MASA KINI.
"Nanti Ayah bicarakan dengan keluarga besar dulu ya. Bukan karena Ayah tidak berwenang atau kuasa menentukan keputusan sebab Maira putriku, namun karena kita ini masih saudara. Mas Fayyadh, paham kan?"
"Jadi, apapun keputusan Ayah nanti, ini bukanlah sepihak melainkan demi kebaikan bersama. Juga, berusaha tidak mengabaikan signal dari Maira jika dia tetap dalam kondisi seperti saat ini," terang Mahen.
"Makasih banyak ya Mas, sudah care dan sayang sama Maira. Ayah gak mau kasih harapan apapun, hanya bisa memohon pada Allah agar semua menemukan jalan terbaik tanpa ada yang tersakiti pada akhirnya nanti...." Mahendra khawatir. Hal ini riskan memicu perselisihan dikemudian hari.
Setelah Ustadzah Aminah Al-kahf pulang. Tak lama Fayyadh pun menyusul pamit undur diri.
Naya menggelar tikar lipat untuk tambahan duduk para santri yang mulai menghadiahkan khatam qur'an bin nadzor bagi Maira.
Menyiapkan cemilan ringan bagi mereka di ruang tunggu VIP depan ICU.
Wanita anggun itu lalu menghampiri sang suami yang duduk termenung di salah satu bangku panjang dalam ruangan.
Dia dan Naya telah mendengar curhatan Maira sebelum kejadian nahas ini, namun ia tidak sepenuhnya yakin bahwa sosok yang di ceritakan Maira adalah Fayyadh, sang keponakan.
Terlebih satu pekan sebelum kejadian ini, saat charity Maira mengatakan padanya bahwa El mengutarakan niat akan datang ke rumah dua pekan kemudian.
"Honey," sapanya pada Mahen seraya mengusap bahu.
"Aku bingung Ainnaya, gimana ini?" Mahen menarik telapak tangan cintanya, mengecup lembut disana.
"Rembukan dengan Abah juga Kak Amir, agar saling terbuka. Kakakku bukan orang kaku dan kolot, Abang tahu itu ... Fayyadh adalah cerminan menantu idaman, tapi aku gak bisa mengabaikan signal curhatan dari Maira sebelum kejadian ini, terlebih putriku banyak bicara dengan Abang kan? dia sangat menyayangimu, ikatan batin kalian lebih erat," tutur Naya panjang, memberi masukan positif bagi suaminya.
Mahen masih menimbang.
"Honey ... kalau kita menerima, maka jika ada selisih paham di antara mereka, ini akan meretakkan hubungan keluarga bahkan bisnis joinan kalian bisa goyah. Aku khawatir merusak semuanya ... Maira juga belum menentukan pilihan, namun dari semua yang dia bicarakan ... sosok pria impian putriku, bukan Fayyadh. Apa kau merasa hal yang sama?" Mahen menghimpun berbagai records obrolan mereka akhir-akhir ini.
"Iya. Bukan ... Maira bilang padaku, tentang kekaguman dia pada pria yang di temui beberapa kali," imbuh sang istri.
Pasangan romantis kembali mengingat semua kejadian sebelum ini dalam diam, berkutat dengan pemikiran masing-masing.
"Sayang, besok kamu coba lihat di kamar Maira ya. Dan aku akan bicara dengan keluarga. Mau pulang atau sewa kamar di hotel?" tawar Mahen.
"Di hotel juga gak ada Abang, sama aja dingin gak enak kan. Pulang aja, setidaknya bisa lihat Mifyaz, miniaturnya Mahendra Guna, suami tampanku." Naya mencoba menghibur kegelisahan mereka sejenak. Menduselkan kepala pada bahu tegap sang kepala keluarga.
"Merayu salah tempat, Baby. Aku gak mood," sahut Mahen meski ia tetap melu-mat bibir istrinya disana.
"Ish. Santri ngaji, kita mesum," bisik Naya seraya bangkit setelah memberikan pelukan erat juga kecupan di wajah suaminya sebelum ia pulang ke Orchid.
"Hati-hati, Sayang. Aku kangen kamu," balasnya saat mengurai pelukan.
Naya pamit pada semua santri disana, sembari menitipkan pesan untuk team selanjutnya, bahwa minuman dan snack khusus bagi mereka telah Naya siapkan dalam kontainer.
...***...
Keesokan Pagi.
Setelah siaran, Naya langsung menemui suaminya di rumah sakit sekaligus membawa makan siang bagi semua orang disana, juga kebutuhan Mahendra.
Ditemani Mega, wanita anggun melangkah tegap menuju ruang tunggu VIP.
Beberapa menit berlalu.
"Makan dulu, baru bicara dengan mereka." Naya menyiapkan semua bingkisan yang ia bawa.
"Setelah sholat saja biar aku tenang. Tadi Adnan kesini, trouble di kebun cuma sudah dia handle. Aku sedikit lega meski esok harus ke sana melihat kondisinya. Kamu bisa nemenin Maira di sini kan Sayang," pinta Mahendra sebab ia tak bisa mengabaikan tangung jawab nya yang lain.
