Hidup penuh derita

Alea membereskan barang-barang yang sedikit berantakan di meja kerjanya, dan meletakkannya sesuai dengan tempat yang seharusnya.

Jam sudah menunjukkan waktu pulang kerja, dan Alea tentu saja ingin pulang juga. Ia sedikit merapikan pakaiannya sebelum pergi.

Ketika Alea hendak beranjak, pintu ruangan Tristan terbuka, membuat Alea mengurungkan niatnya untuk pulang saat itu juga.

Alea berdiri di depan meja kerjanya, lalu menunduk dengan sopan.

"Selamat sore, Pak." Sapa Alea untuk Tristan dan Mondy.

"Mari, Pak." Tutur Mondy membuat Tristan langsung melangkah, meninggalkan Alea tanpa membalas sapaannya.

"Jangan lupa rapikan berkas yang berserakan di ruangan pak Tristan sebelum kau pulang." Ucap Mondy datar, kemudian pergi dari hadapan Alea untuk menyusul atasannya.

Alea menghela nafas, ia kembali terduduk di kursi kerjanya dengan tangan yang memegangi kepalanya sendiri.

"Astaga, ternyata pekerjaan ini sangat melelahkan." Gumam Alea seorang diri.

Alea menghela nafas, ia bangkit dari duduknya kemudian masuk ke dalam ruangan Tristan. Gadis itu menghela nafas panjang ketika melihat berkas yang berserakan di atas meja.

"Pak Tristan bekerja atau sedang bermain-main, bagaimana bisa ini semua berantakan." Ucap Alea heran.

Alea pun mulai memunguti satu persatu kertas yang berjatuhan dari atas meja ke lantai. Ia mengumpulkan berkas itu menjadi satu dan menyimpannya dengan rapi.

Selesai membereskan kertas-kertas itu, kini Alea membereskan meja Tristan dan membenarkan posisi barang-barang yang ada disana.

Ketika sedang merapikan, tangan Alea tidak sengaja menyentuh sebuah foto hingga hampir saja jatuh jika Alea tidak sigap menangkapnya.

"Hampir saja." Ucap Alea seraya mengusap dadanya pelan.

Alea segera membalik foto tersebut, dan ternyata foto itu adalah foto pernikahan Tristan dengan istrinya, Linda.

Dalam foto tersebut, Alea bisa melihat kebahagiaan di wajah Tristan. Wajah tampan yang bersinar, dan senyuman manis yang menunjukkan deretan giginya yang rapi.

Alea juga bisa melihat hal yang sama dengan Linda. Wanita itu sangat cantik, dan memiliki bentuk tubuh yang di idamkan oleh setiap wanita.

Alea jadi tahu mengapa Fade begitu terobsesi ingin merebut Linda kembali. Tentu saja karena wanita itu cantik, baik dan sangat lembut.

Alea saja yang wanita sangat suka senyumannya, apalagi mereka yang lawan jenis.

Alea meletakkan foto tersebut di meja dengan rapi, ia sudah selesai membereskan ruangan Tristan, dan kini hanya perlu membawa gelas kopi pria itu ke pantry.

Alea pun keluar dari ruangan Tristan. Saat Alea membalik badan, ia terkejut melihat pria berpakaian ob berdiri di belakangnya.

"Maafkan saya, Mbak. Saya mau membersihkan ruangan pak CEO." Ucap pria itu dengan sopan.

Alea tersadar, ia menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Nggak usah, Mas. Saya udah bersihin," tolak Alea, memang nyatanya ia sudah membersihkan ruangan itu.

"Apa, tapi itukan tugas saya. Pak Tristan juga tahu saya biasa membersihkan ruangan ini. Aduhh … mbak, nanti saya dimarahi lagi." Ucap Pria itu tampak khawatir.

Alea tersenyum lalu menggelengkan kepalanya.

