Pertengkaran

Tristan termenung di dalam kamarnya dengan perasaan berkecamuk. Ia sedang memikirkan kejadian semalam, entah mengapa dirinya merasa sangat bersalah kepada Alea.

Tristan menjambak rambutnya, bagaimana mungkin ia tidak bisa menahan diri kepada Alea, padahal sudah bertahun-tahun menikah, ia tidak pernah menyentuh Linda, istrinya.

Tristan mengangkat wajahnya, ia menatap lurus ke depan dengan tatapan kosongnya. Setelah Alea pergi dari hotel tadi, Tristan belum mendengar kabar nya lagi.

"Apa dia akan mengakhiri hidupnya." Gumam Tristan resah.

"Siapa yang akan mengakhiri hidup?" tanya Linda yang berdiri di belakang Tristan.

Tristan tidak membalik badan apalagi menjawab pertanyaan dari Linda. Pria itu tetap pada posisinya.

"Tristan, siapa yang akan bunuh diri?" tanya Linda lagi mengulangi.

"Bukan urusanmu." Jawab Tristan singkat.

Linda mendekat, ia memegang bahu pria itu dengan sedikit kesal. Meskipun ia tidak dianggap sebagai istri, tapi dirinya berhak tahu apa saja yang suaminya lakukan.

"Tristan!" Panggil Linda lebih tinggi.

Tristan bangkit dari duduknya, ia membalik badan dan melihat wanita itu sudah rapi dengan penampilannya.

"Aku akan pergi." Ucap Linda ketika mengira bahwa Tristan penasaran.

"Aku tidak bertanya, terserah apa yang mau aku lakukan." Balas Tristan tidak peduli.

Linda tersenyum sinis. "Memang sudah seharusnya begitu, bukan hanya kamu yang bisa berselingkuh." Ujar Linda seraya meraih tas selempang miliknya.

Tristan mantap Linda kesal. Asal sekali mulut wanita itu bicara dan menyebutnya berselingkuh.

"Jaga bicaramu!" tegur Tristan tidak suka.

"Kenapa? Kau menyangkal?" tanya Linda menantang.

Linda mendekati Tristan, tangan wanita itu memegangi leher Tristan yang terdapat tanda bekas ciuman disana.

"Bekas ciuman, dan noda lipstik di bajumu sudah membuktikan bagaimana sikap seorang Tristan Sagara Kusuma yang sebenarnya." Ujar Linda dengan senyuman sinis di wajahnya.

Tristan memegangi lehernya. Ia baru tahu jika Alea meninggalkan tanda untuknya. Entah mengapa, bukannya takut, Tristan malah merasa sangat senang.

"Apa masa lalumu yang melakukannya?" Tanya Linda menebak.

"Bukan urusanmu, Linda." Jawab Tristan ketus.

"Tentu saja itu urusanku, bagaimanapun kamu adalah suamiku." Balas Linda tidak terima.

Linda mencengkram kerah baju suaminya dengan tatapan mata merah, penuh akan rasa kesal dan marah.

"Apa masa lalumu seorang wanita bayaran sampai-sampai membuatmu jatuh di bawahnya?" tanya Linda merendahkan Alea.

"Berapa bayarannya semalam, aku ingin menyewanya untuk membersihkan sepatuku." Tambah Linda dengan senyuman sinis.

"LINDA!!" bentak Tristan tepat di depan wajah wanita itu.

"Hati-hati dalam berucap, sebelum aku memberimu sesuatu yang tidak pernah kau bayangkan." Ancam Tristan tidak main-main.

Linda tersenyum bodoh. Ia bodoh, dirinya sangat bodoh karena masih mau bertahan dengan Tristan.

Di depan orang lain, siapapun itu maka ia akan membagus-baguskan nama Tristan. Ternyata ia salah melakukan itu, sudah seharusnya ia membuka topeng milik Tristan.

"Kau pengecut, Tristan." Umpat Linda dengan nada mengejek.

