copet

🍑🍑🍑

Saat ini della berada di pantry,.."pak brian suka banget sama teh madu,apa seenak itu ya."pikir della mulai membuat teh.

Anggun datang diam-diam,.."dor." anggun menyentuh punggung della.

"Ayam..ayam." ucap della kaget karna anggun datang tiba-tiba,.."mbak.! Gue kaget tau, untung jantung gue ga pindah ke ginjal." della mengelus dada.

Anggun tertawa melihat raut wajah kesal della,.."hahaha, ya maaf del, lo serius banget sih buat teh.!,buat siapa.? Tunjuk anggun.

"Oh, ini buat gue mbak, haus banget jadi pengen yang manis-manis,mbak mau juga biar gue buatin." della mengambil satu gelas lagi.

Anggun duduk di bangku,.."mau deh dell tapi gue gula nya dikit aja ya." della mengangkat jempol.

Anggun melihat lengan della yang memerah, della yang merasa di tatap bertanya,.."kenapa mbak.? Ada yang pengen mbak omongin ke gue."

"Lengan lo kenapa.? Perasaan tadi pagi baik-baik aja" anggun menunjuk lengan della.

Della langsung menyentuh lengannya, bayangan muka brian kembali terlintas di kepala della,.."oh ini mbak, gue jatuh tadi jadi kayak gini deh" della tersenyum ke arah anggun.

Anggun merasa sedikit merasa aneh,tapi segera di tepis,.."udah di kasih obat belum.? Kalau belum gue ada obat salep di laci,lo mau.? Tawar anggun

"Udah mbak, ini juga udah enakan mbak, ga sesakit tadi lagi" della mulai mengerakkan lengannya.

Anggun melihat lengan della dengan seksama,.."kalau della jatuh ga mungkin kayak gini deh." pikirnya.

"Lain kali lo hati-hati ya del, pasti sakit banget itu walau udah di kasih obat, masih merah juga"

Della memberi teh anggun,.."iya mbak, tadi pagi gue emang kurang hati-hati" della ikut duduk di samping anggun.

Anggun menerima teh,.."del,gue mau nanya." anggun mulai mengaduk teh miliknya.

"Nanya apa mbak" tanya della

"Kenapa lo bisa telat waktu meeting tadi.? Apa karna lo telat bangun.! Semalam kan lo lembur" tanya anggun sambil meniup-niup teh.

Della berpikir sejenak,.."gue lupa kalau meeting di lantai 3 mbak, gue kira di lantai 4" ucap della.

"Lo ga dapat info kalau meeting nya di lantai 3.? Tanya anggun heran.

Bagaimana anggun tidak heran,ini meeting anatar anak marketing dan della adalah sekretaris pak brian,tidak mungkin kan della tidak tau.

Della menghela napas,.."mungkin pak brian udah ngasih info ke gue mbak, cuma masalahnya ponsel gue rusak mbak,semalam jatuh,ga bisa hidup lagi."

"Ya allah del,pantes aja lo telat tadi pagi" anggun mulai meminum tehnya.

"Gimana lagi mbak, gue ga tau tapi meeting tadi pagi gimana mbak.? Lancar.!" tanya della mengingat file untuk meeting kan hilang.

"Lancar, lo kayak ga tau pak brian aja del" jawab anggun melihat della.

Della bernapas lega,.."syukur deh mbak, gue kira itu meeting bakalan di tunda,pak brian hebat ya."

"Kok lo mikirnya gitu.? Kenapa harus di tunda coba.!" tanya anggun

"Hm, tapi mbak jangan bilang sama siapa-siapa ya.!soalnya gue malu dan ngerasa ga enak juga" ucap della memainkan jarinya.

Anggun mulai penasaran,.."iya gue ga akan bilang sama siapa pun, lo bisa percaya sama gue."

"Sebenarnya kemaren gue ngilangin file buat meeting hari ini mbak, karna itu gue lembur" ucap della dengan pelan.

Anggun terkejut dengan ucapan della,.."apa del.? Hilang! Tanya anggun sedikit berteriak.

