mendekat. “Apa kamu sudah menyelesaikan tugas dari saya?”

Dia Reven, tangan kanan Kyra. Orang yang paling ia percaya di komplotan.

Reven berdiri, namun tangannya tetap bertengger di kepala Darren, mengusapnya gemas. “Sudah, Nona.”

“Di mana?”

“Di ruang bawah tanah.”

Kyra mengangguk. Ia menoleh pada putranya. “Darren di sini sama Uncle Reven dulu, ya. Mami ada urusan di bawah.”

“Oke, Mami. Mami hajar orang jahatnya, ya, biar kapok.”

“Iya, Sayang.”

...💫💫💫...

Kyra duduk dengan kaki diangkat ke atas. Wanita itu tersenyum sinis menatap pria yang diikat dengan rantai. “Anda berani sekali, ya, Tuan.”

Pria itu berkeringat dingin merasakan aura mencekam dari Kyra. “M–maafkan saya, Nona. S–saya janji tidak akan mengulanginya.”

Kyra menarik sebelah sudut bibir. Ia melirik anak buahnya yang berdiri di belakang—yang dengan sigap mengambilkan pisau kecil. “Menurut Anda, hukuman apa yang cocok untuk seorang pengkhianat, Tuan?”

“A–ampuni sa–saya, Nona.” Pria itu gemetar ketakutan.

“Ampun?” Kyra tertawa bengis. “Jangan harap, Tuan Pengkhianat! Saya tidak pernah melepaskan siapa pun yang berani mengusik saya dan keluarga saya!”

Kyra berlutut di hadapan pria itu dengan senyum iblis. Pisau kecil di tangan diacungkan ke atas. “Waktunya main...”

“T–tidak, N–Nona. AAARRRGGHHH...!!!”

^^^To be continue...^^^

...💫💫💫...

Ay comeback, nih, guys, dengan cerita baru. Seperti biasa, Ay paling nggak suka pemeran wanita yang menye-menye. Suka yang kuat dan berpendirian teguh.

Nikmatin ceritanya, ya...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Sedari kecil Darren udah Kyra kenalkan dengan dunia Mafia,Semoga Darren menjadi Mafia yg hebat juga gantiin mommynya kelak..

2025-01-20

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kan ku bilang juga apa, Dari kecil aja menunjukkan minatnya ke kerasan..

2025-01-20

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Wooow 2 anak MAFIA bergabung,Bakalan jadi adek kakak yg baek nih..👍👍

