Pekerjaan ekstrim

Kaki terus melangkah, tangan terus mengusap peluh yang membasahi wajahnya. Terik matahari menjadi pengiring langkah Alea dalam mencari pekerjaan.

Alea yang saat ini masih berkuliah dan baru semester 5, ia tidak punya pengalaman apapun sebab selama ini ia hanya belajar dan belajar.

Alea pernah mendengar salah satu temannya bekerja di restoran, karena pekerjaan itu cocok untuk mahasiswa sepertinya.

Mengingat itu, Alea lantas memasuki salah satu restoran yang ia lewati.

"Permisi." Ucap Alea pada kasir yang ada disana.

"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" Tanya kasir itu sopan.

"Kak, disini lagi buka lowongan pekerjaan nggak ya, saya mau melamar jika ada posisi." Jawab Alea menjelaskan tujuan nya datang.

"Mohon maaf, Kak. Untuk saat ini belum ada," jawab kasir itu dengan menyatukan kedua tangannya.

Alea terlihat sedih, namun ia tetap harus tersenyum. Karena tidak membuka lowongan, lantas Alea segera pergi dari sana.

Hari yang semakin panas membuat Alea harus menyipitkan matanya karena silau, ia kembali melangkah di bawah panasnya matahari.

Alea kembali mendatangi restoran, namun hasilnya sama. Hal tersebut ia lakukan berulang-ulang, dan hasilnya tetap sama.

Alea rasanya ingin menyerah, ia mengipas wajahnya dengan telapak tangannya sendiri karena gerah.

Alea merasa lelah, ia duduk di pinggiran trotoar dengan perasaan berkecamuk. Ada rasa lelah, ingin menyerah, dan ketakutan.

"Aku tidak boleh menyerah, kak Firda butuh banyak biaya." Gumam Alea setelah beberapa saat terduduk.

Alea bangkit dari duduknya, karena matahari yang begitu terik membuat kepala Alea terasa sangat pusing. Ia memegangi kepalanya, namun tetap berusaha untuk berjalan.

"Seberang jalan sepertinya lebih baik," ucap Alea kemudian segera menyebrang jalan.

Sayangnya, di pertengahan jalan, Alea tidak melihat ada sebuah mobil yang melintas tidak terlalu cepat.

Alea tertabrak, gadis itu jatuh telungkup dengan luka di bagian siku dan lututnya.

"Awww …" ringis Alea seraya melihat luka di tangan dan kakinya.

Orang yang mengendarai mobil itu keluar dari mobil, ia yang merasa telah menabrak seseorang tentu saja tidak langsung pergi begitu saja.

Pria itu berjongkok di sebelah Ale. "Nona, anda tidak apa-apa? Apa kita harus ke dokter?" Tanya orang itu menawarkan.

Alea tersadar jika ada orang di sebelahnya. Ia lantas menoleh dan terkejut melihat pria memakai kacamata hitam.

"Ehh, tidak perlu, Tuan. Saya tidak apa-apa, hanya luka kecil." Tolak Alea seraya berusaha untuk bangun.

Alea kesulitan, dan itu membuat orang yang menabraknya membantu untuk bangkit.

"Kita ke rumah sakit saja, saya tidak mau jika nanti kamu menuntut atas kecelakaan ini, apalagi banyak pasang mata memperhatikan." Ajak orang itu memaksa.

Alea tetap menggeleng. "Tidak, Tuan. Saya benar-benar tidak apa-apa. Saya harus mencari pekerjaan," tolak Alea seraya melepaskan tangannya dari tangan pria asing itu.

"Kau sedang mencari pekerjaan?" tanya pria itu.

Alea diam saja, ia hendak pergi meskipun dengan kaki yang sedikit pincang karena menahan sakit di kakinya.

"Nona, tunggu." Pinta pria itu kembali memegang tangan Alea.

"Tuan, tolong biarkan saya pergi. Saya tidak akan melaporkan anda!" ujar Alea seraya menepis tangan pria itu.

"Nona, saya memiliki pekerjaan yang bagus untuk anda." Ucap pria itu seketika menghentikan pemberontak Alea.

Alea menatap pria itu dengan penuh harap, jika memang bisa memberikannya pekerjaan maka ia akan sangat bersyukur atas kecelakaan ini.

"Benarkah, Tuan? Pekerjaan apa itu?" tanya Alea dengan bersemangat.

"Tapi saya tidak yakin kamu akan mau, karena …" ucapan pria itu terpotong oleh Alea.

