Pria dari masa lalu

Pagi hari yang cerah ini membawa Alea ke sebuah perusahaan yang berada di gedung tinggi puluhan lantai. Hari ini menjadi hari pertamanya bekerja di perusahaan SGR industrial.

Alea pergi tidak seorang diri, melainkan bersama wanita yang ia temui kemarin bersama Fade, Maisa.

"Sudah siap, Alea?" Tanya Maisa dengan lembut, namun tegas.

Alea menatap gedung di hadapannya dengan gemetaran. Hari ini ia datang ke perusahaan tersebut untuk menjadi sekretaris, sekaligus melakukan tugas tersembunyi nya, yaitu sebagai perusak rumah tangga orang.

"Sudah, Bu." Jawab Alea singkat.

Alea berusaha menahan nafas dan merapikan pakaiannya ketika kakinya mulai menginjak area gedung yang begitu elit.

Alea dan Bu Maisa masuk menggunakan kartu akses yang dimiliki Bu Maisa, sementara Alea belum.

"Masuklah." Tutur Bu Maisa seraya mempersilahkan Alea masuk ke dalam lift.

Alea mengangguk paham, ia pun segera masuk bersama HRD perusahaan tersebut yang menekan angka 16 yang menandakan bahwa ruangan atasan ada disana.

"Kita akan ke ruangan pak Tristan, dia adalah CEO kita dan kau akan bekerja sebagai sekretaris nya." Ucap Bu Maisa menjelaskan.

"B-baik." Balas Alea mengangguk paham.

Alea berusaha mengatur nafas, ia memainkan kukunya satu sama lain guna menetralisir kegugupan yang dirasakan saat ini.

Otak Alea langsung berpikir yang tidak-tidak, bagaimana jika ia yang disuruh oleh menggoda pria bernama Tristan itu malah berakhir mendapatkan tamparan keras.

Tanpa terasa, akhirnya mereka berdua sampai di lantai tujuan. Bu Maisa jalan duluan, sementara Alea mengikuti.

"Selamat pagi, Bu." 

Sapaan karyawan mulai didengar oleh Alea yang terlontar untuk bu Maisa. Tentu saja hal itu akan terjadi, mengingat posisi bu Maisa yang cukup penting.

Langkah bu Maisa terhenti membuat Alea ikut berhenti. Alea bisa membaca dengan jelas nama yang tertempel di pintu ruangan tersebut.

"Tristan Sagara Kusuma, Chief executive officer." Batin Alea membaca nama yang tertulis.

Membaca nama itu seketika membuat pikiran Alea blank. Ia seperti pernah mendengar nama itu, nama yang tidak asing bagi pendengaran dan juga hatinya.

"Alea, ayo masuk." Ajak bu Maisa setelah mengetuk pintu ruangan tersebut.

Alea menurut, ia mengikuti langkah HRD itu ke dalam ruangan sang Ceo. Mata Alea tidak henti menjelajah ruangan yang mewah dan elegan itu dengan kagum.

"Selamat pagi, Pak. Saya datang kesini dengan membawa calon sekretaris anda, saya sudah melakukan proses demi proses kepadanya." Ucap Bu Maisa dusta.

Bagaimana tidak dusta, Alea bahkan tidak mengirim lamaran apapun, apalagi mengikuti proses demi proses seperti yang diucapkan HRD itu.

Ia bisa berdiri di perusahaan besar ini karena tugasnya dari Fade, yaitu menjadi perusak rumah tangga sang Ceo.

Alea menelan gumpalan saliva nya, ia tidak bisa melihat wajah ceo itu karena tertutup oleh tubuh bu Maisa.

"Kau atur saja, saya memang sangat membutuhkan sekretaris yang pintar dan kompeten. Jika kau sudah yakin, maka saya akan terima dia sebagai sekretaris." Ucap pria yang duduk di kursi kebesarannya, dan tegap lanjut mengetik kata demi kata di laptopnya.

