Chapter 12 | Undangan Acara Fashion

Tiga hari kemudian...

Kondisi Kyra yang membaik dengan cepat membuat wanita itu diizinkan pulang oleh dokter. Yah, walaupun harus diberi beberapa obat beserta catatan panjang yang harus dituruti, Kyra tetap senang bisa kembali ke rumah. Ia mana betah tinggal di ruang rawat inap terlampau lama.

“Sayang, sarapan udah siap! Turun yuk,” teriak Kyra memanggil Darren. Pagi ini, ia kembali beraktivitas layaknya hari biasa. Memasak sarapan, lalu mengantar putranya ke sekolah. Untuk bekerja.. mungkin Kyra akan pikir-pikir dulu. Soalnya, dia juga malas.

Darren tiba di ruang makan mengenakan seragam sekolah lengkap. Semua perlengkapan sekolah ia siapkan sendiri—ia, kan, sudah terlatih mandiri sejak dulu. “Mami mau kerja?” tanya Darren melihat setelan yang Kyra pakai cukup rapi. Bocah itu duduk di kursi biasa.

Kyra mengukir senyum. Dengan cekatan, tangannya mengambilkan seporsi makanan untuk Darren. Lanjut meletakkan di depan anak itu. “Pekerjaan apa yang kamu maksud, Sayang?”

Darren mengerucutkan bibir. Ia lupa jika maminya ini multitalenta, punya banyak kerjaan. “Kerja di markas, Mi.” Ia menyendok makanan ke dalam mulut.

Kyra bergumam sebentar. “Kayaknya, sih, nggak, Sayang. Mami males ke markas. Mami mau antar kamu sekolah aja.”

Darren mengunyah cepat makanan yang berada di dalam mulut. “No, Mi. Mami nggak usah antar Darren ke sekolah.”

“Lho? Terus kamu berangkat sama siapa?”

“Uncle Reven. Tadi Darren udah telepon uncle buat ke sini, mau minta diantarin,” jawab Darren enteng. Tidak masalah merepotkan uncle-nya itu. Toh, Reven sangat baik padanya. Lelaki itu pasti tidak akan keberatan.

“Padahal, Mami udah siap-siap.” Kyra cemberut. Ia sengaja berpakaian rapi supaya bisa langsung mengantar putranya. Di luar dugaan, Darren malah menghubungi Reven.

“Mami istirahat dulu sampe pulih. Darren nggak mau, ya, kalo Mami sampe drop,” peringat Darren serius. “Nanti Darren bilang ke uncle kalo Mami lagi nggak bisa kerja. Jadi, Mami di rumah aja, istirahat.”

Ingin membantah, namun Kyra tidak sanggup menghancurkan niat baik Darren. Putranya itu mengkhawatirkannya, makanya jadi suka ngatur-ngatur begini. Alhasil, wanita itu cuma bisa pasrah.

Benar saja, tidak lama kemudian, Reven datang. Lelaki itu mengenakan pakaian santai—kaus hitam dengan jaket hitam pula. Para bodyguard yang berjaga di depan rumah membungkuk sekilas kepada sang tuan. Posisi Reven di keanggotaan, kan, memang nomor 2 tertinggi.

“Hai, Uncle,” sapa Darren.

“Halo juga.” Reven menyapa balik.

“Kamu udah sarapan, Reven?” tanya Kyra.

Reven menggeleng. “Belum, Nona,” jawabnya jujur.

“Kalo gitu, sini ikut sarapan, Uncle.” Darren menunjuk kursi kosong di sebelahnya. Meja makan mereka memang menyediakan lima kursi. Jadi, masih ada tiga kursi kosong karena di sana cuma ada Kyra dan Darren.

Reven menatap nonanya, meminta persetujuan. Kyra membolehkan. Wanita itu hampir selesai dengan jatah sarapannya.

Reven pun bergabung. Lelaki itu makan dengan tenang. Hanya sesekali bersuara ketika Darren bertanya. Sementara Kyra, wanita itu membawa makanan yang sengaja ia pisah sebelumnya ke luar rumah, berniat untuk membagikannya dengan para bodyguard.

“Kalian sudah makan?” tanya Kyra pada kedelapan bodyguard di luar. Mereka serempak menggeleng. Kyra memberikan sebaskom nasi dengan aneka lauk di wadah lain. “Sebagian berjaga di depan, sebagian makan. Harus bergantian, mengerti?”

Mereka mengangguk paham. “Mengerti, Nona.”