"Kau adalah pria paling jahat, dan pengecut yang pernah aku kenal." Tambah Linda kemudian pergi meninggalkan Tristan.

Tristan tidak menghiraukan ucapan Linda, pria itu malah memilih untuk mandi dan bersih-bersih sebelum istirahat.

Tristan butuh ranjang, ia ingin mengistirahatkan tubuhnya disana, pasti rasanya akan sangat enak.

Sementara Linda, wanita itu pergi sambil mengendarai mobilnya. Linda menangis di dalam mobil, ia merasa sangat sakit hati dengan perilaku Tristan terhadapnya.

Linda sangat mencintai Tristan. Tentu saja, siapa yang tidak akan jatuh cinta kepada suaminya.

Tristan adalah sosok pria sempurna. Dia tampan, kaya dan sangat baik meski hanya dihadapan orang lain.

Namun cinta Linda untuk Tristan memang tulus, ia bahkan dengan mudah melupakan mantan kekasihnya hanya dalam waktu singkat.

Tapi apa yang ia dapatkan dengan mengambil jalannya sendiri. Tristan tidak pernah menganggapnya ada, Tristan hanya menganggapnya sebagai pajangan untuk dipamerkan kepada publik.

"Kenapa kamu tega sama aku, Tristan. Aku tulus cinta sama kamu, bahkan aku rela berbohong untuk menjaga nama kamu." Ucap Linda lirih.

Rasa sakit Linda semakin besar ketika menemukan tanda ciuman dileher Tristan. Hal yang selama ini belum pernah di lakukan olehnya.

Linda sangat sakit hati, kenapa Tristan harus 'jajan' diluar, padahal jelas-jelas ada istri yang siap menunggu di rumah.

"Kamu emang nggak pernah anggap aku, Tristan." Batin Linda sedih.

Linda menyeka air matanya, ia akan segara sampai dan menemui orang yang seharusnya tidak pernah ia tinggalkan.

Seorang pria yang masih mau memberikan maaf setelah apa yang ia lakukan selama ini. Pria itu bahkan menjadi penyemangat Linda saat ini.

Entah sejak kapan ia kembali contacts dengan mantan kekasihnya, sampai membuat mereka sesekali bertemu.

Linda sampai di tempat tujuannya, di sebuah restoran Jepang yang sangat menjamin privasi para pelanggannya.

"Maaf, aku terlambat." Ucap Linda ketika dirinya baru masuk ke dalam ruangan yang bernuansa Jepang.

"Ahh iya, tidak apa-apa. Silahkan duduk," tutur pria itu mempersilahkan.

Linda pun segera duduk di depan pria itu. Ia tersenyum canggung ketika bertemu dengan mantan kekasihnya. Tentu bukan tanpa alasan, sebab ia sangat merasa bersalah.

"Jadi kenapa kau memintaku bertemu?" tanya Fade mengerutkan keningnya.

Linda mengatupkan bibirnya, ia menatap Fade lalu menggelengkan kepalanya. Ia sudah bilang bahwa ia tidak akan berkoar kepada orang lain tentang suaminya.

"Eh ini bisa dingin makanannya. Ayo makan," ajak Linda mengalihkan pembicaraan.

Fade hanya menurut, sebenarnya ia tahu apa yang di rasakan oleh Linda. Mungkin saja wanita itu telah memergoki Tristan yang semalam tidak pulang, dan pulang hari ini dalam keadaan acak-acakan.

"Bagaimana dengan bisnis Tristan, semuanya lancar?" tanya Fade basa-basi.

"Ya, lancar." Jawab Linda seraya melahap suapannya sendiri.

"Aku senang mendengarnya, meski dia sangat jahat telah merebut kamu." Ujar Fade menundukkan kepalanya, demi mendapatkan simpati dari Linda.

Linda mengusap bahu pria yang kini temannya itu dengan pelan.

"Lupakan saja, semua sudah berlalu." Tutur Linda lembut.

"Tidak, Linda. Aku tidak rela jika kamu kembali kepada Tristan. Kamu milikku!" batin Fade dengan tegas.

