"Bismillah, isinya tentang kekaguman pada seseorang, Bah ... aku bacakan beberapa ya," ucap Naya.
Mahen menjepitkan earphone di hijab Naya.
Jemari lentik Bunda Maira membuka beberapa lembaran akhir buku diary putrinya. Menarik nafas halus sebelum mulai membaca.
"Aku mengagumi dalam diam, berjuang dengan doa pada sosok yang tampak tak nyata. Mengapa engkau begitu sempurna, bahkan dari kejauhan."
"Istikaharah ku bukan karena resah, tetapi untuk menepis gundah, bagaimana aku bisa mengagumi mahluk Allah yang begitu indah."
Naya menjeda, lalu dia menjelaskan dibawah paragraf tadi ada sesuatu.
"Ada satu inisial kecil, keciiiiiilll banget sampai aku melihatnya dengan kaca pembesar ... Knight of Rollies."
"Rollies? siapa dia Nduk? sahabat dekat mungkin?" suara Abah terdengar.
"Maira gak punya teman pria juga tiada berkirim pesan pada laki-laki, Bah," Naya menyangkal asumsi ayahnya.
"Kayak nama bule Mas, teman Maira saat di US?" sambung Amir.
"Bukan Kak. Teman Maira di US itu rata-rata wanita. Aku sudah cek semua nama kontak juga riwayat whatsapp bahkan semua medsos yang dia gunakan ... kakak tahu kemampuanku dalam bidang ini, Maira tak mungkin dapat menyembunyikan jejak digital dariku, nothing. Gak ada nama laki-laki," tutur Mahen mempertegas ucapan Naya.
"Iya juga sih, Mas Panji gak main-main soal IT ... itu ada lanjutannya gak Nduk?" ucap Amir kemudian.
Wanita anggun, ibu dari kedua putra putri tampan, melanjutkan membacakan isi buku diary Maira.
"Wajahmu ... masih misteri dalam mimpiku. Tapi suaramu kini tidak, kemerduan an-nur, antara Mushola juga alam bawah sadar, jawabannya ... kamu telah aku temukan."
"Allah ... siapa jadi pria sholeh itu Nduk? kamu pasti tahu," suara Abah bersemangat di ujung sana.
"Alhamdulillah, isyarat Maira jelas ini namanya Mas. Siapa?" imbuh Sang kakak ipar Mahen.
Mahendra menoleh ke arah istrinya. Dia tahu cerita tentang perjumpaan Maira dengan seseorang, di Mushola.
Naya hanya mengangguk samar.
"Saat Fayyadh nginep di Orchid, mereka bersitegang karena ajakan Fayyadh yang ditolak Maira untuk menemani ke Bekasi dengan Mas Ahmad hari itu ... menjelang sore setelah obrolan selesai, Maira berada di ruang kerja bersamaku ... bercerita bahwa dia bertemu seorang pria muda, suaranya terdengar merdu saat melantunkan ayat suci lalu putriku juga menanyakan kisah dibalik ayat tersebut," Mahen mulai bercerita.
"Aku juga banyak menyaksikan interaksi dalam diam keduanya di moment terakhir sebelum insiden ini. Tetapi mengenai inisial Knight of Rollies, akan aku pastikan kembali ... apakah orang yang sama atau berbeda," sambung suami Naya.
"Berarti Mas Panji tahu siapa orangnya?" Amir memastikan lebih jauh.
"Iya Kak, Bah ... aku tahu ... jadi menurut kalian bagaimana?" ujar Mahen ragu, khawatir memicu rasa sakit hati pada Sang ipar.
"Aku serahkan semua keputusan pada wali sah Maira. Karena bagaimanapun, aku lihat anak itu sangat dekat dengan kalian ... Fayyadh akan belajar bagaimana cara meredam nafsu, keinginan, juga melatih sabar karena selama ini, Aiswa selalu memprioritaskan dan mendengar semua yang ia inginkan ... juga pengajaran agar tak semua hal, dapat ia miliki tanpa campur tangan Yang Maha Kuasa," ungkap Amir mencoba merasa dan meraba hati, bila ada di posisi yang sama.
"Alhamdulillah Mir ... Mas Panji, ketika Allah ingin dua orang terikat dalam hubungan maslahat, maka Allah akan menggerakkan hati keduanya, bukan hanya salah satu. Saran Abah, tunggulah dia datang dan jelaskan kondisi Maira seraya tetap ikhtiar mencari tahu ... sisanya terserah kalian berdua, Maira cucuku, aku hanya ingin yang terbaik," pungkas Sang Ayah.
"Mengenai cucuku yang lain, jangan dilepaskan begitu saja. Temani dan tetap rangkul, jangan sampai hubungan kita menjadi rusak," pesan Abah.
