Chapter 3 | Pertemuan Kedua

“Mami?” Darren memandangi Kyra yang berpakaian resmi siang ini—maksudnya serba hitam lengkap dengan senjata. “Mami mau ke mana?”

Kyra mendekat dan berjongkok. “Ada orang jahat yang mau celakai kita, Sayang. Jadi, sebelum orang jahatnya ke sini, Mami duluan yang ke sana buat kasih pelajaran. Jadi, Darren di rumah jaga diri, ya. Mami usahain nggak lama. Nanti Aunty Mauren ke sini, kok, temani Darren.”

Darren mengerjap-ngerjapkan bola mata hijaunya—selaras dengan milik Kyra. “Kenapa orang jahat dateng terus, Mami? Kenapa mereka terus serang kita? Memangnya kita salah apa?”

Kyra tersenyum penuh arti. Jelas dirinya tidak akan menerangkan apa pun. Darren masih terlalu kecil untuk mengetahui hal-hal berbau mafia, dunia yang menghalalkan segala cara demi keuntungan pribadi.

Untungnya, prinsip Black Rose tidak seperti itu. Mafia yang dipimpin oleh Kyra ini tidak akan menyerang jika tidak diusik. Operasi yang mereka lakukan hanyalah pengedaran senjata ilegal.

Kyra sendiri yang mendirikan pabrik tersebut dan menyebarkannya ke penjuru dunia. Inovasi yang wanita itu buat di bidang senjata membuat dirinya banyak diincar. Karena itulah, Black Rose diciptakan. Kepribadian Kyra yang kejam sangat sesuai baginya menghabisi para pengkhianat itu.

“Kalo ada orang baik, pasti ada orang jahat, Sayang.” Hanya sampai di situ penjelasan Kyra. Wanita itu memilih untuk segera berpamitan sebab Reven sudah menantinya di luar rumah. “Perintahkan anak buah kita untuk menjaga rumah saya. Darren ada di dalam,” suruh Kyra.

“Baik, Nona.” Reven melirik beberapa anak buahnya. Mereka mengangguk paham.

“Hubungi Mauren, suruh dia menemani Darren di rumah,” pinta Kyra lagi.

“Baik, Nona.” Reven meraih ponsel dan menelpon seseorang. Beberapa menit berbincang, lelaki itu mengatakan jika Mauren dalam perjalanan kemari. “Mari, Nona.” Membukakan pintu mobil untuk Kyra.

“Ada masalah apa di markas?” tanya Kyra sewaktu keduanya berada di dalam mobil. Ia duduk di jok tengah, sementara Reven mengemudi.

“Ada kelompok yang berusaha membobol gudang kita, Nona. Sebagian dari mereka sudah berhasil kami lumpuhkan. Tapi, sebagiannya lagi melarikan diri,” kata Reven. Ia menjeda kalimatnya demi bisa melirik sang atasan melalui kaca mobil. “Apa yang harus kita lakukan, Nona?”

Kyra menyeringai. “Apa lagi memang? Kita serang balik, lah!”

...💫💫💫...

“Di sini tempatnya?” Eiden memandang bangunan kumuh di depannya.

Garry dan Michael yang duduk di jok mobil depan mengiyakan. Pemilik bangunan di depan diduga memiliki hubungan dengan The Zero’s. Maka dari itu, mereka datang untuk menyelidiki—dan jika benar, orang-orang di dalam juga harus dihabisi.

“Ayo masuk.” Eiden turun lebih dulu. Dibalik jasnya tersimpan puluhan senjata sebagai persiapan.

Ketiganya melangkah sesenyap mungkin. Kian dekat, Eiden dibuat bingung karena tidak ada penjagaan sama sekali di gerbang.

Berhasil masuk ke pekarangan, suasana begitu sepi. Michael berinisiatif mengintip ke dalam guna memeriksa situasi. Ini terlalu mudah jika disangkutpautkan dengan The Zero’s. Pasti ada yang salah.

