Kembali bekerja

Alea melihat pantulan dirinya di cermin dengan penuh semangat, hari ini ia harus kembali bekerja seperti biasa, dan terpaksa harus melupakan kejadian yang menimpanya beberapa waktu lalu.

Alea mengambil tas selempang miliknya, tidak lupa ia memakai parfum di beberapa titik tubuh, lalu barulah pergi.

"Aku akan mengunjungi kakak sepulang kantor saja." Ucap Alea pelan seraya mengunci pintu rumahnya.

Alea melangkah meninggalkan rumahnya, ia harus segera pergi ke halte agar bisa naik bus dan sampai di kantor secepatnya.

Sebenarnya Alea cukup beruntung, rumahnya tidak terlalu jauh dari halte, sehingga ia tidak perlu naik angkutan umum lain untuk sampai ke halte.

Alea sampai di halte, ia duduk sambil menunggu bus menuju kantornya datang. Alea melirik jam di pergelangan tangannya, ia masih punya 1 jam lebih sebelum masuk kantor.

Alea belum sarapan, ia akan mencari sarapan di kantin sebelum bekerja nanti.

Bus datang, Alea pun segera naik dan berdiri. Jika bus sudah sampai di haltenya, ia tidak akan mendapatkan tempat duduk, karena bus sangat ramai.

Alea membuka ponselnya, ia melihat ternyata ada pesan dari Fade beberapa menit lalu.

"Alea, masih ingat tugasmu 'kan? Saya juga akan menjalankan tugas saya." Tulis Fade dalam pesannya.

Alea segera membalas, ia hanya bisa menurut daripada harus mendapatkan ancaman yang berakhir membahayakan nyawa sang kakak di rumah sakit.

Alea sedih, sampai hari ini kakaknya belum juga sadar. Firda masih koma, dan itu benar-benar membuat Alea sedih.

Tidak terasa akhirnya Alea sampai di kantornya, ia berlari kecil menyebrang jalan bersama orang-orang yang juga siap bekerja.

"Aku lebih baik ke kantin dulu deh." Gumam Alea saat kakinya sudah melangkah di lobby kantor.

Alea hendak membalik badan, ia melihat Tristan dan Mondy yang baru saja datang. Alea sedikit terkejut, namun ia berusaha tetap sopan.

"Selamat pagi, Pak." Sapa Alea sopan, dengan kepala yang menunduk.

"Mau kemana kamu, Alea?" tanya Mondy mengerutkan keningnya ketika Alea justru berbalik badan dan siap pergi tadi.

"Mencari sarapan, Pak." Jawab Alea kemudian melirik jam di pergelangan tangannya.

"Masih ada sisa waktu kan untuk saya sarapan?" tanya Alea dengan polos.

Mondy menghela nafas, ia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, sementara itu Tristan hanya diam.

Tristan menatap Alea dengan tatapan dinginnya. Hanya tatapan yang dingin, sementara hatinya panas jika mengingat apa yang telah mereka lakukan beberapa hari lalu.

"Saya permisi ya, Pak. Mari," pamit Alea kemudian segera pergi dari hadapan kedua atasannya.

Tristan menatap punggung Alea dengan nanar, ia menghela nafas lalu melanjutkan perjalanan menuju ruangannya sendiri.

"Suruh Alea ke ruangan saya setelah jam kantor nanti." Ucap Tristan tanpa menatap asistennya itu.

"Baik, Pak." Balas Mondy patuh.

Lift terbuka, Tristan dan Mondy masuk ke dalam lift itu.

"Bagaimana kelanjutan kerja sama kemarin?" tanya Tristan melirik Mondy.

"Aman, Pak. Kontrak kerja sama sudah di tanda tangani," jawab Mondy dengan tenang.

Tristan manggut-manggut, ia senang karena selalu bisa mengandalkan Mondy salam segala hal.