“Mm.. makanlah.” Kyra melenggang masuk ke dalam rumah. Meninggalkan para bodyguard yang seluruhnya merupakan pria dengan senyum tipis masing-masing.

Nona mereka memang dikatai kejam, namun itu hanya berlaku bagi orang yang berani mengusik ketenangannya. Seluruh anggota Black Rose selalu diperlakukan baik oleh Kyra. Wanita itu selalu menerapkan prinsip bahwa mereka adalah keluarga, jadi jika ada salah satu anggota yang bermasalah, maka itu akan menjadi masalah mereka semua.

Bukan sekali dua kali Kyra berbagi seperti ini. Kedelapan bodyguard itu beruntung bisa merasakan masakan Kyra yang menggugah selera.

Di dalam rumah, Darren dan Reven selesai sarapan. Selepas memasang sepatu, Darren berpamitan pada sang mami.

“Ingat, Mi, istirahat. Jangan kerja terud,” tutur Darren mengingatkan. Ia paham betul tabiat maminya ini. Kyra pasti nekat bekerja sekalipun diperingati berulang kali. Darren tahu jika Kyra bekerja keras demi dirinya. Tapi, kan, tidak sampai memforsir diri sendiri.

“Iya, iya, nanti Mami istirahat.” Lama-lama Kyra gemas sendiri.

Usai mengecup pipi Kyra, Darren melangkah menuju mobil Reven.

Kyra menatap Reven yang masih berdiri di hadapannya. “Saya titip Darren, Reven.”

Reven mengangguk. “Nona tenang saja. Saya pasti menjaga tuan kecil dengan baik. Nona istirahat saja sesuai permintaan tuan kecil.”

Reven mengangguk hormat, lalu menyusul Darren ke mobil. Bocah itu melambai melalui jendela mobil.

Kyra menghela napas ketika kendaraan beroda empat itu tidak terjangkau lagi oleh matanya. Suasana jadi sepi. Tidak ada ocehan menyebalkan dari sang anak... ataupun kalimat-kalimat gombalan dari suaminya.

Dulu, Kyra sangat mendambakan momen di mana ia dan suami mengantar Darren ke sekolah. Melambaikan tangan bersama dengan senyum bahagia. Lalu, siangnya mereka akan menjemput bersama pula.

Sayangnya, itu hanya sekadar angan yang selamanya tidak akan pernah terwujud. Wildan-nya sudah tidak ada di dunia ini.

Kyra menggeleng. Ia tidak boleh sedih, nanti suaminya ikut sedih.

...💫💫💫...

Tidak sesuai perintah Darren, Kyra duduk di ranjang kamarnya dengan laptop di pangkuan. Wanita beranak satu itu tengah berkonsentrasi mengecek data. Hari yang kini beranjak siang itu tidak dipedulikan saking fokusnya.

Ah, ada satu fakta mengenai Kyra yang belum kita ketahui.

Selain sebagai pengedar senjata inovasi terbaru dan mafia, Kyra merupakan pemilik butik yang sudah mempunyai brand sendiri. Kirren’s Boutique, itu namanya.

Butik itu berdiri sejak 3 tahun lalu. Kyra memang suka mendesain sejak kecil. Salah satu impiannya adalah menjadi designer. Dan, itu telah terwujud. Sekarang nama Kirren dengan lambang KR berhiaskan sulur-suluran sudah mendunia.

Aduh, Kyra sampai tidak tahu lagi ingin menghabiskan uangnya dengan cara apa. Tanpa banyak bergerak pun, uang mengalir ke rekeningnya. Ia benar-benar wanita kaya raya.

Walaupun begitu, identitas Kyra sebagai pemilik butik tidak pernah terekspos. Dunia sekadar tahu jika sang pendiri merupakan seorang wanita, selebihnya tidak ada informasi. Ia selalu mengandalkan Ameera, asisten kepercayaannya di butik. Kyra selalu bekerja dibalik layar. Ia cukup memberi perintah dan mengirim desain pakaian terbaru melalui Ameera.

“Hm.. semuanya baik,” gumam Kyra puas menyaksikan laporan yang Ameera berikan. Keuntungan semakin meningkat. Bahkan, pembangunan cabang butik di Kota Lyon, Prancis, sukses besar.

Ting!

Kening Kyra mengerut. Satu email masuk lagi dari Ameera. “Hm?” Ia membukanya dan membaca setiap larik dengan saksama.

“Undangan ke acara fashion?” baca Kyra pelan.