Alea semakin terdiam, ia bahkan sampai menutup mulutnya sendiri saking terkejutnya mendengar suara yang familiar di telinganya.

Bu Maisa menggeser tubuhnya, membuat Alea kini bisa melihat wajah pria tampan di kursi kebesarannya.

"Alea, dia pak Tristan. Dia adalah ceo SGR industrial, dan mulai hari ini kamu yang akan membantu tugasnya." Ucap Bu Maisa.

Alea tidak menyahut, ia masih terkejut dengan wajah yang ia lihat saat ini. Dia, Alea masih ingat siapa si pemilik wajah tampan di hadapannya sekarang.

Flashback on

Alea baru saja keluar dari kelasnya setelah bel berbunyi. Seperti biasa di setiap harinya, ia akan pulang bersama teman sebangkunya dengan berjalan kaki, sebab rumah mereka yang tidak terlalu jauh.

Sebelum pulang ke rumah, baik Alea dan temannya Risa itu biasa jalan-jalan di sekitar taman.

"Lea, ke rumah gue yuk?" Ajak Risa tiba-tiba seraya bangkit dari kursi taman.

"Mau ngapain? Gue harus buru-buru pulang sebelum kak Firda pulang." Sahut Alea bingung, tumben sekali temannya itu mengajak ke rumahnya.

"Sebentar aja, nanti gue anterin deh pulangnya." Balas Risa kemudian menarik tangan Alea.

Dari sekolah, rumah Risa memang lebih dekat dibandingkan dengan rumah Alea. Alea harus melewati satu RT dulu untuk sampai di rumahnya.

Alea pasrah saat tangannya ditarik ke rumah temannya, dan saat ia sampai disana, ternyata rumah Risa cukup ramai.

"Ris, rumah lo rame banget." Bisik Alea pelan.

Risa tertawa, ia menatap sahabatnya lalu manggut-manggut.

"Nggak apa-apa, itu cuma temen abang gue. Yuk masuk," ajak Risa menarik kembali tangan Alea.

Saat sampai di dalam rumah, terlihat ada abang dari Risa dan dua temannya. Mereka tampak mengobrol dan tertawa bersama, sebelum terhenti karena mereka masuk.

"Eh ada Alea." Ucap Aji, abangnya Risa.

"Iya, Kak. Mau main disini sebentar," balas Alea malu-malu.

"Iya nggak apa-apa, Lea. Nginep sekalian juga nggak dilarang." Balas Aji bergurau.

Alea hanya tersenyum tipis, ia pun mengikuti langkah Risa yang mengajaknya ke dalam kamar gadis itu.

Tanpa Alea sadari sejak tadi ada yang memperhatikannya dengan intens. Pria itu berkali-kali ikut tersenyum ketika melihat Alea yang malu-malu.

"Naksir, Bro?" tanya Aji seraya menyenggol bahu temannya.

Pria itu menoleh, lalu terkekeh kecil. Tidak ada kata yang keluar dari mulutnya sama sekali.

"Naksir sih, yakin gue. Untung yang ditaksir bukan Risa, gebetan gue." Celetuk Zayn seraya menepuk-nepuk bahu temannya itu.

Tristan, itulah nama pria yang sejak tadi memperhatikan Alea dengan senyum-senyum. Ia merasa tertarik dengan gadis cantik, berwajah manis yang baru pertama kali ia lihat di rumah temannya ini.

"Ini nomornya, terserah mau catet atau nggak, gue ke belakang dulu." Ujar Aji seraya memperlihatkan nomor Alea yang ia dapatkan dari adiknya.

Tristan lantas segera mencatat nomor itu di ponselnya, ia menyimpannya dengan nama Alea. 

"Gila ya, kita beda tujuh tahun loh sama mereka itu. Yakin dia mau sama kita?" tanya Zayn teringat akan usia mereka yang terpaut lumayan jauh.

