“Saya harus mengantar Anda ke mana, Tuan?” Garry melirik ke jok belakang melalui kaca. Tanpa disangka, atasannya itu malah membawa wanita yang beberapa menit silam dengan lancang memeluk tubuhnya. Bahkan, saat ini, Kyra tengah berada di pangkuan Eiden.
“Mansion-ku,” jawab Eiden tanpa mengalihkan pandangannya dari Kyra. Wanita itu terus bergerak gelisah di pangkuan, menggesek-gesek miliknya di bawah.
Sudah sangat lama Eiden tidak merasakan sensasi seperti ini. Dan, Kyra benar-benar mencari masalah dengan menggoda duda sepertinya.
Garry dan Michael saling melirik satu sama lain. Pikiran keduanya sama. Otak tuannya bermasalah detik ini juga.
Sebenarnya Eiden kenapa, sih?! Kenapa mendadak berubah baik begini? Gaya cool-nya ke mana, heh?
Kurang lebih seperti itulah isi kepala sahabat Eiden.
Butuh waktu lumayan lama untuk mencapai mansion pribadi Eiden. Lelaki itu membangun mansion tersebut sekitar lima tahun silam, sesuai keinginan mantan istrinya. Namun, hingga kini, mansion itu belum pernah ditempati secara tetap. Bahkan, Michael ragu jika Eiden pernah mengajak Emily ke sana.
Lelaki itu memerintahkan perubahan besar-besaran. Semua interior favorit sang istri dibuang, diganti dekorasi lain. Mansion itu sesungguhnya siap pakai sejak lama sekali. Namun, Eiden malas bermalam di sana. Tinggal di situ sama saja dengan membangkitkan ingatan masa lalu.
Tiba di mansion, Eiden disambut oleh puluhan pelayan yang hampir keseluruhan wanita, hanya beberapa yang pria. Walaupun terkejut, mereka semua tetap menundukkan kepala. Ini kali pertama Eiden membawa wanita ke mansion. Ah, tidak-tidak.
Jangankan membawa seseorang. Kedatangan Eiden ke mansion tersebut saja bisa dihitung dengan jari tangan ditambah jari kaki.
Eiden meletakkan Kyra di kamarnya. Tidak langsung pergi, lelaki itu duduk di tepi ranjang, memandangi wajah bergairah wanita yang merupakan ibu dari teman Emily. Entah siapa namanya, Eiden lupa. Yang ia ingat, Emily memanggilnya kakak.
Kyra terduduk. Ia mengalungkan tangan di leher Eiden dengan mata mengerjap-ngerjap.
Menggemaskan sekali...
Eiden tersadar. Hei, barusan apa yang ia pikirkan? Menggemaskan? Dari mananya?!
“Tuan, kenapa di sini panas sekali?” tanya Kyra manja. Ia menggesekkan pipinya di dada bidang lelaki itu. “Aku kepanasan.”
“Oh, ingin didinginkan?” Eiden menyeringai sewaktu Kyra mengangguk. Bola mata hijau itu sangat sayu. “Oke. Berbaringlah.”
Bukannya menurut, pandangan Kyra terkunci pada bibir ranum Eiden. Terlihat menggugah selera. Wanita itu mengusap sudut bibir Eiden menggunakan ibu jarinya. “Kenapa merah sekali?” gumamnya.
Tanpa menanti lagi, Eiden menyerang bibir Kyra yang sejak tadi memanggilnya untuk dicicipi. Dan, benar saja. Rasanya sangat manis dan lembut.
Kyra balas men**lum ketika Eiden turut memberi gigitan. Tangan wanita itu bergerak melepas kancing kemeja Eiden—karena jas lelaki itu sudah teronggok sejak tadi.
Tidak mau kalah, Eiden menaikkan kaus Kyra. Mengusap punggung wanita itu hingga tiba di pengait. Ia melepas kaitan, kemudian merambatkan tangannya ke depan. Kyra melen*uh pelan di antara ciuman mereka. Tubuhnya merinding merasakan usapan Eiden.
Bibir Eiden berpindah posisi menjadi di leher, menghisapnya pelan, namun berulang-ulang. Beberapa bercak tercipta. Wanita itu menggeliat, menyukai pergerakan Eiden.
Eiden mendorong Kyra hingga berbaring. Ia melepas kemeja yang sudah terbuka kancingnya, lanjut mengukung tubuh Kyra di antara lengan. “Nona, jangan salahkan aku nanti. Ini permintaanmu sendiri, okay.”
Kyra mengangguk polos. Ia menarik tengkuk lelaki itu supaya bibir mereka kembali bertemu.
...💫💫💫...
Malamnya...
Kyra melenguh pelan. Tubuhnya terasa kaku. Perlahan-lahan, sepasang matanya terbuka. Sedikit mengerjap-ngerjap guna menyesuaikan retinanya dengan pencahayaan.
Kyra memekik tertahan. Ruangan yang ia tempati ini tidak dikenali. “Aku di mana?” gumamnya bingung.
