Chapter 15 | Ledakan

“Aunty Kyra mana, Kak?” Emily celingukan.

Darren menunjuk ke arah lain. “Mami di san—”

BOOMMM..!

Ledakan besar dari sisi kanan gedung terdengar.

“Aaaa...” Semua orang berteriak ketakutan. Mereka mulai kalang kabut, berlarian ke sana kemari mencari jalan keluar.

“Mami..” Tidak menghiraukan yang lain, Darren berlari menuju meja Kyra. Anak itu masih ingat betul letaknya.

Reven terkejut. “TUAN KECIL!” Buru-buru ia menyusul majikan kecilnya itu.

Abigail segera menggendong Emily. Wanita itu menghubungi sang suami jika terjadi sesuatu di acara dan memintanya datang sembari melangkahkan kaki. Cavan yang mendengar cucu perempuannya menangis mengatakan akan menyusul secepatnya.

Sementara itu, Darren berlarian melewati orang-orang. Beberapa kali tak sengaja tertendang, bocah itu kembali bangkit untuk mencari sang mami. Yang ada di pikiran Darren saat ini hanyalah Kyra. Keselamatannya tidak dipedulikan.

“MAMI!” panggil Darren setengah berteriak. Ia panik luar biasa.

Tiba-tiba saja, Darren merasakan tubuhnya melayang. Ketika ia menoleh, anak laki-laki itu menghembuskan napas lega. Kyra-lah yang menggendongnya.

“Mami baik-baik aja, kan? Ada yang luka?” tanya Darren cemas.

Kyra tersenyum lembut dan menggeleng. “Mami fine, Sayang. Mana Uncle Reven?”

“Nona! Tuan Kecil!” Baru dibicarakan, Reven tiba. “Kita harus segera keluar, Nona.”

Tidak ada yang kekurangan. Kyra, Darren, Reven, serta kelima bodyguard lengkap. Mereka berjalan cepat di antara ribuan manusia lain yang berdesakan keluar. Seandainya tidak ada Darren di sana, mungkin mereka bisa mencari pelaku dari ledakan barusan. Namun, situasinya berbeda.

Acara fashion diadakan di ballroom hotel mewah yang luas. Menurut terkaan Kyra, ledakan tadi berasal dari bom. Siapa yang meletakkan, Kyra jelas tidak tahu karena ini di luar pemikiran.

Menurut tebakan Kyra, si pelaku mengincar seseorang. Namun, orang itu benar-benar bodoh karena melakukan di tempat umum sehingga membahayakan khalayak ramai.

Kedelapan orang—termasuk Kyra—itu berhasil keluar dan menjauh. Wanita beranak satu itu tampak mengamati bangunan hotel yang perlahan hancur karena salah satu pondasinya rusak. Jago merah melahap sebagian besar bangunan sehingga puing-puing hotel berjatuhan.

“Ayo kita pulang, Sayang.” Kyra berkata pada Darren.

Tanpa menunggu lagi, mereka pergi menaiki mobil yang baru datang. Atas inisiatifnya, Reven menghubungi anggotanya untuk datang dengan beberapa mobil. Itulah mengapa mereka bisa pulang.

Di sisi lain, Abigail dan Emily selamat. Hanya saja, pengawal yang mereka bawa terluka ketika menyelamatkan keduanya.

“Grandma, Emily takut.” Tubuh gadis kecil itu bergetar hebat di pelukan Abigail. Wajar, kan, kalau ia ketakutan.

“Ssstt.. kita aman, Sayang,” bisik Abigail. Ia menepuk-nepuk punggung cucunya.

Tidak lama, Cavan dan Eiden tiba. Mereka langsung menghampiri Abigail juga Emily karena sudah menerima pesan dari sang pengawal mengenai posisi mereka.

“Kalian baik-baik aja?” tanya Cavan khawatir. Abigail mengiyakan, namun sorot matanya nampak sendu ketika ia melirik Emily. Tubuh gadis kecil itu masih terus bergetar.

Eiden mengambil alih putrinya. Lelaki itu ingat bagaimana putrinya sangat antusias untuk datang ke acara fashion. Namun, yang ia dapati sekarang malah sebaliknya. “Daddy di sini, Sayang.”

Kalungan tangan Emily semakin erat di leher Eiden. Berangsur-angsur tubuhnya mengendur, tidak setegang tadi. Kalimat-kalimat penenang yang dibisikkan Eiden sedikit banyak mempengaruhi Emily.

“Ayo kita pulang,” ajak Eiden merasakan dengkuran halus di telinganya. Napas teratur Emily terasa hangat di leher.

