Penolakan Azzalea

Matahari mulai bersinar, tidak menusuk langsung, tetapi sudah berhasil menciptakan bayangan yang cukup terang.

Di sebuah kamar hotel yang tampak acak-acakan dan tidak beraturan itu, terlihat dua orang anak manusia yang masih setia dengan saling berpelukan.

Si pria yang sejak semalam enggan melepaskan pelukan gadis, ahh salah. Wanita itu. Sementara si wanita yang sudah kehabisan tenaga dan hanya bisa menerima.

Wanita dalam pelukan pria kekar dan tampan itu mulai menggeliat. Ia perlahan membuka mata ketika hidungnya mengendus aroma asing.

Mata cantik dan indah itu terbuka sepenuhnya, meski harus menyesuaikan cahaya yang masuk. Mata bulat itu sontak semakin besar ketika melihat siapa yang ada di hadapannya.

"Pak Tristan!" kejut Alea pelan.

Alea menutup mulutnya, ia menatap tangannya yang berada di dada bidang Tristan, dan tangan Tristan yang ada di pinggangnya.

Alea mengangkat selimut yang ia gunakan. Keterkejutannya semakin besar saat melihat penampilannya yang benar-benar berantakan.

"Apa yang sudah terjadi semalam, Tuhan." Batin Alea dengan nafas tersengal-sengal akibat rasa gugup.

Mata Alea panas, ia segera melepaskan diri dari tubuh Tristan dan memunguti pakaian yang berserakan di lantai.

Sambil memunguti pakaiannya, ia berusaha untuk mengingat kejadian semalam yang membuatnya harus berakhir seperti ini bersama Tristan.

"Apa yang sudah kami lakukan, apa ini. Hiks … kakak," lirih Alea seraya membawa pakaiannya ke dalam kamar mandi.

Alea meletakkan pakaiannya di wastafel, ia berdiri dengan mata berkaca-kaca saat melihat pantulan dirinya di cermin. Saat ini penampilannya begitu berantakan, bahkan hampir seperti orang terkena badai.

Mata Alea menyusuri leher jenjang dan dadanya yang benar-benar penuh akan tanda cinta. Air mata Alea langsung meluruh begitu saja.

Alea menyentuh tanda yang ada di lehernya, ia menggosok dengan perlahan lalu mulai kencang seiring waktu.

"Hiks … hiks … aku tidak mau, aku tidak mau!!" ucap Alea histeris.

Alea yang menggosok kasar lehernya tentu saja tidak berhasil menghilangkan tanda di lehernya itu, justru malah semakin merah dan berbekas.

Alea mantap shower, ia kontan mendekati tempat mandi itu dan segera membasahi tubuhnya disana.

"Nggak, aku nggak mungkin melakukan itu." Ucap Alea terus saja mengusap bagian tubuhnya.

Alea menangis, ia mencoba untuk mengingat kejadian semalam. Alea belum mengingat apapun selain Fade yang memberinya minuman.

"Akhhh!!" ringis Alea ketika kuku panjangnya tidak sengaja mencakar lehernya sendiri.

Tubuh Alea perlahan merosot, wanita itu merasakan sakit di bagian kepalanya. Ia pun kini terduduk di lantai kamar mandi dengan hati yang hancur.

"Ahh pak Tristan."

Alea menutup telinganya. Pelan-pelan ia mulai mengingat kejadian yang ia alami semalam.

Alea ingat bahwa ia semalam terus menggoda Tristan, bahkan berusaha untuk membuka pakaiannya sendiri.

Alea jijik! Ia merasa sangat menjijikan dan murahan telah menggoda atasannya.

Memang, Alea akui bahwa ia sudah murahan sejak menerima tawaran dari Fade, tapi ia belum ingin menjalankan misi itu. Alea tidak mau seperti ini.

"Hiks … kakak, aku kotor." Lirih Alea terus menggosok tubuhnya.

Alea memeluk tubuhnya sendiri. Entah mengapa ia harus mengalami ini semua, bagaimana bisa ia melakukan hal memalukan seperti semalam.

Alea mengusap air matanya. Ia ingat semua baik-baik saja sebelum dirinya meminum jus dari Fade.

"Apakah pria itu yang melakukannya?" Batin Alea mulai berpikir.

Kepala Alea semakin sakit memikirkannya. Ia menatap ke segala arah. Ia harus segera menyelesaikan acara mandinya, sebelum Tristan bangun nanti.

Alea buru-buru membersihkan diri. Meski ada rasa tidak rela, tapi apa yang bisa Alea lakukan sekarang.