"Kamu tahu, Linda. Kamu sangat cantik," puji Fade jujur.

Linda merasakan panas di wajahnya. Ia benar-benar gugup di puji seperti itu oleh Fade.

Linda tidak membalas, hanya diam sambil senyum-senyum setelah mendapatkan pujian dari mantan kekasihnya yang paling indah.

Fade tahu bahwa Linda merasa salting, hal ini membuat Fade mendapatkan momen bagus untuk menunjukkan sesuatu.

"Linda, semalam kamu datang dengan suamimu ke pesta?" tanya Fade lembut.

Kening Linda mengerut. "Pesta apa?" tanya Linda heran.

"Mungkin kamu lupa, lihatlah! Ini kamu kan," ujar Fade seraya menunjukkan sebuah foto kepada Linda.

Linda mengepalkan tangannya, ia tidak suka melihat Tristan berpelukan dengan seorang gadis yang wajahnya tidak terlihat karena membelakangi.

Jelas sekali itu bukan dia, ia tidak tahu dan tidak mau tahu darimana Fade mendapatkan foto itu. justru ia harus berterima kasih karena Fade memberitahu hal yang membuatnya sadar bahwa suaminya adalah laki-laki 'brengsekk'.

"Beruntung sekali dia." Batin Linda jadi sedih sendiri.

LINDA TUH BAIK ATAU JAHAT? EUMM ... MAU TAU AJA APA MAU TAU BANGET??

Bersambung.....................................

Terpopuler

Comments

NoeRiez

NoeRiez

baik cuma...yah siapa yg xterpikat dngn tristan, kaya,kacak,baik...pada pilihan linda jg bebas normal untuk seorng wanita...kesetaran gender....sadnes untuk fade tpi bolh jdi yandere nih org terobsesi sama linda

2024-04-08

3

Dewi Soraya

Dewi Soraya

udh jdoh u fade.org tristan g sk m u

2024-04-21

0

Kamiem sag

Kamiem sag

kasihan Linda saah memilih teman hidup mungkin karena lebih kaya dari Fade pikirnya dia yg cantik gak kan ditolak oleh Tristan