Sebelum benar-benar pulang, lelaki itu melirik anak buahnya. Paham maksud sang tuan, mereka mengangguk pelan, kode jika perintah Eiden akan dilaksanakan.

...💫💫💫...

“Apa yang kamu dapatkan, Reven?” tanya Kyra. Usai pulang dan membersihkan diri, Kyra meminta lelaki kepercayaannya itu untuk menyelidiki dalang dibalik pengeboman hotel. Darren sendiri sudah tertidur di kamarnya.

“Beberapa anggota kita sedang turun ke lapangan untuk menyelidiki secara langsung, Nona. Untuk saat ini, yang bisa saya dapatkan hanyalah.. incaran mereka bukan kita, tapi orang lain,” ucap Reven yakin.

Kyra menaikkan sebelah alisnya. “Hm? Apa yang membuatmu yakin?”

Reven menyerahkan ponselnya. Sebuah video terputar di sana. “Seluruh CCTV di ballroom hotel rusak, Nona. Tapi, saya berhasil memulihkan beberapa dan meretas CCTV lain di sekitar gedung.”

Kyra memperhatikan dengan saksama. CCTV di samping gedung hotel merekam dengan jelas beberapa persona berpakaian hitam tengah mengendap-endap masuk. Lalu, CCTV lain menunjukkan jika orang-orang itu tengah mengintai ke dalam ballroom.

Benar dugaannya. Mereka mengincar seseorang di antara para tamu hari ini.

“Di rekaman tersebut tertera tanggal dan jamnya, Nona. Dari situ saja, kita bisa menyimpulkan jika incaran mereka bukan kita, melainkan orang lain. Mereka sudah memasuki gedung dan mengintai sebelum kita datang,” sambung Reven mengakhiri penjelasannya. Lagipula, ia tahu nonanya paham tanpa ia terangkan sekalipun.

Kyra menghela napas berat. “Ya sudah, jangan ikut campur urusan mereka.”

“Nona tahu siapa incaran mereka?” tanya Reven tak percaya. Padahal, belum ada laporan apa pun dari anak buahnya.

“Mungkin.. ya.” Kyra bergumam tidak jelas. “Intinya, kita jangan ikut campur.”

Walaupun penasaran siapa orang yang dimaksud, Reven tetap mengangguk. “Baik, Nona.”

...💫💫💫...

Keesokan harinya...

Eiden duduk termenung di tepi ranjang. Sorot matanya begitu dingin mengarah ke depan. Ia jelas ingin mengumpat, tapi tak berdaya. Putrinya terlelap tepat di sampingnya dengan posisi menggenggam jemari lelaki itu.

Ada banyak pikiran yang mengelilingi otaknya. Ia geram karena tindakan musuh semalam sukses membuat Emily—batas kesabaran Eiden—ketakutan.

Jika yang diserang papa dan mamanya, Eiden tidak terlalu mempermasalahkan. Kedua orang tua itu sanggup melawan dengan tenaga dan otak cerdas masing-masing. Apalagi Cavan, kan, mantan pemimpin mafia Blood Moon, mafia yang saat ini ia pegang.

Hanya karena melepas jabatan, bukan berarti Cavan benar-benar mengundurkan diri dari dunia hitam.

Namun, beda urusannya jika Emily yang dijadikan target. Putrinya itu terlalu polos—entah mendapat sifat dari siapa. Mungkin efek karena sangat dimanjakan. Emily sama sekali tidak tahu apa itu sasaran, pistol, mafia, dan semacamnya. Bocah itu pasti memilih bermain dan menyantap permen dibandingkan melakukan sesuatu yang memacu adrenalin.

“Sepertinya aku harus memberi mereka peringatan,” gumam Eiden menyeringai bak iblis.

Susah payah ia melepas genggaman putrinya, Eiden bangkit dan meraih ponsel. Lelaki itu menghubungi seseorang dan berkata, “Beri mereka peringatan kecil. Ingat, jangan terlalu besar.”

“Baik, Tuan.”

Sambungan telepon terputus. Eiden menarik sebelah sudut bibirnya ke atas, tersenyum miring. “Kalian salah karena mencari masalah denganku.”

...💫💫💫...

Di rumahnya, Kyra berlarian menuju kamar Reven. Baru saja ia menerima pesan yang mengatakan ada kejanggalan yang sukses membuat Kyra bahagia dan berharap besar.

“Ada apa, Reven?” tanya Kyra to the point.

Reven yang tengah sibuk dengan laptopnya bergegas memindahkan dan berdiri. “Nona, ini....”

