BAB 3

POV CLARISSA.

Sejak Mas Tian sibuk membangun bisnisnya, aku mulai merasa kesepian dan jengah berada di rumah seharian. Untungnya teman lamaku masih ada yang bisa di ajak keluar nongkrong. Dan kami sering berbelanja ataupun kumpul hanya sekedar untuk mengadakan arisan bulanan. Arisan bulanan untuk bulan ini belum di tentukan dimana tempatnya, jadi sewaktu-waktu teman-teman ku mengajak pergi untuk acara itu, mau tak mau aku harus kesana.

Pagi ini, aku terbangun dengan tubuh yang lesu. Karena setelah permainan panas dengan Mas Tian semalam, aku tak langsung tidur malah asyik chatingan dengan beberapa ibu-ibu komplek. Mereka sedang bergosip tentang seorang tetangga yang memiliki simpanan seorang daun muda.

Dan pagi ini Mas Tian membangunkan ku lebih cepat dari biasanya. Karena dia ada kunjungan keluar kota. Setelah bisnisnya berkembang, suamiku sering meninggalkan ku untuk mengembangkan usaha ekspedisi nya. Saat ini ia harus pergi keluar kota, dan terpaksa aku bangun untuk menyiapkan segala keperluannya.

Seharian ini aku bingung mau melakukan apa, setiap harinya aku hanya sibuk jalan-jalan ataupun nongkrong bersama teman-teman ku. Wenny menghubungi melalui panggilan telepon, ia mengatakan jika nanti malam arisan bulanan akan di adakan di sebuah Club malam. Tentu saja aku terkejut, bagaimana mungkin aku bisa pergi kesana. Pasti Mas Tian tak akan memberiku ijin.

"Ya udah lu bilang aja kalau acaranya di Cafe seperti biasanya. Lagian suami lu bakal percaya kan, sayang banget loh kalau lu gak dateng. Ntar malam bakal ada brondong-brondong ganteng yang akan nemenin dan ngehibur kita disana." kata Wenny dengan semangatnya.

"Hmm. Gimana ya Wen, pengen sih datang kesana. Tapi masalahnya acaranya malam, mana mungkin gue pergi meski ijin dulu ke suami, soalnya doi lagi keluar kota. Pastinya suami gue gak bakal kasih ijin." aku menghembuskan nafas panjang, pupus sudah harapanku untuk menghibur diri diluar rumah.

Tapi Wenny terus memaksaku dan mendesakku untuk pergi. Aku seperti terhipnotis dengan rayuannya, Wenny mengatakan sesuatu yang mengejutkan ku. Menurutnya yang namanya keluar dalam arisan semalam, bisa berkencan satu malam dengan brondong yang dipilihnya. Sontak saja aku terkejut, bagaimana mungkin aku datang ke acara arisan nanti malam. Tapi aku sudah terlalu jenuh berada di rumah sendirian sepanjang waktu.

"Ya udah deh gue datang, lu share lock aja ya. Tapi kayaknya gue gak ijin suami deh, takutnya malah gak dikasih pergi. Soalnya pantang buat gue keluar malam tanpa suami gue. Yang ada doi bisa ngamuk nanti."

"Oke deh Sa, gue tunggu di Club Starqueen. Tuh udah gue share lock ya, kita ketemu nanti malam."

Setelah mengakhiri panggilan telepon itu, aku jadi teringat obrolan di chat dengan ibu-ibu komplek semalam. Mereka membahas daun muda yang menjadi simpanan salah seorang tetangga kami. Tapi nanti malam, aku akan berkumpul dengan para berondong itu.

Ahh sudahlah, lagipula aku hanya ingin menghibur diri dengan teman-teman ku. Jadi aku tak perlu ambil pusing dengan keberadaan para berondong itu.

Malam ini aku mengenalan dresscode hitam di atas lutut, dengan high heels yang tak terlalu tinggi. Karena acara itu ada di sebuah Club malam, tentu saja aku berjoget di iringi alunan musik yang dj mainkan.

"Mbok Itoh, saya mau pergi sama teman-teman. Kalau Tuan telepon bilang saja saya sudah tidur. Dan Mbok Itoh tidur saja, gak usah nunggu saya pulang. Saya udah bawa kunci sendiri." ucapku pada asisten rumah tanggaku.