“Bagaimana?” tanya Eiden sekembalinya Michael.

Wajah Michael memerah. Lelaki itu memalingkan wajah, enggan menjelaskan karena malu. “Lagi ada pesta di dalam.”

Garry mengerutkan dahi. “Pesta?”

“Kayaknya.. pesta miras sama..”

“Sama?” desak Eiden ingin tahu.

“Wanita,” jawab Michael pada akhirnya. Dia benar-benar terkejut melihat orang-orang di dalam tengah menggauli banyak wanita. Suara de*ahan menggema di mana-mana. Satu wanita saja bisa digilir puluhan pria.

Eiden menghela napas. Jadi itu alasannya Michael memerah. “Ayo masuk,” ajaknya.

Michael menggeleng. “Nggak mau, jijik.”

Eiden melirik sinis. “Makanya, nikah!”

Tanpa memedulikan Michael yang semakin merengek tidak ingin ikut, Eiden dan Garry melangkah terlebih dahulu. Eiden menendang pintu masuk dengan mudah, mengejutkan para pria di dalam yang tengah mabuk dan bersorak.

Orang-orang di dalam segera membenahi diri walaupun dilanda rasa pening. Puluhan tangisan pecah, wanita-wanita di dalam meraung setelah dipakai berulang kali. Begitu saja Eiden bisa menyimpulkan.

Wanita-wanita itu dipaksa melayani.

Dengan tangan masuk ke dalam saku celana, Eiden melangkah di antara para pria dan wanita yang bertelanjang tanpa ekspresi. Seolah lelaki itu sama sekali tidak memiliki minat terhadap para wanita itu.

“Kau!” Eiden menuding pria yang duduk di bangku teratas. “Apa kamu memiliki hubungan dengan The Zero’s?” tanyanya to the point.

Pria yang ditunjuk—Mr. Fredy—adalah sang pemimpin perkumpulan. Pria itu duduk dengan angkuh di bangku teratas ditemani tiga wanita seksi sekaligus. Sepertinya, Fredy belum menyentuh siapa pun, hanya menyaksikan anak buahnya bermain tanpa iba.

“Siapa kamu?” tanya Fredy tak mengenali sosok Eiden dan Garry. Memang sedikit familiar, namun ia tidak terlalu ingat.

Eiden menarik sebelah sudut bibirnya ke atas. “Jawab saja.”

“Jika iya, memangnya kenapa?” Fredy tertawa. “Apa kamu takut?”

Eiden berdecih. Apa barusan dirinya diremehkan? Itu tidak akan pernah terjadi seandainya pria itu mengenali siapa ia sebenarnya. Eiden tidak suka dianggap lemah—karena ia yang terkuat.

Tanpa basa-basi, Eiden mengeluarkan pistol dari balik jas, menodong Fredy yang masih nampak tenang. Lumayan juga untuk ukuran kaki tangan. Ketiga wanita yang bersama Fredy-lah yang memekik. Mereka bersembunyi dibalik kursi.

“Itu artinya, kamu tidak diizinkan hidup,” kata Eiden enteng.

“Atas dasar apa kamu—”

Dorr!

Fredy tertembak tepat di dahi. Pria yang semula angkuh itu seketika tidak bernyawa. Ketiga wanita tadi histeris, tidak percaya dengan adegan pembunuhan yang terjadi tepat di hadapan. Anak buah Fredy pun tidak sanggup menolong, mereka sedang mabuk.

“Garry, bakar tempat ini,” perintah Eiden.

“Baik, Tuan Muda.”

Eiden berbalik, berniat ingin pergi meninggalkan bangunan. Namun, suara gedoran menarik perhatiannya.

“TOLOONGGG!!! TOLOONGG SIAPA PUN DI LUAR!!”

Brakkk brakkk!!

“KELUARKAN AKU DARI SINI!!”

