Bertemu Fade

Alea sudah siap untuk datang ke kantor. Dengan kemeja putih, dan rok span selutut berwarna hitam. Ia keluar dari rumahnya, dan tidak lupa menenteng tas selempang miliknya.

Alea membaca pesan yang Fade kirim semalam, dimana pria itu meminta untuk datang ke minimarket 24 jam dekat kantornya untuk membicarakan suatu hal.

Alea pun membalas pesan Fade sambil melangkah meninggalkan rumahnya. Di pertengahan jalan, ia di kejutkan oleh pertanyaan dari salah satu tetangganya.

"Eh Alea, sudah kerja sekarang?" tanya tetangga Alea.

Alea tersenyum sopan. "Iya, Bu. Alhamdulillah," jawab Alea ramah.

"Keadaan Firda gimana, masih di rawat?" tanya nya lagi.

"Iya, doakan ya Bu agar kak Firda bisa segera sembuh." Jawab Alea seraya meminta doa dari tetangga yang usianya lebih tua darinya.

"Amin, kamu semangat ya, Alea." Balas Ibu itu kemudian pergi.

Alea pun beranjak cepat dari area rumahnya, ia harus pergi ke halte dimana dirinya akan naik angkutan umum untuk sampai ke kantornya.

Sesampainya di halte, tepat sekali bus jurusannya datang. Alea bergegas naik dan duduk di kursi yang masih tersisa.

Jam menunjukkan pukul setengah 7 pagi, itu artinya ia masih memiliki waktu 1 setengah jam sebelum masuk kantor.

Karena macet, Alea memerlukan waktu yang cukup lama untuk sampai. Ia berlari menuju minimarket dimana Fade sudah menunggunya.

"Maafkan saya, Tuan." Ucap Alea dengan nafas terengah-engah.

"Tidak apa-apa, silahkan duduk." Tutur Fade menarik kursi untuk Alea duduk.

Alea nurut, ia duduk di sebelah Fade yang asik menyesap kopi hangat miliknya.

"Jadi, bagaimana hari pertama bekerja?" tanya Fade langsung.

"Baik, Tuan. Saya juga kemarin bertemu dengan istri pak Tristan." Jawab Alea jujur.

Fade menatap Alea dengan serius. Ia sudah lama tidak bertemu dengan Linda, kekasih hatinya yang sampai saat ini masih menjadi pemilik utama di hatinya.

"Benarkah, lalu bagaimana?" tanya Fade lagi.

Alea mengerutkan keningnya, ia sedikit bingung mendengar pertanyaan ambigu dari pria yang telah memberikannya pekerjaan.

"Nyonya Linda dan pak Tristan terlihat saling mencintai. Mereka begitu mesra," jawab Alea jujur.

Alea juga menceritakan tiap adegan yang ia lihat diruangan Tristan kemarin, tanpa ada yang ia tutup-tutupi.

Alea memperhatikan tangan Fade yang menggenggam gelas kopi berbahan karton itu dengan keras, bahkan membuat isi dari kopi itu tumpah dan membasahi tangannya.

"Astaga, Tuan." Ucap Alea terkejut, kemudian mengambil tisu dari dalam tasnya dan mengelap tangannya Fade yang terkena kopi panas.

"Tangan anda bisa terbakar." Ucap Alea dengan masih mengelap tangan Fade.

"Tidak apa-apa, Alea. Maaf, saya terlalu terbawa emosi." Ujar Fade menjauhkan tangan Alea dari tangannya.

Fade menghela nafas, ia menatap Alea dengan serius.

"Apa ada yang membuatmu tidak nyaman disana?" tanya Fade.

Kepala Alea mengangguk. "Salah satunya adalah melihat cinta diantara pak Tristan dan nyonya Linda membuat saya takut akan gagal." Jawab Alea.

"Lalu apalagi?" tanya Fade lagi.

"Asisten pak Tristan, entah mengapa dia selalu menatap saya dengan penuh intimidasi." Jawab Alea.

Benar, entah mengapa sejak kemarin ia merasa bahwa Mondy lebih banyak memperhatikannya. Bahkan pria itu lebih banyak memerintah dan bicara kepadanya daripada Tristan.