2024-03-23

1

lihat semua
Episodes
1 Kabar kecelakaan
2 Pekerjaan ekstrim
3 Kebingungan Alea
4 Surat perjanjian
5 Pria dari masa lalu
6 Bertemu istri Tristan
7 Hidup penuh derita
8 Bertemu Fade
9 Bentakan Tristan
10 Pesta pertemuan
11 Saya tidak tahan
12 I'm still loving you
13 Pecah telur
14 Penolakan Azzalea
15 Amarah suami istri
16 Pertengkaran
17 Kembali bekerja
18 Sebuah fakta
19 Tristan mabuk
20 Menginap?
21 Amarah Tristan dan Alea
22 Putus kerjasama
23 Pekerjaan baru
24 Firda sadarkan diri
25 Permintaan atau perintah
26 Resmi menjadi simpanan
27 Terpaksa berbohong
28 Cumbuan hari pertama
29 Gigitan Tristan
30 Masa lalu Linda
31 Aku mau ini setiap hari!
32 PENTING!
33 Duduk di pangkuan saya!
34 Layani aku!
35 Siang panas
36 Kemarahan Linda
37 Pulang ke rumah Firda
38 Salah menyiksa
39 Ketakutan Alea
40 Cinta pandangan pertama
41 Sebuah perhatian
42 Gagal dipecat
43 Permintaan Linda
44 Pergi ke Bali
45 Ciuman di lift
46 Jalan ke pantai
47 Diobati Tristan
48 Ada apa dengan Fade?
49 Berbohong?
50 Alea kalah!
51 Kembali mereguk kenikmatan
52 Malam terakhir?
53 Gagal romantis
54 Will you marry me?
55 Jadikan aku istrimu
56 Akhirnya sah!
57 Kembali ke Jakarta
58 Terbongkar kebusukan Linda
59 Pelukan hangat Alea
60 Masih mencintainya
61 Pasutri di pagi hari
62 Pertengkaran Tristan dan papa Jaya
63 Hinaan Fade
64 Keresahan hati
65 Cerita kakak dan adik
66 Teringat Firda terus
67 Fakta yang terbongkar
68 Perlawanan Linda
69 Si wanita gila uang
70 Melabrak Alea
71 Alea hamil
72 Orang lupa sering tersesat
73 Ngidam istri tersayang
74 Tamparan Firda
75 Menemui Firda lagi
76 Alea dan Firda hilang
77 Siksaan Linda
78 Alea keguguran
79 Hukuman yang pantas
80 Beban hati yang bertambah
81 Bertemu gadis polos
82 Hampir goyah
83 Siapa gadis itu?
84 Permintaan Fade
85 Rasa sakit
86 I love you to
87 Mau di pecat?
88 Kesedihan Alea
89 Melakukan kesalahan lagi
90 Perhatian Aira
91 Kesedihan Aira
92 Ancaman yang terbukti
93 Pengorbanan Aira
94 Kondisi Fade
95 Ungkapan hati
96 Aira siuman
97 Tangisan penyesalan
98 Aku istri kamu
99 Mau saya buang?
100 Salah mengira
101 Kedatangan mama Saras
102 Menjenguk Fade
103 Dimana yang sakit?
104 Mondy panik
105 Pertengkaran di pagi hari
106 Puncak amarah Tristan
107 Cincin yang disematkan
108 Sepupu Fade
109 Om bohong kan?
110 Zian yang pengertian
111 Diantar?
112 Gelisah
113 Kepedulian Firda
114 Mengingat kembali
115 Penderitaan Aira
116 Fade cemburu
117 Saling memikirkan
118 Hanya ingin dia
119 Ngidam sesuatu
120 Bertemu dia lagi
121 Hanya 200 juta?
122 Om menyebalkan!
123 Dibeli seperti barang
124 Istri kecilku
125 Izin untuk menikah
126 Aira berubah
127 First kiss
128 Malam Firda dan Fade
129 Bercumbu mesra
130 Kamu indah, Ai
131 Ngidam mami Lea
132 Aira istri saya
133 Aku hanya pelayan
134 Perlakuan manis Mondy
135 Pembuktian cinta
136 Penolakan Tristan
137 Alea yang pengertian
138 Makan malam bersama
139 Kakak
140 Masuk rumah sakit
141 Titik terendah
142 Restu papa Jaya
143 Telepon dari mertua
144 Peduli?
145 Fakta baru
146 Kabar kehamilan
147 Mungkin putri kita ...
148 Tanda yang sama
149 Thalia kita
150 Diam-diam
151 Hasil tes DNA
152 Kamu hamil, Ai
153 Balasan
154 Aira, adik kamu
155 Welcome baby Alkano
156 Enggan mengakui
157 Kasih sayang mama Saras
158 Sikap mama mertua
159 Dia menantuku
160 Terima kasih, Ma
161 Momen paling ditunggu
162 Healing
163 Percaya diri, tapi kalah
164 Akhir ketiga pasangan (End)