Tristan mengangguk yakin. "Pasti, gue bakal dapetin dia." Jawab Tristan.

Sore harinya, Alea pulang dari rumah Risa dengan diantar oleh gadis itu. Ketika ia pulang, rumah Risa pun sudah sepi, menandakan bahwa teman-teman abangnya Risa sudah pergi.

"Makasih ya, Ris. Mau mampir dulu?" tawar Alea dan Risa menjawabnya dengan gelengan kepala.

"Gue pulang ya, bye …" Risa pun pergi dengan motornya.

Setelah Risa pulang, Alea pun bergegas masuk. Ketika berjalan menuju kamarnya, tiba-tiba ponsel Alea mendapatkan pesan dari nomor tidak di kenal.

"Siapa ya." Balas Alea saat pesan itu hanya berisi bacaan 'Halo, Alea."

Setelah beberapa saat, pesan itu pun dibalas oleh si pemilik nomor tidak dikenal. Ternyata itu adalah Tristan, teman kakaknya Risa.

Alea sebenarnya bingung mengapa teman kakak temannya itu menghubunginya, tapi akhirnya ia tetap membalas pesan tersebut. Kata sang kakak, pesan orang yang isinya sopan itu harus di balas.

Sejak hari itu, Tristan terus menghubungi Alea, dan Alea yang tidak merasakan apapun terus saja membalasnya. Sampai suatu hari, Tristan mengajak Alea untuk jalan-jalan keluar, tepatnya ke sebuah taman. Tristan juga mengajak makan gadis itu.

"Lo sama Risa udah lama jadi teman?" tanya Tristan seraya mengaduk makanan miliknya.

"Dari awal masuk SMA sih, Kak." Jawab Alea seadanya.

"Oh gitu, btw lo punya pacar?" tanya Tristan lagi basa-basi.

Alea menatap pria itu kemudian tersenyum. "Nggak lah, Kak. Aku masih sekolah, belum kepikiran kesana." Jawab Alea.

"Kalo misalnya ada yang suka sama lo, terus ngajak pacaran gimana?" tanya Tristan semakin mengorek kepribadian Alea.

Alea menatap Tristan serius, ia semakin di buat heran dengan sikap pria itu. Alea memilih diam, ia tidak mau menjawab pertanyaan dari Tristan.

Tristan yang tidak mendapat jawaban atas pertanyaannya, lantas memegang tangan gadis itu.

"Lea, gue suka sama lo." Ucap Tristan yang tidak bisa membendung perasaan nya kepada gadis itu.

Alea terkejut, ia lantas menarik tangannya yang ada di dalam genggaman tangan pria itu.

"Lea, gue …" ucapan Tristan terhenti karena Alea bicara.

"Aku nggak bisa, Kak. Maaf, aku harus pulang." Balas Alea kemudian pergi begitu saja meninggalkan Tristan.

Tristan menatap kepergian Alea dengan sesak. Apa dirinya terlalu cepat menyatakan perasaan sampai membuat gadis itu ketakutan?.

Sementara Alea, ia pulang dengan naik angkutan umum. Seluruh tubuhnya masih gemetar setelah mendapat pernyataan dari Tristan tadi.

"Maaf, Kak. Tapi aku nggak suka sama kamu, aku mau menjalin hubungan dengan pria yang aku cintai." Gumam Alea lirih.

Sejak hari itu baik Alea ataupun Tristan tidak lagi saling chatting. Alea melupakan begitu saja pernyataan cinta Tristan, sementara pria itu tidak pernah lagi dilihat olehnya.

Tristan bagai ditelan bumi.

Flashback off

"Alea, kamu kenapa melamun? Pak Tristan bicara sama kamu." Ucap Bu Maisa seraya menyenggol bahu gadis itu.

Alea tersadar, ia menatap pria yang juga kini tengah menatapnya dengan dingin.

"Maafkan saya, Pak. Saya–" Ucapan Alea terhenti saat Tristan mengangkat tangannya, meminta gadis itu untuk tidak bicara.

