Teruntuk Suami Yang Tidak Mencintaiku

Teruntuk Suami Yang Tidak Mencintaiku

01. Duka

Pernikahan merupakan sesuatu yang luhur dan sakral. Bermakna ibadah kepada Allah, mengikuti Sunnah Rasulullah. Dilaksanakan atas dasar keikhlasan, tanggung jawab, dan menurut ketentuan-ketentuan hukum yang musti diindahkan.

Dia memimpikan wanita yang sempurna, dan aku memimpikan dia yang sempurna. Sementara di antara kami telah lupa, bahwa Allah menciptakan kami untuk menyempurnakan satu sama lain.

Aku mendambakan dirinya, jauh sebelum pernikahan ini berlangsung, bahkan aku telah jatuh cinta dalam pandangan pertama yang aku ingat detail kapan waktunya.

Ku kira dia akan menerima pernikahan ini meski kami dijodohkan. Namun sesampai di rumah ini, ia membagi batas denganku, juga membagi kamar kami. Aku di kamar utama, ia di kamar tamu.

Sikapnya berubah total, begitu dingin. Dan aku ingat persis kapan perubahan sikapnya itu kepadaku.

****

Hidayat terhuyung. Perlahan ia menjatuhkan dirinya ke kursi kasir di kios kelontongan yang ia jaga, dengan posisi tangannya masih memegang ponsel di telinganya.

"Innalilahi wa innailaihi Raji'un…." Ia menutup kedua matanya dengan sebelah telapak tangannya. Tiba-tiba bahunya bergetar hebat, terdengar isak kecil di balik mulutnya yang terkunci rapat.

"Tutup kembali kios kita, Ki…." Perintahnya dengan suara terdengar getir pada salah seorang karyawan disana. Padahal, baru saja mereka menghembuskan nafas lega setelah selesai membuka barang pajangan.

"Apa yang terjadi, Bang?" Rizki, karyawan toko terlihat ikut panik.

"Bang Ajiz-" Suara Hidayat tertahan. Ia kembali tersedu.

"Kenapa dengan bang Ajiz, Bang?"

Hidayat masih terdiam.

Dua karyawan lainnya ikut memandangi gerak-gerik Hidayat dengan wajah menegang.

"Bang Ajiz sudah tiada, Ki..." Jawab Hidayat kali ini berusaha menahan diri.

"Innalilahi wa innailaihi Raji'un..." Mereka serentak berucap. Tampak dengan nyata raut wajah berduka di wajah mereka.

"Ini?"

"Aku baru saja dapat kabar dari kampung, Ki... Kak Zahra dan bang Ajiz benar-benar jodoh dunia akhirat..." Hidayat seakan memperjelas untuk menepis ketidakpercayaan mereka.

Rizki terduduk. Tampak ia terpuruk setelah mendengar penuturan Hidayat.

"Bang Ajiz orang yang sangat baik, sehingga kita pantas merasa kehilangan... Bahkan beliau memperlakukan kalian layaknya adik sendiri, sehingga kalian pasti sangat terpukul akan berita yang mengejutkan ini..."

"Kami boleh ikut ke kampung, Bang?" Tanya Rizki dengan air matanya yang telah berderai.

Hidayat mengangguk. "Tentu... Saya tidak berhak melarang kalian. Saya akan kabari bang Arya terlebih dahulu."

Hal yang sama juga terjadi pada Arya Irawan, artis muda yang terkenal. Mereka berteman baik sejak novel kakak Hidayat difilmkan dan diperankan oleh Arya sebagai protagonis pria. Bahkan ia, Ajiz dan Zahrana terlibat cinta tiga segi yang tidak pantas dirasakan Arya kepada almarhumah Zahrana, kakak kandung Hidayat.

Ia sangat terkejut mendengar kabar tentang meninggalnya Ajiz, menyusul istri tercintanya dan banyak dicintai oleh orang-orang. Dalam hatinya ia terkagum betapa cinta dua insan itu begitu sejati. Bermula atas kepergian Zahrana tiga bulan yang lalu, dan kini menyusul Ajiz menemui istrinya yang shalihah itu.

"Pulang bersama Abang, ya, Yat?" Ajak Arya dalam teleponnya.

"Terimakasih, Bang Arya... Bolehkah Hidayat membawa Rizki, Jipo dan Tio? Mereka sudah seperti adik bagi bang Ajiz..." Pinta Hidayat dengan suara terdengar parau.

"Tentu, Yat... Mobil Abang terlalu lapang untuk kita berdua." Jawab Arya.

"Terimakasih, Bang..."

"Jangan berterimakasih terus, Yat... Kita ini Bukankah keluarga?" Arya sama halnya, merasa sangat kehilangan mendengar meninggalnya kakak ipar Hidayat.