Fade tiba-tiba tertawa, membuat fokus Alea teralihkan kepada pria itu.

"Alea … Alea …. Jangan mengkhawatirkan hal di poin pertama." Ucap Fade setelah menghentikan tawanya.

"Maksud anda?" tanya Alea.

"Urusan Linda, aku akan turut membantu pekerjaanmu." Jawab Fade seraya bangkit dari duduknya.

Fade berdiri seraya mengantongi sebelah tangannya.

"Aku akan mendekati Linda kembali dan mengulang masa-masa kami dulu, hingga membuat nya goyah. Jika itu terjadi, sudah pasti rencana ini akan lancar." Tambah Fade memperjelas.

Alea mendengarkan dengan seksama tiap kalimat yang pria itu katakan padanya. Ia berpikir berkali-kali tentang ucapan Fade yang akan mendekati Linda lagi.

"Apa nyonya Linda akan merespon anda, Tuan?" tanya Alea ragu-ragu, ia khawatir salah bicara.

Fade membalik badan, menatap Alea dengan penuh pertanyaan.

"Kenapa tidak, kami dulu adalah pasangan yang serasi. Tapi karena kedatangan Tristan, hubungan kami harus berakhir." Jawab Fade yakin.

"Tapi, kemarin saya melihat nyonya Linda sangat mencintai suaminya, Tuan." Sahut Alea lagi.

Fade menghela nafas, ia meminta Alea untuk bangkit, dan tentu saja dituruti oleh gadis itu.

"Lakukan tugasmu, dan aku juga akan melakukan tugasku. Ingat! Jangan pernah khawatirkan hal yang tidak perlu." Ujar Fade dengan serius.

"Sementara masalah Mondy, pria itu memang patut kau waspadai." Tambah Fade kemudian pergi meninggalkan Alea.

Alea menatap kepergian Fade dengan nanar. Andai saja ada orang yang mau menolongnya dalam melunasi biaya rumah sakit, maka Alea tidak sudi melanjutkan pekerjaannya keji ini.

Alea mengambil tas selempang nya, ia pun segera beranjak dari minimarket itu untuk sampai ke kantornya yang berada tepat di depan minimarket.

Alea berjalan kaki, menyebrang jalan dengan hati-hati hingga akhirnya ia sampai di lobby kantor SGR industrial.

"Selamat pagi." Sapa penjaga pintu lobby.

"Pagi, Pak." Balas Alea ramah.

Alea masuk ke dalam kantor, ia juga langsung ikut bersama orang-orang untuk naik lift ke lantai tujuannya, lantai 16.

"Lantai 16, kau sekretaris pribadi pak Tristan yang baru?"

Dari belakangnya, Alea bisa mendengar sebuah pertanyaan dari orang yang tidak ia kenal.

Ia membalik badan, kemudian mengangguk dengan senyuman yang tercipta di wajahnya.

"Astaga, pasti enak sekali kan bisa bekerja secara dekat dengan pak Tristan?!" tanya wanita itu heboh.

Alea tersenyum canggung, ia tidak tahu harus menjawab apa dari pertanyaan wanita yang tidak ia kenal.

"Oh iya perkenalkan, saya Adira. Kau bisa panggil Dira, saja bekerja di bagian digital marketing." Ucap wanita itu memperkenalkan diri.

"Saya Alea." Balas Alea seraya menjabat tangan wanita bernama Dira itu.

Lift pun berhenti di lantai 12A. Wanita bernama Dira itu turun.

"Kita makan siang bersama kapan-kapan ya?" tanya Dira sebelum pintu lift tertutup.

Alea membalasnya dengan ibu jari, ia tentu tidak akan menolak jika ada seseorang yang mengajaknya makan siang bersama. Kebetulan di kantor ini, Alea belum memiliki teman.

Alea sampai di lantai tujuannya, ia segera turun dan pergi ke meja kerjanya. Alea meletakkan tas, dan mulai menyalakan komputer untuk melihat jadwal Tristan hari ini.

Baru saja Alea duduk, tiba-tiba lift yang tidak jauh darinya terbuka. Alea tahu bahwa itu adalah lift khusus petinggi perusahaan.

"Selamat pagi–" Ucapan Alea yang ingin menyapa terhenti karena Mondy.