"Kalian boleh pergi, kau bisa bekerja mulai besok." Ucap Tristan tegas.

"H-hari ini pun saya bisa, Pak." Ucap Alea membuat Tristan dan Bu Maisa menatapnya.

"Lea." Tegur Bu Maisa pelan.

Azzalea tersadar, ia buru-buru menatap Tristan yang memicingkan mata kepadanya.

"Baiklah, kau bisa bekerja mulai hari ini." Ucap Tristan, kemudian menghubungi seseorang.

Tidak lama kemudian pintu ruangan Tristan terbuka, terlihat pria yang berpakaian rapi seperti Tristan masuk dengan membawa beberapa map di tangannya.

"Pagi, Pak. Ini dokumen yang anda minta," tutur Mondy, asisten pribadi Tristan.

"Berikan kepadanya, dan jelaskan apa saja tugasnya di kantor ini. Jangan sampai dia membuat kesalahan!" tegas Tristan tanpa menatap siapapun di ruangan itu.

"Baik, Pak." Balas Mondy patuh.

Mondy menatap Alea. "Mari saya jelaskan di luar." Tutur Mondy mempersilahkan Alea jalan duluan.

Alea pun ikut saja. Pria itu sama dinginnya dengan Tristan, tidak ada senyuman sama sekali di wajahnya.

"Alea, kamu bisa." Batin Alea yakin.

Bersambung........................

Terpopuler

Comments

Kamiem sag

Kamiem sag

🤔

2024-03-23

1

rivana97

rivana97

knp setiap baca tntg CEO & Sekretaris / Asisten nya sma2 dingin & cuek ya...

2023-03-25

2

Fina Safina

Fina Safina

heran dek kok orang yg merekrut sekertaris Tristan kenapa kenal sama orang yg nyuruh alea🤔

