Dikamar, Mentari sedang sibuk dengan perkejaannya yang tadi tidak sempat ia kerjakan dikantor. Mentari hampir tidak memiliki waktu untuk memikirkan masalah pribadinya, karena gadis yang sudah cukup usia itu sangat gila bekerja. Setiap orangtuanya membahas kehidupan pribadinya, Mentari sering menghindar karena enggan membahas hal itu.
Dering ponsel berbunyi dari ponsel milik Mentari, dibacanya dilayar ponsel, terdapat panggilan dari Sekretaris Reno.
"Hallo, Mentari, Apa kau sudah sampai rumah?" Tanya Reno.
"Ya, aku memutuskan langsung pulang kerumah setelah dari Perusahaan Event Organizer tadi, dan makan malam bersama Ayah dan Ibuku" Jelas Mentari.
"Apa anak itu membuat masalah?"Reno.
Mentari mengernyitkan dahi mencoba menebak siapa yang dimaksud oleh sekretaris Reno, tetapi tak lama ia langsung menyadarinya.
"Tentu saja tidak, memangnya apa yang bisa dia lakukan terhadapku?" Mentari mengatakan itu sambil terkekeh karena masih mengingat ekspresi muka Arga yang terlihat kesal ketika Mentari mengerjainya.
"Baguslah, beristirahatlah! sampai jumpa besok di Kantor". Reno.
Kemudian percakapan mereka berakhir.
Reno, yang baru saja mematikan ponsel, meraih bingkai foto yang ada di meja sebelah tempat tidurnya.Tampak foto Mentari yang sedang duduk dengan posisi tangan sedang menyelipkan rambut panjangnya yang lurus kebelakang telinga, gambar itu Reno ambil secara diam-diam tanpa diketahui oleh sang pemiliknya.
"Sampai kapan kau akan menolak ku seperti ini?" Lirih Reno sambil tetap memandangi foto di tangannya.
Reno memang sudah beberapa kali mengutarakan perasaannya terhadap Mentari, meskipun usia mereka terpaut 10 tahun, tetapi tidak menghalangi Reno untuk tetap mengejar cinta Mentari, meskipun setiap kali Mentari selalu menolaknya. Reno sudah memendam perasaannya semenjak awal mereka bertemu, saat Mentari baru lulus SMA dan magang di kantor Ayahnya, hal itu pulalah yang membuat Reno tidak ingin berpaling ke wanita lain.
****
Pagi ini, Argha sudah tiba di Rumah Burhan untuk menjemput Direktur Muda. Seperti biasa Burhan memaksanya untuk bergabung sarapan bersama keluarganya. Arga yang berusaha menolak tidak pernah bisa berkutik karena Burhan selalu punya banyak cara untuk membujuk nya."
Ketika Arga baru saja akan melahap sandwich pemberian Nyonya Burhan, tiba-tiba suara Mentari menghentikan nya.
"Ayah, Ibu, Tari akan sarapan di Kantor, pagi ini akan ada meeting dan Tari belum menyusun semua berkas untuk presentasi karena ada sebagian yang tertinggal di Kantor" Mentari mengatakan nya sambil pandangannya ke arah Arga yang masih memegang Sandwich yang belum sempat dia gigit.
"Paman, Bibi, saya permisi" Arga yang faham akan niat Mentari spontan bangun dari tempat duduknya dan berpamitan kepada Burhan dan Istrinya. Riki adik Mentari, sedang meneruskan pendidikan nya di Luar Negeri, jadi dirumah itu hanya tinggal ada Mentari dan Ayah, Ibu nya.
Arga berjalan mengikuti Mentari, sebetulnya Arga sedang menahan emosinya, tetapi tetap saja Arga tidak bisa melakukan apa-apa.
"Mas, kenapa Mentari bersikap seperti itu kepada Nak Argha, apa kamu memperhatikan nya juga?, Anak kita adalah anak yang selalu menghargai orang lain, bahkan kepada pelayan rumah saja ia tidak pernah bersikap seperti itu ?" Nyonya Burhan yang kebingungan melihat sikap aneh Putri nya.
"Biarkan saja dulu mereka seperti itu Sayang, Aku yakin semuanya akan baik-baik saja". Burhan meyakinkan sambil tersenyum lembut kepada istrinya.
***
Mentari memasuki Ruang Direktur Utama dengan Arga yang masih mengikutinya di belakang. Setelah Mentari menutup pintu, barulah Arga masuk ke ruangan nya yang letaknya bersebelahan itu. Sepanjang perjalanan tidak ada satu kalimatpun yang keluar dari keduanya.
Reno yang memperhatikan semakin tidak menyukai Arga, karena menurut Reno , Arga pria beruntung yang bisa setiap hari satu kendaraan bersama wanita pujaan nya itu.
"Hai, Arga, bisakah siang ini kita makan siang bersama? - Elle." Pesan masuk di ponsel Arga dari Ellena yang mendapatkan nomor ponsel Arga dari surat lamaran yang ada di meja kerjanya.
Arga tidak membalas pesan dari Ellena. Ia merebahkan tubuhnya di sofa, dengan posisi kedua tangan melipat menyangga kepala nya.
Belum sempat 5 menit Arga berada di posisi nyamannya, Melinda memanggil di ponselnya.
"Nak, kamu jangan lupa sarapan, tadi kau berangkat pagi sekali dan tidak sempat sarapan", Mama
"Arga sudah sarapan di rumah Paman Burhan Ma" Jelas Arga.
Arga memang menceritakan semuanya kepada Melinda, Melinda seperti tidak terkejut dengan apa yang Arga ceritakan, tetapi Arga memilih untuk tidak memikirkan nya terlalu jauh.
Bersambung...
***Hallo pembaca Novel "Menikahi Sopir Kaya" , Terimakasih Author ucapkan karena telah membaca karya pertama ku ini, dan Author mohon maaf jika dalam penulisan Novel ini masih banyak kekurangan nya.
Novel ini baru on going selama 3 hari dan sudah dibaca sebanyak 1.094 kali sampai dengan saat Author menulis ini. Sudah ada 16 Bab yang bisa kalian nikmati.
Untuk kalian yang membaca Karya Pertama ku ini, tolong tinggalkan jejak dengan cara menekan tanda jempol di setiap BAB dan berkomentar yang positif, boleh mengkritik asalkan yang membangun, tidak mengandung kata- kata sarkasme atau provokasi.
Jangan lupa berikan Vote dengan Poin yang kalian miliki, karena vote menggunakan poin itu Gratis, untuk yang mempunyai rezeki lebih, boleh memberikan koin untuk mendukung Karya ini.
Sekali lagi Author ucapkan terimakasih.
~Author***~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
BENARKN, RENO MNYUKAI MENTARI... KYK GK ADA CEWEK LAIN AZA DI KANTOR, YG DISUKAI MALAH ANAK BOS...
2023-09-21
1
Alivaaaa
sabaaaar Argha menanti kebahagiaanmu 😘😘
2021-03-21
0
Yessydasinarmi
Sabar Agha..sabaaar..Author juga yg sabar yaa semangaaaaat..🤗🙂
2021-01-27
1