Part 10

Bagas baru saja menyelesai kan pe kerjaan nya. Dengan cepat dia masuk ke mobil. Hari ini adalah hari pertunangan nya dengan Raline. Tentu dia tidak ingin ter lambat dan mengecewakan. Dia memutuskan untuk bertemu asisten nya ini saja harus berdebat kecil dengan mama nya.

Bagas melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang. Tiba-tiba mata nya me lihat seorang wanita melambai kan tangan di pinggir jalan. Seperti butuh bantuan.

Pria itu mempertajam penglihatan nya. Merasa mengenali sosok dalam balutan gaun merah menyala itu.

"Raline?"

Bagas menepi kan mobil nya. Wanita itu langsung masuk begitu Bagas meng henti kan mobil nya.

"Huh, akhir nya..." ucap Raline lega. Merasa kalau diri nya telah selamat dari suatu peristiwa me ngeri kan.

"Terima kasih Tuan, aku tidak akan me lupa kan ja-" Raline menelan l***ah.

"Kamu ...." tunjuk Raline tak per caya. Pria itu, kenapa pria itu ada di sini? Bukan kah seharus nya pria itu sudah ada di rumah nya.

Bagas yang me lihat ekspresi ter kejut Raline, ter senyum. Dia tahu apa yang akan gadis itu lakukan.

"Hei! Kenapa kamu ada di sini?" tanya Raline kesal. Sial, sia-sia usaha nya kabur. Bahkan tangan nya masih sakit saat menyeret tangga tadi.

"Lalu kamu, apa yang kamu lakukan di sini? Bukan kah seharus nya kamu ada di rumah mu, me nunggu calon tunangan mu yang tampan ini?"

"Oh, aku tahu. Kamu pasti sudah tidak sabar menunggu ku bukan? Hingga kamu menjemput ku ke sini?" goda Bagas di ikuti tawa nya. Sementara Raline hanya me masang wajah kesal.

"Baik lah, seperti nya kita hampir ter lambat." Bagas mulai kembali menjalan kan mobil sport nya. Se sekali dilirik nya Raline yang hanya menatap kesal ke arah jendela.

"Apa kamu ingin kabur?"

"Tadi nya iya, tapi gagal karena kamu,“ ketus Raline mem buat pria itu ter kikik pelan.

"Aku datang ter pisah dari orang tua ku karena ada hal yang harus ku selesai kan di kantor. Dan seperti nya aku tidak rugi. Aku tidak akan membiarkan mu pergi Raline, kamu ingin mem permalukan keluarga ku dan papa mu?"

Raline tak men jawab. Bahkan dia tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri nya kalau sampai sang papa mengetahui aksi kabur nya ini. Dan sekarang, dia akan segera ber tunangan dengan pria yang sudah menolak nya dulu. Ya Tuhan, takdir macam apa ini?

...M.E.M.O.R.I.E.S...

Raline berbaring resah di ranjang nya. Sejak dua jam yang lalu mata nya belum juga bisa terpejam. Diri nya pun masih belum percaya dengan apa yang ter jadi beberapa jam yang lalu.

Raline me mandang cincin yang me lingkar di jari manis nya. Cincin yang indah dan nampak begitu sempurna di jari tangan nya.

"Huftt..."

Raline mengembus kan napas kasar. Dia kembali meng ingat bagai mana acara pertunangan nya tadi ber langsung. Semua tamu yang hadir memuji nya dan Bagas. Dalam hati, Raline tentu merasa ter sanjung dan bangga. Kalau di pikir-pikir, dia dan Bagas adalah pasangan yang sangat sempurna, bukan? Namun, meng ingat seringaian menyebal kan pria itu membuat nya sangat kesal. Pria itu seolah merasa menang atas diri nya. Aish!

Tok tok

"Siapa?"

"Ini papa."

Raline dengan cepat duduk di ranjang nya. Tuan Abraham masuk perlahan kemudian duduk di pinggir ranjang menghadap putri nya. Raline me nunduk dengan me mainkan jari nya. Dia takut kalau sang papa membahas perihal kemunculan nya dengan Bagas.

"Papa tidak akan ber tanya tentang masalah itu." ucap Tuan Abraham seolah mengerti apa yang tengah di pikir kan Raline.

Raline mendongak. "Ya?"

"Walau papa tidak sepenuh nya percaya tapi papa akan berusaha percaya karena Bagas berusaha me lindungi mu."

Raline menghela napas lega. Seperti nya papa nya sangat percaya dengan Bagas.

"Astaga, papa benar-benar tidak tahu apa yang harus papa lakukan terhadap mu."

Raline tersenyum memperlihat kan deretan gigi putih nya yang rapi.

"Kamu sudah dewasa, Raline. Jika ingin melakukan sesuatu setidak nya kamu harus ber pikir dua kali untuk melakukan nya. Kamu juga harus memikirkan apa dampak dari semua perbuatan mu."

Raline kembali me nunduk diam. Ya, dia tahu dia salah. Kalau seandai nya tadi dia ber hasil kabur, pasti papa nya sangat malu pada semua tamu nya.

"Maaf, aku tidak akan mengulangi nya lagi." janji nya pelan. Tuan Abraham tersenyum lembut seraya menatap wajah cantik putri nya.

"Kamu tahu, papa merasa sangat bahagia tapi di saat yang ber samaan papa juga me rasa sedih."

"Kenapa, Pa?" Raline me natap wajah berwibawa papa nya.

"Papa bahagia karena putri papa sudah menemukan pria yang baik dan akan segera me nikah. Tapi di sisi lain papa juga sedih karena kamu akan men jadi milik pria lain.“

Raline tersenyum seraya beringsut untuk memeluk papa nya.

"Tidak, Pa. Walau aku sudah me nikah, aku akan tetap jadi milik Papa. Itu sudah pasti.“ Tuan Abraham tersenyum di pundak Raline.

"Berjanji lah untuk bahagia, mengerti?"

"Iya, Pa."

"Mama mu pasti merasa bahagia sekarang. Putri kecil nya sudah dewasa.“

Raline tersenyum haru. Dia merasa sangat merindukan mama nya sekarang.

...B.E.R.S.A.M.B.U.N.G ...

Terpopuler

Comments

Ayhu Ramadhany

Ayhu Ramadhany

lumayan bagus critany

2022-12-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!