malu

🍑🍑🍑

Rizal keluar dari ruangan,rencana hari Ini akan mengajak della untuk makan siang bersama, tetapi saat sampai rizal tak melihat della,.."kemana ya,apa udah turun duluan" pikir nya melirik jam tangan.

Rizal membuka pintu ruangan brian tak juga mendapati brian di dalam, pikiran rizal kini sudah kemana-mana takut brian melakukan sesuatu lagi kepada della.

Rizal buru-buru turun ke bawah,mencoba mencari della, rizal meraih ponselnya berniat menghubungi della, tapi urung kala mengingat ponsel della rusak.

Rizal mengusap wajah kasar,.."gue cari kemana coba",... Rizal mencari kontak brian mencoba menghubungi tetapi brian tak menjawab, "si*al" . rizal semakin khawatir.

Rizal melihat chika, anggun dan rere berjalan keluar kantor, rizal menghampir mereka beriga,.."kalian ada yang liat della ga.? Tanya rizal.

"Della pergi pak sama pak brian, kata sih tadi pak brian mau meninjau lapangan" ucap anggun

"Kamu tau kemana.? Tanya rizal berharap anggun tau

"Saya ga tau pak, saya ga sempat nanya tadi" ucap anggun lagi.

Hilang sudah harapan rizal untuk mencari keberadaan della,.."bapak mau makan siang, bareng kita aja pak, kita mau makan mie ayam di depan" ucap chika menunjuk warung mie ayam milik mang udin.

Rizal berpikir sejenak,..."gue harap tuh anak ga ngelakuin hal bodoh.".

"Gimana pak" tanya rere menunggu jawaban rizal.

"Boleh" balas rizal tersenyum

"Mari pak" ucap anggun.

Rere menyenggol lengan chika,.."lo liat kan muka pak rizal khawatir gitu waktu nanya della, berarti emang benar pak rizal punya perasaan sama della" ucap rere.

"Tapi mbak re, pak rizal itu udah punya pacar, setau gue pacar dia itu nama nya zelvia." balas chika .

"Selagi jalur kuning belum melengkung, pak rizal pantas buat di tikung" ucap rere mengerakkan tangan nya.

"Mbak mau ngajarin della jadi pelakor ya.! Kalau pacar pak rizal ga terima gimana.?

"Kita bertiga kan ada ,ya lo paling depan la kalau pacar rizal ngamuk, gue bantuin dari belakang" jawab rere tertawa.

"Gila ya mbak, gue ga mau lah ntar muka gue di cakar-cakar lagi" ucap chika bergedi ngeri membayangkan zelvia marah.

Anggun menegur chika dan rere,.."lo berdua ngomong apa sih, serius banget.! Liat tuh jalan ntar jatuh lagi"

"Iya mbak" ucap mereka berdua bersamaan.

Mereka duduk saling berhadapan,.."bapak mau minum apa?" tanya rere.

"Saya mau es teh sama air putih" ucap rizal

"Baik pak, mang mau pesan mie ayam 4 sama es teh 4 terus air putih nya 1 ya" ucap rere.

"Siap atuh neng, sebentar ya" balas mang udin.

Rizal memulai obrolan terlebih dahulu,.."kalian kenapa ga perna makan di work cafe.?

"Perna kok pak, cuma kita lebih suka aja makan di luar" ucap rere melirik chika

"Iya betul pak, kalau di work cafe udah bosan pak, menu makan itu-itu aja" ucap chika menambahi.

Anggun melirik rere dan chika bergantian,.."sebenarnya hari ini kita mau ngajak della pak, cuma berhubung della ga bisa ikut terus chika juga pengen banget makan mie ayam, jadi kita lebih milih makan di sini pak".

Rere balas melirik anggun,.."bapak mau makan di work cafe.?" tanya rere

Rizal tersenyum,.."Tidak, saya cuma nanya aja, saya juga suka makan di luar"

"Kalau gitu kita bakalan sering makan di luar dong pak" ucap chika senang, anggun menyenggol lengan chika.

"Maaf ya pak chika emang gitu anak nya" ucap anggun tak enak pada rizal.

Rizal tertawa,.."boleh, saya ga keberatan kalau makan siang di luar"

"Tuh kan pak rizal aja ga masalah mbak" ucap chika lagi.

"Ini neng mie ayam sama es tehnya" ucap mang udin

"Terima kasih mang" ucap mereka bersamaan

"Sama-sama neng, oiya neng satu lagi mana ni.?" tanya mang udin tak melihat della.

"Lagi tugas kelapangan mang" ucap anggun sambil menuang saos.

