Pesta pertemuan

Terlihat seorang pria yang duduk di kursi kebesarannya dengan kepala mendongak ke atas dan mata yang terpejam erat.

Pria itu tidak tidur, hanya memejamkan mata untuk mengulang masa-masa dulu, ketika dirinya baru saja merasakan yang namanya jatuh cinta.

Ia masih sangat ingat bagaimana wajah gadis itu, ketika dirinya baru pertama kali melihatnya. Kejadiannya saat itu ia baru saja pulang dari kampusnya setelah mendapatkan gelar atas perjuangannya selama 4 tahun di universitas.

Flashback on

Tristan, pria itu mengendarai mobilnya dengan penuh semangat dari kampusnya. Tentu saja semangat, ia sudah bisa meneruskan perusahaan papanya karena telah lulus kuliah.

Ia yang tidak sabar sampai di rumah memilih untuk melewati jalan pintas, yang melewati sekolah menengah atas yang saat itu sudah sangat sepi.

Tristan melirik jam di pergelangan tangannya, waktu menunjukkan pukul 3 sore, pantas saja jika SMA itu sudah sepi. Ia tahu jadwal pulang siswa di sana karena adik temannya bersekolah disana, dan sering minta jemput ketika mereka sedang nongkrong bersama.

Didepan sekolah itu terdapat lampu merah, dan saat Tristan melewatinya, kebetulan lampu itu merah, membuatnya harus berhenti.

Ketika sedang menunggu lampu merah, mata Tristan menangkap dua orang gadis yang baru saja keluar dari area sekolah.

Ia mengenal salah satu gadis itu, sebab itu adalah adik Aji, temannya. Sementara gadis yang satunya sangat asing baginya, mungkin saja teman Risa.

Tristan terus memperhatikan Risa dan juga gadis yang tidak ia ketahui namanya. Ia bahkan beberapa kali ikut tersenyum melihat gadis itu tertawa dengan begitu lepas.

"Cantik sekali." Puji Tristan tanpa sadar.

Gadis yang Tristan lihat itu ternyata kembali ia lihat ketika dirinya sedang bermain di rumah Aji. Saat itulah ia tahu bahwa nama gadis itu Alea.

Tristan menyukai Alea. Bukan hanya wajah yang Tristan sukai, tapi juga senyuman dan tingkah malu-malu gadis itu.

"Gue bagi nomornya Alea dong." Pinta Tristan kepada Aji, temannya.

"Naksir?" tanya Aji dan Tristan hanya tersenyum tipis.

Tristan mendapatkan nomor gadis itu, ia bahkan langsung menghubunginya tanpa gencar sama sekali.

Tristan senang karena Alea selalu merespon pesannya dengan baik, ia semakin yakin dengan perasaannya.

Suatu hari, Tristan pun memberanikan diri untuk mengajak Alea jalan. First date nya dengan Alea memang biasa saja, tetapi entah mengapa ia menyukainya.

Rasa suka Tristan semakin besar setiap kali melihat senyuman yang tercetak di wajah cantik gadis itu. Ia bahkan tidak bisa membendung perasaanya lagi dan memutuskan untuk mengutarakannya.

"Alea, gue suka sama lo." Ungkap Tristan dengan satu kali ucapan.

Tristan mengira Alea akan menerima cintanya, tetapi ia salah. Alea menolak, bahkan langsung pergi meninggalkannya seorang diri.

Tristan ingin sekali mengejar, namun ia tiba-tiba mendapat telepon dari kedua orang tuanya yang meminta dirinya untuk menikahi gadis yang dijodohkan dengannya.

Penolakan Alea membuat Tristan kecewa, dan kekecewaannya itu ia lampiaskan dengan menerima perjodohan dari kedua orang tuanya.

Sejak saat itulah Tristan tidak pernah lagi jatuh cinta, ia tidak akan membiarkan hatinya kembali merasakan yang namanya sakit karena cinta.

Sejak hari itu, Tristan hilang bagai di telan bumi. Bukan tanpa alasan, ia sengaja melakukan itu untuk melarikan diri dari rasa sakitnya, dan berusaha untuk melupakan Alea dan cintanya.