"Bacakan jadwal pak Tristan hari ini, 10 menit lagi." Ucap Tristan memotong ucapan Alea.

Alea tergagap. "Baik, Pak." Balas Alea paham.

Alea melirik Tristan yang diam saja, ia heran mengapa pria itu berubah seperti orang gagu yang tidak bisa bicara, sehingga ucapan apapun akan Mondy yang mengatakannya.

Suara pintu ruangan Tristan yang tertutup membuat Alea tersadar. Wanita itu buru-buru membaca jadwal Tristan hari ini dan memeriksanya sebelum masuk ke dalam ruangan atasannya.

Alea melakukan pekerjaan dengan sangat baik, terkadang ia sampai lupa apa tujuannya datang ke kantor besar dan ternama ini.

Setelah merasa beres, Alea pun melangkah masuk ke dalam ruangan Tristan.

Saat dirinya masuk, Mondy justru keluar untuk melakukan tugas lain dari Tristan.

"Selamat pagi, Pak. Hari ini jadwal anda adalah jamuan makan siang dari SJ Corporation untuk membicarakan kelanjutan kerja sama." Ucap Alea membaca poin paling pertama.

"Batalkan." Ujar Tristan singkat.

"Hah?!" Alea melongo, hal tersebut membuat Tristan langsung menatapnya tajam.

"Eeee … maafkan saya, Pak. Maksud saya baik, akan saya batalkan." Ujar Alea dengan cepat.

"Apalagi jadwal saya?" tanya Tristan kembali fokus pada laptopnya.

"Meeting dengan semua jajaran divisi digital marketing jam dua siang, untuk membicarakan kelanjutan promosi." Jawab Alea kembali menjelaskan.

"Tolong atur dengan baik, saya tidak suka dengan karyawan yang lamban dan tidak fokus." Ujar Tristan tanpa menatap Alea.

"Baik, Pak. Apa masih ada lagi?" tanya Alea sopan.

Tristan menggeleng seraya mengibas tangannya, meminta Alea untuk segera keluar dari ruangannya.

"Permisi, Pak." Pamit Alea kemudian keluar dari ruangan atasannya.

Setelah diluar ruangan, Alea memegangi dadanya yang berdetak kencang setelah melihat Tristan dan bicara dengannya.

Alea tidak menyangka Tristan yang ia kenal dulu sangat berbeda dengan Tristan yang sekarang.

"Pantas saja nyonya Linda sangat mencintai pak Tristan, dia sangat tampan." Gumam Alea.

Bersambung.......................

Terpopuler

Comments

Bu ning Bengkel

Bu ning Bengkel

....lanjut....