Sementara Alea, wanita itu membeli satu bungkus bubur dan membawanya ke kantor. Ia akan menyantap sarapannya di meja kerjanya sama sekalian mengerjakan sisa tugasnya yang sedikit lagi.

"Alea." Panggil Mondy ketika Alea baru saja keluar dari lift.

"Astaga!" kejut Alea sampai memegangi dadanya.

"Pak, anda membuat saya terkejut." Ucap Alea dengan nafas tersengal-sengal.

Mondy tidak berekspresi apapun, pria itu tetap memasang wajah datarnya. Tatapan Mondy beralih ke arah tangan wanita itu yang memegang sebungkus bubur ayam.

"Cepat habiskan sarapanmu, pak Tristan menunggu di ruangannya." Ucap Mondy kemudian pergi meninggalkan Alea.

Alea terdiam, ia mendadak gugup mendengar bahwa Tristan memanggilnya, ia takut sekali jika pria itu akan memecatnya karena kejadian malam itu.

Alea berjalan pelan ke meja kerjanya, ia harus sarapan agar kondisi tubuh dan pikirannya fit. Alea akan melupakan sejenak masalah nya sampai ia selesai makan.

"Sudahlah, Alea. Ayo nikmati buburnya dan lupakan sebentar masalahmu." Ucap Alea untuk dirinya sendiri.

Alea membuka pembukus bubur itu, dan mulai menyantapnya. Sambil menyuap makanan, tangan Alea yang lain ia gunakan untuk menyalakan komputer miliknya.

Pekerjaan Alea benar-benar banyak, minggu ini jadwal Tristan sangat padat, dan itu artinya ia juga akan super sibuk dengan pria itu.

Alea yang terlalu memperhatikan posisi terkadang membuatnya lupa tujuan awal. Ia datang untuk menggoda dan merusak rumah tangga pria itu.

"Bagaimana bisa jadi pelakor, baru dilirik aja tubuh udah gemetaran." Gumam Alea lesuh.

Alea melahap suapan terakhir, ia segera membuang bungkus bubur itu lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangan dan mulutnya.

Setelah di rasa bersih, Alea duduk sebentar di kursinya untuk menarik dan membuang nafasnya.

Alea membuka laci meja, ia mengambil berkas yang harus di tanda tangani oleh Tristan segera.

Alea menghela nafas, ia berusaha untuk biasa saja ketika nanti berhadapan dengan Tristan. Tangan Alea terulur untuk mengetuk pintu lalu membukanya.

"Selamat pagi, Pak." Sapa Alea lalu berjalan mendekati Tristan.

"Hmm, ada apa?" sahut Tristan singkat.

"Ini berkas yang perlu tanda tangan anda," ucap Alea memberikan dua berkas kepada Tristan.

Tristan menarik nafas, ia menatap Alea sebentar kemudian mengambil berkas yang wanita itu bawa.

"Dimana yang harus saya tanda tangani?" tanya Tristan membolak-balik halaman berkas.

"Maaf, disini dan disini Pak." Jawab Alea menunjukkan dua halaman dalam satu berkas.

Tristan segera menandatanganinya, setelah itu ia kembali memberikan berkasnya kepada Alea.

"Apa jadwal saya dalam seminggu kedepan?" Tristan menatap layar laptopnya sambil bertanya.

Alea pun mulai membacakan kegiatan Tristan selama satu minggu ke depan. Ada banyak kegiatan, bahkan ada yang mengharuskan Tristan ke luar kota.

"Jadwal keluar kota reschedule." Ucap Tristan.

"Untuk hari apa, Pak?" tanya Alea dengan sopan.

"Tukar ke hari Kamis." Jawab Tristan langsung.

Alea segera mencatat revisi jadwal yang diminta oleh atasannya itu.

"Jadi kita berangkat di hari Rabu dan pulang di hari Jum'at ya, Pak?" tanya Alea memastikan.

"Ya." Jawab Tristan singkat.

"Ada lagi, Pak?" tanya Alea.