2023-01-31

3

lihat semua
Episodes
1 Kabar kecelakaan
2 Pekerjaan ekstrim
3 Kebingungan Alea
4 Surat perjanjian
5 Pria dari masa lalu
6 Bertemu istri Tristan
7 Hidup penuh derita
8 Bertemu Fade
9 Bentakan Tristan
10 Pesta pertemuan
11 Saya tidak tahan
12 I'm still loving you
13 Pecah telur
14 Penolakan Azzalea
15 Amarah suami istri
16 Pertengkaran
17 Kembali bekerja
18 Sebuah fakta
19 Tristan mabuk
20 Menginap?
21 Amarah Tristan dan Alea
22 Putus kerjasama
23 Pekerjaan baru
24 Firda sadarkan diri
25 Permintaan atau perintah
26 Resmi menjadi simpanan
27 Terpaksa berbohong
28 Cumbuan hari pertama
29 Gigitan Tristan
30 Masa lalu Linda
31 Aku mau ini setiap hari!
32 PENTING!
33 Duduk di pangkuan saya!
34 Layani aku!
35 Siang panas
36 Kemarahan Linda
37 Pulang ke rumah Firda
38 Salah menyiksa
39 Ketakutan Alea
40 Cinta pandangan pertama
41 Sebuah perhatian
42 Gagal dipecat
43 Permintaan Linda
44 Pergi ke Bali
45 Ciuman di lift
46 Jalan ke pantai
47 Diobati Tristan
48 Ada apa dengan Fade?
49 Berbohong?
50 Alea kalah!
51 Kembali mereguk kenikmatan
52 Malam terakhir?
53 Gagal romantis
54 Will you marry me?
55 Jadikan aku istrimu
56 Akhirnya sah!
57 Kembali ke Jakarta
58 Terbongkar kebusukan Linda
59 Pelukan hangat Alea
60 Masih mencintainya
61 Pasutri di pagi hari
62 Pertengkaran Tristan dan papa Jaya
63 Hinaan Fade
64 Keresahan hati
65 Cerita kakak dan adik
66 Teringat Firda terus
67 Fakta yang terbongkar
68 Perlawanan Linda
69 Si wanita gila uang
70 Melabrak Alea
71 Alea hamil
72 Orang lupa sering tersesat
73 Ngidam istri tersayang
74 Tamparan Firda
75 Menemui Firda lagi
76 Alea dan Firda hilang
77 Siksaan Linda
78 Alea keguguran
79 Hukuman yang pantas
80 Beban hati yang bertambah
81 Bertemu gadis polos
82 Hampir goyah
83 Siapa gadis itu?
84 Permintaan Fade
85 Rasa sakit
86 I love you to
87 Mau di pecat?
88 Kesedihan Alea
89 Melakukan kesalahan lagi
90 Perhatian Aira
91 Kesedihan Aira
92 Ancaman yang terbukti
93 Pengorbanan Aira
94 Kondisi Fade
95 Ungkapan hati
96 Aira siuman
97 Tangisan penyesalan
98 Aku istri kamu
99 Mau saya buang?
100 Salah mengira
101 Kedatangan mama Saras
102 Menjenguk Fade
103 Dimana yang sakit?
104 Mondy panik
105 Pertengkaran di pagi hari
106 Puncak amarah Tristan
107 Cincin yang disematkan
108 Sepupu Fade
109 Om bohong kan?
110 Zian yang pengertian
111 Diantar?
112 Gelisah
113 Kepedulian Firda
114 Mengingat kembali
115 Penderitaan Aira
116 Fade cemburu
117 Saling memikirkan
118 Hanya ingin dia
119 Ngidam sesuatu
120 Bertemu dia lagi
121 Hanya 200 juta?
122 Om menyebalkan!
123 Dibeli seperti barang
124 Istri kecilku
125 Izin untuk menikah
126 Aira berubah
127 First kiss
128 Malam Firda dan Fade
129 Bercumbu mesra
130 Kamu indah, Ai
131 Ngidam mami Lea
132 Aira istri saya
133 Aku hanya pelayan
134 Perlakuan manis Mondy
135 Pembuktian cinta
136 Penolakan Tristan
137 Alea yang pengertian
138 Makan malam bersama
139 Kakak
140 Masuk rumah sakit
141 Titik terendah
142 Restu papa Jaya
143 Telepon dari mertua
144 Peduli?
145 Fakta baru
146 Kabar kehamilan
147 Mungkin putri kita ...
148 Tanda yang sama
149 Thalia kita
150 Diam-diam
151 Hasil tes DNA
152 Kamu hamil, Ai
153 Balasan
154 Aira, adik kamu
155 Welcome baby Alkano
156 Enggan mengakui
157 Kasih sayang mama Saras
158 Sikap mama mertua
159 Dia menantuku
160 Terima kasih, Ma
161 Momen paling ditunggu
162 Healing
163 Percaya diri, tapi kalah
164 Akhir ketiga pasangan (End)
