Chapter 4 | Apa yang Kamu Lakukan Padaku?!

“Saya harus mengantar Anda ke mana, Tuan?” Garry melirik ke jok belakang melalui kaca. Tanpa disangka, atasannya itu malah membawa wanita yang beberapa menit silam dengan lancang memeluk tubuhnya. Bahkan, saat ini, Kyra tengah berada di pangkuan Eiden.

“Mansion-ku,” jawab Eiden tanpa mengalihkan pandangannya dari Kyra. Wanita itu terus bergerak gelisah di pangkuan, menggesek-gesek miliknya di bawah.

Sudah sangat lama Eiden tidak merasakan sensasi seperti ini. Dan, Kyra benar-benar mencari masalah dengan menggoda duda sepertinya.

Garry dan Michael saling melirik satu sama lain. Pikiran keduanya sama. Otak tuannya bermasalah detik ini juga.

Sebenarnya Eiden kenapa, sih?! Kenapa mendadak berubah baik begini? Gaya cool-nya ke mana, heh?

Kurang lebih seperti itulah isi kepala sahabat Eiden.

Butuh waktu lumayan lama untuk mencapai mansion pribadi Eiden. Lelaki itu membangun mansion tersebut sekitar lima tahun silam, sesuai keinginan mantan istrinya. Namun, hingga kini, mansion itu belum pernah ditempati secara tetap. Bahkan, Michael ragu jika Eiden pernah mengajak Emily ke sana.

Lelaki itu memerintahkan perubahan besar-besaran. Semua interior favorit sang istri dibuang, diganti dekorasi lain. Mansion itu sesungguhnya siap pakai sejak lama sekali. Namun, Eiden malas bermalam di sana. Tinggal di situ sama saja dengan membangkitkan ingatan masa lalu.

Tiba di mansion, Eiden disambut oleh puluhan pelayan yang hampir keseluruhan wanita, hanya beberapa yang pria. Walaupun terkejut, mereka semua tetap menundukkan kepala. Ini kali pertama Eiden membawa wanita ke mansion. Ah, tidak-tidak.

Jangankan membawa seseorang. Kedatangan Eiden ke mansion tersebut saja bisa dihitung dengan jari tangan ditambah jari kaki.

Eiden meletakkan Kyra di kamarnya. Tidak langsung pergi, lelaki itu duduk di tepi ranjang, memandangi wajah bergairah wanita yang merupakan ibu dari teman Emily. Entah siapa namanya, Eiden lupa. Yang ia ingat, Emily memanggilnya kakak.

Kyra terduduk. Ia mengalungkan tangan di leher Eiden dengan mata mengerjap-ngerjap.

Menggemaskan sekali...

Eiden tersadar. Hei, barusan apa yang ia pikirkan? Menggemaskan? Dari mananya?!

“Tuan, kenapa di sini panas sekali?” tanya Kyra manja. Ia menggesekkan pipinya di dada bidang lelaki itu. “Aku kepanasan.”

“Oh, ingin didinginkan?” Eiden menyeringai sewaktu Kyra mengangguk. Bola mata hijau itu sangat sayu. “Oke. Berbaringlah.”

Bukannya menurut, pandangan Kyra terkunci pada bibir ranum Eiden. Terlihat menggugah selera. Wanita itu mengusap sudut bibir Eiden menggunakan ibu jarinya. “Kenapa merah sekali?” gumamnya.

Tanpa menanti lagi, Eiden menyerang bibir Kyra yang sejak tadi memanggilnya untuk dicicipi. Dan, benar saja. Rasanya sangat manis dan lembut.

Kyra balas men**lum ketika Eiden turut memberi gigitan. Tangan wanita itu bergerak melepas kancing kemeja Eiden—karena jas lelaki itu sudah teronggok sejak tadi.

Tidak mau kalah, Eiden menaikkan kaus Kyra. Mengusap punggung wanita itu hingga tiba di pengait. Ia melepas kaitan, kemudian merambatkan tangannya ke depan. Kyra melen*uh pelan di antara ciuman mereka. Tubuhnya merinding merasakan usapan Eiden.

Bibir Eiden berpindah posisi menjadi di leher, menghisapnya pelan, namun berulang-ulang. Beberapa bercak tercipta. Wanita itu menggeliat, menyukai pergerakan Eiden.

Eiden mendorong Kyra hingga berbaring. Ia melepas kemeja yang sudah terbuka kancingnya, lanjut mengukung tubuh Kyra di antara lengan. “Nona, jangan salahkan aku nanti. Ini permintaanmu sendiri, okay.”

Kyra mengangguk polos. Ia menarik tengkuk lelaki itu supaya bibir mereka kembali bertemu.

...💫💫💫...

Malamnya...