Tristan menggeleng. "Tidak, terima kasih." Jawab Tristan.

Alea menatap Tristan dengan aneh, ucapan terima kasih tadi terdengar aneh di telinga Alea karena pria itu jarang sekali mengucapkannya.

"Baik, Pak. Kalo begitu, saya permisi." Pamit Alea kemudian pergi.

"Tunggu." Tristan memanggil dan mencegah langkah Alea yang sudah hampir keluar.

Alea membalik badan. "Iya, Pak?" sahut Alea sopan.

"Catat nomor rekeningmu disini, saya ingin memberikan uang kompensasi yang saya bicarakan waktu itu." Ujar Tristan memberikan secarik kertas dan pulpen.

Mata Alea panas, telinganya sakit mendengar ucapan Tristan barusan. Alea menundukkan kepalanya sedikit, ia tidak mau jika air mata sampai keluar.

"Saya permisi, Pak." Pamit Alea kemudian pergi dari ruangan Tristan.

Diluar ruangan, Alea tidak habis pikir dengan pria itu. Ya, semua orang tahu bahwa uang seorang Tristan Sagara Kusuma itu banyak, tapi bukan berarti pria itu bisa semena-mena terhadap orang lain.

SEMANGAT ALEA 🍭

Bersambung..............................

Terpopuler

Comments

Syahna Amira sy

Syahna Amira sy

Tristan itu gmna ya? katanya alea cinta pertama'a trus udah dpt perawan'a kok ya masih Kya gitu jg ya perlakuan'a ke alea....apa Tristan masih sakit hati ya karena penolakan alea atau Tristan takut di tolak LG Ama alea

2024-04-21

0

Kamiem sag

Kamiem sag

😭

2024-03-23

1

Bu ning Bengkel

Bu ning Bengkel

...
lanjut...