Alea harus menemui Fade, ia akan mempertanyakan maksud tindakan pria itu semalam.

Alea telah menyelesaikan acara mandinya, ia pun segera berpakaian. Tentu saja Alea memakai gaun semalam, meski sudah pasti gaun itu akan mengekspose lehernya yang penuh tanda.

Alea menghapus jejak air mata di wajahnya. Setelah merasa lebih baik, barulah wanita cantik itu keluar dari kamar mandi.

Alea yang baru saja keluar langsung di kejutkan oleh Tristan yang duduk sambil melipat tangan di dada.

"S-selamat pagi, Pak." Sapa Alea sopan, kepalanya menunduk dengan patuh.

"Alea, kita harus bicara." Sahut Tristan tanpa ekspresi di wajahnya.

Alea menatap Tristan, ia seketika teringat pada pengakuan pria itu semalam. Apakah Tristan juga dalam pengaruh obat, sampai-sampai menyatakan hal aneh kepadanya.

"Soal apa?" tanya Alea berusaha untuk tenang.

Tristan mengangkat wajahnya, ia menatap Alea dengan penuh rasa bingung. Gadis itu bilang apa tadi?

"Alea, kejadian semalam adalah sebuah kecelakaan. Kita berdua sama-sama ada dalam pengaruh obat." Ucap Tristan bohong.

Alea tetap tenang, ia juga mempercayai ucapan Tristan barusan, padahal bohong. Tristan menggagahi Alea dalam keadaan sadar.

"Iya, Pak." Balas Alea, wanita itu terlalu bingung untuk membalas.

Tristan bangkit dari duduknya, kemudian mulai berjalan mendekati Alea yang langsung ketakutan dibuatnya.

"P-pak." Tegur Alea saat merasakan jarak tubuh mereka terlalu dekat.

"Saya minta maaf atas kejadian semalam dan mengambil sesuatu yang berharga. Saya akan memberimu uang untuk kompensasi." Ujar Tristan dengan sekali tarikan nafas.

Enteng sekali mulut pria itu bicara. Mungkin Tristan banyak uang, dan Alea membutuhkannya, tapi ia tidak terima jika mahkotanya dihargai dengan uang.

Alea menatap Tristan dengan berani. Andai saja ia bukan pekerja disana, mungkin Alea sudah melayangkan tamparan di wajah tampan itu.

"Saya tidak butuh uang anda, Pak!" balas Alea dengan tenang.

Alea berjalan, ia mengambil tas selempang kecil miliknya, kemudian langsung pergi dari kamar itu. Alea meninggalkan Tristan yang masih terkunci masalah semalam.

"Arghhhhhh!!" teriak Tristan kesal.

Tristan ingin sekali mengejar Alea, ia benar-benar ingin bicara empat mata dengan perempuan itu, namun Alea malah menolaknya

Tristan juga tidak akan mungkin keluar dalam keadaan seperti ini. Hanya ada boxer yang menutupi tubuhnya.

Tristan tidak tahu kemana Alea akan pergi, ia khawatir jika wanita itu malah memilih untuk mengakhiri hubungan mereka.

Tristan lantas masuk ke dalam kamar mandi, ia juga sudah menghubungi Mondy sebelumnya untuk membawakan pakaian kerja.

MAS TRISTAN PULANG LEWAT MANA, MAU KU DEPAK SOALNYA 😫

Bersambung..............................

Terpopuler

Comments

Ilvan Herianto

Ilvan Herianto

itu lah mulut lelaki Laen di hati Laen pula di bibir,,dasar si Tristan nantik kalau bucin akut tak jitak kepala mu,

2024-04-23

1

Syahna Amira sy

Syahna Amira sy

knpa si Tristan malah bicara bgtu ya? padahal dia menikmati dlm keadaan sadar...dan dia jg mencintai alea dari dulu 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️