"Saya mau, Tuan. Apapun pekerjaan pasti saya akan terima," potong Alea dengan cepat.

Ia sudah sangat membutuhkan pekerjaan, dan ia tidak mungkin pilih-pilih dalam hal ini.

"Kau yakin?" tanya pria itu dengan alis yang terangkat.

Alea mengangguk dengan cepat, membuat pria berkacamata hitam itu segera membuka kacamatanya.

"Baik, kalo begitu kita bicara ditempat lain." Ucap si pria tampan yang memiliki kulit putih bersih.

Alea menurut, ia pun akhirnya masuk ke dalam mobil pria yang tidak dikenalnya. Meskipun sedikit ragu, namun demi kakaknya maka akan ia lakukan apapun.

Alea duduk di sebelah pria itu, pria yang bahkan belum ia ketahui namanya.

"Oh iya, perkenalkan. Nama saya Fade, dan kau?" ucap pria itu diakhiri dengan pertanyaan lagi.

"Saya Azzalea, Tuan bisa panggil saja Alea." Jawab Alea berusaha untuk tersenyum.

Pria bernama Fade itu menganggukkan kepalanya. Ia melirik gadis di sebelahnya ini dari ujung rambut hingga ujung kakinya.

"Dia gadis yang sesuai." Batin Fade setelah memperhatikan Alea.

Fade mengajak Alea ke sebuah restoran yang mana hal itu membuat Alea semakin berpikir positif bahwa dirinya akan mendapatkan pekerjaan di restoran tersebut.

"Duduklah, saya pesan makanan dulu." Tutur Fade dengan lembut.

Alea nurut, ia duduk di kursi yang ada disana dan Fade tepat berada di depannya.

"Silahkan pesan." Tutur Fade.

Alea menggeleng seraya tersenyum canggung.

"Tidak, Tuan. Saya tidak mau makan, saya hanya ingin pekerjaan." Tolak Alea yang sudah sangat ingin pekerjaan.

"Iya, saya akan jelaskan setelah makan. Jadi pesanlah," sahut Fade pelan.

Alea akhirnya terpaksa memesan makanan. Ia melakukan itu tentu saja agar Fade lekas membicarakan tentang pekerjaan yang sangat ia butuhkan.

Setelah beberapa saat, makanan mereka pun datang. Fade dan Alea makan bersama.

"Jadi Alea, kamu butuh pekerjaan kan?" tanya Fade ditengah-tengah acara makan nya.

"Iya, Tuan. Saya sangat membutuhkannya," jawab Alea.

"Latar belakang pendidikanmu apa, dan apa kau bisa melakukan tugas seorang sekretaris?" tanya Fade dengan detail.

"Tentu, Pak. Saya pernah belajar tentang hal itu, dan di perkuliahan saya juga belajar manajemen." Jawab Alea dengan semangat.

Fade tersenyum simpul mendengar jawaban dari gadis di hadapannya.

"Baiklah, saya tidak mau basa-basi. Pekerjaan ini sangat ekstrim dan kau bilang pekerjaan apapun dan kau akan sanggup." Ucap Fade mengingat kata-kata Alea tadi.

"Aku ingin kau menjadi seorang pelakor." Ucap Fade dengan satu kali nafas.

Alea hampir tersedak makanan nya sendiri, ia menatap pria tampan di hadapannya ini dengan mata terbuka lebar.

"Apa, pelakor?" tanya Alea memastikan.

LIKE DAN KOMEN POSITIFNYA DITUNGGU GUYS🤗

Bersambung.........................

Terpopuler

Comments

Syahna Amira sy

Syahna Amira sy

emang ada ya pekerjaan "pelakor"?

2024-04-21

0

Ani Baru

Ani Baru

ap...

pelakor...