"Apa Ari sudah diberitahu?" Tanya Arya lagi.

"Entahlah, Bang... Hidayat akan menghubungi bang Ari..." Jawabnya.

Dalam hatinya Hidayat begitu kecewa, tatkala memandangi kios yang ia rintis saat ini. Kios yang dihasilkan oleh keuntungan novel almarhumah kakaknya, yang dirintis kakak iparnya dari nol kembali setelah kios sebelumnya kebakaran.

"Katanya, bang Ajiz pulang kampung hanya karena merindukan kak Zara. Tapi kenapa kampungnya, kampung akhirat?" Sesal Hidayat. Air matanya bergulir begitu saja, mengingat kakak iparnya itu begitu dekat dengan dirinya.

Mereka berlima pagi itu langsung berangkat pulang ke kampung. Walaupun raut wajahnya tidak berbohong mengatakan ia sedang berduka, namun Hidayat beberapa kali tampak sibuk memainkan ponselnya.

"Bagaimana dengan Ari, Yat?" Tanya Arya kembali mengingat saudara susuan Zahrana.

Hidayat bergeming. Ia seperti tidak menyadari pertanyaan Arya kepadanya, karena ia masih saja sibuk menekan-nekan tombol layar ponselnya.

"Yat?" Ulang Arya dan kali ini menoleh kepadanya.

"Eh, i-iya, Bang..."

"Ari bagaimana?"

"Owh bang Ari... Tadi Hidayat sempat kabari, tapi kata bang Ari mereka sudah jalan ke bandara bersama mama dan papanya. Mereka telah diberitahu ibu tadi pagi..." Tutur Hidayat.

Tujuh jam perjalanan mengantarkan mereka sampai di rumah orang tua Hidayat. Tampak pelayat telah mulai lengang, karena memang kedatangan mereka tidak dapat ditunggu untuk memakamkan Ajis.

Hidayat dan yang lainnya langsung ke pemakaman Ajis yang berada di belakang rumah kediaman keluarga Marwan. Disana masih terlihat seorang gadis tersedu-sedu menangisi kepergian Ajiz.

"Maira..." Arya mendekat hendak menenangkan, namun gadis itu tak kunjung menoleh. Ia masih larut dalam duka yang mendalam.

Hidayat berdiri berhadapan dengan gadis itu, kemudian perlahan berjongkok dan bertumpu di batu nisan yang baru tertanam di atasnya.

"Jahat kamu, Bang..." Tuding Hidayat terdengar getir.

Gadis itu mulai melirik ke wajah di hadapannya. Ia semakin terisak. "Bang Ajiz juga meninggalkan Maira... Bang Ajiz lebih sayang kak Zahra..."

Arya meletakkan telapak tangannya ke bahu Maira. "Semua sudah diatur oleh yang maha Kuasa, Maira... Ajiz pergi karena memang sudah jalannya yang telah tertulis sebelum ia dilahirkan... Kita harus ikhlas melepas kepergiannya, biar mereka berbahagia berdua di surga Allah..."

"Bang Ajiz sudah seperti bang Mus bagi Abang, Maira... Abang juga terpukul atas kepergian bang Ajiz... Maira yang kuat, ya..." Hidayat ikut membujuk tanpa sedikitpun menoleh.

Khumaira Fatimah, ia adik dari kakak ipar Hidayat, dan telah lama menaruh hati kepadanya. Ia menjadi risih, meski ia sendiri tidak bisa berbuat apa-apa untuk perasaan gadis itu terhadap dirinya.

Mendengar ia yang berucap, air mata Maira semakin deras. "Tak ada lagi Abang Maira yang menyayangi Maira..."

"Masih ada Abang, Maira..." Potong Arya cepat. "Ada bang Hidayat, bang Mus, bang Ed..."

"Juga masih ada bang Ari, Maira..." Sosok pemuda lainnya datang menimpali.

Maira menoleh kepada Ari, ia lalu menyunggingkan sedikit senyumannya. "Terimakasih, Bang..."

Maira kemudian menoleh pada Hidayat yang masih bergeming di hadapannya, menunduk menatap makam Ajis yang masih basah. Ribuan harapan terbendung di hatinya kepada Hidayat, tidak hanya sebagai sosok Abang, melainkan lebih dari itu. Namun dari awal, Hidayat tidak pernah menatapnya sesuai dengan harapannya. Ia putus asa, karena setelah kepergian Ajiz, mungkin tidak akan ada lagi pengikat di antara mereka.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

Assalamu'alaikum
Mampir ya Kak Radetsa....
☺️👍💪

2023-05-23

1

Karlina S. Wiratmadja

Karlina S. Wiratmadja

baru baca

2023-02-17

1

Yuli maelany

Yuli maelany

aku pindah karya kakak d akun ku yang ini yaa kak,,


dan aku mampir dan langsung nyimak.....

