Di ruang Direktur Utama, Mentari sedang sibuk mempelajari proyek besar yang baru saja ia dapatkan dalam meeting tadi pagi bersama klien nya.
Pintu terbuka dan terlihat Reno sedang melangkah masuk dan mendekati meja kerja nya.
"Mentari...aku sudah menyuruh supir baru mu menunggu di parkiran Lobi utama, bukankan kau ada janji temu dengan Event Organizer untuk perencanaan proyek yang baru saja kita menangkan tadi." Ujar Reno.
Reno dulunya merupakan Sekretaris dari Burhan, dan sudah mengenal Mentari dari semenjak Mentari masih magang di perusahaan ini, mereka cukup dekat jadi seperti tidak ada jarak antara atasan dan bawahan. Mentari tidak mempermasalahkan itu, karena ia memang bukan orang yang gila hormat dan gila jabatan.
"Baiklah, aku akan segera turun, terimakasih." Mentari.
.
.
.
Arga sudah selesai memarkirkan mobil di depan pintu Lobi utama, dia menunggu atasan nya di luar sambil menyenderkan tubuh nya ke mobil, dan bersiap membukakan pintu kapan saja Atasan nya tiba. Sebisa mungkin Arga tidak ingin membuat kesalahan sekecilpun di hari pertama ia bekerja.
*****
Mentari keluar dari lift lantai dasar, ia melangkah menuju pintu Lobi dimana Supir baru nya telah menunggu. Semua karyawan terlihat membungkuk hormat ketika Mentari berjalan melalui mereka.
Tiba-tiba dia melihat ada seseorang yang tidak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya. Karena berkat nya lah Burhan pertama kali dan sekali-kali nya melukai hati Mentari, tentu saja dia laki-laki yang mempermalukannya di pesta pernikahan kerabat Ayahnya beberapa bulan yang lalu.
"Kau...sedang apa kau disini?" Tanya Mentari ketus.
Arga yang menyadari gadis didepannya sedang berbicara kepada nya langsung menatap aneh wanita tersebut.
"Hei...!!, kenapa kau bertanya kepadaku? Seharusnya nya aku yang bertanya sedang apa kau di Kantor ku?." Sahut Arga sambil melipat kedua tangan nya di dadanya.
"Apa...???, Kantor mu kau bilang?" Mentari mengernyitkan dahi karena merasa laki-laki ini sudah hilang akal.
"Ya ini memang kantor ku." Arga membusungkan dadanya sambil melirik kearah mobil untuk menunjukkan bahwa mobil itu milik nya.
"Hahaha...Tuan Muda Arga..kalau tidak salah itu nama mu bukan? Dengarkan aku baik-baik, Dulu.., ini memang kantor mu, anak cabang perusahaan Wijaya Grup, tapi sekarang..Apa kau tidak bisa membaca papan nama raksasa di atas kepala mu?" Mentari berbicara sambil mengejek.
Mendengar hal itu, Arga langsung mendongkakkan kepalanya keatas, bermaksud melihat keatas dimana letak papan nama raksasa itu berada.
"PT. MENTARI GRUP " mulut Arga terlihat komat kamit membaca tuliasan di atas nya.
Elena yang kebetulan sedang berada di sekitar mereka dan memperhatikan kejadian tersebut menghampiri mereka berdua.
Direktur Muda (Begitulah semua karyawannya memanggil Mentari)...apa yang sedang terjadi?
Mendengar Elena memanggil gadis di depannya Direktur Muda, Arga langsung mematung karena tidak mengira yang menjadi atasannya adalah gadis yang dulu pernah dia permalukan. "Argh..kenapa seperti ini?, aku tidak boleh sampai kehilangan pekerjaanku, Mama pasti akan sedih, tapi bagaimana aku bisa bertahan dengan wanita ini?" .Gumam Arga sambil mengusap kasar wajah nya.
"Arga, kenapa kau bersikap seperti tidak sopan terhadap Direktur Muda, aku harap kau tidak membuat masalah di hari pertama mu". Bisik Elena yang sekarang sudah berada disamping Arga.
Sementara itu, Mentari yang terlihat kesal langsung berjalan 2 meter untuk menelpon Burhan.
"Hallo nak..?" Sahut Burhan disebrang telepon.
"Ayah, apa maksud ayah menjadikan laki-laki menyebalkan itu Sopir pribadiku? apa Ayah sudah melupakan kejadian waktu itu?" Mentari mendengus kesal kepada Ayah nya, karena dia yakin betul semua ini merupakan campuran tangan Burhan.
" Nak..., Ayah minta maaf tidak memberitahukan mu terlebih dahulu, tapi tolong Nak, Anggap saja ini permintaan paling terpenting dalam hidup Ayah, tolong izinkan Nak Arga bekerja dengan mu. Kamu tahu kan bagaimana Ayah sangat menghormati orang tua Arga yang sudah membesarkan nama Ayah sampai saat ini? Jadi tolong Ayah Nak, sekali ini saja" Jelas Burhan.
Mendengar Ayahnya meminta sesuatu sambil memelas , hati Mentari menjadi luluh, bagaimanapun Mentari adalah anak yang sangat menghormati kedua orang tuanya. Jadi mana mungkin ia bisa menolak permintaan Ayahnya tersebut.
"Baiklah Ayah, sampai jumpa..." Mentari mengakhiri panggilan.
*** Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
TU RENO PASTI MNYUKAI MENTARI..
2023-09-21
0
Alivaaaa
awas hati hati jangan terlalu membenci seseorang
nanti bisa bisa kamu jatuh cinta lagi 😅😅
benci dan cinta itu beda tipis 😁😁
2021-03-21
0
Emilia Santi Mus
alah mentari sok pula, jadi direktur utk sementara aja koq..itu krn renacana buat ..arga..berubah mandiru
hehe mentari lupa diri..pulA
2021-02-16
0