Itu suara wanita. Eiden menyuruh Garry untuk mengecek. Tanpa membantah, sang asisten mendekati pintu yang menjadi sumber suara. Ia membuka kunci dan menemukan seorang wanita berdiri dengan kondisi kusut di belakang pintu.

Eiden memicing. Wanita dengan kaus putih dan celana hitam itu terlihat familiar. Parasnya tidak asing di memorinya.

Wanita itu berjalan sempoyongan. Napasnya memburu. Sial! Aku lengah tadi. Kenapa malah jadi kayak gini, sih? Di mana Reven?!

Dia Kyra. Ia datang kemari untuk membalas kelompok Fredy yang sudah mengobrak-abrik gudang senjatanya. Tapi, yang ia dapat adalah pesta mengejutkan.

Seingat Kyra, Reven muntah-muntah sebelum berhasil masuk karena bau aneh. Lelaki itu pergi entah ke mana. Karena mengkhawatirkan kondisi Reven, Kyra lengah. Salah satu anak buah Fredy menembakkan suntik berisikan obat perangsang. Kemudian ia dikurung dalam ruangan. Katanya, menanti obatnya bereaksi.

Bukannya dia ibunya teman Emily?—batin Eiden usai memutar otak. Kenapa dia di sini?

“T–Tuan, tolong saya..” Tubuh Kyra ambruk ke arah Eiden. Ia memeluk tubuh kekar itu dengan nyaman, tubuhnya yang semula panas jadi dingin.

Garry meneguk saliva kasar. Selain Abigail, Emily, dan mantan istri Eiden, ia tidak pernah melihat atasannya membiarkan seseorang memeluk tubuh.

Eiden menggeram. Ia menarik dagu Kyra, menengadahkan kepalanya. Niat hati ingin menyemburkan kalimat mutiara, lelaki itu dibuat terpana dengan bola mata hijau wanita itu. Terlihat sayu dan menggoda.

Jarang sekali Eiden bisa melihat bola mata secantik ini di Indonesia. Ia jelas bisa membedakan mana yang asli dan mana yang menggunakan lensa. Ini murni dari sumber, bola mata yang menawan.

“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Eiden, tidak jadi memarahi Kyra.

Bukannya menjawab, Kyra malah menggesek-gesekkan hidung mancungnya ke leher Eiden. “Mereka menculikku tadi, terus aku dikurung.. bawa aku pergi, ya.”

Eiden mendesis merasakan suhu tubuh Kyra yang sangat panas. Ia tebak jika wanita itu diberi obat perangsang sebelumnya. Apalagi ketika Kyra menggesekkan tubuhnya, darah Eiden mendadak berdesir.

“S*it! Jangan salahkan aku dengan apa yang terjadi. Kamu yang memulai semuanya, Nona.”

^^^To be continue...^^^

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

sekurang-kurangnya Eidin mikir kalo Kyra itu korbannya..😂

2025-01-20

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

GILA..