Kyra melenguh pelan. Tubuhnya terasa kaku. Perlahan-lahan, sepasang matanya terbuka. Sedikit mengerjap-ngerjap guna menyesuaikan retinanya dengan pencahayaan.

Kyra memekik tertahan. Ruangan yang ia tempati ini tidak dikenali. “Aku di mana?” gumamnya bingung.

Interior mewah, ranjang king size super empuk, lalu—HEI, DI MANA BAJUNYA?!

Kenapa aku nggak pake baju? Jangan-jangan...

Sontak Kyra membekap mulut dengan satu tangan, sementara tangan yang lain mencengkeram selimut guna menutupi tubuhnya yang tanpa busana. Ia memaksa untuk mengingat setiap rentetan kejadian. Berawal dari dirinya yang masuk ke markas musuh, lalu ditembak suntikan perangsang, lalu... APA?! KYRA TIDAK INGAT!

“Aku diperkosa?!” pekik Kyra.

“Siapa yang memerkosamu, Nona?”

Eiden masuk ke dalam kamar dengan paper bag. Lelaki itu bersandar di pintu dengan tangan terlipat.

“Kamu!” Kyra menunjuk Eiden. “Apa yang kamu lakuin sama aku?!” pekiknya kesal.

Eiden menarik sebelah sudut bibirnya. Sudah ia duga, Kyra tidak akan ingat apa yang terjadi di antara mereka. “Entahlah. Tapi, bukannya begini lebih baik daripada kamu digilir sama pria-pria di sana?”

Kyra mendesis. “Lebih baik dari mananya, heh?!”

“Jelas lebih baik. Kamu cuma ngelakuin sama satu orang, ganteng pula.” Eiden menyibak rambutnya dengan tangan ke belakang.

Kyra berlagak ingin muntah. “Heh, Tuan Narsis, kamu nggak waras banget, ya. Walaupun cuma sama satu orang, intinya tetep sama! Aku diperkosa juga!”

“Cih, harusnya kamu berterima kasih sama aku.” Eiden mendekat seraya membawa paper bag berisikan pakaian ganti untuk Kyra. Ia menaruhnya di nakas samping ranjang. “Itu pakaianmu.”

Kyra mengacak-acak rambutnya frustrasi. “Brengsek! Aku pasti akan bunuh kamu!” serunya kesal.

“Oh, kamu mau bunuh penyelamatmu?” Eiden menarik dagu Kyra supaya mendongak. Wanita itu masih duduk di ranjang terbalut selimut, sedangkan dirinya berdiri di sisi ranjang. “Kamu nggak ingat kalo kamu sendiri yang minta diselamatkan?”

“Hah? Aku minta diselamatkan? Iya, mungkin, tapi bukan dengan cara diperkosa, Tuan...” Kyra mengerutkan dahi, mengingat orang beserta nama lelaki di depannya.

“Eiden, aku Eiden.”

“Eiden?” ulang Kyra. “Kayak pernah denger, tapi di mana, ya?” gumamnya pelan, namun masih bisa didengar.

Eiden terkekeh. “Namamu, Nona?”

Keajaiban. Seandainya Erry atau Michael melihat Eiden tertawa, jelas mereka akan syok. Sejak kapan tuan mereka yang dijuluki ‘Cool Mafia’ bisa tertawa manis seperti itu bersama wanita yang baru dikenal?

“Kyra,” ketus Kyra menyambar paper bag berisikan pakaian.

Lagi-lagi Eiden tertawa pelan. “Nggak mau berterima kasih?” ejeknya.

Kyra mengatupkan tangan di depan dada hingga menimbulkan suara kencang. “Tuan Eiden yang terhormat, terima kasih atas penyelamatan Anda. Saya merasa tersanjung dan terharu. Puas?”

Eiden meneguk saliva susah payah. Karena kedua tangan Kyra mengatup, selimut wanita itu melorot hingga memperlihatkan sesuatu dibaliknya. “Kamu menggodaku, ya?”

“Hah?” Kyra menatap ke arah yang sama dengan sorot mata Eiden. “Ya! Dasar mesum!” Buru-buru ia menarik selimut menutupi tubuh atasnya.

Eiden mendorong Kyra hingga kembali berbaring. “Kamu tau, de**hanmu seksi sekali malam tadi.”

“Kamu—”

Cup..

Eiden mencium bibir Kyra, me**matnya pelan. Tubuh Kyra membeku.

Tidak lama, sih. Wanita itu mendorong Eiden menjauh darinya. “Kamu—”

Kalimat Kyra kembali terhenti. Wanita itu terdiam dengan sorot tak teartikan. Eiden yang memperhatikan sampai bingung sendiri. Dia kenapa?

