"Huhuhu.... Ayo kita pulang!" Reina menyambar lengan Adnan dan membawahnya menjauh dari tempat mereka. "Huhuhu... Tuan, kau membuatku malu." Ucap Reina di selah langkahnya.
"Sayang... Di mana malunya?" Adnan bingung dengan sikap Reina.
Reina sampai pusing memikirkan sikap Adnan padanya, tapi terasa ada suasana baru yang membuatnya kadang tersenyum sendiri.
Kini Adnan dan Reina berada di mobil, menuju kantor. "Yang, seharusnya tadi kita tidak pulang dulu." Ucap Adnan.
"Hm... Diam!" Jawab Reina ketus.
"Emp..." Adnan ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak jadi karena mendapat perintah ketus dari wanita di sebelahnya. 'Kenapa rasanya ada yang aneh! Sebenarnya bosnya siapa sih..!! Aku atau dia? Kenapa aku diam. Hrrrg... Aku bisa gila. Mana bisa aku mengikuti perintahnya!!!!' Batin Adnan tak terima karena dirinya yang tidak bisa melawan kata-kata Reina.
Mobil yang di kendarai Adnan tiba di perusahaan. Adnan menjalan mobilnya ke area parkir khusus dan memarkirkan mobil di sana. Adnan menatap Reina yang ternyata telah tertidur pulas.
Adnan mengangkat tangannya untuk membangunkan Reina, namun diurungkan. Lama menatap Reina yang tengah tertidur, akhirnya Adnan memutuskan memejamkan matanya sebentar, karena merasa sedikit lelah.
Sebelumnya Adnan hanya memgendarai mobil untuk keadaan mendesak, namun kali ini dia tak mau menggunakan jasa supir. Walaupun asistennya sendiri yang akan menyupirnya.
Adnan dan Reina tertidur sangat pulas di dalam mobil, sampai kini matahari telah bersembunyi di balik bumi.
"Ummmp.." Reina menggeliat dari tidurnya, punggungnya terasa pegal. Reina merenggangkan tangannya sampai jemarinya mengganggu tidur Adnan.
"Haa! Aku dimana?" Gumam Reina.
"Beb, Kau sudah bangun." Sapa Adnan, yang baru saja terbangun dari tidurnya.
"Apa? Kenapa kau di sini? Apa yang kau lakukan?" Cecar Reina bertubi-tubi.
"Bebeb, Sayang... Kau belum bangun! Lihatlah ini di mana?" Ujar Adnan.
Reina mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru mobil. "Aaaakkk! Kenapa aku di sini? Pasti kau membawahku kemarikan? Atau kau menculikku? Tolooong... Tolooong.... Emp... emp... emp... !!" Pekik Reina dari dalam mobil.
Adnan menangkap wajah Reina dan membekap mulutnya. "Reina!!" Bentak Adnan.
Reina pun terdiam mendengar bentakan Adnan. "Maaf, jangan teriak." Bujuk Adnan yang melihat Reina bergetar. "Tadi kita habis makan, dan kamu ketiduran. Aku juga ketiduran." Jelas Adnan.
Reina Tampak berpikir dan mulai mengingat kejadian tadi. "Kenapa nggak di bangunin? Tuhkan udah malam!"
"Ya sudah, kita pulang aja!" Ucap Adnan sambil menyalahkan mesin mobilnya.
******
Mansion Haditama
Viko telah kembali dari kantor, namun pikirannya tak henti memikirkan Reina. Hampir seharian dia tidak melihat Reina di kantor, begitu juga Adnan. Entah mereka pergi ke mana?" Pikirnya.
Viko telah siap di meja makan, bersama Virgo dan Mira.
"Apa Adnan belum pulang?" Tanya Virgo pada mereka.
"Anak itu, sudah semakin menjadi kelakuannya! Pasti karna sekertaris itu." Geram Mira. "Viko, apa kamu tidak tau ke mana kakakmu?" Lanjut Mira mengajukan pertanyaan pada Viko.
"Nggak tau Ma! Tadi juga di kantor dari siang nggak ada." Jawab Viko. "Tapi, apa sekertaris yang mama maksud. Sekertarisnya kak Adnan?" Tanya Viko penasaran.
"Iya! Dasar sekertaris penggoda!" Umpat Mira.
"Reina nggak seperti itu Ma!" Bantah Viko pelan.
"Apa? Jadi kamu juga membelah sekertaris itu?" Kesal Mira.
