Halo🖐 Mana dukungannya nih?
Ayo, yang punya hadiah segera dikirim ya!😁
.
.
Adnan mendekatkan wajahnya pada Reina. Saat netra di antara sepasang manusia itu bertemu, timbul rasa canggung di antara keduanya. Reina memejamkan matanya, sungguh sangat malu saat akan melakukan itu. Adnan tersenyum tipis saat melihat mata Reina yang terpejam.
Perlahan namun pasti Adnan merapat wajahnya, dan... Cup. Adnan hanya mengecup bibir itu sekilas. Reina yang menunggu sesuatu yang lebih dari sebuah kecupan membuka matanya, Adnan masih ada di situ dengan wajah tersenyum. Kedua netra itu saling tatap seakan memuji pesona masing-masing.
"Nanti aku akan belajar dulu! Setelah itu kita akan melakukannya!" Ujar Adnan.
"Haa!!" Kaget Reina.
"Kenapa?" Reina memalingkan wajahnya yang sudah merah padam. "Apa kau menginginkannya sekarang!" Adnan tersenyum simpul melihat Reina yang sudah malu, karna sebenarnya dia sedang menunggu Adnan melakukan itu.
"Tidak!!" Jawab Reina cepat. "Kalau begitu kau anda bisa pulang sekarang!"
"Apa kau kecewa?" Goda Adnan lagi.
"Tidak!! Tidak, sama sekali. A-aku hanya capek berdebat denganmu." Ucap reina memelas.
"Baiklah. Aku pulang dulu. Jaga diri baik-baik ya. Dan jangan menerima tamu pria, siapa pun itu." Pesan Adnan, kemudian mengecup kening Reina lama, Reina hanya dapat memejamkan mata saat Adnan melakukan itu. "By.., Baby. Mau aku jemput besok?" Tanya Adnan saat dia berdiri dari duduknya.
"Tidak perlu. Aku bisa naik taksi." Tolak Reina.
"Baiklah." Adnan berjalan keluar dari dalam rumah Reina menuju ke mobil dan Felix segera menyusulnya.
******
Mansion Haditama
Felix memarkirkan mobil yang di kendarainya di bagasi, dan segera menukar dengan mobilnya sendiri.
Felix memang mempunyai mobil sendiri, namun saat pergi ke kantor, dia akan mengendarai mobil Adnan. Itu adalah satu perintah, karna Adnan tidak ingin memakai barang orang lain.
Adnan masuk ke dalam mansion , terlihat Viko yang sedang duduk di ruang tamu.
"Ka Adnan, tunggu." Panggil Viko saat Adnan ingin menaiki tangga menuju kamarnya.
Adnan berbalik melihat Viko yang sedang berjalan ke arahnya.
"Aku ingin bertanya sesuatu!" Ujar Viko.
"Katakan!!"
"Apa yang kau lakukan pada Reina?" Tanya Viko sinis.
"Apa maksudmu?" Adnan menaikan sebelah alisnya.
"Ya, tidak biasanya, kau ingin dekat dengan orang-orang asing!" Ujar Viko mengingatkan.
"Lalu?" Tanya Adnan lagi.
"Kau mengerti apa maksudku!!"
"aku menyukainya." Jawab Adnan santai.
"Tidak bisa! Kau tidak bisa mendekatinya." Tolak Viko.
"Kenapa?" Adnan masih santai saat Viko melarangnya mendekati Reina.
"Ada 2 alasan. Pertama Reina tidak akan pernah mau berkomitmen dan lagi pula kau akan menikahi Claudya! Apa itu belum cukup?"
"Hm, pertama aku dan Reina sudah menjalin hubungan. Apa kau melihatnya? Kedua, jika kau menginginkan Claudya, maka ambillah. Aku tidak pernah setuju untuk menikah dengannya." Ujar Adnan.
"Aku sudah mengingatkanmu. Jika terjadi sesuatu pada Reina, aku tidak akan tinggal diam." Ucap Viko Tegas, lalu pergi meninggalkan Adnan.
.
.
Pagi hari di mansion Adnan. Sarapan telah siap di meja makan. Virgo, Mira dan Viko sudah siap di meja, tinggal menunggu Adnan.
"Ma, panggil Adnan." Pinta Virgo pada istrinya.
Mira segera berdiri dan menuju kamar Adnan yang berada di lantai 2 mansion. Mira mengetuk pintu kamar Adnan, namun tak ada jawaban di sana.
tok tok tok tok
"Adnan, kau sudah bangun? Ayo, sarapan bersama. Adnan, Adnan..." Beberapa kali Mira mengetuk pintu kamar Adnan. Akhirnya dia menerobos masuk ke kamar itu.
