"Elle, kenapa dari awal aku tidak diberitahu kalau Direktur Muda kita seorang perempuan, bahkan wanita itu?". Tanya Arga yang sekarang sudah merasa mulai akrab dengen Ellena.
Elena hanya kebingungan mendengar pertanyaan Arga.
"Wanita itu ?, Maksudmu kau mengenal Direktur Muda?" Ellena menegaskan.
"Ahh...sudahlah, lupakan saja". Arga enggan melanjutkan.
Ellena dan Arga langsung menghentikan obrolan mereka ketika melihat Mentari berjaln ke arah mereka.
"Ellena, kenapa kau masih disini? Apa Kau tidak memiliki pekerjaan?" Mentari menatap Ellena tajam menandakan gadis tidak berdosa itu harus meninggalkan mereka berdua.
"Ma..maaf Direktur Muda, saya permisi kedalam". Pamit Ellena.
"Dan Kau.!!, antarkan aku ketempat ini...!!" Mentari memberikan kartu nama yang bertuliskan tempat yang akan mereka tuju.
Arga meraih kartu nama tersebut dan membacanya sekilas, baru saja Arga berniat membukakan pintu belakang, Mentari sudah terlihat duduk di kursi belakang menunggu pengemudi dengan wajah tampak masih kesal.
"Kalau bukan karena Ayah, sudah ku tendang kau dari tadi, dasar Laki-laki Aneh ...!!" Mentari berdecak kesal dalam hatinya.
"Cihh ...Wanita aneh, kalau bukan karena Mama ku, Aku tidak sudi mengemudikan mobil untuk mu." Arga mendengus diwaktu yang sama.
Diperjalanan mereka berdua ama-sama tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Mentari terlihat sibuk dengan ponselnya, sedangkan Arga hanya fokus mengemudi sambil sesekali memperhatikan Mentari dari kaca spion.
"Apa aku mengundurkan diri dan mencari pekerjaan lain saja ya?" Arga bertanya pada diriya sendiri dalam hati. "Tapi, apa ditempat lain aku bisa mendapatkan gaji sebesar disini? itupun kalau masih ada perusahaan lain yang mau mempekerjakan ku." Masih bergumam sendiri dalam hatinya.
Mobil yang dikendarai Arga tiba disebuah Gedung perkantoran yang tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan Mentari Grup. Sampai Arga benar-benar yakin , bahwa tempat ini sudah sesuai dengan alamat yang tertulis di kartu nama, baru ia menghentikan mobil di depan pintu utama hedung tersebut. Arga berniat menurunkan Mentari terlebih dahulu sebelum menuju parkiran.
"Kau tunggu saja disini...!!" Titah Mentari sambil membanting pintu mobil cukup keras.
Tangan Arga mencekram kemudi kencang menahan emosi karena diperlakukan seperti itu.
Sesampainya di parkiran, Arga memejamkan mata nya yang masih mengingat perlakuan Mentari terhadap nya tadi, dalam keadaan mata tertutup, Arga membayangkan Papa Tesar yang dulu pernah menasehati nya untuk sekolah setinggi mungkin dan memiliki cita-cita tinggi, agar di masa depan Arga menjadi seseorang yang tangguh dan dihargai orang lain.
Tanpa ia sadari, air mata mengalir dari pelupuk matanya.
"Sekarang Arga baru sadar, Papa hanya ingin yang terbaik untuk Arga".Lirih Arga.
Tanpa disengaja, Arga tertidur di dalam mobil masih di posisi dibelakang kemudi.
****
"Tok..tok..tok..." Suara ketukan jendela mobil yang serontak membangunkan Arga.
Arga membuka mata nya, tampak Mentari yang sedang berdiri menunggu pintu mobil yang tekunci dibuka.
Arga turun dari mobil lalu mengitari mobil membukakan pintu untuk mentari.
"Enak sekali, ternyata kau digaji hanya untuk tertidur di jam kerja mu?" Mentari.
Arga diam dan tidak menanggapi omelan Mentari.
"Kau ingin aku membawamu kemana Nona Direktur muda?" Arga bertanya dengan intonasi agak meledek.
"Kita pulang saja..!!" Titah Mentari.
Sebelumnya Arga sudah menghafal alamat rumah Atasan nya dari catatan selembar kertas yang tadi dia temukan diatas meja di ruangannya, sepertinya memang sudah di siapkan dengan baik oleh Sekretaris Reno.
Arga kemudian melajukan mobil dengan kecepatan sedang menuju kediaman Burhan Malatta.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Tri Susanti
lanjut tho
2023-12-14
0
Yessydasinarmi
Argha..penyesalan pasti belakangan😭😭😭tetaplah semangat untuk berbakti pada Ibumu 😍😘
2021-01-27
1
Lisa
lanjut...
2020-12-02
0