POV AUTHOR.
Clarissa kembali melakukan permainan panasnya, kali ini ia melakukan nya dalam keadaan sadar, dan tak terpengaruh obat kuat yang diberikan Raymond. Pemuda itu seketika terbangun dari tidurnya, ketika ia melihat Clarissa sudah berada di atasnya memimpin permainan. Rupanya gairah Clarissa sangat besar, ia nampak menggebu-gebu melakukan gerakan demi gerakan yang dinikmati Raymond.
Bruugh.
Clarissa terkulai lemas di ranjang dengan nafas tersengal-sengal. Raymond benar-benar kehabisan tenaga setelah meladeni gairah perempuan yang ada disamping nya itu.
"Terima kasih ya Ray, udah muasin aku. Sebelumnya aku gak pernah merasakan puncak kenikmatan seperti ini dengan suamiku. Karena ia selalu sibuk dengan pekerjaan nya, hingga ia tak pernah lama melakukan nya dengan ku. Jika kita sudah kenal dari dulu, pasti aku gak akan pernah merasa kesepian." ucap Clarissa berbaring di ranjang dengan memeluk tubuh polos Raymond.
"Aku yang seharusnya berterima kasih padamu. Kamu udah kasih aku sesuatu yang gak pernah aku rasain sebelumnya. Tapi sayangnya, kita gak akan pernah bertemu lagi, apalagi melakukan permainan panas seperti tadi." kata Raymond dengan menghembuskan nafas panjang.
"Loh kenapa gak bisa Ray? kamu udah gak mau ketemu aku lagi ya? apa aku kurang memuaskan di ranjang?" sahut Clarissa dengan menatap tajam pemuda itu.
"Bukan begitu Clarissa, ini memang pertama kalinya buat ku. Tapi aku benar-benar merasakan kenikmatan yang luar biasa bersamamu. Aku hanya takut jika suamimu mengetahui hubungan kita. Makanya aku pikir, kamu gak akan pernah nemuin aku lagi. Dan itu akan ngebuat aku patah hati, karena aku gak akan semudah itu melupakan apa yang telah kita lakukan sekarang."
"Kamu tenang aja ya Ray, suamiku itu jarang di rumah. Kita akan sering bertemu dan melakukan penyatuan seperti tadi." jelas Clarissa seraya mengecup bibir Raymond.
Clarissa benar-benar hanyut dalam belaian Raymond. Bahkan ia melupakan Sebastian yang sedang menanti kabar darinya. Jika bukan karena Raymond mengatakan semalaman ponselnya terus berbunyi, Clarissa tak akan menyentuh ponselnya. Dan mengetahui jika Sebastian pasti sedang panik menunggu kabar darinya.
"Raymond sayang, aku pulang dulu ya. Aku gak mau suamiku curiga, kalau aku belum di rumah sampai sekarang. Ini ada kartu nama ku, dan ada tips buat kamu karena udah muasin aku." kata Clarissa dengan menyerahkan satu bandel uang di dalam amplop coklat.
"Untuk apa Clarissa? aku sudah mendapatkan segalanya darimu. Aku gak butuh uang ini sayang. Aku hanya butuh kamu selalu ada di dekatku." ucap Raymond dengan melingkarkan tangannya di pinggang Clarissa.
Nampak Clarissa benar-benar jatuh dalam perangkap Raymond. Ia berpura-pura tak membutuhkan uang, padahal ia sengaja melakukan nya. Supaya Clarissa semakin bersimpati padanya, dan terperdaya dengan jerat cinta satu malamnya.
"Udah kamu bawa aja uang ini buat Ibu kamu berobat. Aku pergi dulu ya sayang muach." Clarissa mengecup bibir Raymond, seakan tak rela berpisah dengannya.
"Tapi kita akan bertemu lagi secepatnya kan?"
"Pasti Ray, aku gak akan tahan lama-lama tanpamu. Ingat ya, kamu gak boleh melakukan nya dengan perempuan lain. Mulai hari ini dan seterusnya kamu adalah milikku. Oke?"
Clarissa dan Raymond saling membuat janji, yang mungkin tak akan ditepati oleh Raymond. Karena memang itulah pekerjaan nya, untuk memuaskan gairah para wanita kesepian.
Dengan panik Clarissa berjalan memasuki rumahnya. Ia hawatir jika Tian marah, dan mengetahui perbuatan nya.
"Mbok Itoh. Mbok!" seru Clarissa seraya berjalan ke kamarnya.
"Iya Nyonya, apa ada yang anda butuhkan?"
"Apakah semalam Tuan menelepon ke rumah?"