Klek
Mira masuk, bamun tak ada siapa pun di kamar itu. Mungkin di kamar mandi, pikirnya.
Tok tok tok tok
Mira mengetuk pintu kamar mandi, namun sama saja, tak ada jawaban dari sana. Klek. Karena tidak ada suara Mira membuka pintu kamar mandi.
"Adnan.., Adnan..," Mira tak menemukan Adnan di kamarnya.
Mira kembali ke bawah menuju di mana Virgo dan Viko sedang menunggunya dan Adnan.
"Pa... Adnan tidak ada di kamarnya Pa!" Jelas Mira panik.
"Sudah duduklah." Pinta Virgo. "Tidak usah panik. Dia bukan anak kecil, yang tak tahu jalan pulang!" Jelas Virgo.
"Papa!!" Rajuk Mira. "Dia anakku, bagaimana kalau dia hilang!" Ungkap Mira. "Viko, apa Adnan pamit ke kamu?" Tanya Mira.
"Tidak!!" Jawab Viko singkat.
"Lalu dia ke mana. Apa dia tidak pulang semalam." Mira khawatir dengan Adnan.
"Sudahlah Ma. Mungkin ada pekerjaan yang mengharuskan dia pergi lebih dini." Ujar Virgo.
"Haa!! Baiklah. Sarapan saja. Nanti aku tanya satpam." Mira tak bersemangat karena Adnan yang tak ada di pagi ini.
Akhirnya mereka memutuskan sarapan tanpa Adnan.
.
.
Sedangkan Adnan sendiri sedang duduk santai di sebuah rumah dengan menghadap meja makan yang kosong.
Adnan sedang menikmati suara seorang wanita yang bernyanyi dari sebuah ruang yang tertutup dan tak terlihat siapa yang berada di dalamnya.
Walau suara wanita itu sangat sumbang, namun di telinga Adnan suara yang sangat di nantikannya setiap hari sangatlah merdu. Adnan menikmati lagunya sambil senyum-senyum sendiri seperti orang yang tidak waras
Sudah, maafkan aku
Segala salahku
Dan bila kau tetap bisu
Ungkapkan salahmu
Dan aku, sifatku
Dan aku, khilafku
Dan aku, cintaku
Dan aku, rinduku
Sudah, lupakan semua
Segala berubah
Dan kita terlupakan
Kita terluka
Dan aku, sifatku
Dan aku, khilafku
Dan aku, cintaku
Dan aku, rinduku
Kutanya malam
Dapatkah kau lihatnya perbedaan
Yang tak terungkapkan?
Tapi, mengapa kau tak berubah?
Ada apa denganmu? Oh-wo
Hanya malam
Dapat meleburkan segala rasa
Yang tak terungkapkan
Tapi, mengapa kau tak berubah?
Ada apa denganmu? Oh-wo
Dan aku, sifatku
Dan aku, khilafku
Dan aku, cintaku
Dan aku, rinduku, ho-ho
Kutanya malam
Dapatkah kau lihatnya perbedaan
Yang tak terungkapkan?
Tapi, mengapa kau tak berubah?
Ada apa denganmu? Oh-wo
Hanya malam
Dapat meleburkan segala rasa
Yang tak terungkapkan
Tapi, mengapa kau tak berubah?
Ada apa denganmu? Oh-wo
Ho-oh-ho-ho
Kutanya malam
Dapatkah kau lihatnya perbedaan
Yang tak terungkapkan?
Tapi, mengapa kau tak berubah?
Ada apa denganmu...
Wo-wo, oh-oh
Oh-ho-wo-wo, oh-wo, yeah
Wo-wo, oh
Wo-oh-uh
"Haa... Leganya! Mandi pagi yang sejuk." Ucap wanita yang berada dalam kamar mandi, sambil menggosok-gosok badannya. Sedangkan Adnan yang berada di luar, tersenyum karena sang wanita tidak sadar jika ada seseorang yang menikmati suara sumbangnya.
Wanita itu telah selesai mandi. Dia mengambil handuk dan melingkarkan pada badannya. Handuk yang hanya sebatas atas dada dan paha.
.
.
.
.
Siapa ya wanita itu? Apa Reina atau mungkin orang lain? Di tunggu upnya🖐
Jangan lupa LIKE, COMENT and VOTEnya...
Love you all...💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments