Dreet dreet dreett.
Ponsel yang bergetar mengejutkan ku hingga aku terbangun. Ternyata aku tertidur di sofa sampai pagi hari. Ku raih ponsel di atas meja, terlihat panggilan telepon dari Maylani.
"Selamat pagi Pak Tian, apa ada yang Bapak perlukan? saya bisa menyiapkan apa yang Bapak butuhkan pagi ini." ucap Maylani dengan suara serak.
"Untuk apa kamu bangun sepagi ini Lani? saya sengaja memberi kamu waktu untuk istirahat lebih lama. Tapi kamu malah bertugas sepagi ini, istri saya saja tidak akan bangun sepagi ini kalau tidak saya bangunkan." kataku dengan meregangkan otot di tubuh.
Tiba-tiba aku teringat dengan Clarissa, karena sejak semalam aku belum mendengar kabarnya.
"Ya sudah, kamu istirahat lagi saja. Saya bisa menyiapkan semua yang saya butuhkan, kita bertemu lagi di kantor."
Setelah mengecek panggilan masuk dan pesan di ponselku. Aku membulatkan kedua mata tak percaya, karena tak ada satupun panggilan atau pesan dari Clarissa. Hanya ada beberapa panggilan telepon dari Deny, dan juga pesan darinya.
"Maaf Pak, saya tidak dapat bertemu dengan istri Bapak. Saya sudah memencet bel berulang kali, tapi tidak ada yang membukakan pintu. Dan setelah menunggu di depan pintu selama lima belas menit, hanya ada pembantu di rumah. Menurutnya istri Bapak sedang pergi bersama teman-teman nya. Jadi saya terpaksa menitipkan hadiah itu ke pembantu Pak Tian." begitu isi chat Deny di wassap ku.
Aneh, kemana perginya Clarissa tanpa berpamitan padaku. Tak biasanya ia seperti itu, dan sampai pagi ini, istriku itu belum menghubungi ku sama sekali. Tanpa berpikir panjang, aku menelepon ke rumah dan bertanya langsung pada Mbok Itoh.
"Hallo Mbok, apakah Nyonya sudah bangun?"
"Maaf Tuan, saya tidak tahu. Karena semalam saya langsung tidur. Dan tidak tahu Nyonya pulang jam berapa."
"Ya sudah, kalau Nyonya bangun, segera minta ia menelepon ku."
"Ba baik Tuan, ada lagi yang harus saya sampaikan?"
"Gak ada Mbok, itu saja terima kasih."
Pagi ini, aku mengawali hariku tanpa melihat ataupun mendengar suara istri tercinta ku. Rasanya hidupku kurang bergairah, dan aku tak begitu bersemangat. Tapi aku harus segera bersiap berangkat bertemu beberapa klien.
Sesampainya di kantor cabang, aku hanya duduk dengan menyandarkan kepala. Sepertinya aku kelelahan, karena tertidur sambil duduk semalaman. Dari kejauhan, Maylani datang dengan membawakan secangkir teh dan roti bakar.
"Saya tahu Bapak tidak sempat sarapan. Silahkan diminum Pak, setelah ini kita pasti sangat sibuk. Karena jadwal pertemuan dengan klien padat hingga sore nanti." kata Maylani dengan membaca jurnal di tangannya.
"Terima kasih Lani, saya memang belum sempat makan ataupun minum pagi ini. Pikiran saya tidak tenang, menghawatirkan istri saya tidak bisa di hubungi sejak malam tadi." aku memijat pangkal hidung dengan menghembuskan nafas panjang.
Tiba-tiba ponselku berbunyi, terlihat di layar ponsel, panggilan dari Clarissa My Lovely Wife. Dengan semangat ku sentuh tombol terima telepon.
"Sayang sorry ya, semalam aku pergi gak bilang ke kamu. Soalnya aku takut ganggu kamu. Ini aja aku baru bangun, karena semalam langsung tidur. Jadi lupa ngabarin kamu, dan makasih ya buat hadiahnya. Aku suka banget sama berlian yang kamu kasih. Love you suamiku muach." ucap Clarissa dengan manja.
"Lain kali kalau kemana-mana ijin dulu sayang. Jangan main keluar gitu aja, aku jadi gak tenang mikirin kamu tahu gak. Semalaman aku ketiduran di sofa karena nungguin telepon dari kamu. Tapi aku ikut senang kalau kamu juga senang sama hadiah yang aku kasih. Kebetulan rekan kerjaku baru balik dari luar negeri, ia membelikan beberapa berlian untuk istrinya. Dan aku membeli satu untukmu."