2024-04-21

0

Rose Reea

Rose Reea

apa ini Tristan 🙄🙄🙄

2024-04-04

3

lihat semua
Episodes
1 Kabar kecelakaan
2 Pekerjaan ekstrim
3 Kebingungan Alea
4 Surat perjanjian
5 Pria dari masa lalu
6 Bertemu istri Tristan
7 Hidup penuh derita
8 Bertemu Fade
9 Bentakan Tristan
10 Pesta pertemuan
11 Saya tidak tahan
12 I'm still loving you
13 Pecah telur
14 Penolakan Azzalea
15 Amarah suami istri
16 Pertengkaran
17 Kembali bekerja
18 Sebuah fakta
19 Tristan mabuk
20 Menginap?
21 Amarah Tristan dan Alea
22 Putus kerjasama
23 Pekerjaan baru
24 Firda sadarkan diri
25 Permintaan atau perintah
26 Resmi menjadi simpanan
27 Terpaksa berbohong
28 Cumbuan hari pertama
29 Gigitan Tristan
30 Masa lalu Linda
31 Aku mau ini setiap hari!
32 PENTING!
33 Duduk di pangkuan saya!
34 Layani aku!
35 Siang panas
36 Kemarahan Linda
37 Pulang ke rumah Firda
38 Salah menyiksa
39 Ketakutan Alea
40 Cinta pandangan pertama
41 Sebuah perhatian
42 Gagal dipecat
43 Permintaan Linda
44 Pergi ke Bali
45 Ciuman di lift
46 Jalan ke pantai
47 Diobati Tristan
48 Ada apa dengan Fade?
49 Berbohong?
50 Alea kalah!
51 Kembali mereguk kenikmatan
52 Malam terakhir?
53 Gagal romantis
54 Will you marry me?
55 Jadikan aku istrimu
56 Akhirnya sah!
57 Kembali ke Jakarta
58 Terbongkar kebusukan Linda
59 Pelukan hangat Alea
60 Masih mencintainya
61 Pasutri di pagi hari
62 Pertengkaran Tristan dan papa Jaya
63 Hinaan Fade
64 Keresahan hati
65 Cerita kakak dan adik
66 Teringat Firda terus
67 Fakta yang terbongkar
68 Perlawanan Linda
69 Si wanita gila uang
70 Melabrak Alea
71 Alea hamil
72 Orang lupa sering tersesat
73 Ngidam istri tersayang
74 Tamparan Firda
75 Menemui Firda lagi
76 Alea dan Firda hilang
77 Siksaan Linda
78 Alea keguguran
79 Hukuman yang pantas
80 Beban hati yang bertambah
81 Bertemu gadis polos
82 Hampir goyah
83 Siapa gadis itu?
84 Permintaan Fade
85 Rasa sakit
86 I love you to
87 Mau di pecat?
88 Kesedihan Alea
89 Melakukan kesalahan lagi
90 Perhatian Aira
91 Kesedihan Aira
92 Ancaman yang terbukti
93 Pengorbanan Aira
94 Kondisi Fade
95 Ungkapan hati
96 Aira siuman
97 Tangisan penyesalan
98 Aku istri kamu
99 Mau saya buang?
100 Salah mengira
101 Kedatangan mama Saras
102 Menjenguk Fade
103 Dimana yang sakit?
104 Mondy panik
105 Pertengkaran di pagi hari
106 Puncak amarah Tristan
107 Cincin yang disematkan
108 Sepupu Fade
109 Om bohong kan?
110 Zian yang pengertian
111 Diantar?
112 Gelisah
113 Kepedulian Firda
114 Mengingat kembali
115 Penderitaan Aira
116 Fade cemburu
117 Saling memikirkan
118 Hanya ingin dia
119 Ngidam sesuatu
120 Bertemu dia lagi
121 Hanya 200 juta?
122 Om menyebalkan!
123 Dibeli seperti barang
124 Istri kecilku
125 Izin untuk menikah
126 Aira berubah
127 First kiss
128 Malam Firda dan Fade
129 Bercumbu mesra
130 Kamu indah, Ai
131 Ngidam mami Lea
132 Aira istri saya
133 Aku hanya pelayan
134 Perlakuan manis Mondy
135 Pembuktian cinta
136 Penolakan Tristan
137 Alea yang pengertian
138 Makan malam bersama
139 Kakak
140 Masuk rumah sakit
141 Titik terendah
142 Restu papa Jaya
143 Telepon dari mertua
144 Peduli?
145 Fakta baru
146 Kabar kehamilan
147 Mungkin putri kita ...
148 Tanda yang sama
149 Thalia kita
150 Diam-diam
151 Hasil tes DNA
152 Kamu hamil, Ai
153 Balasan
154 Aira, adik kamu
155 Welcome baby Alkano
156 Enggan mengakui
157 Kasih sayang mama Saras
158 Sikap mama mertua
159 Dia menantuku
160 Terima kasih, Ma
161 Momen paling ditunggu
162 Healing
163 Percaya diri, tapi kalah
164 Akhir ketiga pasangan (End)