2025-01-20

0

HNF G

HNF G

haiishhh.... beruntung, dpt durian runtuh nih, rejeki gak kemana 🤭🤭🤭

2023-08-24

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 | Kyra dan Darren
3 Chapter 2 | Eiden dan Emily
4 Chapter 3 | Pertemuan Kedua
5 Chapter 4 | Apa yang Kamu Lakukan Padaku?!
6 Chapter 5 | Akan Kuhajar Dia
7 Chapter 6 | Kedatangan Tamu
8 Chapter 7 | Aku Tidak Bisa
9 Chapter 8 | Pasti Mami Jemput
10 Chapter 9 | Bukan Kali Pertama
11 Chapter 10 | Darren Nggak Masalah, kok
12 Chapter 11 | Apa Lebih Baik Menikah?
13 Chapter 12 | Undangan Acara Fashion
14 Chapter 13 | Di Mana Suami Anda?
15 Chapter 14 | Ada yang Aneh Dengannya
16 Chapter 15 | Ledakan
17 Chapter 16 | Pembantaian
18 Chapter 17 | Gaun Hitam dan Mata Bengkak?
19 Chapter 18 | Tantangan Berbumbu Tawaran
20 Chapter 19 | Menilai dan Membujuk
21 Chapter 20 | Momen Pertama yang Canggung
22 Chapter 21 | Pesan Nomor Tidak Dikenal
23 Chapter 22 | Diculik
24 Chapter 23 | Diculik (2)
25 Chapter 24 | Aksi Kyra
26 Chapter 25 | Di Mana Mommy?
27 Chapter 26 | Nasihat Bocah 6 Tahun
28 Chapter 27 | Tentang Tawaran Pernikahan
29 Chapter 28 | Kamu Dukung Mereka?
30 Chapter 29 | Menikah Dadakan
31 Chapter 30 | Perubahan Suasana
32 Chapter 31 | Malam Apa?
33 Chapter 32 | Siapa yang Datang?
34 Chapter 33 | Bodyguard Pribadi
35 Chapter 34 | Raja Sehari Darren
36 Chapter 35 | Raja Sehari Darren (2)
37 Chapter 36 | Nyonya Menangis?
38 Chapter 37 | Masih Raja Sehari?
39 Chapter 38 | Pasti Rindu
40 Chapter 39 | Serangan
41 Chapter 40 | Ungkapan Perasaan
42 Chapter 41 | Pertemuan Kakak Beradik
43 Chapter 42 | Resepsi Pernikahan
44 Chapter 43 | Resepsi Pernikahan (2)
45 Chapter 44 | Ada Mama
46 Chapter 45 | Dibawa Pergi
47 Chapter 46 | Belajar di Mana?
48 Chapter 47 | Kita Saling Melengkapi
49 Chapter 48 | Si Ratu Sehari
50 Chapter 49 | Nenek Sihir!
51 Chapter 50 | Liburan di Villa
52 Chapter 51 | Pergi ke Markas
53 Chapter 52 | Kyra Menghilang
54 Chapter 53 | Kyra Menghilang (2)
55 Chapter 54 | Fakta Baru
56 Chapter 55 | Beban yang Kamu Tanggung...
57 Chapter 56 | Ingin Bicara
58 Chapter 57 | Cerita Cavan
59 Chapter 58 | Harus Diselesaikan
60 Chapter 59 | Kerja Sama
61 Chapter 60 | Minta Izin
62 Chapter 61 | Penuh Darah
63 Chapter 62 | Kejujuran Eiden
64 Chapter 63 | Terbongkar
65 Chapter 64 | Ikut ke Markas
66 Chapter 65 | Keraguan
67 Chapter 66 | Perang Dingin
68 Chapter 67 | Terima Kasih, Wildan
69 Chapter 68 | Apa Dia...
70 Chapter 69 | Diawasi
71 Chapter 70 | Ingin Cerita?
72 Chapter 71 | Happy Birthday, Darren
73 Chapter 72 | Happy Birthday, Darren (2)
74 Chapter 73 | Mommy Emily?
75 Chapter 74 | Cerita Eiden
76 Chapter 75 | Ancaman Kyra
77 Chapter 76 | Mainan Baru
78 Chapter 77 | Alih Tugas
79 Chapter 78 | Perang Pecah
80 Chapter 79 | Rencana Gagal?
81 Chapter 80 | Kyra ke Mana?
82 Chapter 81 | Jenis Kelamin si Baby?
83 Chapter 82 | Kakek Jerome