Flashback off

Tristan membuka mata, ia menatap ruangannya dengan kepala yang sedikit sakit. Tristan mengulang masa dimana dirinya jatuh cinta pada pandangan pertama dengan gadis yang telah menolaknya.

Gadis yang kini menjadi sekertaris pribadinya. Tristan tidak pernah menyangka jika dirinya akan dipertemukan kembali dengan Alea.

Tristan tidak pernah mengira bahwa Alea yang ia hindari, justru datang dengan sendirinya dan melamar sebagai sekretaris. Posisi yang membuatnya dan Alea akan sering bertemu dan berinteraksi.

Tristan mengepalkan tangannya, ia tidak akan terperdaya lagi oleh rasa cinta kepada seorang gadis, apalagi kini dirinya sudah menikah dan berumah tangga.

***

Jam menunjukkan pukul 6 lewat 30 sore. Alea sudah rapi dengan pakaian dan riasan wajahnya untuk menemani Tristan pergi ke pesta pertemuan malam ini.

Alea beruntung karena gaun pesta milik kakaknya sangat pas di tubuhnya. Gaun berwarna hitam dengan lengan sebahu dan press di badan itu berhasil membuat penampilan Alea sangat memukau.

Ditambah lagi dengan riasan natural, dan rambut yang dibiarkan tergerai cantik, membuat Alea terlihat seperti seorang artis.

Alea melihat ponselnya, ia harus segera sampai di halte biasa ia naik bus untuk bertemu atasannya disana. Mereka telah janjian di sana, agar Alea tidak perlu repot untuk ke kantor dulu.

Alea memakai cardigan untuk menutupi tubuhnya agar tidak terlalu mencolok dengan gaun yang ia pakai, namun karena model sobekan gaun yang membuat kaki jenjangnya terekspos, banyak pasang mata yang memperhatikannya.

"Duhh …. Ini gaun kebuka banget sih." Gerutu Alea seraya menarik gaun ke bawah, berharap bisa lebih panjang lagi.

Alea sampai di halte, dan ia melihat mobil hitam mewah itu berhenti tepat di depannya. Kaca mobil turun sedikit, membuat Alea bisa melihat siapa si pengendara.

Itu Tristan, pria itu mengendarai mobilnya seorang diri.

"Selamat malam, Pak." Sapa Alea sopan.

"Masuk." Ucap Tristan tanpa membalas sapaan dari Alea.

Alea membuka pintu belakang, ia baru saja hendak duduk, tetapi suara Tristan yang dingin membuatnya terhenti.

"Kau pikir saya sopir, cepat duduk di depan." Ujar Tristan membuat Alea buru-buru pindah.

Kini Alea duduk di sebelah Tristan. Untuk sesaat Alea terdiam melihat penampilan Tristan malam ini.

Pria itu mengenakan setelan tuxedo hitam dan dasi kupu-kupu yang melingkar cantik di lehernya. Tristan memang tampan, tapi malam ini jauh lebih tampan.

Alea duduk dengan tenang, ia memendam rasa kagumnya seorang diri. Sudah gila jika Alea berani mengutarakan rasa kagumnya kepada pria itu.

Sementara Tristan, pria itu juga sesekali melirik Alea yang begitu beda malam ini. Kagum? Tentu saja tidak, sudah ia katakan bahwa dirinya tidak akan terperdaya lagi oleh sosok Alea.

Tanpa terasa mereka pun akhirnya sampai di hotel mewah yang akan menjadi tempat diadakannya pesta.

Sebelum turun, Alea menatap Tristan dulu dengan penuh pertanyaan.

"Kenapa menatap saya begitu?" tanya Tristan tidak suka.

"Apa yang harus saya lakukan di dalam, Pak?" tanya Alea bingung, tentu saja karena ini pesta pertamanya sebagai sekretaris.

"Itu tugasmu, sangat tidak sopan sekretaris bertanya kepada atasannya begini." Jawab Tristan cuek kemudian turun duluan.

Alea membuka cardigan yang ia pakai kemudian segera menyusul Tristan yang sudah jalan duluan. Alea berdiri di belakang Tristan seperti biasanya.

"Berdiri di samping saya." Ucap Tristan tanpa menatap Alea.