2024-02-28

2

Mega Rani

Mega Rani

lanjut

2022-11-20

2

Aisyah ais

Aisyah ais

next

2022-11-20

1

lihat semua
Episodes
1 Kabar kecelakaan
2 Pekerjaan ekstrim
3 Kebingungan Alea
4 Surat perjanjian
5 Pria dari masa lalu
6 Bertemu istri Tristan
7 Hidup penuh derita
8 Bertemu Fade
9 Bentakan Tristan
10 Pesta pertemuan
11 Saya tidak tahan
12 I'm still loving you
13 Pecah telur
14 Penolakan Azzalea
15 Amarah suami istri
16 Pertengkaran
17 Kembali bekerja
18 Sebuah fakta
19 Tristan mabuk
20 Menginap?
21 Amarah Tristan dan Alea
22 Putus kerjasama
23 Pekerjaan baru
24 Firda sadarkan diri
25 Permintaan atau perintah
26 Resmi menjadi simpanan
27 Terpaksa berbohong
28 Cumbuan hari pertama
29 Gigitan Tristan
30 Masa lalu Linda
31 Aku mau ini setiap hari!
32 PENTING!
33 Duduk di pangkuan saya!
34 Layani aku!
35 Siang panas
36 Kemarahan Linda
37 Pulang ke rumah Firda
38 Salah menyiksa
39 Ketakutan Alea
40 Cinta pandangan pertama
41 Sebuah perhatian
42 Gagal dipecat
43 Permintaan Linda
44 Pergi ke Bali
45 Ciuman di lift
46 Jalan ke pantai
47 Diobati Tristan
48 Ada apa dengan Fade?
49 Berbohong?
50 Alea kalah!
51 Kembali mereguk kenikmatan
52 Malam terakhir?
53 Gagal romantis
54 Will you marry me?
55 Jadikan aku istrimu
56 Akhirnya sah!
57 Kembali ke Jakarta
58 Terbongkar kebusukan Linda
59 Pelukan hangat Alea
60 Masih mencintainya
61 Pasutri di pagi hari
62 Pertengkaran Tristan dan papa Jaya
63 Hinaan Fade
64 Keresahan hati
65 Cerita kakak dan adik
66 Teringat Firda terus
67 Fakta yang terbongkar
68 Perlawanan Linda
69 Si wanita gila uang
70 Melabrak Alea
71 Alea hamil
72 Orang lupa sering tersesat
73 Ngidam istri tersayang
74 Tamparan Firda
75 Menemui Firda lagi
76 Alea dan Firda hilang
77 Siksaan Linda
78 Alea keguguran
79 Hukuman yang pantas
80 Beban hati yang bertambah
81 Bertemu gadis polos
82 Hampir goyah
83 Siapa gadis itu?
84 Permintaan Fade
85 Rasa sakit
86 I love you to
87 Mau di pecat?
88 Kesedihan Alea
89 Melakukan kesalahan lagi
90 Perhatian Aira
91 Kesedihan Aira
92 Ancaman yang terbukti
93 Pengorbanan Aira
94 Kondisi Fade
95 Ungkapan hati
96 Aira siuman
97 Tangisan penyesalan
98 Aku istri kamu
99 Mau saya buang?
100 Salah mengira
101 Kedatangan mama Saras
102 Menjenguk Fade
103 Dimana yang sakit?
104 Mondy panik
105 Pertengkaran di pagi hari
106 Puncak amarah Tristan
107 Cincin yang disematkan
108 Sepupu Fade
109 Om bohong kan?
110 Zian yang pengertian
111 Diantar?
112 Gelisah
113 Kepedulian Firda
114 Mengingat kembali
115 Penderitaan Aira
116 Fade cemburu
117 Saling memikirkan
118 Hanya ingin dia
119 Ngidam sesuatu
120 Bertemu dia lagi
121 Hanya 200 juta?
122 Om menyebalkan!
123 Dibeli seperti barang
124 Istri kecilku
125 Izin untuk menikah
126 Aira berubah
127 First kiss
128 Malam Firda dan Fade
129 Bercumbu mesra
130 Kamu indah, Ai
131 Ngidam mami Lea
132 Aira istri saya
133 Aku hanya pelayan
134 Perlakuan manis Mondy
135 Pembuktian cinta
136 Penolakan Tristan
137 Alea yang pengertian
138 Makan malam bersama
139 Kakak
140 Masuk rumah sakit
141 Titik terendah
142 Restu papa Jaya
143 Telepon dari mertua
144 Peduli?
145 Fakta baru
146 Kabar kehamilan
147 Mungkin putri kita ...
148 Tanda yang sama
149 Thalia kita
150 Diam-diam
151 Hasil tes DNA
152 Kamu hamil, Ai
153 Balasan
154 Aira, adik kamu
155 Welcome baby Alkano
156 Enggan mengakui
157 Kasih sayang mama Saras
158 Sikap mama mertua
159 Dia menantuku
160 Terima kasih, Ma
161 Momen paling ditunggu
162 Healing
163 Percaya diri, tapi kalah
164 Akhir ketiga pasangan (End)