84 Chapter 83 | The Last: Welcome, Baby Boy
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 | Kyra dan Darren
3
Chapter 2 | Eiden dan Emily
4
Chapter 3 | Pertemuan Kedua
5
Chapter 4 | Apa yang Kamu Lakukan Padaku?!
6
Chapter 5 | Akan Kuhajar Dia
7
Chapter 6 | Kedatangan Tamu
8
Chapter 7 | Aku Tidak Bisa
9
Chapter 8 | Pasti Mami Jemput
10
Chapter 9 | Bukan Kali Pertama
11
Chapter 10 | Darren Nggak Masalah, kok
12
Chapter 11 | Apa Lebih Baik Menikah?
13
Chapter 12 | Undangan Acara Fashion
14
Chapter 13 | Di Mana Suami Anda?
15
Chapter 14 | Ada yang Aneh Dengannya
16
Chapter 15 | Ledakan
17
Chapter 16 | Pembantaian
18
Chapter 17 | Gaun Hitam dan Mata Bengkak?
19
Chapter 18 | Tantangan Berbumbu Tawaran
20
Chapter 19 | Menilai dan Membujuk
21
Chapter 20 | Momen Pertama yang Canggung
22
Chapter 21 | Pesan Nomor Tidak Dikenal
23
Chapter 22 | Diculik
24
Chapter 23 | Diculik (2)
25
Chapter 24 | Aksi Kyra
26
Chapter 25 | Di Mana Mommy?
27
Chapter 26 | Nasihat Bocah 6 Tahun
28
Chapter 27 | Tentang Tawaran Pernikahan
29
Chapter 28 | Kamu Dukung Mereka?
30
Chapter 29 | Menikah Dadakan
31
Chapter 30 | Perubahan Suasana
32
Chapter 31 | Malam Apa?
33
Chapter 32 | Siapa yang Datang?
34
Chapter 33 | Bodyguard Pribadi
35
Chapter 34 | Raja Sehari Darren
36
Chapter 35 | Raja Sehari Darren (2)
37
Chapter 36 | Nyonya Menangis?
38
Chapter 37 | Masih Raja Sehari?
39
Chapter 38 | Pasti Rindu
40
Chapter 39 | Serangan
41
Chapter 40 | Ungkapan Perasaan
42
Chapter 41 | Pertemuan Kakak Beradik
43
Chapter 42 | Resepsi Pernikahan
44
Chapter 43 | Resepsi Pernikahan (2)
45
Chapter 44 | Ada Mama
46
Chapter 45 | Dibawa Pergi
47
Chapter 46 | Belajar di Mana?
48
Chapter 47 | Kita Saling Melengkapi
49
Chapter 48 | Si Ratu Sehari
50
Chapter 49 | Nenek Sihir!
51
Chapter 50 | Liburan di Villa
52
Chapter 51 | Pergi ke Markas
53
Chapter 52 | Kyra Menghilang
54
Chapter 53 | Kyra Menghilang (2)
55
Chapter 54 | Fakta Baru
56
Chapter 55 | Beban yang Kamu Tanggung...
57
Chapter 56 | Ingin Bicara
58
Chapter 57 | Cerita Cavan
59
Chapter 58 | Harus Diselesaikan
60
Chapter 59 | Kerja Sama
61
Chapter 60 | Minta Izin
62
Chapter 61 | Penuh Darah
63
Chapter 62 | Kejujuran Eiden
64
Chapter 63 | Terbongkar
65
Chapter 64 | Ikut ke Markas
66
Chapter 65 | Keraguan
67
Chapter 66 | Perang Dingin
68
Chapter 67 | Terima Kasih, Wildan
69
Chapter 68 | Apa Dia...
70
Chapter 69 | Diawasi
71
Chapter 70 | Ingin Cerita?
72
Chapter 71 | Happy Birthday, Darren
73
Chapter 72 | Happy Birthday, Darren (2)
74
Chapter 73 | Mommy Emily?
75
Chapter 74 | Cerita Eiden
76
Chapter 75 | Ancaman Kyra
77
Chapter 76 | Mainan Baru
78
Chapter 77 | Alih Tugas
79
Chapter 78 | Perang Pecah
80
Chapter 79 | Rencana Gagal?
81
Chapter 80 | Kyra ke Mana?
82
Chapter 81 | Jenis Kelamin si Baby?
83
Chapter 82 | Kakek Jerome
84
Chapter 83 | The Last: Welcome, Baby Boy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!