Alea patuh, ia berdiri di samping atasannya dan berjalan anggun bersama pria itu. Penampilan Alea dan Tristan sukses menyita perhatian para tamu yang hadir.

"Wow Tristan Sagara Kusuma, akhirnya aku bertemu denganmu disini." Seorang pria datang dan langsung menjabat tangan Tristan.

Tristan tersenyum lebar, bahkan kedua pipinya sampai bolong karena tersenyum begitu manis.

"Ya, saya senang bertemu anda juga disini." Balas Tristan.

"Oh sebentar, siapa gadis cantik ini?" tanya Alam, partner bisnis Tristan yang berada diluar kota.

"Dia sekretaris saya." Jawab Tristan berubah cuek.

Alea tersenyum ramah, ia berusaha untuk tidak canggung kepada pria yang merupakan rekan bosnya.

"Wah Tristan, hidupmu sangat enak ya. Di kelilingi oleh gadis-gadis cantik. Pertama ada Linda istrimu, dan Alea sekretarismu." Ucap Alam dengan bahagia.

Tristan tidak berucap apa-apa, pria itu hanya tersenyum simpul mendengar gurauan dari pengusaha sukses di depannya.

Alea pun menatap sekitar, melihat tamu-tamu yang hadir dalam pesta para pengusaha. Sampai mata Alea menangkap sosok yang ia kenali.

"Tuan Fade." Batin Alea menatap Fade sopan.

Fade tersenyum lalu mengangkat gelas minuman yang ada di tangannya, di susul oleh ibu jarinya yang terangkat untuknya.

"Alea." Panggil Tristan, seketika membuat gadis itu tersadar.

"Iya, Pak?" sahut Alea dengan cepat.

"Kebiasaan burukmu itu harus segera dibuang jauh-jauh. Jangan terlalu sering melamun!" ucap Tristan sedikit kesal.

"Maafkan saya, Pak." Ujar Alea menundukkan kepalanya sopan.

Tristan tidak menjawab, ia memilih untuk menemui rekan bisnisnya yang lain, dan Alea tentu saja mengikuti atasannya pergi.

Bersambung.............................

Terpopuler

Comments

Enung Samsiah

Enung Samsiah

apa mungkin waktu mesra sm Linda hnya ingin mmbuat lea panas,,, aaahhh,,,, bisa jdi,, asyiiiiikkkk lnjuttt

2024-02-29

5

Enung Samsiah

Enung Samsiah

pasti alea masih bertahta d hti tristan cuma tristan mmbentengi krna skit hati dulu,,,