"Kalau tadi malam gak ada Nyonya, tapi pagi ini Tuan telepon, dan menanyakan Nyonya."
"Lalu Mbok Itoh bilang apa aja?"
"Tuan bertanya apakah Nyonya sudah bangun. Dan saya bilang tidak tahu Nyah. Dan semalam ada yang datang nyari Nyonya, katanya ada titipan dari Tuan Tian."
"Hah. Apa Deny yang datang Mbok? jadi dia tahu kalau aku gak ada di rumah?"
"Iya Nyah, soalnya semalam Pak Deny ngeyel pengen ketemu Nyonya. Jadi saya bilang, Nyonya sedang pergi bersama teman nya."
Nampak Clarissa sedikit panik, ia takut jika perbuatan nya semalam diketahui oleh Tian. Clarissa bergerak cepat masuk ke dalam kamar, ia berpura-pura baru bangun tidur ketika menghubungi Tian melalui panggilan telepon. Sebastian yang mencintai istrinya secara buta, tak menyadari kebohongan istrinya. Bahkan setelah Rafael memperingatkan nya, mengenai kelakuan Clarissa di Club malam bersama seorang pria. Nampaknya Tian tak ingin membahas masalah itu sewaktu ia berada diluar kota.
Sementara Clarissa berlagak tanpa dosa, tak mengatakan apapun. Bahkan Tian meminta istrinya itu untuk kembali beristirahat.
"Untungnya Mas Tian gak curiga kalau semalam aku gak pulang ke rumah. Oh iya, aku juga harus memperingatkan Mbok Itoh, supaya ia tak mengatakan nya pada Mas Tian." gumam Clarissa seraya bangkit dari duduknya.
Clarissa memperingatkan wanita tua itu untuk berbohong jika suaminya bertanya. "Ingat ya Mbok, jangan bilang kalau semalam saya gak pulang. Mbok gak mau kan kalau saya dan suami bertengkar?"
'I iya Nyonya. Saya gak akan bilang apa-apa pada Tuan." ucapnya dengan menundukan kepala.
Setelah itu Clarissa dan Raymond rutin saling membalas pesan wassap. Mereka saling mengucap rindu, bak anak muda yang sedang kasmaran. Raymond mengeluh selalu terbayang wajah cantik Clarissa, dan ia tak dapat memejamkan matanya. Pujian Raymond semakin membuat Clarissa jatuh cinta, ia seakan lupa dengan statusnya yang bersuami.
"Gimana caranya ya, supaya kita bisa bertemu setiap waktu? aku gak bisa jauh-jauh sama kamu sayang." ucap Clarissa dengan nada suata manja.
Tak ada jawaban pesan dari Raymond, hingga membuat Clarissa kalang kabut dan menghubungi pemuda itu melalui panggilan video.
"Kamu lagi ngapain sayang? kenapa gak balas chat aku sih?" kata Clarissa dengan mengerucutkan bibirnya.
"Maaf sayang, aku sedang memikirkan ucapanmu. Makanya aku gak balas chat, karena aku sedang mencari jalan keluar untuk kita." jelas Raymond mengerutkan keningnya.
Nampak pemuda itu menjentikan jarinya, rupanya ia mendapat ide untuk bisa berada di dekat Clarissa.
"Bagaimana kalau aku kerja di rumah mu aja? kamu bilang kan suamimu jarang di rumah, jadi kita bisa melakukan permainan panas setiap waktu di rumahmu. Bukankah kau akan semakin puas sayang?"
"Tapi Ray, di rumahku ada asisten rumah tangga. Kita gak akan bebas melakukan nya begitu aja."
"Tenanglah Clarissa sayang. Semua bisa di urus, lebih baik sekarang kamu atur aja penempatan ku di rumahmu. Kamu bisa mempekerjakan ku sebagai tukang kebun atau keamanan di rumah."
"Hmm bagaimana kalau kamu berpura-pura jadi sopir aja? dengan begitu kamu bisa bebas pergi keluar bersamaku juga sayang. Dan pembantu ataupun suamiku gak akan curiga. Kau hanya perlu datang ke rumah ketika suamiku pulang dari luar kota. Ambil saja simpatinya, dengan mengatakan kamu butuh pekerjaan untuk biaya berobat ibumu. Pasti suamiku akan memberimu pekerjaan, dan saat itu aku akan bilang, kalau aku membutuhkan sopir di rumah." penjelasan Clarissa membuat Raymond tersenyum lebar. Jalan nya untuk memperdaya Clarissa semakin lancar dengan bantuan dari Clarissa sendiri.
...Bersambung. ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments