“Naira!”
Raline berteriak memanggil sahabat baik nya. Hari ini dia me-mutus kan untuk ber:temu Naira karena di rumah dia hanya akan stress karena memikir kan Bagas. Langkah Raline segera menuju meja makan sebab dia mencium wangi masakan dari sana.
"Oh, kamu sudah datang?" ucap Naira setelah meirik Raline sekilas dan kembali pada masakan nya. Tentu Raline di buat cemberut karena merasa di acuh kan.
"Baik lah, seperti nya aku pulang saja."
Naira ter senyum setelah mencicipi soup nya. Merasa sudah pas, di matikan nya kompor nya lalu beranjak untuk mengambil mangkok.
"Hei! Kenapa kamu tidak peduli pada ku. Harus nya kamu me-nyambut kedatangan ku dan mencegah ku yang ingin pergi!" protes Raline, tetapi Naira masih asik dengan aktifitas nya.
“Naira!”
"Aish!" Naira meletak kan mangkuk berisi soup nya. Setelah melepaskan celemek nya dia pun ber balik ke arah Raline.
"Kemari," panggil Naira. Raline mendekat dan me-meluk sahabat baik nya itu.
"Aku bahkan baru ber temu dengan mu minggu lalu," ucap Naira melepas kan pelukan nya dan menarik tangan Raline ke meja makan. Ya, minggu lalu Naira memang ke New Zealand untuk menemui orang tua nya yang sementara akan menetap di sana untuk menemani Kiara, adik nya yang mulai ber kuliah di sana.
"Kamu sudah sarapan?"
"Kamu pikir aku bisa makan mengingat apa yang sudah dan akan ter jadi? Apa lagi semua pelayan di rumah membuat ku pusing karena selalu ber tanya tentang Bagus Wiatama. Memang apa hebat nya pria itu?"
Naira hanya ter senyum kecil dan mulai me-nyiapkan mangkok, nasi dan soup nya.
"Jangan me-nyiksa diri mu sendiri. Dan kenapa kamu harus pusing karena hal ini. Seharus nya kamu senang, arti nya cinta mu tidak ber tepuk sebelah tangan lagi.“
"Cinta? Itu hanya tindakan konyol anak SMP, Naira," bantah Raline. Naira hanya mengangguk kan kepala nya.
"Iya, sangat konyol sampai kamu harus memutus kan untuk pindah ke New Zealand. Jujur saja, kamu pindah karena ingin melupakan nya atau malu karena cinta mu di tolak oleh nya?" Raline mendesah. Sama sekali tidak ber minat membahas nya.
"Bisa kah aku makan sekarang, seperti nya aku lapar." Naira ter tawa dan me-ngangguk mempersila kan.
"Makan lah yang banyak."
"Pagi...."
Raline yang akan menyendok makanan nya tertahan ketika men dengar sesuatu. Dia menoleh dan tampak oleh mata nya seorang pria muncul dengan kaos dalam dan celana training mendekat ke tempat mereka.
Mata Raline melebar. Pemandangan macam apa ini?
"Naira! Kamu gila? Ini Indonesia bukan New Zealand. Pemandangan konyol macam apa ini. kalian tinggal ber sama?" pekik Raline tidak percaya. Di lirik nya Kenzo dengan tajam saat pria itu duduk di sebelah nya setelah me-ngecup pipi Naira.
“Kenzo!"
Kenzo me lirik gadis di sebelah nya. "Selamat datang kembali, Raline. Aku merindukan mu."
Kenzo bersiap memeluk gadis itu. Namun, dia menunda aksi nya saat melihat ke-marahan yang meliputi gadis itu, kalau dia tetap me lakukan niatan nya bisa-bisa di gampar nanti.
"Kenzo, jawab aku!"
"Ini masih pagi, Raline. Harus kah kamu ber teriak seperti ini?"
"Ya! Kenapa kamu bisa ada di rumah Naira, hah?“
"Kak Kenzo hanya menginap, Ral," jelas Naira seraya menyiap kan mangkuk Kenzo.
"Yeah, menginap di saat orang tua mu tidak ada di rumah. Kalian tidur ber sama?" Raline menatap Kenzo yang mulai menyantap makanan nya dan Naira yang menyiapkan minum nya.
"Tidak. Sejak kapan kamar ku di situ?" jawab Naira sambil meletak kan segelas air putih di hadapan Raline. Gadis itu mengangguk, setidak nya dia masih ingat kalau kamar yang di gunakan Kenzo tadi adalah kamar Kiara.
"Makan lah selagi hangat," ucap Naira.
Raline menurut dan mulai meraih sendok nya. Namun, sebelum makanan itu masuk ke mulut nya kembali di tatap nya Kenzo dengan tajam.
"Kenzo. Aku akan membunuh mu jika kamu me lakukan sesuatu pada Naira, mengerti?"
Kenzo menghela napas. Gadis itu memang membenci nya dari dulu. Bahkan Raline masih menentang hubungan nya dengan Naira hanya karena dia berteman dengan Bagas.
"Aku tahu, Nona Raline. Dan cepat habiskan sarapan mu," suruh Kenzo. Raline tampak meng gerutu.
"Kamu tidak boleh membenci ku hanya karena aku ber teman dengan Bagas. Sebaik nya, kamu harus nya ber-"
Kenzo menutup rapat mulut nya, saat Raline mengayun kan sendok ke arah nya.
"Ok, aku akan diam," ucap nya menurut. Sementara Naira hanya menggeleng pelan melihat ke dua nya.
...B.E.R.S.A.M.B.U.N.G ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments