04. Kirana Adila

Di malam terakhir acara tahlilan, Maira dan Hidayat dipertemukan kembali. Maira takut-takut mencuri pandang ke arah Hidayat yang duduk di kumpulan para lelaki. Namun mendadak pandangannya tertangkap cepat oleh Hidayat.

Tatapan lelaki yang ia suka itu terlihat tajam, memiliki sebuah makna ketidaksukaan kepada dirinya. Maira cepat-cepat menunduk. Jantungnya berdegup kencang dipenuhi rasa gelisah.

Ketika acara usai, dan para jamaah juga telah pulang, Hidayat menarik Maira ke samping rumah. Maira terperanjat. Hatinya semakin dibuat tidak karuan oleh sikap Hidayat yang terasa begitu keras dan kasar.

Maira tak berani bertanya. Di hadapan lelaki pujaan hatinya itu, ia hanya bisa menunduk menyembunyikan rasa sukanya.

"Maira tahu kan, apa yang saat ini ibu Abang ingin dari Maira?" Tanya Hidayat memulai.

Maira mengangkat wajahnya, berusaha memberanikan diri untuk menatap wajah Hidayat.

"Bisakah Maira bantu Abang?" Hidayat tampak memelas.

"Ba-bantu apa, Bang? Jika Maira bisa, Maira pasti akan lakukan..." Jawab Maira terbata-bata.

"Tolak_"

"Eh ternyata kalian disini..."

Belum sempat Hidayat mengutarakan maksud dirinya, Bu Zainab tiba-tiba datang menghampiri mereka.

"Ibu?" Hidayat dan Maira menoleh secara bersamaan. Hidayat semakin gugup. Ia merasa sedang tertangkap basah oleh ibunya sendiri karena berniat menghasut Maira untuk menolak perjodohan di antara mereka.

"Hidayat ini, nakal sekali... Ayo, masuk... Belum waktunya kamu berdua-duaan dengan Maira..." Omel Bu Zainab pura-pura tidak tahu tujuan putranya.

"Ta-tapi, Bu..." Hidayat terlihat kecewa. Ia benar-benar tidak diberi ruang oleh ibunya untuk menggagalkan perjodohan itu.

"Masuk, Yat! Nanti kalau ada yang melihat kalian bagaimana? Kamu mau menikahi Maira karena omongan julid para tetangga yang telah salah paham mengenai ini?" Tanya bu Zainab terdengar khawatir.

Hidayat hanya terdiam, lalu menghembuskan napas berat sepeninggal ibunya ke dalam sambil menggandeng tangan Maira. Dia berjalan mundur beberapa langkah, lalu meremas kuat rambutnya. Ia terlihat begitu kesal, namun sama sekali tidak ada yang dapat ia lakukan.

Hidayat mulai beranjak menjauh dari lingkungan rumah Maira, kemudian ia merogoh kantong celananya dan mengeluarkan ponselnya dari dalamnya.

Ibu jarinya bergetar memainkan ponsel itu. Ia terlihat ragu ketika menatap layar ponselnya tengah berada di kontak yang tertuliskan 'si aktris cantik'.

Beberapa detik kemudian ia yakin untuk menghubungi kontak tersebut.

Ponselnya berdering, dan tidak menunggu lama telponnya diangkat dari seberang.

"Assalamualaikum, Yat..." Terdengar sapaan salam oleh seorang perempuan dari nomor yang ia hubungi.

"Wa'alaikum salam, Kiran..." Hidayat menjawab dengan wajah terlihat dipenuhi kebimbangan.

"Semua baik-baik saja, kan? Kenapa baru menelepon sekarang?" Suara perempuan yang dipanggilnya Kiran terdengar mengkhawatirkan dirinya.

"Aku dijodohkan, Kiran..." Ungkap Hidayat. Jakunnya bergerak turun naik, beberapa kali ia menelan ludah menahan gejolak perasaannya sendiri.

Tiba-tiba mereka saling diam meski teleponnya masih menyambung. Suasana mendadak sunyi untuk sesaat.

"Kiran?" Hidayat kembali bersuara. Ia ingin memastikan bahwa perempuan yang ia telpon masih stay disana dan mau mendengarkannya.

"Kiran?" Ulangnya lagi setelah beberapa detik tak menerima jawaban.

"Apa yang salah dariku, Yat?" Tiba-tiba pertanyaan sendu yang ia terima.

"Dia adik almarhum bang Ajiz, Kiran... Dia Maira... Ibu menginginkan aku menikahinya. Aku sudah berusaha keras menolak, tapi ibu sama sekali tidak mau mendengar..." Tutur Hidayat menjelaskan.

"Kamu tidak menceritakan tentang aku kepada keluargamu?"

Hidayat termangu. Ia menjadi serba salah mendengar kesedihan di balik suara Kiran.

"Aku pikir belum waktunya, Kiran... Aku kira aku tidak akan diminta cepat-cepat menikah..."

"Dan sekarang?" Suara Kiran mulai terdengar pasrah.

"Aku tidak bisa menolak permintaan ibuku, Kiran... Aku tidak ingin beliau sakit. Semenjak kepergian kak Zahra, aku sama sekali tidak pernah melihat senyum lagi di bibirnya. Biarkan kali ini aku menuruti kemauan ibuku, Kiran... Maafkan aku..." Ucap Hidayat getir. Ia menghela napas berat setelah mengucapkan kata-kata yang sebenernya telah menyakiti perasaannya sendiri.

Telepon diputuskan secara sepihak dari seberang. Tidak ada penjelasan, bahkan permohonan agar Hidayat berusaha mengelak dari perjodohan itu. Ia sadar bahwa perempuan yang baru saja ia telpon sangatlah kecewa setelah mendengar kabar darinya.

Hidayat terduduk lesu di balik pagar. Hatinya serasa hancur berkeping-keping. Ia sendiri baru merasakan sesakit ini patah hati karena tidak direstui orang tua.

"Apa dulu sesakit ini, Kak? Tapi setelah itu tetap saja kakak berbahagia bersama bang Ajiz..." Keluhnya sambil menopang dahinya yang terasa berat seketika.

***

Kirana Adila, aktris cantik yang memerankan tokoh Habibah di film bukan salah ibu menyusui. Film yang diangkat dari novel karangan Zahrana membuat ia terpilih menjadi pemeran utama wanitanya.

Kirana mulai mengenal dan bahkan sampai begitu dekat dengan Hidayat semenjak syuting film itu. Mereka sering bertemu di lokasi syuting karena Hidayat lah yang selalu menemani almarhumah kakaknya ke sana.

Kirana memandangi layar ponselnya yang menampakkan gambar Hidayat disana. Ia terlihat sendu. Matanya memerah dan berkaca-kaca. Baru saja ia mendapat kabar bahwa kekasihnya itu akan menikah karena dijodohkan.

Kirana kembali ingat akan janji Hidayat untuk menunggu dirinya siap berhijab, lalu meninggalkan dunia entertainment dan mereka akan menikah setelahnya.

Ia mulai terisak. "Kenapa ini terus terjadi kepadaku, Tuhan? Apa yang salah dariku? Tidak berjilbab, bukan berarti aku harus dihukum terus-terusan, bukan? Semua orang yang aku sayangi meninggalkan aku... Aku bertahan begini demi keluargaku, Tuhan..."

Suasana di kamarnya berubah mencekam. Sendu dipenuhi kesedihan. Entah apa yang ia sembunyikan di dalam dadanya, namun ia terlihat begitu tidak terima dengan takdirnya saat ini.

Kirana memang cantik. Dia aktris yang kerap dijodoh-jodohkan dengan Arya Irawan, aktor terkenal yang sering disandingkan dengan dirinya di berbagai film ataupun sinetron yang populer beberapa tahun ini. Namun siapa sangka, di dunia nyata ia malah menjalin kasih dengan Hidayat secara diam-diam.

Berawal dari chatting, hubungan mereka semakin dekat. Mereka bahkan komitmen akan menikah setelah Hidayat lulus kuliah, sementara Kirana menyelesaikan permasalahan pribadinya yang terus ia privasi kan dari siapapun.

Ponsel Kirana bergetar, dengan malas ia membukanya. Sebuah notifikasi pesan masuk memenuhi layar ponselnya.

"Kamu sudah kirimkan tagihan bulan ini, Kiran? Belanja untuk kakak dan adikmu tolong secepatnya kamu transfer... Mama sudah tidak punya simpanan lagi..."

Kirana hanya membacanya, namun ia seperti tidak berminat untuk membalas pesan dari mamanya itu. Tiba-tiba air matanya mengalir begitu saja, dan kemudian tersedu-sedu, membuat suasana di kamarnya semakin terasa mencekam. Ia terlihat begitu menyedihkan, meskipun kamar dan rumah yang ia tinggali begitu mewah dan elegan. Tidak ada yang tahu apa yang membuatnya begitu.

Terpopuler

Comments

Yuli maelany

Yuli maelany

d sini lagi lagi keegoisan orang tua berperan, mungkin jodoh memang d takdirkan oleh tuhan,hanya saja manusia terkadang memiliki sisi ego dan keinginan nya sendiri, andai biarkan Hidayat memilih jodoh nya sendiri, seperti air mengalir, jodoh Takan kemana,Takan banyak orang yang tersakiti setelah ini ....


entahlah,.....