^^^To be continue...^^^

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Harusnya Emily sebagai puteri Mafia satu2 nya,Eiden harus mengajarkan Emily ilmu bela diri juga menggunakan beberapa senjata tajam lainnya, Karena musuh akan menargetkan keluarga terdekat incarannya,Jadi gak salahkan untuk berjaga-jaga..

2025-01-20

1

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Jangan hilang incaran itu Emily dan Oma nya..kok aku deg degan nih..

2025-01-20

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kan Kyra udah curiga sama Ayara tadi??

2025-01-20

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 | Kyra dan Darren
3 Chapter 2 | Eiden dan Emily
4 Chapter 3 | Pertemuan Kedua
5 Chapter 4 | Apa yang Kamu Lakukan Padaku?!
6 Chapter 5 | Akan Kuhajar Dia
7 Chapter 6 | Kedatangan Tamu
8 Chapter 7 | Aku Tidak Bisa
9 Chapter 8 | Pasti Mami Jemput
10 Chapter 9 | Bukan Kali Pertama
11 Chapter 10 | Darren Nggak Masalah, kok
12 Chapter 11 | Apa Lebih Baik Menikah?
13 Chapter 12 | Undangan Acara Fashion
14 Chapter 13 | Di Mana Suami Anda?
15 Chapter 14 | Ada yang Aneh Dengannya
16 Chapter 15 | Ledakan
17 Chapter 16 | Pembantaian
18 Chapter 17 | Gaun Hitam dan Mata Bengkak?
19 Chapter 18 | Tantangan Berbumbu Tawaran
20 Chapter 19 | Menilai dan Membujuk
21 Chapter 20 | Momen Pertama yang Canggung
22 Chapter 21 | Pesan Nomor Tidak Dikenal
23 Chapter 22 | Diculik
24 Chapter 23 | Diculik (2)
25 Chapter 24 | Aksi Kyra
26 Chapter 25 | Di Mana Mommy?
27 Chapter 26 | Nasihat Bocah 6 Tahun
28 Chapter 27 | Tentang Tawaran Pernikahan
29 Chapter 28 | Kamu Dukung Mereka?
30 Chapter 29 | Menikah Dadakan
31 Chapter 30 | Perubahan Suasana
32 Chapter 31 | Malam Apa?
33 Chapter 32 | Siapa yang Datang?
34 Chapter 33 | Bodyguard Pribadi
35 Chapter 34 | Raja Sehari Darren
36 Chapter 35 | Raja Sehari Darren (2)
37 Chapter 36 | Nyonya Menangis?
38 Chapter 37 | Masih Raja Sehari?
39 Chapter 38 | Pasti Rindu
40 Chapter 39 | Serangan
41 Chapter 40 | Ungkapan Perasaan
42 Chapter 41 | Pertemuan Kakak Beradik
43 Chapter 42 | Resepsi Pernikahan
44 Chapter 43 | Resepsi Pernikahan (2)
45 Chapter 44 | Ada Mama
46 Chapter 45 | Dibawa Pergi
47 Chapter 46 | Belajar di Mana?
48 Chapter 47 | Kita Saling Melengkapi
49 Chapter 48 | Si Ratu Sehari
50 Chapter 49 | Nenek Sihir!
51 Chapter 50 | Liburan di Villa
52 Chapter 51 | Pergi ke Markas
53 Chapter 52 | Kyra Menghilang
54 Chapter 53 | Kyra Menghilang (2)
55 Chapter 54 | Fakta Baru
56 Chapter 55 | Beban yang Kamu Tanggung...
57 Chapter 56 | Ingin Bicara
58 Chapter 57 | Cerita Cavan
59 Chapter 58 | Harus Diselesaikan
60 Chapter 59 | Kerja Sama
61 Chapter 60 | Minta Izin
62 Chapter 61 | Penuh Darah
63 Chapter 62 | Kejujuran Eiden
64 Chapter 63 | Terbongkar
65 Chapter 64 | Ikut ke Markas
66 Chapter 65 | Keraguan
67 Chapter 66 | Perang Dingin
68 Chapter 67 | Terima Kasih, Wildan
69 Chapter 68 | Apa Dia...
70 Chapter 69 | Diawasi
71 Chapter 70 | Ingin Cerita?
72 Chapter 71 | Happy Birthday, Darren
73 Chapter 72 | Happy Birthday, Darren (2)
74 Chapter 73 | Mommy Emily?
75 Chapter 74 | Cerita Eiden
76 Chapter 75 | Ancaman Kyra