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Kabar kecelakaan
2
Pekerjaan ekstrim
3
Kebingungan Alea
4
Surat perjanjian
5
Pria dari masa lalu
6
Bertemu istri Tristan
7
Hidup penuh derita
8
Bertemu Fade
9
Bentakan Tristan
10
Pesta pertemuan
11
Saya tidak tahan
12
I'm still loving you
13
Pecah telur
14
Penolakan Azzalea
15
Amarah suami istri
16
Pertengkaran
17
Kembali bekerja
18
Sebuah fakta
19
Tristan mabuk
20
Menginap?
21
Amarah Tristan dan Alea
22
Putus kerjasama
23
Pekerjaan baru
24
Firda sadarkan diri
25
Permintaan atau perintah
26
Resmi menjadi simpanan
27
Terpaksa berbohong
28
Cumbuan hari pertama
29
Gigitan Tristan
30
Masa lalu Linda
31
Aku mau ini setiap hari!
32
PENTING!
33
Duduk di pangkuan saya!
34
Layani aku!
35
Siang panas
36
Kemarahan Linda
37
Pulang ke rumah Firda
38
Salah menyiksa
39
Ketakutan Alea
40
Cinta pandangan pertama
41
Sebuah perhatian
42
Gagal dipecat
43
Permintaan Linda
44
Pergi ke Bali
45
Ciuman di lift
46
Jalan ke pantai
47
Diobati Tristan
48
Ada apa dengan Fade?
49
Berbohong?
50
Alea kalah!
51
Kembali mereguk kenikmatan
52
Malam terakhir?
53
Gagal romantis
54
Will you marry me?
55
Jadikan aku istrimu
56
Akhirnya sah!
57
Kembali ke Jakarta
58
Terbongkar kebusukan Linda
59
Pelukan hangat Alea
60
Masih mencintainya
61
Pasutri di pagi hari
62
Pertengkaran Tristan dan papa Jaya
63
Hinaan Fade
64
Keresahan hati
65
Cerita kakak dan adik
66
Teringat Firda terus
67
Fakta yang terbongkar
68
Perlawanan Linda
69
Si wanita gila uang
70
Melabrak Alea
71
Alea hamil
72
Orang lupa sering tersesat
73
Ngidam istri tersayang
74
Tamparan Firda
75
Menemui Firda lagi
76
Alea dan Firda hilang
77
Siksaan Linda
78
Alea keguguran
79
Hukuman yang pantas
80
Beban hati yang bertambah
81
Bertemu gadis polos
82
Hampir goyah
83
Siapa gadis itu?
84
Permintaan Fade
85
Rasa sakit
86
I love you to
87
Mau di pecat?
88
Kesedihan Alea
89
Melakukan kesalahan lagi
90
Perhatian Aira
91
Kesedihan Aira
92
Ancaman yang terbukti
93
Pengorbanan Aira
94
Kondisi Fade
95
Ungkapan hati
96
Aira siuman
97
Tangisan penyesalan
98
Aku istri kamu
99
Mau saya buang?
100
Salah mengira
101
Kedatangan mama Saras
102
Menjenguk Fade
103
Dimana yang sakit?
104
Mondy panik
105
Pertengkaran di pagi hari
106
Puncak amarah Tristan
107
Cincin yang disematkan
108
Sepupu Fade
109
Om bohong kan?
110
Zian yang pengertian
111
Diantar?
112
Gelisah
113
Kepedulian Firda
114
Mengingat kembali
115
Penderitaan Aira
116
Fade cemburu
117
Saling memikirkan
118
Hanya ingin dia
119
Ngidam sesuatu
120
Bertemu dia lagi
121
Hanya 200 juta?
122
Om menyebalkan!
123
Dibeli seperti barang
124
Istri kecilku
125
Izin untuk menikah
126
Aira berubah
127
First kiss
128
Malam Firda dan Fade
129
Bercumbu mesra
130
Kamu indah, Ai
131
Ngidam mami Lea
132
Aira istri saya
133
Aku hanya pelayan
134
Perlakuan manis Mondy
135
Pembuktian cinta
136
Penolakan Tristan
137
Alea yang pengertian
138
Makan malam bersama
139
Kakak
140
Masuk rumah sakit
141
Titik terendah
142
Restu papa Jaya
143
Telepon dari mertua
144
Peduli?
145
Fakta baru
146
Kabar kehamilan
147
Mungkin putri kita ...
148
Tanda yang sama
149
Thalia kita
150
Diam-diam
151
Hasil tes DNA
152
Kamu hamil, Ai
153
Balasan
154
Aira, adik kamu
155
Welcome baby Alkano
156
Enggan mengakui
157
Kasih sayang mama Saras
158
Sikap mama mertua
159
Dia menantuku
160
Terima kasih, Ma
161
Momen paling ditunggu
162
Healing
163
Percaya diri, tapi kalah
164
Akhir ketiga pasangan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!