GAIRAH ISTRIKU MELUKAIKU

GAIRAH ISTRIKU MELUKAIKU

BAB 1

Tepat setelah pernikahan ku yang menyentuh angka satu tahun. Usaha yang ku mulai dari nol mulai berkembang, dan aku terpaksa bepergian ke luar kota. Karena usaha ekspedisi yang ku punya mulai semakin maju dan membuka cabang-cabang baru. Clarissa seorang wanita yang sangat ku cintai, mulai sedikit rewel ketika aku meninggalkan nya untuk urusan pekerjaan.

"Mas Tian, sudah satu tahun lamanya kamu sering meninggalkan ku sendiri di rumah. Aku kesepian gak ada kamu, apalagi kalau malam harus tidur sendirian." kata Clarissa bergelayut manja di pundakku.

"Maafkan aku sayang, kamu tahu kan semua ini aku lakukan untuk membahagiakan mu. Aku besar di keluarga yang sederhana, dan Ayahmu menjodohkan kita karena dia tahu kau tak memiliki siapa-siapa lagi setelah Ibumu tiada. Ibumu terlalu kecewa mengetahui bisnis Ayahmu bangkrut hingga ia jatuh sakit dan meninggal dunia. Terpaksa aku buru-buru menikahimu dengan keadaan ekonomi yang pas-pasan. Aku tahu kamu menderita hidup sederhana, dan karena tak tega melihatmu hidup susah, akhirnya aku memulai usaha yang kini mulai membantu perekonomian kita. Aku janji setelah cabang baru di kota B berkembang, aku akan lebih banyak menghabiskan waktu bersamamu." jelasku pada Clarissa, nampak ia hanya diam dengan mengerucutkan bibirnya.

Segera ku kecup bibir tipisnya dan membelai lembut rambut panjangnya. Kami pun tidak bisa menahan diri untuk melepas rindu pada malam itu, hingga kami berdua terkulai lemas dan tertidur sambil berpelukan di atas ranjang.

Keesokan paginya, aku terbangun karena panggilan telepon dari Maylani. Asisten pribadi ku itu memberitahu, jika semua team sudah menunggu di kantor pusat.

"Maaf Pak jika saya mengganggu, saya hanya ingin memberitahu kalau Bapak sudah ditunggu untuk berangkat ke Kota B." ucap Maylani diseberang telepon sana.

"Baik, saya akan segera menuju Kantor. Tolong siapkan semua yang saya perlukan untuk pembukaan cabang baru itu."

Setelah mematikan telepon, aku segera bangkit dari ranjang. Tapi kedua tangan Clarissa masih memelukku erat, nampaknya ia masih ingin menghabiskan waktu bersamaku. Tapi kewajiban terpaksa membuat ku meninggalkan nya untuk beberapa hari kedepan. Aku mengecup kening istriku, dan menyentuh wajah cantiknya. Ku bisikan di telinganya, jika aku harus segera pergi.

"Kenapa harus sepagi ini sih Mas? aku masih kangen tauk." katanya dengan manja sambil mendekap tubuhku.

"Iya sayang, semua pegawai yang akan berangkat bersamaku sudah menunggu di kantor pusat. Kau baik-baik di rumah ya, tunggu aku pulang dan kita akan mengulangi permainan semalam." ucapku dengan mengecup bibirnya.

"Tapi Mas Tian jangan lama-lama ya. Kita harus sering-sering olahraga malam, supaya cepat diberi keturunan."

"Iya sayangku, cantikku, belahan hatiku."

Setelah membujuk Clarissa, aku bergegas mandi dan berpakaian. Terlihat Clarissa sedang mengemasi pakaian ku, ia menata rapi di dalam koper hitam dengan beberapa pakaian dalamnya. Itu adalah kebiasaan aneh Clarissa semenjak aku sering bepergian keluar kota. Menurutnya tak akan ada wanita lain yang akan mendekati ku, jika mereka melihat pakaian dalamnya di dalam koperku. Memang sedikit posesif sifatnya padaku, tapi entah kenapa aku semakin mencintainya, meskipun kami sering berjarak setelah usaha ku makin berkembang.

"Mas Tian jangan genit diluar sana ya, awas aja kalau genit sama wanita lain." Clarissa mengerucutkan bibirnya seraya berkacak pinggo.

"Gak akan genit sayang, aku kan hanya ingin bekerja dan mencari uang yang banyak untukmu. Aku ingin kau bahagia seperti dulu saat bisnis Ayahmu jaya, aku tak tega melihatmu hidup pas-pasan seperti dulu di awal pernikahan kita."

"Terima kasih Mas, kamu memang suami terbaik di dunia ini."