“Jam berapa ini?” tanya Kyra seperti orang linglung.

“Sembilan malam.”

Kyra membelalakkan matanya. Ia terduduk cepat usai mendorong Eiden dari atasnya. “DARREN!”

“PUTRAKU DI RUMAH!”

^^^To be continue...^^^

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Boss kalian tuh lagi ngalamin Cinta pandang pertama..duda gersang,cari kesempatan..

2025-01-20

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Bisa aja kan Eiden membawa Kyra ke RS atau berendam air dingin kan..🤣😜

2025-01-20

0

Maulida Zamrud

Maulida Zamrud

kelamaan duda haus belaian . sekali dibelai gas lh ya kaan Denn

2024-03-09

3

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 | Kyra dan Darren
3 Chapter 2 | Eiden dan Emily
4 Chapter 3 | Pertemuan Kedua
5 Chapter 4 | Apa yang Kamu Lakukan Padaku?!
6 Chapter 5 | Akan Kuhajar Dia
7 Chapter 6 | Kedatangan Tamu
8 Chapter 7 | Aku Tidak Bisa
9 Chapter 8 | Pasti Mami Jemput
10 Chapter 9 | Bukan Kali Pertama
11 Chapter 10 | Darren Nggak Masalah, kok
12 Chapter 11 | Apa Lebih Baik Menikah?
13 Chapter 12 | Undangan Acara Fashion
14 Chapter 13 | Di Mana Suami Anda?
15 Chapter 14 | Ada yang Aneh Dengannya
16 Chapter 15 | Ledakan
17 Chapter 16 | Pembantaian
18 Chapter 17 | Gaun Hitam dan Mata Bengkak?
19 Chapter 18 | Tantangan Berbumbu Tawaran
20 Chapter 19 | Menilai dan Membujuk
21 Chapter 20 | Momen Pertama yang Canggung
22 Chapter 21 | Pesan Nomor Tidak Dikenal
23 Chapter 22 | Diculik
24 Chapter 23 | Diculik (2)
25 Chapter 24 | Aksi Kyra
26 Chapter 25 | Di Mana Mommy?
27 Chapter 26 | Nasihat Bocah 6 Tahun
28 Chapter 27 | Tentang Tawaran Pernikahan
29 Chapter 28 | Kamu Dukung Mereka?
30 Chapter 29 | Menikah Dadakan
31 Chapter 30 | Perubahan Suasana
32 Chapter 31 | Malam Apa?
33 Chapter 32 | Siapa yang Datang?
34 Chapter 33 | Bodyguard Pribadi
35 Chapter 34 | Raja Sehari Darren
36 Chapter 35 | Raja Sehari Darren (2)
37 Chapter 36 | Nyonya Menangis?
38 Chapter 37 | Masih Raja Sehari?
39 Chapter 38 | Pasti Rindu
40 Chapter 39 | Serangan
41 Chapter 40 | Ungkapan Perasaan
42 Chapter 41 | Pertemuan Kakak Beradik
43 Chapter 42 | Resepsi Pernikahan
44 Chapter 43 | Resepsi Pernikahan (2)
45 Chapter 44 | Ada Mama
46 Chapter 45 | Dibawa Pergi
47 Chapter 46 | Belajar di Mana?
48 Chapter 47 | Kita Saling Melengkapi
49 Chapter 48 | Si Ratu Sehari
50 Chapter 49 | Nenek Sihir!
51 Chapter 50 | Liburan di Villa
52 Chapter 51 | Pergi ke Markas
53 Chapter 52 | Kyra Menghilang
54 Chapter 53 | Kyra Menghilang (2)
55 Chapter 54 | Fakta Baru
56 Chapter 55 | Beban yang Kamu Tanggung...
57 Chapter 56 | Ingin Bicara
58 Chapter 57 | Cerita Cavan
59 Chapter 58 | Harus Diselesaikan
60 Chapter 59 | Kerja Sama
61 Chapter 60 | Minta Izin
62 Chapter 61 | Penuh Darah
63 Chapter 62 | Kejujuran Eiden
64 Chapter 63 | Terbongkar
65 Chapter 64 | Ikut ke Markas
66 Chapter 65 | Keraguan
67 Chapter 66 | Perang Dingin
68 Chapter 67 | Terima Kasih, Wildan
69 Chapter 68 | Apa Dia...
70 Chapter 69 | Diawasi
71 Chapter 70 | Ingin Cerita?
72 Chapter 71 | Happy Birthday, Darren
73 Chapter 72 | Happy Birthday, Darren (2)
74 Chapter 73 | Mommy Emily?
75 Chapter 74 | Cerita Eiden