Interior mewah, ranjang king size super empuk, lalu—HEI, DI MANA BAJUNYA?!
Kenapa aku nggak pake baju? Jangan-jangan...
Sontak Kyra membekap mulut dengan satu tangan, sementara tangan yang lain mencengkeram selimut guna menutupi tubuhnya yang tanpa busana. Ia memaksa untuk mengingat setiap rentetan kejadian. Berawal dari dirinya yang masuk ke markas musuh, lalu ditembak suntikan perangsang, lalu... APA?! KYRA TIDAK INGAT!
“Aku diperkosa?!” pekik Kyra.
“Siapa yang memerkosamu, Nona?”
Eiden masuk ke dalam kamar dengan paper bag. Lelaki itu bersandar di pintu dengan tangan terlipat.
“Kamu!” Kyra menunjuk Eiden. “Apa yang kamu lakuin sama aku?!” pekiknya kesal.
Eiden menarik sebelah sudut bibirnya. Sudah ia duga, Kyra tidak akan ingat apa yang terjadi di antara mereka. “Entahlah. Tapi, bukannya begini lebih baik daripada kamu digilir sama pria-pria di sana?”
Kyra mendesis. “Lebih baik dari mananya, heh?!”
“Jelas lebih baik. Kamu cuma ngelakuin sama satu orang, ganteng pula.” Eiden menyibak rambutnya dengan tangan ke belakang.
Kyra berlagak ingin muntah. “Heh, Tuan Narsis, kamu nggak waras banget, ya. Walaupun cuma sama satu orang, intinya tetep sama! Aku diperkosa juga!”
“Cih, harusnya kamu berterima kasih sama aku.” Eiden mendekat seraya membawa paper bag berisikan pakaian ganti untuk Kyra. Ia menaruhnya di nakas samping ranjang. “Itu pakaianmu.”
Kyra mengacak-acak rambutnya frustrasi. “Brengsek! Aku pasti akan bunuh kamu!” serunya kesal.
“Oh, kamu mau bunuh penyelamatmu?” Eiden menarik dagu Kyra supaya mendongak. Wanita itu masih duduk di ranjang terbalut selimut, sedangkan dirinya berdiri di sisi ranjang. “Kamu nggak ingat kalo kamu sendiri yang minta diselamatkan?”
“Hah? Aku minta diselamatkan? Iya, mungkin, tapi bukan dengan cara diperkosa, Tuan...” Kyra mengerutkan dahi, mengingat orang beserta nama lelaki di depannya.
“Eiden, aku Eiden.”
“Eiden?” ulang Kyra. “Kayak pernah denger, tapi di mana, ya?” gumamnya pelan, namun masih bisa didengar.
Eiden terkekeh. “Namamu, Nona?”
Keajaiban. Seandainya Erry atau Michael melihat Eiden tertawa, jelas mereka akan syok. Sejak kapan tuan mereka yang dijuluki ‘Cool Mafia’ bisa tertawa manis seperti itu bersama wanita yang baru dikenal?
“Kyra,” ketus Kyra menyambar paper bag berisikan pakaian.
Lagi-lagi Eiden tertawa pelan. “Nggak mau berterima kasih?” ejeknya.
Kyra mengatupkan tangan di depan dada hingga menimbulkan suara kencang. “Tuan Eiden yang terhormat, terima kasih atas penyelamatan Anda. Saya merasa tersanjung dan terharu. Puas?”
Eiden meneguk saliva susah payah. Karena kedua tangan Kyra mengatup, selimut wanita itu melorot hingga memperlihatkan sesuatu dibaliknya. “Kamu menggodaku, ya?”
“Hah?” Kyra menatap ke arah yang sama dengan sorot mata Eiden. “Ya! Dasar mesum!” Buru-buru ia menarik selimut menutupi tubuh atasnya.
Eiden mendorong Kyra hingga kembali berbaring. “Kamu tau, de**hanmu seksi sekali malam tadi.”
“Kamu—”
Cup..
Eiden mencium bibir Kyra, me**matnya pelan. Tubuh Kyra membeku.
Tidak lama, sih. Wanita itu mendorong Eiden menjauh darinya. “Kamu—”
Kalimat Kyra kembali terhenti. Wanita itu terdiam dengan sorot tak teartikan. Eiden yang memperhatikan sampai bingung sendiri. Dia kenapa?
“Jam berapa ini?” tanya Kyra seperti orang linglung.
“Sembilan malam.”
Kyra membelalakkan matanya. Ia terduduk cepat usai mendorong Eiden dari atasnya. “DARREN!”
“PUTRAKU DI RUMAH!”
^^^To be continue...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Boss kalian tuh lagi ngalamin Cinta pandang pertama..duda gersang,cari kesempatan..
2025-01-20
0
Qaisaa Nazarudin
Bisa aja kan Eiden membawa Kyra ke RS atau berendam air dingin kan..🤣😜
2025-01-20
0
Maulida Zamrud
kelamaan duda haus belaian . sekali dibelai gas lh ya kaan Denn
2024-03-09
3