"Apa yang kita lakukan di sini?"
Raline ber tanya ketika Bagas membawa nya ke taman. Pria itu tidak menjawab karena masih takjub melihat bunga yang sudah ber mekaran. Raline merasa sangat dongkol. Sejak di mobil tadi pria itu tidak men jawab apa pun pertanyaan yang ia ajukan.
"Bagas!"
Bagas menoleh. Tahu kalau Raline tidak suka dengan sikap nya.
"Jadi kamu tidak suka? Ku pikir taman adalah tempat yang tepat untuk ber kencan."
Raline melipat tangan nya kesal. Hei, mereka bukan pasangan kekasih dan tidak pernah menjalin hubungan. Setidak nya Raline sadar akan hal itu dan tidak peduli dengan semua ucapan Bagas.
"Oh ya, bagai mana kabar mu?"
"Cukup buruk setelah kamu datang dan meng-ganggu hidup ku." Bagas tertawa mendengar jawaban ketus nya.
"Kamu tidak menanyakan kabar ku?“ Raline memutar bola mata nya. Harus kah?
"Untuk apa?" tanya nya tak peduli.
"Hanya sekedar berbasa-basi. Apa salah?"
"Tentu saja salah. Kita tidak sedekat itu.“
"Kalau begitu mari kita menjadi lebih dekat."
Raline menatap pria itu dengan mulut terbuka. Apa sebenar nya yang pria itu lakukan sampai harus ber tindak sejauh ini.
"Seperti nya kamu sangat terobsesi pada ku, Tuan Bagas Wiatama."
Pria itu tertawa dan bersandar di sandaran kursi yang mereka duduki. Raline yang di buat kesal pun memilih meninggal kan tempat itu sebelum ia ikutan gila.
"Aku ingin pulang." Raline bangkit. Namun, Bagas menahan tangan nya sebelum ia menjauh.
"Kita makan dulu saja, aku tahu tempat makan yang enak. Kamu mau coba?"
Raline hanya meng gerutu dan masuk ke mobil Bagas. Dia memutus kan untuk ikut karena dia juga belum sempat sarapan tadi pagi. Ck, masa iya hanya karena ajakan Bagas ia rela ke-laparan?
...M.E.M.O.R.I.E.S...
Raline mengunyah pelan daging steak nya. Kepala nya mendongak untuk melihat Bagas yang ada di hadapan nya. Dia sedikit terkejut saat mendapati pria itu juga tengah menatap nya. Hati Raline berdesir di tambah detak jantung yang berpacu cepat. Tatapan macam apa itu? Apa mungkin... Tidak! Raline menggeleng. Ada apa dengan diri nya hari ini. Ini bukan lah Raline Anggelina.
Raline berdehem dan memperbaiki posisi duduk nya.
"Kenapa menatap ku seperti itu? Kamu mau bilang kalau aku cantik?"
Bagas tersenyum melihat gadis itu sudah kembali menjadi diri nya. "Kenapa aku harus melakukan nya?" Bagas balik ber tanya.
"Semua orang mengatakan hal itu."
"Benarkah? Dan kamu percaya?"
Raline mendengkus sebal. Apa maksud nya? Apa pria itu ingin bilang kalau orang-orang itu bohong dan tidak mengatakan yang sebenar nya?
"Oh ya, beberapa waktu yang lalu aku ber temu dengan papa mu."
"Papa? Untuk apa?“
"Aku meminta putri nya."
"Apa?"
"Hm, aku meminta putri nya untuk menjadi istri ku."
"Uhuk, uhuk ...."
Raline tersedak. Seorang pelayan dengan cepat memberi segelas air putih beserta sapu tangan.
"Hati-hati, Nona. Anda terlalu cantik untuk tersedak daging steak restoran kami," ucap pelayan itu mengedip kan sebelah mata nya sebelum pergi.
Raline mengangguk ilfeel dan segera menatap tajam Bagas yang sedang menertawakan nya.
"Kenapa kamu selau tertawa, huh?" kesal nya.
"Maaf, apa aku harus menghajar pria yang baru menggoda mu itu?" tanya Bagas yang hanya di balas tatapan sebal Raline.
"Lalu, apa jawaban papa?" tanya Raline lagi.
"Oh Raline, ayo lah. Tidak akan ada yang menolak calon menantu seperti ku, hm?"
"Apa? Jadi papa menyetujui nya?“
Bagas mengangguk. "Karena itu dia meminta mu kembali ke Indonesia untuk menyiapkan per nikahan kita."
Raline menelan ludah. "Menikah? Kita? Kapan aku menyetujui nya?!"
"Tidak ada yang meminta persetujuan mu, Nona Raline. Bukan kah kamu juga menyukai ku. Papa mu sudah tahu apa yang terjadi sepuluh tahun lalu. Jadi dia sangat mendukung ku."
"Itu sudah sepuluh tahun yang lalu dan kamu masih mengingat nya? Lagi pula itu hanya cinta monyet anak SMP, Bagas."
Bagas menatap mata indah itu lekat. “Jadi menurut mu begitu?“
Raline terdiam dan memalingkan wajah nya. Bagas adalah cinta pertama yang sulit ia lupakan walau pun harus hijrah ke New Zealand sekali pun. Sebenar nya hati kecil nya senang karena Bagas melakukan ini. Pria itu masih mengingat nya walau tahun demi tahun sudah berlalu. Namun, dia masih bertanya-tanya atas dasar apa Bagas melakukan semua ini, apa hanya sekedar untuk menepati janji nya?
...T.O B.E C.O.N.T.I.N.U.E ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments