...Ada kertas diberi perekat...
...Kertasnya putih dalamnya hangat...
...Selamat membaca wahai sahabat...
...Semoga harimu selalu semangat....
...M.E.M.O.R.I.E.S |15|...
Raline mem buka mata nya ketika sinar matahari masuk ke kamar nya. Sadar seperti apa posisi nya se malam, ia langsung ter duduk dan me noleh ke sebelah nya. Tidak ada siapa-siapa. Di mana Bagas?
Raline me lirik jam dinding. “Apa? Jam sepuluh?"
Raline ter bengong. Ia tidur selama itu? Sejak kapan kebiasaan Naira me nular pada nya?
Raline dengan cepat bangkit sambil me nyambar gaun tidur nya yang ter gantung di sisi lemari. Dengan cepat ia ke luar kamar. Ia ingin me lihat apa kah Bagas masih di rumah atau sudah berangkat ke kantor. Langkah nya men jadi lebih cepat saat me lihat pria itu duduk santai sambil me nonton TV di ruang keluarga.
"Bagas."
"Astaga, Raline. Kamu sudah bangun?"
Raline me noleh saat men dengar suara dari arah dapur. Mama Bagas? Wanita paruh baya itu ada di sini sementara dia baru bangun?
Raline me lirik kesal ke arah Bagas. Harus nya pria itu bilang kalau ada ibu nya di sini.
"Mama? Mama di sini?" Raline men dekat seraya merapi kan rambut nya lalu ter senyum canggung.
"Ya. Mama ingin me lihat kalian dan menyiap kan sarapan," jawab perempuan paruh baya itu dengan senyum hangat di wajah nya.
"Kenapa, Mama tidak perlu me lakukan nya. Dan kenapa tidak mem beri tahu ku sebelum nya. Aku kan bisa bangun lebih pagi.“
"Astaga, kalian kan pengantin baru. Jadi mama tidak akan meng ganggu."
"Ya?" Raline me lirik Bagas yang tampak ter senyum seorang diri. Apa yang sudah pria itu katakan pada mama nya?
"Mama sedang menyiapkan sup untuk mu, kamu pasti lelah, bukan? Setelah me makan sup buatan mama, kamu akan segera pulih."
Raline hanya ter diam bengong saat wanita itu ber lalu dari hadapan nya dengan senyum aneh. Dengan cepat Raline men dekat dan duduk di sebelah Bagas. Di pukul nya lengan pria itu kuat.
"Hei! Apa yang kamu kata kan pada nya, huh?”
"Aku tidak mengata kan apa pun. Saat mama datang dia melihat mu ter tidur sambil memeluk ku dan kamu ter lihat sangat pulas. Maka nya mama mengira kalau kita baru saja me lakukan nya.“
Raline men dengkus seraya me lipat tangan nya kesal. Tentu saja. Dia tidak ingin di anggap buruk oleh Mama Bagas dengan bangun se siang ini. Dan mereka tidak me lakukan apa pun selain hanya tidur.
"Bagai mana, kamu tidur nyenyak, bukan?" Raline me mutar bola mata nya lalu ber sandar di sofa.
"Aku selalu tidur nyenyak. Asal kamu tahu itu.“
"Benar kah? Kamu ingin menyambung nya lagi. Hm?"
"Aaaa! Apa yang kamu lakukan?"
"Ada apa?" Kedua nya me noleh saat Nyonya Wiatama muncul. Raline yang ada di pelukan Bagas tidak ber buat apa pun karena tangan Bagas mengunci tubuh nya.
"Oh, tidak ada Ma. Raline bilang dia masih lelah dan ingin istirahat lagi."
"Apa?" kaget Nyonya Wiatama, "Memang nya kalian ber buat seperti apa sampai Raline begitu?"
"T-Tidak, Ma. Sungguh, jangan dengar kan dia."
"Kamu tidak perlu malu, Sayang. Ayo, ku antar ke kamar." Tiba-tiba Bagas ber kata seraya berdiri sambil meng gendong Raline.
Raline ter tegun me lihat senyum itu. Dia hanya diam saja saat Bagas meng gendong tubuh nya ke lantai atas. Sementara Nyonya Wiatama yang menyaksikan itu tampak ter senyum senang.
"Astaga, mereka manis sekali."
...B.E.R.S.A.M.B.U.N.G ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Betty Lusiana
aku pun tersenyum sambil baca nya thor
2022-11-19
2