"Maaf sayang, terkadang aku jenuh berada di rumah seharian. Jadi aku meminta Raymond mengantatku ke butik. Terkadang aku juga nongkrong di Cafe bersama Wenny dan lainnya.'
"Kenapa kamu gak bilang sama aku sih? kalau kejadian seperti ini terjadi lagi, aku gak akan kasih kamu pergi kemana-mana tanpa aku!"
"Iya papa maafin mama ya." ucap Clarissa dengan menyentuhkan tangan Sebastian ke perut buncit nya.
Raymond benar-benar dibuat kesal dengan sikap sok romantis keduanya. Tapi ia tak dapat berbuat apa-apa. Padahal sebelumnya Raymond tak pernah mencintai Clarissa, ia hanya ingin mendapatkan harta benda dari perempuan itu. Tapi sekarang berbeda, benih-benih cinta mulai tumbuh di hati nya, karena mereka sering bertemu setiap hari. Dan berhubungan layaknya pasangan suami istri di rumah. Apalagi jika Sebastian pergi keluar kota, sudah pasti Raymond tak akan pergi kemana-mana selain berada di dalam kamar seharian bersama Clarissa.
Bahkan Mbok Itoh seperti orang bodoh di depan keduanya. Perempuan tua itu melayani Raymond, seperti ia melayani Tuan nya. Dari menyiapkan makanan hingga mencuci pakaiannya. Keadaan seperti itu hanya berlangsung selama Sebastian pergi keluar kota. Dan Mbok Itoh terpaksa bungkam, karena ancaman dari Clarissa.
"Sayang, bagaimana pendapat mu tentang rumah yang kemarim kita lihat? apa kau suka dengan desain rumahnya?"
"Aku sangat suka sayang, rumah itu sangat bagus dan berkelas. Kapan kita akan memilikinya?" jawab Clarissa bersemangat.
"Secepatnya ya sayang, tapi sebelumnya aku harus pergi menemui klien di luar kota. Apa kau tidak apa-apa di rumah sendirian?"
"Meski ada Mbok Itoh di rumah, aku tetap membutuhkan mu sayang. Tapi apa boleh buat, semua demi kelangsungan hidup anak kita supaya lebih baik lagi. Bagaimana kalau Raymond tinggal disini aja selama kamu pergi? usia kandungan ku masih sangat rentan. Aku takut terjadi apa-apa seperti kemarin."
"Baiklah, nanti aku akan berbicara langsung dengannya. Biar ku minta Mbok Itoh menyiapkan kamar untuk Raymond dulu ya, semoga saja aku tidak akan lama keluar kota nya. Karena kali ini proyeknya lain dari sebelumnya. Ada gabungan beberapa ekspedisi di kota itu, sehingga banyak pekerjaan yang harus ku urus. Untung saja sekretaris ku sudah mengatur semua jadwalku dengan baik. Jadi jika ada perubahan rencana selama aku menetap disana, aku bisa kembali kesini kapanpun itu. Dan para klien juga memahami kondisi ku, mereka tahu kalau istri tercinta ku sedang mengandung buah cinta kita." jelas Sebastian seraya mengecup bibir Clarissa.
Pagi itu Clarissa menyiapkan koper yang akan dibawa Sebastian. Ia menaruh banyak pakaian didalamnya. Sebastian hanya mengerutkan keningnya, melihat istrinya meletakan begitu banyak pakaian di kopernya.
"Kenapa aku merasa seperti di usir dari rumah ya? banyak sekali pakaian yang kamu masukin ke koper? padahal sebelumnya, kamu selalu beberapa pakaian dalammu juga. Kenapa sekarang udah gak pernah kamu lakuin lagi?"
"Ya untuk apa sayang? sebentar lagi kita akan memiliki anak. Mana mungkin kamu sempat bermesraan dengan perempuan selain aku, ya gak?" kata Clarissa dengan menaikan alis matanya.
"Oh iya sayang, semalam Rafael ngasih kabar kalau Sinta akan operasi usus buntu di rumah sakit medika. Kalau kamu mau jenguk Sinta, bilang dulu ya, jangan asal pergi gitu aja."
"Aku gak akan pergi Mas, lebih baik aku istirahat di rumah saja." jawab Sinta seraya duduk menyenderkan tubuhnya.