2024-02-29

0

Hani Ekawati

Hani Ekawati

Pasti ada alasan kuat makanya Alea menolak

2023-02-16

4

lihat semua
Episodes
1 Kabar kecelakaan
2 Pekerjaan ekstrim
3 Kebingungan Alea
4 Surat perjanjian
5 Pria dari masa lalu
6 Bertemu istri Tristan
7 Hidup penuh derita
8 Bertemu Fade
9 Bentakan Tristan
10 Pesta pertemuan
11 Saya tidak tahan
12 I'm still loving you
13 Pecah telur
14 Penolakan Azzalea
15 Amarah suami istri
16 Pertengkaran
17 Kembali bekerja
18 Sebuah fakta
19 Tristan mabuk
20 Menginap?
21 Amarah Tristan dan Alea
22 Putus kerjasama
23 Pekerjaan baru
24 Firda sadarkan diri
25 Permintaan atau perintah
26 Resmi menjadi simpanan
27 Terpaksa berbohong
28 Cumbuan hari pertama
29 Gigitan Tristan
30 Masa lalu Linda
31 Aku mau ini setiap hari!
32 PENTING!
33 Duduk di pangkuan saya!
34 Layani aku!
35 Siang panas
36 Kemarahan Linda
37 Pulang ke rumah Firda
38 Salah menyiksa
39 Ketakutan Alea
40 Cinta pandangan pertama
41 Sebuah perhatian
42 Gagal dipecat
43 Permintaan Linda
44 Pergi ke Bali
45 Ciuman di lift
46 Jalan ke pantai
47 Diobati Tristan
48 Ada apa dengan Fade?
49 Berbohong?
50 Alea kalah!
51 Kembali mereguk kenikmatan
52 Malam terakhir?
53 Gagal romantis
54 Will you marry me?
55 Jadikan aku istrimu
56 Akhirnya sah!
57 Kembali ke Jakarta
58 Terbongkar kebusukan Linda
59 Pelukan hangat Alea
60 Masih mencintainya
61 Pasutri di pagi hari
62 Pertengkaran Tristan dan papa Jaya
63 Hinaan Fade
64 Keresahan hati
65 Cerita kakak dan adik
66 Teringat Firda terus
67 Fakta yang terbongkar
68 Perlawanan Linda
69 Si wanita gila uang
70 Melabrak Alea
71 Alea hamil
72 Orang lupa sering tersesat
73 Ngidam istri tersayang
74 Tamparan Firda
75 Menemui Firda lagi
76 Alea dan Firda hilang
77 Siksaan Linda
78 Alea keguguran
79 Hukuman yang pantas
80 Beban hati yang bertambah
81 Bertemu gadis polos
82 Hampir goyah
83 Siapa gadis itu?
84 Permintaan Fade
85 Rasa sakit
86 I love you to
87 Mau di pecat?
88 Kesedihan Alea
89 Melakukan kesalahan lagi
90 Perhatian Aira
91 Kesedihan Aira
92 Ancaman yang terbukti
93 Pengorbanan Aira
94 Kondisi Fade
95 Ungkapan hati
96 Aira siuman
97 Tangisan penyesalan
98 Aku istri kamu
99 Mau saya buang?
100 Salah mengira
101 Kedatangan mama Saras
102 Menjenguk Fade
103 Dimana yang sakit?
104 Mondy panik
105 Pertengkaran di pagi hari
106 Puncak amarah Tristan
107 Cincin yang disematkan
108 Sepupu Fade
109 Om bohong kan?
110 Zian yang pengertian
111 Diantar?
112 Gelisah
113 Kepedulian Firda
114 Mengingat kembali
115 Penderitaan Aira
116 Fade cemburu
117 Saling memikirkan
118 Hanya ingin dia
119 Ngidam sesuatu
120 Bertemu dia lagi
121 Hanya 200 juta?
122 Om menyebalkan!
123 Dibeli seperti barang
124 Istri kecilku
125 Izin untuk menikah
126 Aira berubah
127 First kiss
128 Malam Firda dan Fade
129 Bercumbu mesra
130 Kamu indah, Ai
131 Ngidam mami Lea
132 Aira istri saya
133 Aku hanya pelayan
134 Perlakuan manis Mondy
135 Pembuktian cinta
136 Penolakan Tristan
137 Alea yang pengertian
138 Makan malam bersama
139 Kakak
140 Masuk rumah sakit
141 Titik terendah
142 Restu papa Jaya
143 Telepon dari mertua
144 Peduli?
145 Fakta baru
146 Kabar kehamilan
147 Mungkin putri kita ...
148 Tanda yang sama
149 Thalia kita
150 Diam-diam
151 Hasil tes DNA
152 Kamu hamil, Ai
153 Balasan
154 Aira, adik kamu
155 Welcome baby Alkano
156 Enggan mengakui
157 Kasih sayang mama Saras
158 Sikap mama mertua
159 Dia menantuku
160 Terima kasih, Ma
161 Momen paling ditunggu
162 Healing
163 Percaya diri, tapi kalah
164 Akhir ketiga pasangan (End)