Tak lama mereka mengakhiri panggilan yang berlangsung hampir satu jam.
Mereka menarik kesimpulan atas obrolan dengan kedua anggota keluarga.
"Siapa?"
"Dia penggagas Charity kemarin." Mahen mencari tautan LinkedIn yang Rey share padanya dalam noted gawai.
"El?" tanya Naya.
"Hmm, tapi akan aku pastikan. Knight of Rollies, dimana aku pernah mendengar nama itu ya," Mahen menerawang.
"Knight itu ksatria. Bisa jadi--"
"Benar ... aah, Sayang kamu selalu mencerahkan otakku, makasih ya. Sore nanti setelah dari Kebun, mau mampir ke satu tempat dulu. Semoga tidak salah duga ... ya Allah Maira, kamu sukanya main teka-teki," Mahen menggelengkan kepala heran.
"Coba kalau ayahnya cuek, gak peka. Mana ketemu ini beginian, ckck Maira," Naya pun tak habis pikir kelakuan putri kecil yang sudah beranjak dewasa.
"Persis Bundanya, introvert," sahut Mahen menimpali.
"Yeee, ayahnya juga sama. Gak mau cerita kalau aku gak desak duluan dengan segala bujuk rayu," cebik Naya memukul pelan lengan suaminya.
Mahen tertawa, sifat mereka hampir sama, itulah yang menjadikan pria itu sangat memuja wanita disampingnya.
"Kamu cermin aku. Tanpa susah payah bilang, istri cantikku selalu paham keinginan suami cacatnya," ucap Sang CEO GunaFarm.id. Memandang lekat ke dalam manik mata amber milik Naya.
"Dibilangin gak boleh bilang cacat, udah puluhan tahun masih juga begitu. Abang sempurna, untukku dan anak-anak." Naya meraih telapak tangan suaminya, ia kecup lama disana.
"Sudah puluhan tahun juga, aku masih minder kalau jalan sama kamu. Ckckck Ainnaya, kamar hotel jauh ya. Mendadak mood," seloroh ayah dua anak yang masih tampan.
"Mesum teruuss. Gih ke kebun, jangan lama-lama balik kesini. Aku kangen dipeluk Abang," ujar Bunda Maira, mengecup pipi Sang suami.
Keduanya bangkit, kembali melangkah menuju ruang tunggu VIP. Setiap kali Mahendra meninggalkan putrinya, ia akan pamit pada Maira terlebih dulu.
Dua jam setelah kepergian Mahendra. Salah seorang suster menghampiri Naya yang tengah ikut mengaji dengan para santri.
"Permisi, Nyonya Wali pasien bernama Maira? " tanya petugas medis.
"Betul, saya ibunya. Kenapa suster?" jawab Naya cemas.
"Jika ada waktu, setelah maghrib nanti dokter ingin bicara lebih lanjut dengan Anda," ujarnya lagi.
"Baik. Dimana? dengan Dokter siapa?"
"Di ruangan Dokter Salman, dengan beberapa orang tenaga ahli pendamping untuk pasien," suster menyerahkan satu lembar kertas berisi nama dokter putrinya.
"Tiga dokter ya?" Naya semakin khawatir akan kondisi Maira.
"Benar. Ada lagi yang ingin ditanyakan?"
"Tidak, sementara cukup. Aku gak mau overthinking. Lebih baik mendengarkan penjelasan para ahli medis nanti. Terima kasih banyak, suster," pungkas Naya. Ia lalu meletakkan lembaran kertas tadi di atas meja, lalu melanjutkan mengaji.
Hati wanita keturunan Ningrat berkecamuk. Entah apa yang akan mereka hadapi nanti, Naya hanya meminta dirinya di kuatkan dan dimudahkan melewati ujian. Sejatinya ia pun tahu, pasti ada makna di balik ini semua.
"Maira, Bunda tahu kamu kuat. Apakah ini caramu mengatakan pada kami, bahwa hanya dengan begini kamu membebaskan beban Ayah juga keluarga dari konflik besar, Sayang?"
.
.
..._______________________...
...FYI (yang belum baca kisah Perdana) Mahendra guna, diberikan gelar kehormatan : Raden Panji Oleh Sinuhun atas jasanya. Keluarga Kusuma, memanggilnya dengan sebutan Mas Panji sebagai bentuk penghormatan baginya. Selain karena usia dia lebih tua dari kedua kakak Naya. ...
...Sinuhun \= Sultan, Raja, yang mempunyai posisi paling tinggi atau agung. ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Siti Yuliatin
bener2 ayah mahen yg bijak😊
2024-09-30
1
lisna
Abang mahen love love lah😘
2023-03-06
1
mingming
dan yg ikut andil dalam pengobatan ahya nanti adalah el...duh..kog aku yg ngarep ya 😁😁
2023-01-13
0