77 Chapter 76 | Mainan Baru
78 Chapter 77 | Alih Tugas
79 Chapter 78 | Perang Pecah
80 Chapter 79 | Rencana Gagal?
81 Chapter 80 | Kyra ke Mana?
82 Chapter 81 | Jenis Kelamin si Baby?
83 Chapter 82 | Kakek Jerome
84 Chapter 83 | The Last: Welcome, Baby Boy
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 | Kyra dan Darren
3
Chapter 2 | Eiden dan Emily
4
Chapter 3 | Pertemuan Kedua
5
Chapter 4 | Apa yang Kamu Lakukan Padaku?!
6
Chapter 5 | Akan Kuhajar Dia
7
Chapter 6 | Kedatangan Tamu
8
Chapter 7 | Aku Tidak Bisa
9
Chapter 8 | Pasti Mami Jemput
10
Chapter 9 | Bukan Kali Pertama
11
Chapter 10 | Darren Nggak Masalah, kok
12
Chapter 11 | Apa Lebih Baik Menikah?
13
Chapter 12 | Undangan Acara Fashion
14
Chapter 13 | Di Mana Suami Anda?
15
Chapter 14 | Ada yang Aneh Dengannya
16
Chapter 15 | Ledakan
17
Chapter 16 | Pembantaian
18
Chapter 17 | Gaun Hitam dan Mata Bengkak?
19
Chapter 18 | Tantangan Berbumbu Tawaran
20
Chapter 19 | Menilai dan Membujuk
21
Chapter 20 | Momen Pertama yang Canggung
22
Chapter 21 | Pesan Nomor Tidak Dikenal
23
Chapter 22 | Diculik
24
Chapter 23 | Diculik (2)
25
Chapter 24 | Aksi Kyra
26
Chapter 25 | Di Mana Mommy?
27
Chapter 26 | Nasihat Bocah 6 Tahun
28
Chapter 27 | Tentang Tawaran Pernikahan
29
Chapter 28 | Kamu Dukung Mereka?
30
Chapter 29 | Menikah Dadakan
31
Chapter 30 | Perubahan Suasana
32
Chapter 31 | Malam Apa?
33
Chapter 32 | Siapa yang Datang?
34
Chapter 33 | Bodyguard Pribadi
35
Chapter 34 | Raja Sehari Darren
36
Chapter 35 | Raja Sehari Darren (2)
37
Chapter 36 | Nyonya Menangis?
38
Chapter 37 | Masih Raja Sehari?
39
Chapter 38 | Pasti Rindu
40
Chapter 39 | Serangan
41
Chapter 40 | Ungkapan Perasaan
42
Chapter 41 | Pertemuan Kakak Beradik
43
Chapter 42 | Resepsi Pernikahan
44
Chapter 43 | Resepsi Pernikahan (2)
45
Chapter 44 | Ada Mama
46
Chapter 45 | Dibawa Pergi
47
Chapter 46 | Belajar di Mana?
48
Chapter 47 | Kita Saling Melengkapi
49
Chapter 48 | Si Ratu Sehari
50
Chapter 49 | Nenek Sihir!
51
Chapter 50 | Liburan di Villa
52
Chapter 51 | Pergi ke Markas
53
Chapter 52 | Kyra Menghilang
54
Chapter 53 | Kyra Menghilang (2)
55
Chapter 54 | Fakta Baru
56
Chapter 55 | Beban yang Kamu Tanggung...
57
Chapter 56 | Ingin Bicara
58
Chapter 57 | Cerita Cavan
59
Chapter 58 | Harus Diselesaikan
60
Chapter 59 | Kerja Sama
61
Chapter 60 | Minta Izin
62
Chapter 61 | Penuh Darah
63
Chapter 62 | Kejujuran Eiden
64
Chapter 63 | Terbongkar
65
Chapter 64 | Ikut ke Markas
66
Chapter 65 | Keraguan
67
Chapter 66 | Perang Dingin
68
Chapter 67 | Terima Kasih, Wildan
69
Chapter 68 | Apa Dia...
70
Chapter 69 | Diawasi
71
Chapter 70 | Ingin Cerita?
72
Chapter 71 | Happy Birthday, Darren
73
Chapter 72 | Happy Birthday, Darren (2)
74
Chapter 73 | Mommy Emily?
75
Chapter 74 | Cerita Eiden
76
Chapter 75 | Ancaman Kyra
77
Chapter 76 | Mainan Baru
78
Chapter 77 | Alih Tugas
79
Chapter 78 | Perang Pecah
80
Chapter 79 | Rencana Gagal?
81
Chapter 80 | Kyra ke Mana?
82
Chapter 81 | Jenis Kelamin si Baby?
83
Chapter 82 | Kakek Jerome
84
Chapter 83 | The Last: Welcome, Baby Boy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!