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Kabar kecelakaan
2
Pekerjaan ekstrim
3
Kebingungan Alea
4
Surat perjanjian
5
Pria dari masa lalu
6
Bertemu istri Tristan
7
Hidup penuh derita
8
Bertemu Fade
9
Bentakan Tristan
10
Pesta pertemuan
11
Saya tidak tahan
12
I'm still loving you
13
Pecah telur
14
Penolakan Azzalea
15
Amarah suami istri
16
Pertengkaran
17
Kembali bekerja
18
Sebuah fakta
19
Tristan mabuk
20
Menginap?
21
Amarah Tristan dan Alea
22
Putus kerjasama
23
Pekerjaan baru
24
Firda sadarkan diri
25
Permintaan atau perintah
26
Resmi menjadi simpanan
27
Terpaksa berbohong
28
Cumbuan hari pertama
29
Gigitan Tristan
30
Masa lalu Linda
31
Aku mau ini setiap hari!
32
PENTING!
33
Duduk di pangkuan saya!
34
Layani aku!
35
Siang panas
36
Kemarahan Linda
37
Pulang ke rumah Firda
38
Salah menyiksa
39
Ketakutan Alea
40
Cinta pandangan pertama
41
Sebuah perhatian
42
Gagal dipecat
43
Permintaan Linda
44
Pergi ke Bali
45
Ciuman di lift
46
Jalan ke pantai
47
Diobati Tristan
48
Ada apa dengan Fade?
49
Berbohong?
50
Alea kalah!
51
Kembali mereguk kenikmatan
52
Malam terakhir?
53
Gagal romantis
54
Will you marry me?
55
Jadikan aku istrimu
56
Akhirnya sah!
57
Kembali ke Jakarta
58
Terbongkar kebusukan Linda
59
Pelukan hangat Alea
60
Masih mencintainya
61
Pasutri di pagi hari
62
Pertengkaran Tristan dan papa Jaya
63
Hinaan Fade
64
Keresahan hati
65
Cerita kakak dan adik
66
Teringat Firda terus
67
Fakta yang terbongkar
68
Perlawanan Linda
69
Si wanita gila uang
70
Melabrak Alea
71
Alea hamil
72
Orang lupa sering tersesat
73
Ngidam istri tersayang
74
Tamparan Firda
75
Menemui Firda lagi
76
Alea dan Firda hilang
77
Siksaan Linda
78
Alea keguguran
79
Hukuman yang pantas
80
Beban hati yang bertambah
81
Bertemu gadis polos
82
Hampir goyah
83
Siapa gadis itu?
84
Permintaan Fade
85
Rasa sakit
86
I love you to
87
Mau di pecat?
88
Kesedihan Alea
89
Melakukan kesalahan lagi
90
Perhatian Aira
91
Kesedihan Aira
92
Ancaman yang terbukti
93
Pengorbanan Aira
94
Kondisi Fade
95
Ungkapan hati
96
Aira siuman
97
Tangisan penyesalan
98
Aku istri kamu
99
Mau saya buang?
100
Salah mengira
101
Kedatangan mama Saras
102
Menjenguk Fade
103
Dimana yang sakit?
104
Mondy panik
105
Pertengkaran di pagi hari
106
Puncak amarah Tristan
107
Cincin yang disematkan
108
Sepupu Fade
109
Om bohong kan?
110
Zian yang pengertian
111
Diantar?
112
Gelisah
113
Kepedulian Firda
114
Mengingat kembali
115
Penderitaan Aira
116
Fade cemburu
117
Saling memikirkan
118
Hanya ingin dia
119
Ngidam sesuatu
120
Bertemu dia lagi
121
Hanya 200 juta?
122
Om menyebalkan!
123
Dibeli seperti barang
124
Istri kecilku
125
Izin untuk menikah
126
Aira berubah
127
First kiss
128
Malam Firda dan Fade
129
Bercumbu mesra
130
Kamu indah, Ai
131
Ngidam mami Lea
132
Aira istri saya
133
Aku hanya pelayan
134
Perlakuan manis Mondy
135
Pembuktian cinta
136
Penolakan Tristan
137
Alea yang pengertian
138
Makan malam bersama
139
Kakak
140
Masuk rumah sakit
141
Titik terendah
142
Restu papa Jaya
143
Telepon dari mertua
144
Peduli?
145
Fakta baru
146
Kabar kehamilan
147
Mungkin putri kita ...
148
Tanda yang sama
149
Thalia kita
150
Diam-diam
151
Hasil tes DNA
152
Kamu hamil, Ai
153
Balasan
154
Aira, adik kamu
155
Welcome baby Alkano
156
Enggan mengakui
157
Kasih sayang mama Saras
158
Sikap mama mertua
159
Dia menantuku
160
Terima kasih, Ma
161
Momen paling ditunggu
162
Healing
163
Percaya diri, tapi kalah
164
Akhir ketiga pasangan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!