"Sure, Abang pergilah. Besok Queeny di handle Mega dan event job milik Quennaya sudah tinggal jalan ... kalau siaran kan ada Dwi, aman." Naya menjelaskan kondisi pekerjaan dirinya agar sang suami tenang.
Mahendra mengangguk, mengusap pipi istrinya lembut sambil berterimakasih.
Ba'da dzuhur.
Pasangan yang dilanda gelisah, memilih duduk di taman sebelah mushola yang tidak begitu ramai karena waktu sholat telah berakhir. Hanya beberapa orang masih melakukan ibadah di sana.
Mahendra menatap manik mata amber milik istrinya, persis Maira.
"Bismillah, ayo. Aku temani," balas Naya tak kalah lekat menelisik dalam sorot mata pujaan hati.
Huft. Netra tajam itu memejam, menarik nafas kasar sebelum melakukan multi call pada dua orang yang ia hormati.
Tuuttt. Tuuut.
Nada dering panggilan, membuat si empunya ponsel kian berdebar.
"Assalamu'alaikum. Kak, Abah," sapa Mahen memberi salam, saat telah tersambung.
"Wa'alaikumussalaam. Mas Panji," jawab kedua suara pria yang berlainan, di ujung sana.
"Aku langsung saja ya. Mungkin Kak Amir sudah menduga apa yang akan aku bicarakan sebab perihal pengajuan lamaran Fayyadh pada Maira semalam ... aku gak ingin gegabah karena kondisi putriku demikian. Juga menimbang beberapa hal ... namun sebelum keputusan ku final, aku ingin mendengar pendapat Abah juga Kak Amir selaku orang tua Fayyadh," ucap Mahen lembut.
"Keinginan kami selaku orang tua Fayyadh, ingin dia lulus dan fokus pada usaha yang baru dia rintis Mas. Khawatir hanya kekaguman sesaat saja karena mereka tumbuh bersama sejak kecil bukan?... cuma nampaknya Fayyadh serius, wataknya persis Aiswa, keras ... jikalau pun lamaran Fayyadh ditolak, ku harap Mas Panji dapat memberikan alasan paling logis baginya," saran Amir sekaligus menjelaskan bahwa dirinya pun keberatan bila pernikahan dilangsungkan saat ini.
"Menilik kondisi Maira, apa Fayyadh akan menerima putriku? vegetatif itu bisa seumur hidup selama kami mampu menopang biayanya Kak, Abah ... harapan hidup hanya pada alat namun apabila takdir Allah berkata lain kita gak tahu bukan? dalam kondisi ini, apakah Fayyadh akan dituntut mempunyai keturunan nanti? ... jika ujungnya putriku di poligami sebab kondisinya, maka aku menolak. Biarkan Maira ku urus dengan tanganku sampai Allah memanggil ku kembali," tegas Mahendra, hatinya sakit.
"Cepat atau lambat, keinginan itu pasti ada sih Mas Panji. Dan aku sadar, urusan hati tiada yang bisa menjamin nya...." imbuh Amir.
"Putriku tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagai istri lahir dan batin. Jika Kakak menerima, apakah keluarga Tazkiya akan sama? sementara banyak santriwati sholihah disana yang bisa melanggengkan urusan dakwah ... bukankah Fayyadh disiapkan untuk urusan demikian, Kak?" suara Mahen parau, tercekat di pangkal tenggorokan. Sedangkan Naya sudah menitikkan air mata.
Terdengar helaan nafas Amir, Mahen tahu, lelaki itu pun berat melepas putranya bagi Maira.
"Bismillah ... Mas Panji, Mir ... menikah karena saling mencintai itu adalah harapan, sedangkan mencintai yang di nikahi adalah kewajiban. Abah menilai Fayyadh condong pada Maira namun hatinya belum kokoh maka boleh jadi perasaan ke Maira hanya sebatas itu saja, tidak seluruhnya sedangkan dunia mereka berbeda. Ini sudut pandang Abah ... sekarang, apakah Maira mempunyai signal lain, adakah lelaki yang dia suka atau ceritakan pada kalian, Naya kamu ada disitu kan?" suara Abah, selalu menenangkan. Memanggil putrinya, Naya.
"Nggih Abah ... Maira ada curhatan pada kami, termasuk isi diary nya," ucap Naya, sang putri bungsu Wisesa Kusuma.
"Nah bacakan ... kami mau dengar, itu isi hati anakmu ... bisa dijadikan acuan meskipun Maira dalam kondisi seperti saat ini, kecondongan perasaannya wajib di pertimbangkan," saran sang Abah.
"Bismillah, isinya...."
.
.
...______________________...
...Bin nadzor : membaca mushaf seperti biasanya....
...Bil Ghoib : membaca mushaf namun tidak melihat. (hafal) ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Ersa
ohh jd sebelum fayadh mengutarakan niatnya melamar sdh Ada El dulu yg mengutarakan
2023-05-21
1
Allya Azzara
ko aku baru ngeh yaa kalo el itu shan
2022-12-05
1
Fia Maziyya
hayo lo, kita bingung sendiri padahal yg tau jawaban dari semua praduga kita itu cuma kak author, jadi kita ikuti alur dari kak author aja,🤣🤣🤣
2022-12-04
1