2024-02-28

0

lihat semua
Episodes
1 Kabar kecelakaan
2 Pekerjaan ekstrim
3 Kebingungan Alea
4 Surat perjanjian
5 Pria dari masa lalu
6 Bertemu istri Tristan
7 Hidup penuh derita
8 Bertemu Fade
9 Bentakan Tristan
10 Pesta pertemuan
11 Saya tidak tahan
12 I'm still loving you
13 Pecah telur
14 Penolakan Azzalea
15 Amarah suami istri
16 Pertengkaran
17 Kembali bekerja
18 Sebuah fakta
19 Tristan mabuk
20 Menginap?
21 Amarah Tristan dan Alea
22 Putus kerjasama
23 Pekerjaan baru
24 Firda sadarkan diri
25 Permintaan atau perintah
26 Resmi menjadi simpanan
27 Terpaksa berbohong
28 Cumbuan hari pertama
29 Gigitan Tristan
30 Masa lalu Linda
31 Aku mau ini setiap hari!
32 PENTING!
33 Duduk di pangkuan saya!
34 Layani aku!
35 Siang panas
36 Kemarahan Linda
37 Pulang ke rumah Firda
38 Salah menyiksa
39 Ketakutan Alea
40 Cinta pandangan pertama
41 Sebuah perhatian
42 Gagal dipecat
43 Permintaan Linda
44 Pergi ke Bali
45 Ciuman di lift
46 Jalan ke pantai
47 Diobati Tristan
48 Ada apa dengan Fade?
49 Berbohong?
50 Alea kalah!
51 Kembali mereguk kenikmatan
52 Malam terakhir?
53 Gagal romantis
54 Will you marry me?
55 Jadikan aku istrimu
56 Akhirnya sah!
57 Kembali ke Jakarta
58 Terbongkar kebusukan Linda
59 Pelukan hangat Alea
60 Masih mencintainya
61 Pasutri di pagi hari
62 Pertengkaran Tristan dan papa Jaya
63 Hinaan Fade
64 Keresahan hati
65 Cerita kakak dan adik
66 Teringat Firda terus
67 Fakta yang terbongkar
68 Perlawanan Linda
69 Si wanita gila uang
70 Melabrak Alea
71 Alea hamil
72 Orang lupa sering tersesat
73 Ngidam istri tersayang
74 Tamparan Firda
75 Menemui Firda lagi
76 Alea dan Firda hilang
77 Siksaan Linda
78 Alea keguguran
79 Hukuman yang pantas
80 Beban hati yang bertambah
81 Bertemu gadis polos
82 Hampir goyah
83 Siapa gadis itu?
84 Permintaan Fade
85 Rasa sakit
86 I love you to
87 Mau di pecat?
88 Kesedihan Alea
89 Melakukan kesalahan lagi
90 Perhatian Aira
91 Kesedihan Aira
92 Ancaman yang terbukti
93 Pengorbanan Aira
94 Kondisi Fade
95 Ungkapan hati
96 Aira siuman
97 Tangisan penyesalan
98 Aku istri kamu
99 Mau saya buang?
100 Salah mengira
101 Kedatangan mama Saras
102 Menjenguk Fade
103 Dimana yang sakit?
104 Mondy panik
105 Pertengkaran di pagi hari
106 Puncak amarah Tristan
107 Cincin yang disematkan
108 Sepupu Fade
109 Om bohong kan?
110 Zian yang pengertian
111 Diantar?
112 Gelisah
113 Kepedulian Firda
114 Mengingat kembali
115 Penderitaan Aira
116 Fade cemburu
117 Saling memikirkan
118 Hanya ingin dia
119 Ngidam sesuatu
120 Bertemu dia lagi
121 Hanya 200 juta?
122 Om menyebalkan!
123 Dibeli seperti barang
124 Istri kecilku
125 Izin untuk menikah
126 Aira berubah
127 First kiss
128 Malam Firda dan Fade
129 Bercumbu mesra
130 Kamu indah, Ai
131 Ngidam mami Lea
132 Aira istri saya
133 Aku hanya pelayan
134 Perlakuan manis Mondy
135 Pembuktian cinta
136 Penolakan Tristan
137 Alea yang pengertian
138 Makan malam bersama
139 Kakak
140 Masuk rumah sakit
141 Titik terendah
142 Restu papa Jaya
143 Telepon dari mertua
144 Peduli?
145 Fakta baru
146 Kabar kehamilan
147 Mungkin putri kita ...
148 Tanda yang sama
149 Thalia kita
150 Diam-diam
151 Hasil tes DNA
152 Kamu hamil, Ai
153 Balasan
154 Aira, adik kamu
155 Welcome baby Alkano
156 Enggan mengakui
157 Kasih sayang mama Saras
158 Sikap mama mertua
159 Dia menantuku
160 Terima kasih, Ma
161 Momen paling ditunggu
162 Healing
163 Percaya diri, tapi kalah
164 Akhir ketiga pasangan (End)