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Kabar kecelakaan
2
Pekerjaan ekstrim
3
Kebingungan Alea
4
Surat perjanjian
5
Pria dari masa lalu
6
Bertemu istri Tristan
7
Hidup penuh derita
8
Bertemu Fade
9
Bentakan Tristan
10
Pesta pertemuan
11
Saya tidak tahan
12
I'm still loving you
13
Pecah telur
14
Penolakan Azzalea
15
Amarah suami istri
16
Pertengkaran
17
Kembali bekerja
18
Sebuah fakta
19
Tristan mabuk
20
Menginap?
21
Amarah Tristan dan Alea
22
Putus kerjasama
23
Pekerjaan baru
24
Firda sadarkan diri
25
Permintaan atau perintah
26
Resmi menjadi simpanan
27
Terpaksa berbohong
28
Cumbuan hari pertama
29
Gigitan Tristan
30
Masa lalu Linda
31
Aku mau ini setiap hari!
32
PENTING!
33
Duduk di pangkuan saya!
34
Layani aku!
35
Siang panas
36
Kemarahan Linda
37
Pulang ke rumah Firda
38
Salah menyiksa
39
Ketakutan Alea
40
Cinta pandangan pertama
41
Sebuah perhatian
42
Gagal dipecat
43
Permintaan Linda
44
Pergi ke Bali
45
Ciuman di lift
46
Jalan ke pantai
47
Diobati Tristan
48
Ada apa dengan Fade?
49
Berbohong?
50
Alea kalah!
51
Kembali mereguk kenikmatan
52
Malam terakhir?
53
Gagal romantis
54
Will you marry me?
55
Jadikan aku istrimu
56
Akhirnya sah!
57
Kembali ke Jakarta
58
Terbongkar kebusukan Linda
59
Pelukan hangat Alea
60
Masih mencintainya
61
Pasutri di pagi hari
62
Pertengkaran Tristan dan papa Jaya
63
Hinaan Fade
64
Keresahan hati
65
Cerita kakak dan adik
66
Teringat Firda terus
67
Fakta yang terbongkar
68
Perlawanan Linda
69
Si wanita gila uang
70
Melabrak Alea
71
Alea hamil
72
Orang lupa sering tersesat
73
Ngidam istri tersayang
74
Tamparan Firda
75
Menemui Firda lagi
76
Alea dan Firda hilang
77
Siksaan Linda
78
Alea keguguran
79
Hukuman yang pantas
80
Beban hati yang bertambah
81
Bertemu gadis polos
82
Hampir goyah
83
Siapa gadis itu?
84
Permintaan Fade
85
Rasa sakit
86
I love you to
87
Mau di pecat?
88
Kesedihan Alea
89
Melakukan kesalahan lagi
90
Perhatian Aira
91
Kesedihan Aira
92
Ancaman yang terbukti
93
Pengorbanan Aira
94
Kondisi Fade
95
Ungkapan hati
96
Aira siuman
97
Tangisan penyesalan
98
Aku istri kamu
99
Mau saya buang?
100
Salah mengira
101
Kedatangan mama Saras
102
Menjenguk Fade
103
Dimana yang sakit?
104
Mondy panik
105
Pertengkaran di pagi hari
106
Puncak amarah Tristan
107
Cincin yang disematkan
108
Sepupu Fade
109
Om bohong kan?
110
Zian yang pengertian
111
Diantar?
112
Gelisah
113
Kepedulian Firda
114
Mengingat kembali
115
Penderitaan Aira
116
Fade cemburu
117
Saling memikirkan
118
Hanya ingin dia
119
Ngidam sesuatu
120
Bertemu dia lagi
121
Hanya 200 juta?
122
Om menyebalkan!
123
Dibeli seperti barang
124
Istri kecilku
125
Izin untuk menikah
126
Aira berubah
127
First kiss
128
Malam Firda dan Fade
129
Bercumbu mesra
130
Kamu indah, Ai
131
Ngidam mami Lea
132
Aira istri saya
133
Aku hanya pelayan
134
Perlakuan manis Mondy
135
Pembuktian cinta
136
Penolakan Tristan
137
Alea yang pengertian
138
Makan malam bersama
139
Kakak
140
Masuk rumah sakit
141
Titik terendah
142
Restu papa Jaya
143
Telepon dari mertua
144
Peduli?
145
Fakta baru
146
Kabar kehamilan
147
Mungkin putri kita ...
148
Tanda yang sama
149
Thalia kita
150
Diam-diam
151
Hasil tes DNA
152
Kamu hamil, Ai
153
Balasan
154
Aira, adik kamu
155
Welcome baby Alkano
156
Enggan mengakui
157
Kasih sayang mama Saras
158
Sikap mama mertua
159
Dia menantuku
160
Terima kasih, Ma
161
Momen paling ditunggu
162
Healing
163
Percaya diri, tapi kalah
164
Akhir ketiga pasangan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!