"Diam!!" Pinta Virgo. "Skarang, ayo makan. Tidak perlu menunggu Adnan. Dia tau apa yang dia lakukan." Akhirnya mereka makan malam tanpa Adnan.
******
Reina telah sampai di rumahnya dengan diantar oleh Adnan, namun Adnan tak juga bergegas dari rumahnya.
"Tuan, apakah anda tidak akan pulang? Ini sudah larut." Ucap Reina menasehati.
"Nggak, ah! Aku nginep, boleh ya?"
"Tuan, tidak bisa nanti kita dipergok warga bagaimana?" Tolak Reina.
"Kalau begitu, kita ke apartemenku saja. Nginap di sana ya?" Bujuk Adnan.
"Saya cape! Mau istirahat. Pulang saja ya!" Rengek Reina.
"Ya sudah, aku nggak mau pulang." Adnan membaringkan badannya di sofa Reina yang berada di ruang tamu.
"Astaga! Jangan kekanakan deh! Ayo pulang skarang." Pinta Reina.
"Yang! Ayolah. Kita nginap di apartemenku. Di sini nggak aman. Kamu lihat tadi di depan gang ada banyak orang yang lagi mabuk. Aku nggak mau tinggalin kamu di sini." Jelas Adnan.
"Mereka nggak akan datang ke sini! Lagi pula rumah pak Rt itu di sebelah, mana berani mereka macam-macam di sini." Jelas Reina pula.
"Bagaimana kalau berani?" Adnan membalikan perkataan Reina.
"Ok. Aku ikut." Reina mengangkat kedua tangannya tanda menyerah dan Adnan mengembangkan senyum kemenangan.
Reina sudah siap dengan pakaian ganti dan setelan kerja di dalam tas jinjing yang dia bawah. Tak ingin membuang waktu dan tak ingin berdebat lagi, Reina langsung melangkahkan kakinya kearah luar rumah.
"Yang! Mau ke mana?" Tanya Adnan yang melihat Reina menjinjing tas keluar rumah.
"Katanya mau ke apartement!" Reina berbalik menatap Adnan yang masih duduk di sofa.
"Owh, ya. Tentu saja. Ayo sayang!" Adnan segera berdiri dan merangkul bahu Reina dengan tersenyum lebar.
******
Di tempat lain Viko bersama dua teman lelakinya sedang berada di klub malam. Viko menegak minuman yang berada di tangannya.
"Kenapa loe bro?" Tanya Sandy, teman Viko.
"Nggak. Cuman sedikit pusing masalah pekerjaan." Jawab Viko.
"Bukan madalah cewekan?" Sambung Dante, salah satu sahabat Viko.
"Nggak 'lah." Viko kembali menegak minumannya.
Suara musik di klub malam, membuat suasana klub riuh dengan tarian para tamu yang datang.
Disisi lain di klub itu, seorang wanita yang duduk di meja tender dengan botol- botol yang berserakan. Wanita itu sudah minum banyak sekali alkohol, sampai hilang kesadaran. Akhirnya penjaga meja tender memanggil security untuk mengamankannya.
"Pak, tolong bawah wanita ini. Dia sudah mabuk." Ucap penjaga tender.
"Mau di bawah ke mana, wanita ini?" Tanya sang security.
"Terserah! Yang penting keluarkan dia dari sini." Ucapnya.
Security dengan badan yang sedikit besar itu mendekati sang wanita yang telah bersandar wajah di meja tender, dan ingin membawahnya keluar dari klub.
"Hei.., apa yang kau lakukan? Lepaskan aku. Aku mau minum lagi. Berikan 1 botol lagi." Gumam wanita itu, saat merasakan ada seseorang yang menyentuh punggungnya.
"Nona, anda sudah mabuk. Sebaiknya anda keluar sekarang." Ucap security.
"Tidak! Aku mau minum lagi!" Ucapnya dengan gaya khas orang mabuk.
"Sudah bawah saja! Dia tidak tau apa yang dia katakan." Ucap penjaga meja tender.
Dengan sedikit kesusahan, karena sih wanita yang memberontak. Security itu pun memaksanya untuk keluar.
Viko yang sengaja lewat di meja tender pun melihat kejadian itu. "Aku seperti mengenalnya!" Gumam Viko.
.
.
.
.
Siapa ya wanita itu? 🖐
Jangan lupa LIKE, COMENT and VOTEnya...
Love you all...💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Ika Riana
paling juga claudya
2022-12-06
0