"Nggak, mas tenang aja. Ini juga pak Tristan kok yang suruh saya bersihin." Balas Alea tenang.

Sebenarnya ada rasa heran di hati Alea, jika ob biasa membersihkan ruangan itu, lantas kenapa ia yang disuruh untuk membersihkan ruangan itu semua.

Apa Tristan sengaja ingin menambah pekerjaannya, atau karena berkas tadi penting sampai tidak sembarang orang bisa memegangnya.

Alea pusing memikirkan itu, ia ingin segera pulang sekarang.

"Mbak, sini biar saya bawa." Ucap Pria itu mengambil gelas di tangan Alea.

Alea tidak menolak, ia membiarkan gelas itu dibawa, sementara dirinya akan bersiap untuk pulang.

Karena tadi Alea sudah siap-siap, makanya ia hanya perlu mengambil tas miliknya dan langsung melenggang pergi.

Alea naik lift seorang diri sampai di ground floor, hal itu menandakan bahwa kebanyakan karyawan telah pulang ke rumah masing-masing setelah seharian bekerja.

Alea memilih untuk menaiki angkutan umum yang disediakan oleh pemerintah, bayar murah sekali meski jaraknya jauh.

Ketika ia sedang mendengarkan musik dengan headset, tiba-tiba telinganya di kejutkan oleh notifikasi di ponselnya. Alea lupa men-silent ponselnya.

"Astaga!" kejut Alea mengusap-usap telinganya.

Alea segera membaca pesan dari nomor asing tersebut, ia membacanya dengan kening mengerut.

"Ini adalah nomor pak Tristan, silahkan hubungi dia untuk menanyakan tugas apa yang bisa kau kerjakan di rumah."

"Sekretaris harus siap bekerja 24 jam."

Pesan itu di kirim oleh Mondy, entah bagaimana pria itu mendapatkan nomor ponselnya ia juga tidak tahu.

Kini fokus Alea adalah ia harus menghubungi Tristan untuk menanyakan pekerjaan. Bukankah ia sudah melakukan tugasnya di kantor tadi.

Alea rasanya pusing sekali, namun ia tidak punya hak untuk protes pada siapapun. Ia hanya seorang karyawan, dan pesuruh Fade untuk menjadi pelakor.

Ahh pekerjaan itu, rasa-rasanya Alea ingin sekali membuang jauh-jauh surat perjanjian yang sudah ia tanda tangani.

Alea muak sekali jika memikirkan ia harus menggoda suami orang, ia takut jika nantinya malah berakhir di pecat.

Eh tapi jika di pikir-pikir, ia tidak akan mungkin bisa mendapatkan pekerjaan ini jika bukan karena rencana Fade. Pria itu memiliki koneksi yang cukup kuat.

Tanpa terasa akhirnya Alea sampai di halte tujuan, ia segera turun dan berjalan kaki menuju rumah sakit dimana kakaknya di rawat.

Saat sampai di depan ruangan, tepat sekali seorang dokter yang habis memeriksa keluar dari sana.

"Dokter, bagaimana keadaan kakak saya?" tanya Alea penuh harapan.

"Masih belum ada perkembangan, Nona. Kakak anda mengalami Koma," jawab dokter dengan sedih.

Mata Alea berkaca-kaca, ia ingin sekali menangis, namun tidak enak hati karena masih ada orang lain disana.

"Menangis saja, Nona. Tidak masalah, saya tahu perasaan anda." Ucap dokter laki-laki itu lembut.

Alea berusaha untuk tersenyum dan mengangguk pelan.

"Makasih banyak ya, Dok. Saya mau lihat kakak saya dulu," ucap Alea kemudian masuk ke dalam ruang rawat kakaknya.

Saat di dalam ruangan itu, Alea bisa merasakan sakit yang kakaknya rasakan. Firda yang selalu bekerja keras, kini terbaring di atas brankar dengan kondisi koma.

Adik mana, adik mana yang tidak hancur melihat kondisi kakak yang sangat disayanginya seperti ini.