"Oh, pantes ga kelihatan, makan-makan neng" ucap mang udin kembali membuat mie ayam untuk karyawan lain.

Rizal meraih ponselnya dan mengetik sesuatu, pesan terkirim,centang dua.

Rizal mulai makan,.."enak" ucap nya.

"Iyakan pak, della juga waktu pertama kali kesini bilang gitu juga" balas rere sambil meminum es teh.

Rizal mengangguk setuju akan perkataan della, mie ayam milik mang udin memang enak.

****

Ponsel udah gue beli tapi gimana cara ngasihnya ya, tuh anak pasti kagak mau kalau gue bilang di beliin, apa gue bilang aja dari papa atau dari mama,gue coba telfon papa deh.

Riri mencari kontak papa kevin, Menekan tombol ikon hijau, sambungan terhubung..

"Halo pa" ucap riri

"Halo sayang,ada apa.? Tanya kevin

"Riri lagi beli ponsel buat della tapi pasti nanti della nolak,papa tolongin riri ya" ucap riri memasuki mobilnya.

"Emang ponsel della kenapa.? Iya nanti papa bantu ngomong sama della" balas kevin sambil melihat berkas-berkas di meja kerja nya.

"Ponsel della pecah pa ,jatuh kemaren jadi ga bisa hidup lagi, della susah pa kerja kalau ga pakai ponsel" ucap riri mulai melajukan mobil menuju resto.

"Ya udah jadi papa harus ngomong gimana sama della" tangan kevin mulai menanda tangani berkas itu satu persatu.

"Riri bakalan ngirim paket ke kantor della, tapi atas nama papa, jadi kalau della telfon papa, papa harus bilang kalau itu kado ucapan selamat atas keterima della kerja, walaupun telat sih,pokok nya papa harus bilang itu dari papa" ucap riri lagi

'Iya papa ngerti " balas kevin

"Makasih papa, kalau gitu riri tutup ya pa telfon nya" riri menutup panggilan terlebih dahulu.

Kalau gini della pasti ga bakalan bisa nolak, apa lagi pemberian dari papa.riri menambah laju mobil.

****

Brian melonggarkan pelukan dari della, menatap layar ponsel,brian tersenyum smirk membaca pesan dari rizal,.."gue ga sejahat itu zal" ucapnya pelan.

Perlahan della membuka mata, samar-samar della melihat wajah tampan seorang, tapi sedetik kemudian della tersadar bahwa itu adalah brian,della mematung takut brian sadar.

Brian sudah tau della bangun hanya saja brian belum mau melepaskan della dari pelukannya,brian mengelus punggung della pelan.

Detak jantung della berdebar tak karuan,.."jantung gue mau copot rasanya, tolong dong jangan berdetak kuat ntar pak brian denger lagi" pikir della memejamkan mata.

Brian menahan senyum melihat wajah della yang kini merah merona akibat ulahnya, ide jahil kini terlintas lagi di pikiran brian.brian melonggarkan dasinya, membuka dua kancing atas bajunya.

Della mencoba mengintip apa yang sedang brian lakukan,mata della hampir saja terbuka lebar melihat brian melonggarkan dasi dan membuka dua kancing teratas baju,.."mau apa pak brian,mampus gue" piki della.

Della mulai bergerak tak karuan,brian berniat membuka satu kancing baju lagi tapi della tiba-tiba mendorong brian,hingga punggung brian terbentur ke kaca mobil.

Della menutup mulutnya dengan kedua tangan,.."tamat udah riwayat gue" batinnya.

Brian menatap della datar,.."maaf pak saya ga bermaksud buat dorong bapak" ucap della langsung takut brian akan murka.

Brian diam saja menatap della datar,brian melepas dasinya, melepas jas dan mulai menggulung lengan kemeja putih itu.melihat itu della semakin takut,tangan della bergerak ingin membuka pintu dan kabur tapi pintu di kunci oleh brian.

"Bapak mau apa.?" tanya della menyilangkan kedua tangan di depan dada.

Brian menatap della dengan sebelah alis terangkat ke atas,.."kamu ngapain?tanya Brian

Della bingung atas pertanyaan brian,.."maksud bapak" tanya della balik.

Brian mendekat ke arah della,menarik seatbelt, wajah brian begitu dekat Dengan della,spontan della menutup mata,brian tersenyum melihat wajah della sudah merah seperti tomat.

Clek,...seatbelt della terpasang, brian memukul pelan kening della,.."kamu mikir apa barusan" ucap brian mulai melajukan mobil.

Della membuka mata,ternyata brian memasang seatbelt, della malu sendiri karna sudah berpikir kemana-mana.

****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!