Della buru-buru menyuruh anggun untuk mengecilkan suaranya,.."aduh mbak, jangan kuat-kuat dong ntar yang lain pada dengar"

Anggun melihat sekeliling memang ada beberapa karyawan yang melihat ke arah mereka,.."maaf-maaf gue kaget tau.!, terus.?

Della melanjutkan ucapannya,.."gue udah coba cari ,bahkan gue juga udah bongkar semua berkas, gue cari salinan di notebook gue juga ga ada mbak, filenya emang hilang, ga ketemu sama sekali"

Mendengar perkataan della, anggun berpikir keras kalau file itu benar tidak ketemu, lalu tadi pagi kenapa file nya ada.

"Terus ni mbak yang lebih parahnya lagi, gue belum kirim tuh file buat pak brian." ucap della menghela napas lagi.

Anggun terkejut, apa barusan dia salah dengar atau bagaimana.!,.."gue rasa lo salah deh del, buktinya tadi pagi pak brian punya filenya,meeting juga berjalan dengan lancar, mungkin lo lupa kalau udah ngirim sama pak brian.

Della tersentak kaget,.."gue udah ngirim filenya.!kapan.?Kalau gue udah ngirim kenapa hari itu pak brian bilang ke gue buat ngirim salinan nya." pikir della.

Anggun menyentuh lengan della,.."kok mala melamun del.?" tanya anggun tak mendapat jawaban dari della tadi.

"Oh itu mbak, gue kayaknya emang lupa deh kalau udah ngirim tuh file buat pak brian, gue senang meeting nya lancar" ucap della tersenyum.

Anggun merasa aneh dengan della hari ini,.."hm, gimana kalau ntar siang kita makan mie ayam di depan.?" tawar anggun tak mau della mengingat File itu lagi.

"Gue ntar ga bisa makan siang bareng mbak, gue bakalan nemani pak brian meninjau lapangan bentar lagi" della melirik jam tangannya.

"Yah, padahal gue mau traktir lo" anggun terlihat tak terima sudah dua kali della tak jadi pergi dengan mereka.

"Besok aja gimana mbak, gue ga bisa nolak, gue takut pak brian bakalan marah lagi sama gue" ucap della dengan raut wajah cemberut.

"Iya deh tapi besok pagi harus ya, janji" ucap anggun mengangkat jari kelingking nya.

Della menautkan jari kelingking mereka,.."janji mbak"

"Oke, kalau gitu gue balik ya,kerjaan gue menanti ni" ucap anggun berdiri membawa teh

'Iya mbak, gue juga mau balik" ucap della beranjak dari pantry.

Sepanjang menuju meja, della terus memikirkan ucapan mbak anggun,kalau dia telah mengirim brian salinan file untuk meeting hari ini,.."kapan gue kirim ya.! Kok gue ga ingat sih, udah pikun ni gue masih muda juga" ucap della pelan,memukul kepalanya.

Della meletakan teh di samping komputernya,.."ah capek banget gue, gue juga lapar lagi, mau pesan makan tapi takut pak brian marah." lagi-lagi helaan napas itu keluar.

****

Riri dari tadi mondar mandir udah kayak setrikaan,.."gue harus gimana ya ngomong sama della, gue juga ga tega sih tapi gue ga mau ketemu sama anak om elang" ucapnya lagi mengacak-acak rambut.

Gue harus beli ponsel baru buat della, kalau tuh anak ga punya ponsel bisa di amuk mama gue, gue beli sekarang deh.pikir riri mulai meraih tas dan kunci mobilnya.

Riri melaju menuju salah satu toko ponsel.

Saat sampai di salah satu pusat toko ponsel, riri keluar dari mobil,tiba-tiba preman berlari ke arah riri dan menarik tas riri, riri berteriak,.."copet" tunjuk riri sambil mengejar preman itu.

"Mas-mas tolongin saya itu tas saya di copet" riri memukul-mukul lengan seorang pemuda yang tengah mengelap kaca cafe itu.

"Yang itu mbak tunjuk pemuda itu," dan langsung berlari mengejar preman yang membawa lari tas riri.