Sesampainya di Club malam, Wenny sudah menungguku di depan. Ia melambaikan tangan padaku, dan disampingnya ada seorang pemuda tampan yang sedang merangkulnya. Parah nih si Wenny, mentang-mentang suaminya lagi keluar negeri. Dia disini malah seneng-seneng sama berondong. Aku menggelengkan kepala melihat kelakuan Wenny, ia tak pernah berubah sejak kuliah sampai sekarang.

"Kenalin Sa, ini berondong yang bakal nemenin gue. Tapi lu tenang aja di dalam masih ada banyak stock berondong ganteng. Dan yang lebih spesialnya, yang menang arisan malam ini bebas pilih berondong mana aja yang kalian pengen." kata Wenny dengan wajah merah, sepertinya ia sudah terpengaruh minuman keras.

Akhirnya kami masuk ke dalam Club, disana banyak orang yang sedang berjoget dan menenggak minuman keras. Terlihat beberapa temanku sedang bermesraan dengan para pemuda. Tapi pandangan ku teralihkan dengan seorang pemuda yang memainkan ponselnya di sudut ruangan.

"Lihat tuh Sa, namanya Raymond. Dia yang paling spesial di antara berondong lainnya. Lu tahu gak kenapa? selain dia ganteng, doi masih perjaka ting ting loh!" seru Wenny pada semua orang.

Nampak Raymond tertunduk malu dengan ucapan Wenny. Ia hanya menyunggingkan senyumnya, menyapaku dengan menganggukan kepalanya. Sifatnya yang pemalu dan jual mahal membuatku penasaran. Tak seperti berondong lainnya yang ada disini, ia terlihat lebih sopan dan tak asal nempel ke perempuan. Beberapa berondong mulai berjoget bersama teman-teman ku, gerakan mereka sangat aktif, dengan tangan yang mulai meraba-raba bagian sensitif temanku. Aku bergidil keheranan melihat gaya hidup beberapa temanku, rupanya mereka menikmati hidup bebas seperti ini. Padahal beberapa dari mereka sudah memiliki suami dan anak.

"Perkenalkan nama saya Raymond, Kakak namanya siapa?" tanyanya dengan mengulurkan tangan.

"Namaku Clarissa, gak usah panggil Kakak. Kesannya tua banget tahu gak." jawabku seraya menjabat tangannya.

Setelah berkenalan dengan Raymond, kami mulai bicara banyak hal. Menurutnya, ia terpaksa melakukan pekerjaan ini. Karena orang tuanya sedang sakit dan membutuhkan biaya.

"Sebelumnya saya gak pernah datang ke tempat seperti ini, jadi saya gak bisa nemenin kamu joget-joget disana." kata Raymond dengan sopan.

Karena sifatnya yang sopan dan penuh kelembutan, aku merasa jika pemuda ini memang berbeda dari yang lain. Aku memutuskan tetap disana bersama Raymond, dan berbincang banyak hal. Sampai akhirnya puncak dari acara arisan tersebut dimulai. Dimana yang namanya keluar pada saat itu berhak memilih satu brondong manapun yang ia suka, untuk berkencan satu malam.

"Tenang ya teman-teman, untuk berkencan dengan salah satu dari mereka, kalian gak usah ngeluarin uang sepeserpun. Karena udah dipotong pajak dari hasil arisan kita, jadi ini free dan bebas kalian mau ngapain aja sama berondong yang kalian mau!" seru Wenny yang mulai sempoyongan ketika berdiri.

"Terus kalau kita mau kencan satu malam dengan mereka gimana dong Wen?" teriak Sinta dengan mengangkat satu gelas penuh alkohol.

"Ya bebas dong Sin, tentunya dengan budget masing-masing. Inget ya kencan kalian gak ditanggung pemenang arisan hahaha." sahut Wenny seraya mengangkat gelas minumannya.

Aku hanya bisa menggelengkan kepala, melihat tingkah mereka semua. Sepertinya hanya aku dan Raymond saja yang tak terpengaruh minuman keras.

Satu botol berisi nama-nama semua orang sudah disiapkan. Mereka memperhatikan Wenny mengeluarkan satu nama dari dalam botol arisan. Semua orang berusaha mengembalikan kesadarannya, berharap nama mereka yang keluar. Dan satu kertas digulung sudah keluar, perlahan Wenny membukanya. Dan mengucapkan satu nama pemenangan arisan.

...Bersambung. ...

Terpopuler

Comments

Else Widiawati

Else Widiawati

kalo sharelock kan berarti dia ada di tempat tujuandong.🤔🤔

2022-11-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!