Part 5

"Bagas?" ucap nya terbata. Setelah cukup lama akhir nya ia bisa juga meng hirup udara lagi. Padahal rasa nya ia hampir mati saat me lihat wajah itu.

"Ya, ini aku, Bagas Wiatama. Aku senang karena kamu tidak melupakan senior mu."

Wajah Raline bersemu merah. Kejadian sepuluh tahun lalu kembali singgah di pikiran nya. Padahal sudah bertahun-tahun dia berusaha untuk me lupakan kejadian konyol yang memalukan itu.

"Aish, berani sekali kamu memeluk ku.“

Raline mendorong Bagas agar pria itu menjauh dari nya. Kekesalan nya makin ber tambah saat pria itu hanya tertawa. Apa yang pria itu tertawa kan? Seperti nya pria itu memang memiliki hobi tertawa yang menyebal kan. Ck, kenapa dulu ia bisa menyukai nya?

"Bukan kah itu salam ala orang Barat? Ku pikir kamu sudah ter biasa."

Raline melipat tangan nya kesal. Ya, mungkin apa yang di katakan pria itu benar ada nya. Namun, tetap saja dia tidak suka yang me-lakukan adalah orang yang sudah coba dia lupakan. Orang yang ia benci karena sudah me-nolak nya.

Aish, Raline makin pusing memikirkan nya. Kenapa dia yang sepuluh tahun lalu begitu bodoh hingga menyisakan kenangan me-malukan ini?

"Oh ya, aku punya hadiah untuk mu." Bagas menyodorkan buket bunga mawar merah di tangan nya pada Raline.

"Aku tidak makan bunga," ketus nya.

"Aku tidak menyuruh mu memakan nya, Nona Raline." Raline melirik pria itu kesal sebelum menyambar buket bunga itu kasar.

"Wow, gadis Barat memang liar. Aku menyukai nya."

"Apa kata mu?"

"Kamu cantik," puji Bagas tulus sambil menatap mata itu. Mata yang sama bening dan indah nya seperti sepuluh tahun lalu.

Raline memalingkan wajah nya yang tiba-tiba memanas. Entah kenapa ia merasa malu dan berbunga-bunga saat melihat tatapan serta mendengar pujian itu. Aish! Raline sadar lah! Seperti kamu baru pertama kali di puji saja!

Bagas tersenyum mem-perhatikan penampilan gadis itu dari ujung kaki sampai kepala. Terlihat sedikit berantakan, tetapi tetap manis dan cantik. Seperti nya akan menyenangkan jika ia bisa melihat nya dalam keadaan seperti ini se-tiap pagi.

Raline mengernyit ketika pria itu ter blihat celingak-celinguk seperti mencari sesuatu. Namun, tetap dengan senyum menyebal kan di wajah nya.

"Apa yang kamu lakukan?”

"Aku senang karena kamu tidak membawa singa peliharaan kakek mu."

"Singa kakek ku tidak akan mau menyentuh pria menyebal kan seperti mu,“ cibir nya.

Bagas terlihat mengangguk setuju. "Hmm, dia tidak akan tega melukai pria se-sempurna diri ku."

"Hah." Raline menghela napas. Ok, seperti nya keadaan ini semakin menyebal kan.

"Untuk apa kamu datang?" Raline bertanya. Lebih cepat dia menanyakan tujuan kedatangan pria itu maka lebih cepat pria itu pergi dari rumah nya.

"Menemui mu. Seperti janji ku sepuluh tahun lalu."

"Hanya itu? Kamu mengganggu tidur ku sepagi ini hanya untuk ini?" tanya Raline. Apa pria itu datang hanya untuk sekedar memenuhi janji nya? Memang nya siapa yang berharap kalau pria itu harus menepati janji itu?

"Kenapa, kamu berharap lebih?"

Raline tertohok. Mungkin kah?

"A-apa?!"

"Sebaik nya kamu mandi dan ganti baju. Kamu menggoda ku jika berpakaian seperti ini.“

Raline sontak melihat penampilan nya. Mata nya melebar saat menyadari diri nya keluar dengan mengguna kan gaun tidur transparan ini. Aish, memalukan!

"Aku akan menunggu mu," kata Bagas sembari mengabil tempat di sofa.

"Memang nya kita akan ke mana?"

"Ke mana lagi menurut mu. Tentu saja berkencan."

"Apa?" Raline masih seperti orang idiot. Dari tadi tidak ada satu pun hal yang di mengerti oleh nya tentang apa yang di lakukan pria itu

"Kapan kita menjalin hubungan?"

"Aku akan menjawab setelah kamu siap," ucap Bagas. Tanpa sadar Raline mengangguk dan berlalu menuju kamar nya.

...B.E.R.S.A.M.B.U.N.G...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!