Kakak yang selama ini menjadi tempatnya pulang, kini terbaring koma di rumah sakit.

Alea hanya tinggal berdua di Jakarta setelah kedua orang tuanya meninggal. Ia tidak memiliki kerabat jauh ataupun dekat. Selama ini apa-apa pun selalu ia lakukan bersama Firda, hanya bersama kakaknya.

Alea menangis, ia menjatuhkan kepalanya di atas brankar dengan tangan yang menggenggam tangan kakaknya.

Alea merasa hidupnya begitu menderita. Kakaknya koma, kuliahnya mungkin harus putus karena sibuk bekerja demi biaya rumah sakit, dan kini ia harus melakukan pekerjaan yang sangat di benci orang.

"Kakak, aku nggak bisa melewati semua ini sendiri. Hiks … tolong bangun, Kak." Pinta Alea dengan tangis penuh rasa sakit.

Alea memutuskan untuk berhenti kuliah tentu bukan tanpa alasan. Ia kini bekerja dari pagi sampai sore, ia tidak akan memiliki waktu untuk menempuh pendidikannya.

"Maaf, Kak. Tapi aku nggak akan mungkin biarin kakak begini terus, aku terpaksa harus berhenti kuliah dan fokus kerja." Lirih Alea dengan tangan yang enggan melepaskan tangan kakaknya.

SAKIT BANGET JADI ALEAA, HIKS .....

Bersambung......................................

Terpopuler

Comments

Lina Marlina

Lina Marlina

yg kuat ya alea....

2024-03-03

2

Bu ning Bengkel

Bu ning Bengkel

alea hidup kamu kasihan sekali..... lanjut.....