2024-04-29

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussabar

2024-04-22

0

lihat semua
Episodes
1 Kabar kecelakaan
2 Pekerjaan ekstrim
3 Kebingungan Alea
4 Surat perjanjian
5 Pria dari masa lalu
6 Bertemu istri Tristan
7 Hidup penuh derita
8 Bertemu Fade
9 Bentakan Tristan
10 Pesta pertemuan
11 Saya tidak tahan
12 I'm still loving you
13 Pecah telur
14 Penolakan Azzalea
15 Amarah suami istri
16 Pertengkaran
17 Kembali bekerja
18 Sebuah fakta
19 Tristan mabuk
20 Menginap?
21 Amarah Tristan dan Alea
22 Putus kerjasama
23 Pekerjaan baru
24 Firda sadarkan diri
25 Permintaan atau perintah
26 Resmi menjadi simpanan
27 Terpaksa berbohong
28 Cumbuan hari pertama
29 Gigitan Tristan
30 Masa lalu Linda
31 Aku mau ini setiap hari!
32 PENTING!
33 Duduk di pangkuan saya!
34 Layani aku!
35 Siang panas
36 Kemarahan Linda
37 Pulang ke rumah Firda
38 Salah menyiksa
39 Ketakutan Alea
40 Cinta pandangan pertama
41 Sebuah perhatian
42 Gagal dipecat
43 Permintaan Linda
44 Pergi ke Bali
45 Ciuman di lift
46 Jalan ke pantai
47 Diobati Tristan
48 Ada apa dengan Fade?
49 Berbohong?
50 Alea kalah!
51 Kembali mereguk kenikmatan
52 Malam terakhir?
53 Gagal romantis
54 Will you marry me?
55 Jadikan aku istrimu
56 Akhirnya sah!
57 Kembali ke Jakarta
58 Terbongkar kebusukan Linda
59 Pelukan hangat Alea
60 Masih mencintainya
61 Pasutri di pagi hari
62 Pertengkaran Tristan dan papa Jaya
63 Hinaan Fade
64 Keresahan hati
65 Cerita kakak dan adik
66 Teringat Firda terus
67 Fakta yang terbongkar
68 Perlawanan Linda
69 Si wanita gila uang
70 Melabrak Alea
71 Alea hamil
72 Orang lupa sering tersesat
73 Ngidam istri tersayang
74 Tamparan Firda
75 Menemui Firda lagi
76 Alea dan Firda hilang
77 Siksaan Linda
78 Alea keguguran
79 Hukuman yang pantas
80 Beban hati yang bertambah
81 Bertemu gadis polos
82 Hampir goyah
83 Siapa gadis itu?
84 Permintaan Fade
85 Rasa sakit
86 I love you to
87 Mau di pecat?
88 Kesedihan Alea
89 Melakukan kesalahan lagi
90 Perhatian Aira
91 Kesedihan Aira
92 Ancaman yang terbukti
93 Pengorbanan Aira
94 Kondisi Fade
95 Ungkapan hati
96 Aira siuman
97 Tangisan penyesalan
98 Aku istri kamu
99 Mau saya buang?
100 Salah mengira
101 Kedatangan mama Saras
102 Menjenguk Fade
103 Dimana yang sakit?
104 Mondy panik
105 Pertengkaran di pagi hari
106 Puncak amarah Tristan
107 Cincin yang disematkan
108 Sepupu Fade
109 Om bohong kan?
110 Zian yang pengertian
111 Diantar?
112 Gelisah
113 Kepedulian Firda
114 Mengingat kembali
115 Penderitaan Aira
116 Fade cemburu
117 Saling memikirkan
118 Hanya ingin dia
119 Ngidam sesuatu
120 Bertemu dia lagi
121 Hanya 200 juta?
122 Om menyebalkan!
123 Dibeli seperti barang
124 Istri kecilku
125 Izin untuk menikah
126 Aira berubah
127 First kiss
128 Malam Firda dan Fade
129 Bercumbu mesra
130 Kamu indah, Ai
131 Ngidam mami Lea
132 Aira istri saya
133 Aku hanya pelayan
134 Perlakuan manis Mondy
135 Pembuktian cinta
136 Penolakan Tristan
137 Alea yang pengertian
138 Makan malam bersama
139 Kakak
140 Masuk rumah sakit
141 Titik terendah
142 Restu papa Jaya
143 Telepon dari mertua
144 Peduli?
145 Fakta baru
146 Kabar kehamilan
147 Mungkin putri kita ...
148 Tanda yang sama
149 Thalia kita
150 Diam-diam
151 Hasil tes DNA
152 Kamu hamil, Ai
153 Balasan
154 Aira, adik kamu
155 Welcome baby Alkano
156 Enggan mengakui
157 Kasih sayang mama Saras
158 Sikap mama mertua
159 Dia menantuku
160 Terima kasih, Ma
161 Momen paling ditunggu
162 Healing
163 Percaya diri, tapi kalah
164 Akhir ketiga pasangan (End)