Pemuda itu menarik jaket preman,sampai terjatuh, tas riri terlepas,.." udah bang kita damai ya, abang boleh pergi, sebelum saya panggil warga" tawar pemuda itu.

Preman itu malah mengeluarkan pisau kecil dari saku jaket nya dan mengarahkan ke lengan pemuda itu, pemuda itu tidak sempat menghindar mengakibatkan lengannya terkena goresan pisau.

Riri berteriak keras,..."tolong copet" ucap riri melihat preman itu melukai pemuda yang menolong dirinya.

Banyak warga yang melihat ke arah mereka akiba teriakan riri, preman itu melarikan diri banyak warga yang mengejar.

Riri mendekati pemuda itu,riri terkejut melihat lengan pemuda itu berdarah,..."ayo ke dokter mas" ucap riri dengan mata berkaca-kaca.

Pemuda itu memberikan tas riri,.." saya gapapa mbak, ini cuma luka kecil aja di kasih obat oles juga sembuh" ucap nya.

Riri menerima tas nya,.."kalau gitu saya obati mas,mari mas ikut saya ke mobil,di mobil saya ada obat" ucap riri.

"Ga usah mbak, saya bisa obati sendiri,kalau begitu saya pamit dulu mbak" ucap pemuda itu melangkah menuju cafe tadi.

Riri mengikut langkah pemuda itu,.."tapi mas, lengan mas nya luka kalau ga di obati bisa infeksi" ucap riri lagi.

"Saya akan obati mbak, mari mampir mbak kalau mbak ga buru-buru" ajak pemuda itu masuk kedalam cafe.

Riri mengikut pemuda itu masuk ke dalam,.."makasih mas udah mau nolongin saya,kalau ga ada mas saya ga tau gimana nasib saya tadi" ucap riri duduk.

Pemuda itu meraih kotak p3k dan mulai membuka,.."sama-sama mbak, lain kali mbaknya harus hati-hati ya soalnya di sini lumayan banyak copet mbak" ucap pemuda itu.

Tangan riri mulai tergerak mengambil kapas dan mulai menuangkan obat merah,.."biar saya saja mas, saya ga enak karna saya mas jadi luka gini" ucap riri menyentuh lengan pemuda itu dengan lembut.

Pemuda itu tersenyum membiarkan riri mengobati lengannya,.."cantik" itu lah yang ada di pikiran lelaki itu terus menatap riri yang telaten mengobati lukanya.

Beberapa saat kemudian luka pemuda itu sudah di perban dengan rapi oleh riri, .."makasih ya mbak, mbak nya mau minum apa.?" tawar pemuda itu.

Riri seakan ingat tujuan nya kemari untuk membeli ponsel della, ..." saya langsung pamit aja ya mas, saya ada urusan" ucap riri tersenyum

"Sekali lagi terima kasih ya mas udah nolong saya, ini kartu nama saya kalau mas nya kenapa-napa bisa telfon saya, kalau begitu saya pamit ya mas" ucap riri melangkah menuju toko ponsel.

"Sama-sama mbak, hati-hati ya mbak" ucap lelaki itu tersenyum memandang punggung riri yang perlahan menghilang.

Pemuda itu memperhatikan kartu nama itu,.."nama nya cantik, orang nya juga cantik" pikir nya.

"Kenapa lo senyum-senyum ga jelas.? Tanya riyan, dia adalah RIYAN ADHITAMA OSCAR, cowok kulkas yang tampan, memiliki gigi ginsul, sahabat reyhan sejak bangku sma.

"Kepo banget sih lo.? Ucap reyhan, REYHAN ARYA PRANATA ,cowok tampan memiliki lesung pipi sebelah kiri ,pemilik cafe *hungry heroes*

"******, gue nanya juga" riyan.

Reyhan menyimpan kartu nama riri di dalam dompet,.." gue ga mau jawab tuh"

"Serah lo deh" ucap riyan menuju dapur.

Cafe hungry heroes adalah cafe yang di bangun bersama reyhan dan riyan, cafe ini cukup terkenal di kalangan remaja karna tempat nya yang bagus terlebih lagi ada reyhan dan riyan.cogan.

****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!