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Kabar kecelakaan
2
Pekerjaan ekstrim
3
Kebingungan Alea
4
Surat perjanjian
5
Pria dari masa lalu
6
Bertemu istri Tristan
7
Hidup penuh derita
8
Bertemu Fade
9
Bentakan Tristan
10
Pesta pertemuan
11
Saya tidak tahan
12
I'm still loving you
13
Pecah telur
14
Penolakan Azzalea
15
Amarah suami istri
16
Pertengkaran
17
Kembali bekerja
18
Sebuah fakta
19
Tristan mabuk
20
Menginap?
21
Amarah Tristan dan Alea
22
Putus kerjasama
23
Pekerjaan baru
24
Firda sadarkan diri
25
Permintaan atau perintah
26
Resmi menjadi simpanan
27
Terpaksa berbohong
28
Cumbuan hari pertama
29
Gigitan Tristan
30
Masa lalu Linda
31
Aku mau ini setiap hari!
32
PENTING!
33
Duduk di pangkuan saya!
34
Layani aku!
35
Siang panas
36
Kemarahan Linda
37
Pulang ke rumah Firda
38
Salah menyiksa
39
Ketakutan Alea
40
Cinta pandangan pertama
41
Sebuah perhatian
42
Gagal dipecat
43
Permintaan Linda
44
Pergi ke Bali
45
Ciuman di lift
46
Jalan ke pantai
47
Diobati Tristan
48
Ada apa dengan Fade?
49
Berbohong?
50
Alea kalah!
51
Kembali mereguk kenikmatan
52
Malam terakhir?
53
Gagal romantis
54
Will you marry me?
55
Jadikan aku istrimu
56
Akhirnya sah!
57
Kembali ke Jakarta
58
Terbongkar kebusukan Linda
59
Pelukan hangat Alea
60
Masih mencintainya
61
Pasutri di pagi hari
62
Pertengkaran Tristan dan papa Jaya
63
Hinaan Fade
64
Keresahan hati
65
Cerita kakak dan adik
66
Teringat Firda terus
67
Fakta yang terbongkar
68
Perlawanan Linda
69
Si wanita gila uang
70
Melabrak Alea
71
Alea hamil
72
Orang lupa sering tersesat
73
Ngidam istri tersayang
74
Tamparan Firda
75
Menemui Firda lagi
76
Alea dan Firda hilang
77
Siksaan Linda
78
Alea keguguran
79
Hukuman yang pantas
80
Beban hati yang bertambah
81
Bertemu gadis polos
82
Hampir goyah
83
Siapa gadis itu?
84
Permintaan Fade
85
Rasa sakit
86
I love you to
87
Mau di pecat?
88
Kesedihan Alea
89
Melakukan kesalahan lagi
90
Perhatian Aira
91
Kesedihan Aira
92
Ancaman yang terbukti
93
Pengorbanan Aira
94
Kondisi Fade
95
Ungkapan hati
96
Aira siuman
97
Tangisan penyesalan
98
Aku istri kamu
99
Mau saya buang?
100
Salah mengira
101
Kedatangan mama Saras
102
Menjenguk Fade
103
Dimana yang sakit?
104
Mondy panik
105
Pertengkaran di pagi hari
106
Puncak amarah Tristan
107
Cincin yang disematkan
108
Sepupu Fade
109
Om bohong kan?
110
Zian yang pengertian
111
Diantar?
112
Gelisah
113
Kepedulian Firda
114
Mengingat kembali
115
Penderitaan Aira
116
Fade cemburu
117
Saling memikirkan
118
Hanya ingin dia
119
Ngidam sesuatu
120
Bertemu dia lagi
121
Hanya 200 juta?
122
Om menyebalkan!
123
Dibeli seperti barang
124
Istri kecilku
125
Izin untuk menikah
126
Aira berubah
127
First kiss
128
Malam Firda dan Fade
129
Bercumbu mesra
130
Kamu indah, Ai
131
Ngidam mami Lea
132
Aira istri saya
133
Aku hanya pelayan
134
Perlakuan manis Mondy
135
Pembuktian cinta
136
Penolakan Tristan
137
Alea yang pengertian
138
Makan malam bersama
139
Kakak
140
Masuk rumah sakit
141
Titik terendah
142
Restu papa Jaya
143
Telepon dari mertua
144
Peduli?
145
Fakta baru
146
Kabar kehamilan
147
Mungkin putri kita ...
148
Tanda yang sama
149
Thalia kita
150
Diam-diam
151
Hasil tes DNA
152
Kamu hamil, Ai
153
Balasan
154
Aira, adik kamu
155
Welcome baby Alkano
156
Enggan mengakui
157
Kasih sayang mama Saras
158
Sikap mama mertua
159
Dia menantuku
160
Terima kasih, Ma
161
Momen paling ditunggu
162
Healing
163
Percaya diri, tapi kalah
164
Akhir ketiga pasangan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!