^^^To be continue...^^^

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ntar aku send nomor rekening aku ya Ra,Biar ku tolong habiskan..😂😂😜

2025-01-20

0

Nur Dafa

Nur Dafa

mantappp 👍

2024-02-28

0

Renireni Reni

Renireni Reni

luarr biasa....beda sm yg lain...biasanya single disini duda sm janda....👍👍👍👍

2023-07-14

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 | Kyra dan Darren
3 Chapter 2 | Eiden dan Emily
4 Chapter 3 | Pertemuan Kedua
5 Chapter 4 | Apa yang Kamu Lakukan Padaku?!
6 Chapter 5 | Akan Kuhajar Dia
7 Chapter 6 | Kedatangan Tamu
8 Chapter 7 | Aku Tidak Bisa
9 Chapter 8 | Pasti Mami Jemput
10 Chapter 9 | Bukan Kali Pertama
11 Chapter 10 | Darren Nggak Masalah, kok
12 Chapter 11 | Apa Lebih Baik Menikah?
13 Chapter 12 | Undangan Acara Fashion
14 Chapter 13 | Di Mana Suami Anda?
15 Chapter 14 | Ada yang Aneh Dengannya
16 Chapter 15 | Ledakan
17 Chapter 16 | Pembantaian
18 Chapter 17 | Gaun Hitam dan Mata Bengkak?
19 Chapter 18 | Tantangan Berbumbu Tawaran
20 Chapter 19 | Menilai dan Membujuk
21 Chapter 20 | Momen Pertama yang Canggung
22 Chapter 21 | Pesan Nomor Tidak Dikenal
23 Chapter 22 | Diculik
24 Chapter 23 | Diculik (2)
25 Chapter 24 | Aksi Kyra
26 Chapter 25 | Di Mana Mommy?
27 Chapter 26 | Nasihat Bocah 6 Tahun
28 Chapter 27 | Tentang Tawaran Pernikahan
29 Chapter 28 | Kamu Dukung Mereka?
30 Chapter 29 | Menikah Dadakan
31 Chapter 30 | Perubahan Suasana
32 Chapter 31 | Malam Apa?
33 Chapter 32 | Siapa yang Datang?
34 Chapter 33 | Bodyguard Pribadi
35 Chapter 34 | Raja Sehari Darren
36 Chapter 35 | Raja Sehari Darren (2)
37 Chapter 36 | Nyonya Menangis?
38 Chapter 37 | Masih Raja Sehari?
39 Chapter 38 | Pasti Rindu
40 Chapter 39 | Serangan
41 Chapter 40 | Ungkapan Perasaan
42 Chapter 41 | Pertemuan Kakak Beradik
43 Chapter 42 | Resepsi Pernikahan
44 Chapter 43 | Resepsi Pernikahan (2)
45 Chapter 44 | Ada Mama
46 Chapter 45 | Dibawa Pergi
47 Chapter 46 | Belajar di Mana?
48 Chapter 47 | Kita Saling Melengkapi
49 Chapter 48 | Si Ratu Sehari
50 Chapter 49 | Nenek Sihir!
51 Chapter 50 | Liburan di Villa
52 Chapter 51 | Pergi ke Markas
53 Chapter 52 | Kyra Menghilang
54 Chapter 53 | Kyra Menghilang (2)
55 Chapter 54 | Fakta Baru
56 Chapter 55 | Beban yang Kamu Tanggung...
57 Chapter 56 | Ingin Bicara
58 Chapter 57 | Cerita Cavan
59 Chapter 58 | Harus Diselesaikan
60 Chapter 59 | Kerja Sama
61 Chapter 60 | Minta Izin
62 Chapter 61 | Penuh Darah
63 Chapter 62 | Kejujuran Eiden
64 Chapter 63 | Terbongkar
65 Chapter 64 | Ikut ke Markas
66 Chapter 65 | Keraguan
67 Chapter 66 | Perang Dingin
68 Chapter 67 | Terima Kasih, Wildan
69 Chapter 68 | Apa Dia...
70 Chapter 69 | Diawasi
71 Chapter 70 | Ingin Cerita?
72 Chapter 71 | Happy Birthday, Darren
73 Chapter 72 | Happy Birthday, Darren (2)
74 Chapter 73 | Mommy Emily?
75 Chapter 74 | Cerita Eiden
76 Chapter 75 | Ancaman Kyra
77 Chapter 76 | Mainan Baru
78 Chapter 77 | Alih Tugas
79 Chapter 78 | Perang Pecah
80 Chapter 79 | Rencana Gagal?