2023-02-03

2

Cah Dangsambuh

Cah Dangsambuh

permasalahan yang rumit

2022-11-22

2

Dwisya12Aurizra

Dwisya12Aurizra

kiran di jadikan tulang punggung

2022-11-16

2

lihat semua
Episodes
1 01. Duka
2 02. Dijodohkan
3 03. Perdebatan
4 04. Kirana Adila
5 05. Pesan Singkat
6 06. Pernikahan
7 07. Membagi Batas
8 08. Komitmen
9 09. Bagai Orang Asing
10 10. Sup Ayam
11 11. Kedatangan Ibu Dan Ibu Mertua
12 12. Sekamar
13 13. Diantar
14 14. Rasa Bersalah
15 15. Keberanian Maira
16 16. Abang Aneh
17 17. Sungguh-Sungguh
18 18. Indahnya Cinta
19 19. Canggung
20 20. Pengecut
21 21. Tentang Kesalahpahaman
22 22. Frustasi
23 23. Masa Lalu Arya
24 24. Lembur
25 25. Demam
26 26. Menemui Kirana
27 27. Dihantui Rasa Bersalah
28 28. Protagonis Dan Antagonis
29 29. Putus
30 30. Benci Dan Cinta Itu Beda Tipis
31 31. Diam Seribu Bahasa
32 32. Menyerah
33 33. Di Rumah Sakit
34 34. Pulpen
35 35. Keputusan Sepihak
36 36. Persidangan
37 37. People Pleaser
38 38. Permintaan Kirana
39 39. Tayang Perdana Di Tv
40 40. Hari Esok Adalah Misteri
41 41. Dua Mempelai Pria
42 42. Kamu Istriku
43 43. Satu Menit
44 44. Surga Duniawi
45 45. Tentang Hidayat Junior
46 46. Tentang Perempuan
47 47. Bulan Madu
48 48. Di Villa
49 49. Tentang Momongan
50 50. Tujuh Bulanan Kirana
51 51. Perkara Menginap
52 52. Pernikahan Rizki
53 53. Suasana Menegangkan
54 54. Kabar Buruk
55 55. Kabar Gembira Dalam Kesedihan
56 56. Kertas Ucapan
57 57. Curhat Pada Kirana
58 58. Demi Anak Kita
59 59. Perdebatan Kecil
60 60. Bawaan Bayi
61 61. Tak Terhingga
62 62. Novel Zahrana
63 63. Penasaran
64 64. Maunya Anak Kita
65 65. Membahas Novel Zahrana
66 66. Kabar Gembira
67 67. Melahirkan
68 68. Ending
69 pengumuman karya baru
Episodes

Updated 69 Episodes

1
01. Duka
2
02. Dijodohkan
3
03. Perdebatan
4
04. Kirana Adila
5
05. Pesan Singkat
6
06. Pernikahan
7
07. Membagi Batas
8
08. Komitmen
9
09. Bagai Orang Asing
10
10. Sup Ayam
11
11. Kedatangan Ibu Dan Ibu Mertua
12
12. Sekamar
13
13. Diantar
14
14. Rasa Bersalah
15
15. Keberanian Maira
16
16. Abang Aneh
17
17. Sungguh-Sungguh
18
18. Indahnya Cinta
19
19. Canggung
20
20. Pengecut
21
21. Tentang Kesalahpahaman
22
22. Frustasi
23
23. Masa Lalu Arya
24
24. Lembur
25
25. Demam
26
26. Menemui Kirana
27
27. Dihantui Rasa Bersalah
28
28. Protagonis Dan Antagonis
29
29. Putus
30
30. Benci Dan Cinta Itu Beda Tipis
31
31. Diam Seribu Bahasa
32
32. Menyerah
33
33. Di Rumah Sakit
34
34. Pulpen
35
35. Keputusan Sepihak
36
36. Persidangan
37
37. People Pleaser
38
38. Permintaan Kirana
39
39. Tayang Perdana Di Tv
40
40. Hari Esok Adalah Misteri
41
41. Dua Mempelai Pria
42
42. Kamu Istriku
43
43. Satu Menit
44
44. Surga Duniawi
45
45. Tentang Hidayat Junior
46
46. Tentang Perempuan
47
47. Bulan Madu
48
48. Di Villa
49
49. Tentang Momongan
50
50. Tujuh Bulanan Kirana
51
51. Perkara Menginap
52
52. Pernikahan Rizki
53
53. Suasana Menegangkan
54
54. Kabar Buruk
55
55. Kabar Gembira Dalam Kesedihan
56
56. Kertas Ucapan
57
57. Curhat Pada Kirana
58
58. Demi Anak Kita
59
59. Perdebatan Kecil
60
60. Bawaan Bayi
61
61. Tak Terhingga
62
62. Novel Zahrana
63
63. Penasaran
64
64. Maunya Anak Kita
65
65. Membahas Novel Zahrana
66
66. Kabar Gembira
67
67. Melahirkan
68
68. Ending
69
pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!