2025-01-20

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 | Kyra dan Darren
3 Chapter 2 | Eiden dan Emily
4 Chapter 3 | Pertemuan Kedua
5 Chapter 4 | Apa yang Kamu Lakukan Padaku?!
6 Chapter 5 | Akan Kuhajar Dia
7 Chapter 6 | Kedatangan Tamu
8 Chapter 7 | Aku Tidak Bisa
9 Chapter 8 | Pasti Mami Jemput
10 Chapter 9 | Bukan Kali Pertama
11 Chapter 10 | Darren Nggak Masalah, kok
12 Chapter 11 | Apa Lebih Baik Menikah?
13 Chapter 12 | Undangan Acara Fashion
14 Chapter 13 | Di Mana Suami Anda?
15 Chapter 14 | Ada yang Aneh Dengannya
16 Chapter 15 | Ledakan
17 Chapter 16 | Pembantaian
18 Chapter 17 | Gaun Hitam dan Mata Bengkak?
19 Chapter 18 | Tantangan Berbumbu Tawaran
20 Chapter 19 | Menilai dan Membujuk
21 Chapter 20 | Momen Pertama yang Canggung
22 Chapter 21 | Pesan Nomor Tidak Dikenal
23 Chapter 22 | Diculik
24 Chapter 23 | Diculik (2)
25 Chapter 24 | Aksi Kyra
26 Chapter 25 | Di Mana Mommy?
27 Chapter 26 | Nasihat Bocah 6 Tahun
28 Chapter 27 | Tentang Tawaran Pernikahan
29 Chapter 28 | Kamu Dukung Mereka?
30 Chapter 29 | Menikah Dadakan
31 Chapter 30 | Perubahan Suasana
32 Chapter 31 | Malam Apa?
33 Chapter 32 | Siapa yang Datang?
34 Chapter 33 | Bodyguard Pribadi
35 Chapter 34 | Raja Sehari Darren
36 Chapter 35 | Raja Sehari Darren (2)
37 Chapter 36 | Nyonya Menangis?
38 Chapter 37 | Masih Raja Sehari?
39 Chapter 38 | Pasti Rindu
40 Chapter 39 | Serangan
41 Chapter 40 | Ungkapan Perasaan
42 Chapter 41 | Pertemuan Kakak Beradik
43 Chapter 42 | Resepsi Pernikahan
44 Chapter 43 | Resepsi Pernikahan (2)
45 Chapter 44 | Ada Mama
46 Chapter 45 | Dibawa Pergi
47 Chapter 46 | Belajar di Mana?
48 Chapter 47 | Kita Saling Melengkapi
49 Chapter 48 | Si Ratu Sehari
50 Chapter 49 | Nenek Sihir!
51 Chapter 50 | Liburan di Villa
52 Chapter 51 | Pergi ke Markas
53 Chapter 52 | Kyra Menghilang
54 Chapter 53 | Kyra Menghilang (2)
55 Chapter 54 | Fakta Baru
56 Chapter 55 | Beban yang Kamu Tanggung...
57 Chapter 56 | Ingin Bicara
58 Chapter 57 | Cerita Cavan
59 Chapter 58 | Harus Diselesaikan
60 Chapter 59 | Kerja Sama
61 Chapter 60 | Minta Izin
62 Chapter 61 | Penuh Darah
63 Chapter 62 | Kejujuran Eiden
64 Chapter 63 | Terbongkar
65 Chapter 64 | Ikut ke Markas
66 Chapter 65 | Keraguan
67 Chapter 66 | Perang Dingin
68 Chapter 67 | Terima Kasih, Wildan
69 Chapter 68 | Apa Dia...
70 Chapter 69 | Diawasi
71 Chapter 70 | Ingin Cerita?
72 Chapter 71 | Happy Birthday, Darren
73 Chapter 72 | Happy Birthday, Darren (2)
74 Chapter 73 | Mommy Emily?
75 Chapter 74 | Cerita Eiden
76 Chapter 75 | Ancaman Kyra
77 Chapter 76 | Mainan Baru
78 Chapter 77 | Alih Tugas
79 Chapter 78 | Perang Pecah
80 Chapter 79 | Rencana Gagal?
81 Chapter 80 | Kyra ke Mana?
82 Chapter 81 | Jenis Kelamin si Baby?
83 Chapter 82 | Kakek Jerome
84 Chapter 83 | The Last: Welcome, Baby Boy
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 | Kyra dan Darren
3
Chapter 2 | Eiden dan Emily
4
Chapter 3 | Pertemuan Kedua
5
Chapter 4 | Apa yang Kamu Lakukan Padaku?!
6
Chapter 5 | Akan Kuhajar Dia
7
Chapter 6 | Kedatangan Tamu
8
Chapter 7 | Aku Tidak Bisa
9
Chapter 8 | Pasti Mami Jemput
10
Chapter 9 | Bukan Kali Pertama
11
Chapter 10 | Darren Nggak Masalah, kok
12
Chapter 11 | Apa Lebih Baik Menikah?
13
Chapter 12 | Undangan Acara Fashion
14
Chapter 13 | Di Mana Suami Anda?
15
Chapter 14 | Ada yang Aneh Dengannya
16
Chapter 15 | Ledakan
17
Chapter 16 | Pembantaian
18
Chapter 17 | Gaun Hitam dan Mata Bengkak?
19
Chapter 18 | Tantangan Berbumbu Tawaran
20
Chapter 19 | Menilai dan Membujuk
21
Chapter 20 | Momen Pertama yang Canggung
22
Chapter 21 | Pesan Nomor Tidak Dikenal
23
Chapter 22 | Diculik
24
Chapter 23 | Diculik (2)
25
Chapter 24 | Aksi Kyra
26
Chapter 25 | Di Mana Mommy?
27
Chapter 26 | Nasihat Bocah 6 Tahun
28
Chapter 27 | Tentang Tawaran Pernikahan
29
Chapter 28 | Kamu Dukung Mereka?
30
Chapter 29 | Menikah Dadakan
31
Chapter 30 | Perubahan Suasana
32
Chapter 31 | Malam Apa?
33
Chapter 32 | Siapa yang Datang?
34
Chapter 33 | Bodyguard Pribadi
35
Chapter 34 | Raja Sehari Darren
36
Chapter 35 | Raja Sehari Darren (2)
37
Chapter 36 | Nyonya Menangis?
38
Chapter 37 | Masih Raja Sehari?
39
Chapter 38 | Pasti Rindu
40
Chapter 39 | Serangan
41
Chapter 40 | Ungkapan Perasaan
42
Chapter 41 | Pertemuan Kakak Beradik
43
Chapter 42 | Resepsi Pernikahan
44
Chapter 43 | Resepsi Pernikahan (2)
45
Chapter 44 | Ada Mama
46
Chapter 45 | Dibawa Pergi
47
Chapter 46 | Belajar di Mana?
48
Chapter 47 | Kita Saling Melengkapi
49
Chapter 48 | Si Ratu Sehari
50
Chapter 49 | Nenek Sihir!
51
Chapter 50 | Liburan di Villa
52
Chapter 51 | Pergi ke Markas
53
Chapter 52 | Kyra Menghilang
54
Chapter 53 | Kyra Menghilang (2)
55
Chapter 54 | Fakta Baru
56
Chapter 55 | Beban yang Kamu Tanggung...
57
Chapter 56 | Ingin Bicara
58
Chapter 57 | Cerita Cavan
59
Chapter 58 | Harus Diselesaikan
60
Chapter 59 | Kerja Sama
61
Chapter 60 | Minta Izin
62
Chapter 61 | Penuh Darah
63
Chapter 62 | Kejujuran Eiden
64
Chapter 63 | Terbongkar
65
Chapter 64 | Ikut ke Markas
66
Chapter 65 | Keraguan
67
Chapter 66 | Perang Dingin
68
Chapter 67 | Terima Kasih, Wildan
69
Chapter 68 | Apa Dia...
70
Chapter 69 | Diawasi
71
Chapter 70 | Ingin Cerita?
72
Chapter 71 | Happy Birthday, Darren
73
Chapter 72 | Happy Birthday, Darren (2)
74
Chapter 73 | Mommy Emily?
75
Chapter 74 | Cerita Eiden
76
Chapter 75 | Ancaman Kyra
77
Chapter 76 | Mainan Baru
78
Chapter 77 | Alih Tugas
79
Chapter 78 | Perang Pecah
80
Chapter 79 | Rencana Gagal?
81
Chapter 80 | Kyra ke Mana?
82
Chapter 81 | Jenis Kelamin si Baby?
83
Chapter 82 | Kakek Jerome
84
Chapter 83 | The Last: Welcome, Baby Boy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!