81 Chapter 80 | Kyra ke Mana?
82 Chapter 81 | Jenis Kelamin si Baby?
83 Chapter 82 | Kakek Jerome
84 Chapter 83 | The Last: Welcome, Baby Boy
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 | Kyra dan Darren
3
Chapter 2 | Eiden dan Emily
4
Chapter 3 | Pertemuan Kedua
5
Chapter 4 | Apa yang Kamu Lakukan Padaku?!
6
Chapter 5 | Akan Kuhajar Dia
7
Chapter 6 | Kedatangan Tamu
8
Chapter 7 | Aku Tidak Bisa
9
Chapter 8 | Pasti Mami Jemput
10
Chapter 9 | Bukan Kali Pertama
11
Chapter 10 | Darren Nggak Masalah, kok
12
Chapter 11 | Apa Lebih Baik Menikah?
13
Chapter 12 | Undangan Acara Fashion
14
Chapter 13 | Di Mana Suami Anda?
15
Chapter 14 | Ada yang Aneh Dengannya
16
Chapter 15 | Ledakan
17
Chapter 16 | Pembantaian
18
Chapter 17 | Gaun Hitam dan Mata Bengkak?
19
Chapter 18 | Tantangan Berbumbu Tawaran
20
Chapter 19 | Menilai dan Membujuk
21
Chapter 20 | Momen Pertama yang Canggung
22
Chapter 21 | Pesan Nomor Tidak Dikenal
23
Chapter 22 | Diculik
24
Chapter 23 | Diculik (2)
25
Chapter 24 | Aksi Kyra
26
Chapter 25 | Di Mana Mommy?
27
Chapter 26 | Nasihat Bocah 6 Tahun
28
Chapter 27 | Tentang Tawaran Pernikahan
29
Chapter 28 | Kamu Dukung Mereka?
30
Chapter 29 | Menikah Dadakan
31
Chapter 30 | Perubahan Suasana
32
Chapter 31 | Malam Apa?
33
Chapter 32 | Siapa yang Datang?
34
Chapter 33 | Bodyguard Pribadi
35
Chapter 34 | Raja Sehari Darren
36
Chapter 35 | Raja Sehari Darren (2)
37
Chapter 36 | Nyonya Menangis?
38
Chapter 37 | Masih Raja Sehari?
39
Chapter 38 | Pasti Rindu
40
Chapter 39 | Serangan
41
Chapter 40 | Ungkapan Perasaan
42
Chapter 41 | Pertemuan Kakak Beradik
43
Chapter 42 | Resepsi Pernikahan
44
Chapter 43 | Resepsi Pernikahan (2)
45
Chapter 44 | Ada Mama
46
Chapter 45 | Dibawa Pergi
47
Chapter 46 | Belajar di Mana?
48
Chapter 47 | Kita Saling Melengkapi
49
Chapter 48 | Si Ratu Sehari
50
Chapter 49 | Nenek Sihir!
51
Chapter 50 | Liburan di Villa
52
Chapter 51 | Pergi ke Markas
53
Chapter 52 | Kyra Menghilang
54
Chapter 53 | Kyra Menghilang (2)
55
Chapter 54 | Fakta Baru
56
Chapter 55 | Beban yang Kamu Tanggung...
57
Chapter 56 | Ingin Bicara
58
Chapter 57 | Cerita Cavan
59
Chapter 58 | Harus Diselesaikan
60
Chapter 59 | Kerja Sama
61
Chapter 60 | Minta Izin
62
Chapter 61 | Penuh Darah
63
Chapter 62 | Kejujuran Eiden
64
Chapter 63 | Terbongkar
65
Chapter 64 | Ikut ke Markas
66
Chapter 65 | Keraguan
67
Chapter 66 | Perang Dingin
68
Chapter 67 | Terima Kasih, Wildan
69
Chapter 68 | Apa Dia...
70
Chapter 69 | Diawasi
71
Chapter 70 | Ingin Cerita?
72
Chapter 71 | Happy Birthday, Darren
73
Chapter 72 | Happy Birthday, Darren (2)
74
Chapter 73 | Mommy Emily?
75
Chapter 74 | Cerita Eiden
76
Chapter 75 | Ancaman Kyra
77
Chapter 76 | Mainan Baru
78
Chapter 77 | Alih Tugas
79
Chapter 78 | Perang Pecah
80
Chapter 79 | Rencana Gagal?
81
Chapter 80 | Kyra ke Mana?
82
Chapter 81 | Jenis Kelamin si Baby?
83
Chapter 82 | Kakek Jerome
84
Chapter 83 | The Last: Welcome, Baby Boy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!