Sebastian merasa heran karena perubahan sifat Clarissa yang cuek pada Sinta. Meski beberapa waktu lalu mereka sempat berjarak, sekarang mereka seakan saling menjauh, seakan ada masalah besar di antara keduanya.
"Ya udah aku pergi dulu ya, kamu jaga diri baik-baik. Kalau ada apa-apa segera hubungi aku, oke?"
Sebastian bertemu dengan Maylani di Bandara, karena kali ini mereka hanya akan pergi berdua saja. Sebastian mengatakan pada Maylani jika ia merasa tak enak melakukan perjalanan bisnis kali ini. Selain mereka hanya pergi berdua saja, kali ini kehamilan istrinya membuatnya tak tenang meninggalkan rumah.
"Semoga kehamilan istri Bapak lancar sampai persalinan." ucap Maylani menyunggingkan senyumnya.
Keduanya melangkah masuk ke dalam pesawat.
"Selamat, Bapak dan Ibu adalah pelanggan yang ke seratus ribu. Dan berhak mendapatkan voucher bulan madu gratis ke Maldives." kata seorang pramugari seraya mengalungkan untaian bunga kepada keduanya.
Sebastian dan Maylani saling menatap, mereka hanya menyunggingkan senyum lalu menjelaskan jika mereka bukan sepasang suami istri. Sang pramugari hanya bisa mengucapkan maaf merasa tak enak hati.
"Tapi bagaimanapun Bapak dan Ibu berhak memenangkan voucher liburan gratis ini. Untuk datanya akan kami ambil langsung dari data tiket pesawat hari ini."
Perjalanan udara menempuh waktu hampir dua jam. Sebastian mengatakan pada Maylani, untuk menggunakan hadiah maskapai tadi untuknya.
"Saya kan gak punya pasangan Pak, mana mungkin saya seorang diri ke tempat romantis seperti itu. Maldives cocok untuk sepasang suami istri. Mungkin Bapak dan Istri bisa menggunakan nya."
"Entahlah Maylani, sebentar lagi kami akan disibukkan dengan kehadiran buah hati kami. Tak terpikirkan untuk pergi bulan madu kesana."
"Tapi kan Pak sayang voucher nya, seandainya saya punya pasangan, pasti saya mau pergi kesana bersamanya." jelas Maylani dengan angan-angan nya.
"Semoga kamu lekas mendapatkan jodoh ya Maylani. Saya salut dengan etos kerja kamu, pasti yang akan jadi pasangan mu nanti sangat beruntung memiliki wanita pekerja keras seperti mu."
Hari itu sesampainya di kota tujuan, keduanya disibukkan dengan urusan pekerjaan. Hingga Maylani telat makan dan merasakan pusing di kepalanya. Ia hampir saja jatuh pingsan, beruntung nya ada Sebastian di belakang nya. Ia dengan sigap menangkap tubuh sekertaris nya. Karena hanya dia di tempat itu, Sebastian terpaksa mengurus Maylani. Ia menyiapkan makan dan minum untuk Maylani, supaya ia dapat langsung memakannya ketika ia sadar nanti.
"Di dimana saya?" jerit Maylani panik melihat keadaan sekitar.
"Kamu di kamar hotel saya, tadi kamu pingsan di luar. Gak mungkin kan saya biarin kamu sendirian, kalau ada apa-apa saya juga nanti yang repot. Kata Dokter kau hanya telat makan, lambungmu kosong tak ada asupan makanan. Kenapa tidak bilang kalau kamu lapar sih?"
"Maaf Pak, saya tidak enak mengganggu pekerjaan Bapak. Sekali lagi saya minta maaf sudah merepotkan Bapak." ucap Maylani dengan menundukan kepalanya.
"Sudahlah tidak apa-apa, makanlah dulu setelah itu pergilah ke kamar sebelah. Saya sengaja memesan kamar bersebelahan denganmu, kalau ada apa-apa biar gak repot lagi." jelas Sebastian seraya bangkit dari duduknya.
Karena merasa tak enak hati, Maylani berpamitan pada Sebastian. Ia ingin makan di kamar nya saja, karena tak nyaman berada di dalam kamar berduaan saja dengan atasannya itu.
...Bersambung. ...
Hai othor punya rekomendasi cerita yang bagus buat kalian loh, mampir yuk baca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
♡momk€∆π♡
nebak aah maylani gantiin clarissa buat hatinya sebastian😍💕
2022-11-17
2