2023-02-03

1

lihat semua
Episodes
1 01. Duka
2 02. Dijodohkan
3 03. Perdebatan
4 04. Kirana Adila
5 05. Pesan Singkat
6 06. Pernikahan
7 07. Membagi Batas
8 08. Komitmen
9 09. Bagai Orang Asing
10 10. Sup Ayam
11 11. Kedatangan Ibu Dan Ibu Mertua
12 12. Sekamar
13 13. Diantar
14 14. Rasa Bersalah
15 15. Keberanian Maira
16 16. Abang Aneh
17 17. Sungguh-Sungguh
18 18. Indahnya Cinta
19 19. Canggung
20 20. Pengecut
21 21. Tentang Kesalahpahaman
22 22. Frustasi
23 23. Masa Lalu Arya
24 24. Lembur
25 25. Demam
26 26. Menemui Kirana
27 27. Dihantui Rasa Bersalah
28 28. Protagonis Dan Antagonis
29 29. Putus
30 30. Benci Dan Cinta Itu Beda Tipis
31 31. Diam Seribu Bahasa
32 32. Menyerah
33 33. Di Rumah Sakit
34 34. Pulpen
35 35. Keputusan Sepihak
36 36. Persidangan
37 37. People Pleaser
38 38. Permintaan Kirana
39 39. Tayang Perdana Di Tv
40 40. Hari Esok Adalah Misteri
41 41. Dua Mempelai Pria
42 42. Kamu Istriku
43 43. Satu Menit
44 44. Surga Duniawi
45 45. Tentang Hidayat Junior
46 46. Tentang Perempuan
47 47. Bulan Madu
48 48. Di Villa
49 49. Tentang Momongan
50 50. Tujuh Bulanan Kirana
51 51. Perkara Menginap
52 52. Pernikahan Rizki
53 53. Suasana Menegangkan
54 54. Kabar Buruk
55 55. Kabar Gembira Dalam Kesedihan
56 56. Kertas Ucapan
57 57. Curhat Pada Kirana
58 58. Demi Anak Kita
59 59. Perdebatan Kecil
60 60. Bawaan Bayi
61 61. Tak Terhingga
62 62. Novel Zahrana
63 63. Penasaran
64 64. Maunya Anak Kita
65 65. Membahas Novel Zahrana
66 66. Kabar Gembira
67 67. Melahirkan
68 68. Ending
69 pengumuman karya baru
Episodes

Updated 69 Episodes

1
01. Duka
2
02. Dijodohkan
3
03. Perdebatan
4
04. Kirana Adila
5
05. Pesan Singkat
6
06. Pernikahan
7
07. Membagi Batas
8
08. Komitmen
9
09. Bagai Orang Asing
10
10. Sup Ayam
11
11. Kedatangan Ibu Dan Ibu Mertua
12
12. Sekamar
13
13. Diantar
14
14. Rasa Bersalah
15
15. Keberanian Maira
16
16. Abang Aneh
17
17. Sungguh-Sungguh
18
18. Indahnya Cinta
19
19. Canggung
20
20. Pengecut
21
21. Tentang Kesalahpahaman
22
22. Frustasi
23
23. Masa Lalu Arya
24
24. Lembur
25
25. Demam
26
26. Menemui Kirana
27
27. Dihantui Rasa Bersalah
28
28. Protagonis Dan Antagonis
29
29. Putus
30
30. Benci Dan Cinta Itu Beda Tipis
31
31. Diam Seribu Bahasa
32
32. Menyerah
33
33. Di Rumah Sakit
34
34. Pulpen
35
35. Keputusan Sepihak
36
36. Persidangan
37
37. People Pleaser
38
38. Permintaan Kirana
39
39. Tayang Perdana Di Tv
40
40. Hari Esok Adalah Misteri
41
41. Dua Mempelai Pria
42
42. Kamu Istriku
43
43. Satu Menit
44
44. Surga Duniawi
45
45. Tentang Hidayat Junior
46
46. Tentang Perempuan
47
47. Bulan Madu
48
48. Di Villa
49
49. Tentang Momongan
50
50. Tujuh Bulanan Kirana
51
51. Perkara Menginap
52
52. Pernikahan Rizki
53
53. Suasana Menegangkan
54
54. Kabar Buruk
55
55. Kabar Gembira Dalam Kesedihan
56
56. Kertas Ucapan
57
57. Curhat Pada Kirana
58
58. Demi Anak Kita
59
59. Perdebatan Kecil
60
60. Bawaan Bayi
61
61. Tak Terhingga
62
62. Novel Zahrana
63
63. Penasaran
64
64. Maunya Anak Kita
65
65. Membahas Novel Zahrana
66
66. Kabar Gembira
67
67. Melahirkan
68
68. Ending
69
pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!