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Kabar kecelakaan
2
Pekerjaan ekstrim
3
Kebingungan Alea
4
Surat perjanjian
5
Pria dari masa lalu
6
Bertemu istri Tristan
7
Hidup penuh derita
8
Bertemu Fade
9
Bentakan Tristan
10
Pesta pertemuan
11
Saya tidak tahan
12
I'm still loving you
13
Pecah telur
14
Penolakan Azzalea
15
Amarah suami istri
16
Pertengkaran
17
Kembali bekerja
18
Sebuah fakta
19
Tristan mabuk
20
Menginap?
21
Amarah Tristan dan Alea
22
Putus kerjasama
23
Pekerjaan baru
24
Firda sadarkan diri
25
Permintaan atau perintah
26
Resmi menjadi simpanan
27
Terpaksa berbohong
28
Cumbuan hari pertama
29
Gigitan Tristan
30
Masa lalu Linda
31
Aku mau ini setiap hari!
32
PENTING!
33
Duduk di pangkuan saya!
34
Layani aku!
35
Siang panas
36
Kemarahan Linda
37
Pulang ke rumah Firda
38
Salah menyiksa
39
Ketakutan Alea
40
Cinta pandangan pertama
41
Sebuah perhatian
42
Gagal dipecat
43
Permintaan Linda
44
Pergi ke Bali
45
Ciuman di lift
46
Jalan ke pantai
47
Diobati Tristan
48
Ada apa dengan Fade?
49
Berbohong?
50
Alea kalah!
51
Kembali mereguk kenikmatan
52
Malam terakhir?
53
Gagal romantis
54
Will you marry me?
55
Jadikan aku istrimu
56
Akhirnya sah!
57
Kembali ke Jakarta
58
Terbongkar kebusukan Linda
59
Pelukan hangat Alea
60
Masih mencintainya
61
Pasutri di pagi hari
62
Pertengkaran Tristan dan papa Jaya
63
Hinaan Fade
64
Keresahan hati
65
Cerita kakak dan adik
66
Teringat Firda terus
67
Fakta yang terbongkar
68
Perlawanan Linda
69
Si wanita gila uang
70
Melabrak Alea
71
Alea hamil
72
Orang lupa sering tersesat
73
Ngidam istri tersayang
74
Tamparan Firda
75
Menemui Firda lagi
76
Alea dan Firda hilang
77
Siksaan Linda
78
Alea keguguran
79
Hukuman yang pantas
80
Beban hati yang bertambah
81
Bertemu gadis polos
82
Hampir goyah
83
Siapa gadis itu?
84
Permintaan Fade
85
Rasa sakit
86
I love you to
87
Mau di pecat?
88
Kesedihan Alea
89
Melakukan kesalahan lagi
90
Perhatian Aira
91
Kesedihan Aira
92
Ancaman yang terbukti
93
Pengorbanan Aira
94
Kondisi Fade
95
Ungkapan hati
96
Aira siuman
97
Tangisan penyesalan
98
Aku istri kamu
99
Mau saya buang?
100
Salah mengira
101
Kedatangan mama Saras
102
Menjenguk Fade
103
Dimana yang sakit?
104
Mondy panik
105
Pertengkaran di pagi hari
106
Puncak amarah Tristan
107
Cincin yang disematkan
108
Sepupu Fade
109
Om bohong kan?
110
Zian yang pengertian
111
Diantar?
112
Gelisah
113
Kepedulian Firda
114
Mengingat kembali
115
Penderitaan Aira
116
Fade cemburu
117
Saling memikirkan
118
Hanya ingin dia
119
Ngidam sesuatu
120
Bertemu dia lagi
121
Hanya 200 juta?
122
Om menyebalkan!
123
Dibeli seperti barang
124
Istri kecilku
125
Izin untuk menikah
126
Aira berubah
127
First kiss
128
Malam Firda dan Fade
129
Bercumbu mesra
130
Kamu indah, Ai
131
Ngidam mami Lea
132
Aira istri saya
133
Aku hanya pelayan
134
Perlakuan manis Mondy
135
Pembuktian cinta
136
Penolakan Tristan
137
Alea yang pengertian
138
Makan malam bersama
139
Kakak
140
Masuk rumah sakit
141
Titik terendah
142
Restu papa Jaya
143
Telepon dari mertua
144
Peduli?
145
Fakta baru
146
Kabar kehamilan
147
Mungkin putri kita ...
148
Tanda yang sama
149
Thalia kita
150
Diam-diam
151
Hasil tes DNA
152
Kamu hamil, Ai
153
Balasan
154
Aira, adik kamu
155
Welcome baby Alkano
156
Enggan mengakui
157
Kasih sayang mama Saras
158
Sikap mama mertua
159
Dia menantuku
160
Terima kasih, Ma
161
Momen paling ditunggu
162
Healing
163
Percaya diri, tapi kalah
164
Akhir ketiga pasangan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!