"Kamu kapan pulangnya? aku kangen sama kamu."
"Entahlah, nanti aku kabarin lagi ya. Kamu istirahat lagi aja kalau masih ngantuk. Aku harus bertemu dengan klien, bye sayang. Love you."
Rupanya sedari tadi Maylani berdiri di belakang ku, ia ingin mengatakan jika klienku mengubah tempat meeting di sebuah Mall. Akhirnya aku dan Maylani pergi ke Mall tersebut, nampak ramai dan dipenuhi pengunjung yang sedang mengikuti lomba pasangan terbaik. Karena kebetulan, klien ku adalah founder dari acara tersebut.
"Maaf Pak Sebastian saya mengubah tempat meeting. Karena istri saya ingin mengikuti acara ini. Bagaimana progres kerja sama kita? bisakah saya melihat berkasnya?"
Dengan sigap Maylani menjelaskan semua program kerja sama dengan tempat usahanya. Klienku sangat puas dengan materi meeting hari ini. Tanpa berpikir panjang ia menyetujui kerja sama, dan menyetujui pembagian hasilnya.
"Loh Tian, lu ngapain disini? bukannya semalam lu pergi sama bini lu di Club Starqueen? ini aja gue sampai terlambat datang kesini, untung gue gak ketinggalan pesawat." kata Rafael, sahabat dekatku.
"Maksud lu gimana Fa? sejak kemarin pagi gue udah disini. Ini aja gue baru kelar meeting sama klien. Emang lu beneran lihat Clarissa sama siapa?" aku mengerutkan kening melihat ekspresi wajah Rafael yang tak biasa.
"Eh sorry deh, mungkin gue salah lihat."
"Ngomong aja Fa, soalnya dari semalam bini gue pergi dan gak bisa gue hubungi. Kebetulan banget nih kalau lu lihat dia, tadi sih Clarissa bilang dia pergi sama teman-teman nya."
"Hmm. Lu kenal gak temen-temen nya Clarissa? soalnya yang gue lihat semalam bini lu sama temen-temen nya lagi kumpul sama beberapa cowok." kata Rafael setengah berbisik.
Deegh.
Jantung ku berdetak kencang setelah mendengar ucapan Rafael. Apa mungkin Clarissa pergi dengan pria lain, karena setahuku ia tak mempunyai teman pria selain Rafael. Karena Rafael adalah teman Clarissa sejak SMA, yang masih dekat sampai sekarang.
"Sorry nih Bro, bukannya gue mau ikut campur urusan rumah tangga lu. Tapi apa yang gue lihat semalam benar-benar gak pantes dilakuin seorang wanita udah menikah. Meski Clarissa sobat gue, gue gak mau nutupin kelakuan jeleknya dibelakang lu. Tapi gue gak bisa ceritain dengan jelas, apa aja yang gue lihat semalam. Lebih baik lu tanya sendiri ke bini lu, biar gue gak dikira ngibul. Tapi kalau Clarissa gak ngaku, baru gue tunjukin buktinya ke lu. Sengaja gue rekam semalam, karena gue kira semalam itu lu sama Clarissa. Agak aneh aja buat gue lihat lu di Club malam, makanya gue iseng videoin buat isengin lu. Eh gak tahunya malah begini." jelas Rafael dengan menggelengkan kepalanya.
Bagaikan tertimpa batu berton-ton rasanya. Aku tak percaya dengan ucapan Rafael, tapi ia tak mungkin berbohong padaku. Kami sudah lama mengenal, dan ia adalah sahabat terbaikku selama aku hidup.
"Nanti kita calling-calling aja ya, gue harus segera ketemu orang nih. Biasa Bro ada bisnis sampingan." Rafael menjabat tanganku lalu menepuk pundakku, ia meminta ku tak salah paham dulu. Dan bertanya baik-baik pada Clarissa.
Aku yakin ada sesuatu yang gak beres, karena itulah Rafael tak langsung mengatakan segalanya padaku. Apa jangan-jangan Clarissa selingkuh dibelakang ku?
...Jangan lupa tinggalkan jejak Like dan Komentarnya ya teman-teman. Tekan tombol favorit untuk mendapatkan update terbaru dari othor. Terima kasih 😘💕...
...Bersambung. ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
yuli Wiharjo
wah othor belajar bikin galau nih
2022-12-03
1
Else Widiawati
seperti biasanya, kuselalu suka....dan komen, smangaattttt💪💪💪💪
2022-11-10
5