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Kabar kecelakaan
2
Pekerjaan ekstrim
3
Kebingungan Alea
4
Surat perjanjian
5
Pria dari masa lalu
6
Bertemu istri Tristan
7
Hidup penuh derita
8
Bertemu Fade
9
Bentakan Tristan
10
Pesta pertemuan
11
Saya tidak tahan
12
I'm still loving you
13
Pecah telur
14
Penolakan Azzalea
15
Amarah suami istri
16
Pertengkaran
17
Kembali bekerja
18
Sebuah fakta
19
Tristan mabuk
20
Menginap?
21
Amarah Tristan dan Alea
22
Putus kerjasama
23
Pekerjaan baru
24
Firda sadarkan diri
25
Permintaan atau perintah
26
Resmi menjadi simpanan
27
Terpaksa berbohong
28
Cumbuan hari pertama
29
Gigitan Tristan
30
Masa lalu Linda
31
Aku mau ini setiap hari!
32
PENTING!
33
Duduk di pangkuan saya!
34
Layani aku!
35
Siang panas
36
Kemarahan Linda
37
Pulang ke rumah Firda
38
Salah menyiksa
39
Ketakutan Alea
40
Cinta pandangan pertama
41
Sebuah perhatian
42
Gagal dipecat
43
Permintaan Linda
44
Pergi ke Bali
45
Ciuman di lift
46
Jalan ke pantai
47
Diobati Tristan
48
Ada apa dengan Fade?
49
Berbohong?
50
Alea kalah!
51
Kembali mereguk kenikmatan
52
Malam terakhir?
53
Gagal romantis
54
Will you marry me?
55
Jadikan aku istrimu
56
Akhirnya sah!
57
Kembali ke Jakarta
58
Terbongkar kebusukan Linda
59
Pelukan hangat Alea
60
Masih mencintainya
61
Pasutri di pagi hari
62
Pertengkaran Tristan dan papa Jaya
63
Hinaan Fade
64
Keresahan hati
65
Cerita kakak dan adik
66
Teringat Firda terus
67
Fakta yang terbongkar
68
Perlawanan Linda
69
Si wanita gila uang
70
Melabrak Alea
71
Alea hamil
72
Orang lupa sering tersesat
73
Ngidam istri tersayang
74
Tamparan Firda
75
Menemui Firda lagi
76
Alea dan Firda hilang
77
Siksaan Linda
78
Alea keguguran
79
Hukuman yang pantas
80
Beban hati yang bertambah
81
Bertemu gadis polos
82
Hampir goyah
83
Siapa gadis itu?
84
Permintaan Fade
85
Rasa sakit
86
I love you to
87
Mau di pecat?
88
Kesedihan Alea
89
Melakukan kesalahan lagi
90
Perhatian Aira
91
Kesedihan Aira
92
Ancaman yang terbukti
93
Pengorbanan Aira
94
Kondisi Fade
95
Ungkapan hati
96
Aira siuman
97
Tangisan penyesalan
98
Aku istri kamu
99
Mau saya buang?
100
Salah mengira
101
Kedatangan mama Saras
102
Menjenguk Fade
103
Dimana yang sakit?
104
Mondy panik
105
Pertengkaran di pagi hari
106
Puncak amarah Tristan
107
Cincin yang disematkan
108
Sepupu Fade
109
Om bohong kan?
110
Zian yang pengertian
111
Diantar?
112
Gelisah
113
Kepedulian Firda
114
Mengingat kembali
115
Penderitaan Aira
116
Fade cemburu
117
Saling memikirkan
118
Hanya ingin dia
119
Ngidam sesuatu
120
Bertemu dia lagi
121
Hanya 200 juta?
122
Om menyebalkan!
123
Dibeli seperti barang
124
Istri kecilku
125
Izin untuk menikah
126
Aira berubah
127
First kiss
128
Malam Firda dan Fade
129
Bercumbu mesra
130
Kamu indah, Ai
131
Ngidam mami Lea
132
Aira istri saya
133
Aku hanya pelayan
134
Perlakuan manis Mondy
135
Pembuktian cinta
136
Penolakan Tristan
137
Alea yang pengertian
138
Makan malam bersama
139
Kakak
140
Masuk rumah sakit
141
Titik terendah
142
Restu papa Jaya
143
Telepon dari mertua
144
Peduli?
145
Fakta baru
146
Kabar kehamilan
147
Mungkin putri kita ...
148
Tanda yang sama
149
Thalia kita
150
Diam-diam
151
Hasil tes DNA
152
Kamu hamil, Ai
153
Balasan
154
Aira, adik kamu
155
Welcome baby Alkano
156
Enggan mengakui
157
Kasih sayang mama Saras
158
Sikap mama mertua
159
Dia menantuku
160
Terima kasih, Ma
161
Momen paling ditunggu
162
Healing
163
Percaya diri, tapi kalah
164
Akhir ketiga pasangan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!