76 Chapter 75 | Ancaman Kyra
77 Chapter 76 | Mainan Baru
78 Chapter 77 | Alih Tugas
79 Chapter 78 | Perang Pecah
80 Chapter 79 | Rencana Gagal?
81 Chapter 80 | Kyra ke Mana?
82 Chapter 81 | Jenis Kelamin si Baby?
83 Chapter 82 | Kakek Jerome
84 Chapter 83 | The Last: Welcome, Baby Boy
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 | Kyra dan Darren
3
Chapter 2 | Eiden dan Emily
4
Chapter 3 | Pertemuan Kedua
5
Chapter 4 | Apa yang Kamu Lakukan Padaku?!
6
Chapter 5 | Akan Kuhajar Dia
7
Chapter 6 | Kedatangan Tamu
8
Chapter 7 | Aku Tidak Bisa
9
Chapter 8 | Pasti Mami Jemput
10
Chapter 9 | Bukan Kali Pertama
11
Chapter 10 | Darren Nggak Masalah, kok
12
Chapter 11 | Apa Lebih Baik Menikah?
13
Chapter 12 | Undangan Acara Fashion
14
Chapter 13 | Di Mana Suami Anda?
15
Chapter 14 | Ada yang Aneh Dengannya
16
Chapter 15 | Ledakan
17
Chapter 16 | Pembantaian
18
Chapter 17 | Gaun Hitam dan Mata Bengkak?
19
Chapter 18 | Tantangan Berbumbu Tawaran
20
Chapter 19 | Menilai dan Membujuk
21
Chapter 20 | Momen Pertama yang Canggung
22
Chapter 21 | Pesan Nomor Tidak Dikenal
23
Chapter 22 | Diculik
24
Chapter 23 | Diculik (2)
25
Chapter 24 | Aksi Kyra
26
Chapter 25 | Di Mana Mommy?
27
Chapter 26 | Nasihat Bocah 6 Tahun
28
Chapter 27 | Tentang Tawaran Pernikahan
29
Chapter 28 | Kamu Dukung Mereka?
30
Chapter 29 | Menikah Dadakan
31
Chapter 30 | Perubahan Suasana
32
Chapter 31 | Malam Apa?
33
Chapter 32 | Siapa yang Datang?
34
Chapter 33 | Bodyguard Pribadi
35
Chapter 34 | Raja Sehari Darren
36
Chapter 35 | Raja Sehari Darren (2)
37
Chapter 36 | Nyonya Menangis?
38
Chapter 37 | Masih Raja Sehari?
39
Chapter 38 | Pasti Rindu
40
Chapter 39 | Serangan
41
Chapter 40 | Ungkapan Perasaan
42
Chapter 41 | Pertemuan Kakak Beradik
43
Chapter 42 | Resepsi Pernikahan
44
Chapter 43 | Resepsi Pernikahan (2)
45
Chapter 44 | Ada Mama
46
Chapter 45 | Dibawa Pergi
47
Chapter 46 | Belajar di Mana?
48
Chapter 47 | Kita Saling Melengkapi
49
Chapter 48 | Si Ratu Sehari
50
Chapter 49 | Nenek Sihir!
51
Chapter 50 | Liburan di Villa
52
Chapter 51 | Pergi ke Markas
53
Chapter 52 | Kyra Menghilang
54
Chapter 53 | Kyra Menghilang (2)
55
Chapter 54 | Fakta Baru
56
Chapter 55 | Beban yang Kamu Tanggung...
57
Chapter 56 | Ingin Bicara
58
Chapter 57 | Cerita Cavan
59
Chapter 58 | Harus Diselesaikan
60
Chapter 59 | Kerja Sama
61
Chapter 60 | Minta Izin
62
Chapter 61 | Penuh Darah
63
Chapter 62 | Kejujuran Eiden
64
Chapter 63 | Terbongkar
65
Chapter 64 | Ikut ke Markas
66
Chapter 65 | Keraguan
67
Chapter 66 | Perang Dingin
68
Chapter 67 | Terima Kasih, Wildan
69
Chapter 68 | Apa Dia...
70
Chapter 69 | Diawasi
71
Chapter 70 | Ingin Cerita?
72
Chapter 71 | Happy Birthday, Darren
73
Chapter 72 | Happy Birthday, Darren (2)
74
Chapter 73 | Mommy Emily?
75
Chapter 74 | Cerita Eiden
76
Chapter 75 | Ancaman Kyra
77
Chapter 76 | Mainan Baru
78
Chapter 77 | Alih Tugas
79
Chapter 78 | Perang Pecah
80
Chapter 79 | Rencana Gagal?
81
Chapter 80 | Kyra ke Mana?
82
Chapter 81 | Jenis Kelamin si Baby?
83
Chapter 82 | Kakek Jerome
84
Chapter 83 | The Last: Welcome, Baby Boy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!