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Kabar kecelakaan
2
Pekerjaan ekstrim
3
Kebingungan Alea
4
Surat perjanjian
5
Pria dari masa lalu
6
Bertemu istri Tristan
7
Hidup penuh derita
8
Bertemu Fade
9
Bentakan Tristan
10
Pesta pertemuan
11
Saya tidak tahan
12
I'm still loving you
13
Pecah telur
14
Penolakan Azzalea
15
Amarah suami istri
16
Pertengkaran
17
Kembali bekerja
18
Sebuah fakta
19
Tristan mabuk
20
Menginap?
21
Amarah Tristan dan Alea
22
Putus kerjasama
23
Pekerjaan baru
24
Firda sadarkan diri
25
Permintaan atau perintah
26
Resmi menjadi simpanan
27
Terpaksa berbohong
28
Cumbuan hari pertama
29
Gigitan Tristan
30
Masa lalu Linda
31
Aku mau ini setiap hari!
32
PENTING!
33
Duduk di pangkuan saya!
34
Layani aku!
35
Siang panas
36
Kemarahan Linda
37
Pulang ke rumah Firda
38
Salah menyiksa
39
Ketakutan Alea
40
Cinta pandangan pertama
41
Sebuah perhatian
42
Gagal dipecat
43
Permintaan Linda
44
Pergi ke Bali
45
Ciuman di lift
46
Jalan ke pantai
47
Diobati Tristan
48
Ada apa dengan Fade?
49
Berbohong?
50
Alea kalah!
51
Kembali mereguk kenikmatan
52
Malam terakhir?
53
Gagal romantis
54
Will you marry me?
55
Jadikan aku istrimu
56
Akhirnya sah!
57
Kembali ke Jakarta
58
Terbongkar kebusukan Linda
59
Pelukan hangat Alea
60
Masih mencintainya
61
Pasutri di pagi hari
62
Pertengkaran Tristan dan papa Jaya
63
Hinaan Fade
64
Keresahan hati
65
Cerita kakak dan adik
66
Teringat Firda terus
67
Fakta yang terbongkar
68
Perlawanan Linda
69
Si wanita gila uang
70
Melabrak Alea
71
Alea hamil
72
Orang lupa sering tersesat
73
Ngidam istri tersayang
74
Tamparan Firda
75
Menemui Firda lagi
76
Alea dan Firda hilang
77
Siksaan Linda
78
Alea keguguran
79
Hukuman yang pantas
80
Beban hati yang bertambah
81
Bertemu gadis polos
82
Hampir goyah
83
Siapa gadis itu?
84
Permintaan Fade
85
Rasa sakit
86
I love you to
87
Mau di pecat?
88
Kesedihan Alea
89
Melakukan kesalahan lagi
90
Perhatian Aira
91
Kesedihan Aira
92
Ancaman yang terbukti
93
Pengorbanan Aira
94
Kondisi Fade
95
Ungkapan hati
96
Aira siuman
97
Tangisan penyesalan
98
Aku istri kamu
99
Mau saya buang?
100
Salah mengira
101
Kedatangan mama Saras
102
Menjenguk Fade
103
Dimana yang sakit?
104
Mondy panik
105
Pertengkaran di pagi hari
106
Puncak amarah Tristan
107
Cincin yang disematkan
108
Sepupu Fade
109
Om bohong kan?
110
Zian yang pengertian
111
Diantar?
112
Gelisah
113
Kepedulian Firda
114
Mengingat kembali
115
Penderitaan Aira
116
Fade cemburu
117
Saling memikirkan
118
Hanya ingin dia
119
Ngidam sesuatu
120
Bertemu dia lagi
121
Hanya 200 juta?
122
Om menyebalkan!
123
Dibeli seperti barang
124
Istri kecilku
125
Izin untuk menikah
126
Aira berubah
127
First kiss
128
Malam Firda dan Fade
129
Bercumbu mesra
130
Kamu indah, Ai
131
Ngidam mami Lea
132
Aira istri saya
133
Aku hanya pelayan
134
Perlakuan manis Mondy
135
Pembuktian cinta
136
Penolakan Tristan
137
Alea yang pengertian
138
Makan malam bersama
139
Kakak
140
Masuk rumah sakit
141
Titik terendah
142
Restu papa Jaya
143
Telepon dari mertua
144
Peduli?
145
Fakta baru
146
Kabar kehamilan
147
Mungkin putri kita ...
148
Tanda yang sama
149
Thalia kita
150
Diam-diam
151
Hasil tes DNA
152
Kamu hamil, Ai
153
Balasan
154
Aira, adik kamu
155
Welcome baby Alkano
156
Enggan mengakui
157
Kasih sayang mama Saras
158
Sikap mama mertua
159
Dia menantuku
160
Terima kasih, Ma
161
Momen paling ditunggu
162
Healing
163
Percaya diri, tapi kalah
164
Akhir ketiga pasangan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!