Setelah taksi online datang, aku segera pergi meninggalkan rumah. Tak mungkin aku membawa mobil sendiri, karena aku akan pergi ke Kota B menggunakan pesawat. Dan beberapa pegawai beserta asisten pribadi ku sudah menunggu di Bandara.

Sesampainya di Kota B, aku disibukkan dengan pembukaan cabang baru. Banyak tamu yang datang, beberapa rekan kerja menemuiku. Mereka mengucapkan selamat atas cabang yang baru ku resmikan.

"Wah selamat ya Pak Sebastian, hanya dalam waktu satu tahun. Bisnis ekspedisi ini makin berkembang padahal jasa ekspedisi sangat banyak. Tapi Pak Tian dapat mempertahankan bisnis ini tetap stabil."

"Mungkin ini rejeki dari Tuhan yang dititipkan pada saya, untuk membantu semua orang yang membutuhkan pekerjaan. Dan alhamdulillah usaha saya berkembang."

"Maaf ya Pak Tian, saya tidak bisa lama-lama. Harus kembali ke Kota S, karena calon istri saya mengadakan pesta ulang tahun nya." kata salah satu rekanku.

"Loh kenapa gak bilang dari kemarin Den? tahu gitu kamu gak usah ikut kesini."

"Tidak apa-apa Pak, saya kan udah janji mau bantu meresmikan pembukaan cabang ini. Apa ada yang ingin Pak Tian titipkan untuk istri di rumah?" tanya Deny yang sangat hafal kebiasaan ku yang suka mengirimkan hadiah untuk Clarissa, ketika aku sedang berada diluar kota.

"Tahu aja kamu Den. Tolong berikan hadiah ini untuk istri saya, katakan padanya kalau saya akan segera pulang secepat mungkin." ucapku dengan menyerahkan bingkisan pada Deny.

Ya, setelah selesai meresmikan cabang ini, aku berniat istirahat di hotel. Dan beruntungnya aku memiliki asisten yang gerak cepat seperti Maylani. Tanpa memerintahkan nya, ia sudah menyiapkan kamar hotel untukku.

"Kamar Bapak ada di Hotel Green Garden lantai tujuh belas nomer lima ratus dua belas." ucap Maylani dengan mengirimkan kode vouchee hotel ke ponselku.

"Loh kamu dan team lainnya gak tinggal di Hotel yang sama dengan saya?"

"Tidak Pak. Saya dan Team akan menginap di Hotel bintang tiga saja, kebetulan saya sudah memesan kamar untuk kami tinggali."

"Terima kasih Lani, kerja kami sangat bagus. Besok kita bertemu disini jam sembilan pagi saja, supaya kalian bisa beristirahat lebih lama."

Kemudian aku pergi ke Hotel di antar taksi online. Sesampainya di kamar, aku merebahkan tubuh. Ku lihat jam di pergelangan tangan sudah menunjukan pukul sembilan lebih tiga puluh menit. Terbayang wajah cantik Clarissa, baru sehari tak berjumpa aku sudah sangat merindukan nya.

"Oh iya, Deny sudah memberikan hadiah untuk Clarissa belum ya?" batinku seraya menyentuh tombol panggilan telepon.

Beberapa kali aku menelepon Clarissa, tapi tak ada jawaban darinya. Tak biasanya ia tak menjawab panggilan telepon ku, dan biasanya jam segini Clarissa masih sibuk memainkan ponselnya. Karena cemas tak ada kabar dari Clarissa, aku segera menghubungi Deny dan memintanya segera pergi ke rumah.

"Den tolong pergi ke rumah saya sekarang juga. Beberapa kali saya menelepon istri saya, ia tak menjawab panggilan telepon sama sekali. Saya jadi cemas, takut ada apa-apa dengannya."

"Baik Pak. Kebetulan saya juga belum memberikan hadiah yang Bapak titipkan pada saya."

Setelah menunggu hampir dua jam lamanya. Belum ada kabar dari Clarissa ataupun Deny, hingga akhirnya aku terpejam di atas sofa.

...Hai semua ini karya baru othor, sedang mencoba menulis diluar tema yang biasanya. Semoga kalian suka, mohon tinggalkan Like atau Komentarnya. Terima kasih 😘💕...

...Bersambung....

Terpopuler

Comments

yuli Wiharjo

yuli Wiharjo

semoga bagus ceritanya dan sukses othor, aku mmpir nih

2022-12-03

1

♡momk€∆π♡

♡momk€∆π♡

cuz merapat😎

2022-11-17

1

Senja Kelabu

Senja Kelabu

Hey, Kak Novi....aku mampir ya Kak....🙏🙏

2022-11-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!