2024-02-28

1

Anita Anita

Anita Anita

kasian alea

2024-02-28

0

lihat semua
Episodes
1 Kabar kecelakaan
2 Pekerjaan ekstrim
3 Kebingungan Alea
4 Surat perjanjian
5 Pria dari masa lalu
6 Bertemu istri Tristan
7 Hidup penuh derita
8 Bertemu Fade
9 Bentakan Tristan
10 Pesta pertemuan
11 Saya tidak tahan
12 I'm still loving you
13 Pecah telur
14 Penolakan Azzalea
15 Amarah suami istri
16 Pertengkaran
17 Kembali bekerja
18 Sebuah fakta
19 Tristan mabuk
20 Menginap?
21 Amarah Tristan dan Alea
22 Putus kerjasama
23 Pekerjaan baru
24 Firda sadarkan diri
25 Permintaan atau perintah
26 Resmi menjadi simpanan
27 Terpaksa berbohong
28 Cumbuan hari pertama
29 Gigitan Tristan
30 Masa lalu Linda
31 Aku mau ini setiap hari!
32 PENTING!
33 Duduk di pangkuan saya!
34 Layani aku!
35 Siang panas
36 Kemarahan Linda
37 Pulang ke rumah Firda
38 Salah menyiksa
39 Ketakutan Alea
40 Cinta pandangan pertama
41 Sebuah perhatian
42 Gagal dipecat
43 Permintaan Linda
44 Pergi ke Bali
45 Ciuman di lift
46 Jalan ke pantai
47 Diobati Tristan
48 Ada apa dengan Fade?
49 Berbohong?
50 Alea kalah!
51 Kembali mereguk kenikmatan
52 Malam terakhir?
53 Gagal romantis
54 Will you marry me?
55 Jadikan aku istrimu
56 Akhirnya sah!
57 Kembali ke Jakarta
58 Terbongkar kebusukan Linda
59 Pelukan hangat Alea
60 Masih mencintainya
61 Pasutri di pagi hari
62 Pertengkaran Tristan dan papa Jaya
63 Hinaan Fade
64 Keresahan hati
65 Cerita kakak dan adik
66 Teringat Firda terus
67 Fakta yang terbongkar
68 Perlawanan Linda
69 Si wanita gila uang
70 Melabrak Alea
71 Alea hamil
72 Orang lupa sering tersesat
73 Ngidam istri tersayang
74 Tamparan Firda
75 Menemui Firda lagi
76 Alea dan Firda hilang
77 Siksaan Linda
78 Alea keguguran
79 Hukuman yang pantas
80 Beban hati yang bertambah
81 Bertemu gadis polos
82 Hampir goyah
83 Siapa gadis itu?
84 Permintaan Fade
85 Rasa sakit
86 I love you to
87 Mau di pecat?
88 Kesedihan Alea
89 Melakukan kesalahan lagi
90 Perhatian Aira
91 Kesedihan Aira
92 Ancaman yang terbukti
93 Pengorbanan Aira
94 Kondisi Fade
95 Ungkapan hati
96 Aira siuman
97 Tangisan penyesalan
98 Aku istri kamu
99 Mau saya buang?
100 Salah mengira
101 Kedatangan mama Saras
102 Menjenguk Fade
103 Dimana yang sakit?
104 Mondy panik
105 Pertengkaran di pagi hari
106 Puncak amarah Tristan
107 Cincin yang disematkan
108 Sepupu Fade
109 Om bohong kan?
110 Zian yang pengertian
111 Diantar?
112 Gelisah
113 Kepedulian Firda
114 Mengingat kembali
115 Penderitaan Aira
116 Fade cemburu
117 Saling memikirkan
118 Hanya ingin dia
119 Ngidam sesuatu
120 Bertemu dia lagi
121 Hanya 200 juta?
122 Om menyebalkan!
123 Dibeli seperti barang
124 Istri kecilku
125 Izin untuk menikah
126 Aira berubah
127 First kiss
128 Malam Firda dan Fade
129 Bercumbu mesra
130 Kamu indah, Ai
131 Ngidam mami Lea
132 Aira istri saya
133 Aku hanya pelayan
134 Perlakuan manis Mondy
135 Pembuktian cinta
136 Penolakan Tristan
137 Alea yang pengertian
138 Makan malam bersama
139 Kakak
140 Masuk rumah sakit
141 Titik terendah
142 Restu papa Jaya
143 Telepon dari mertua
144 Peduli?
145 Fakta baru
146 Kabar kehamilan
147 Mungkin putri kita ...
148 Tanda yang sama
149 Thalia kita
150 Diam-diam
151 Hasil tes DNA
152 Kamu hamil, Ai
153 Balasan
154 Aira, adik kamu
155 Welcome baby Alkano
156 Enggan mengakui
157 Kasih sayang mama Saras
158 Sikap mama mertua
159 Dia menantuku
160 Terima kasih, Ma
161 Momen paling ditunggu
162 Healing
163 Percaya diri, tapi kalah
164 Akhir ketiga pasangan (End)
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Kabar kecelakaan
2
Pekerjaan ekstrim
3
Kebingungan Alea
4
Surat perjanjian
5
Pria dari masa lalu
6
Bertemu istri Tristan
7
Hidup penuh derita
8
Bertemu Fade
9
Bentakan Tristan
10
Pesta pertemuan
11
Saya tidak tahan
12
I'm still loving you
13
Pecah telur
14
Penolakan Azzalea
15
Amarah suami istri
16
Pertengkaran
17
Kembali bekerja
18
Sebuah fakta
19
Tristan mabuk
20
Menginap?
21
Amarah Tristan dan Alea
22
Putus kerjasama
23
Pekerjaan baru
24
Firda sadarkan diri
25
Permintaan atau perintah
26
Resmi menjadi simpanan
27
Terpaksa berbohong
28
Cumbuan hari pertama
29
Gigitan Tristan
30
Masa lalu Linda
31
Aku mau ini setiap hari!
32
PENTING!
33
Duduk di pangkuan saya!
34
Layani aku!
35
Siang panas
36
Kemarahan Linda
37
Pulang ke rumah Firda
38
Salah menyiksa
39
Ketakutan Alea
40
Cinta pandangan pertama
41
Sebuah perhatian
42
Gagal dipecat
43
Permintaan Linda
44
Pergi ke Bali
45
Ciuman di lift
46
Jalan ke pantai
47
Diobati Tristan
48
Ada apa dengan Fade?
49
Berbohong?
50
Alea kalah!
51
Kembali mereguk kenikmatan
52
Malam terakhir?
53
Gagal romantis
54
Will you marry me?
55
Jadikan aku istrimu
56
Akhirnya sah!
57
Kembali ke Jakarta
58
Terbongkar kebusukan Linda
59
Pelukan hangat Alea
60
Masih mencintainya
61
Pasutri di pagi hari
62
Pertengkaran Tristan dan papa Jaya
63
Hinaan Fade
64
Keresahan hati
65
Cerita kakak dan adik
66
Teringat Firda terus
67
Fakta yang terbongkar
68
Perlawanan Linda
69
Si wanita gila uang
70
Melabrak Alea
71
Alea hamil
72
Orang lupa sering tersesat
73
Ngidam istri tersayang
74
Tamparan Firda
75
Menemui Firda lagi
76
Alea dan Firda hilang
77
Siksaan Linda
78
Alea keguguran
79
Hukuman yang pantas
80
Beban hati yang bertambah
81
Bertemu gadis polos
82
Hampir goyah
83
Siapa gadis itu?
84
Permintaan Fade
85
Rasa sakit
86
I love you to
87
Mau di pecat?
88
Kesedihan Alea
89
Melakukan kesalahan lagi
90
Perhatian Aira
91
Kesedihan Aira
92
Ancaman yang terbukti
93
Pengorbanan Aira
94
Kondisi Fade
95
Ungkapan hati
96
Aira siuman
97
Tangisan penyesalan
98
Aku istri kamu
99
Mau saya buang?
100
Salah mengira
101
Kedatangan mama Saras
102
Menjenguk Fade
103
Dimana yang sakit?
104
Mondy panik
105
Pertengkaran di pagi hari
106
Puncak amarah Tristan
107
Cincin yang disematkan
108
Sepupu Fade
109
Om bohong kan?
110
Zian yang pengertian
111
Diantar?
112
Gelisah
113
Kepedulian Firda
114
Mengingat kembali
115
Penderitaan Aira
116
Fade cemburu
117
Saling memikirkan
118
Hanya ingin dia
119
Ngidam sesuatu
120
Bertemu dia lagi
121
Hanya 200 juta?
122
Om menyebalkan!
123
Dibeli seperti barang
124
Istri kecilku
125
Izin untuk menikah
126
Aira berubah
127
First kiss
128
Malam Firda dan Fade
129
Bercumbu mesra
130
Kamu indah, Ai
131
Ngidam mami Lea
132
Aira istri saya
133
Aku hanya pelayan
134
Perlakuan manis Mondy
135
Pembuktian cinta
136
Penolakan Tristan
137
Alea yang pengertian
138
Makan malam bersama
139
Kakak
140
Masuk rumah sakit
141
Titik terendah
142
Restu papa Jaya
143
Telepon dari mertua
144
Peduli?
145
Fakta baru
146
Kabar kehamilan
147
Mungkin putri kita ...
148
Tanda yang sama
149
Thalia kita
150
Diam-diam
151
Hasil tes DNA
152
Kamu hamil, Ai
153
Balasan
154
Aira, adik kamu
155
Welcome baby Alkano
156
Enggan mengakui
157
Kasih sayang mama Saras
158
Sikap mama mertua
159
Dia menantuku
160
Terima kasih, Ma
161
Momen paling ditunggu
162
Healing
163
Percaya diri, tapi kalah
164
Akhir ketiga pasangan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!