Sejenak Mario mengingat kejadian yang membuatnya harus berurusan dengan Michael Purwadinata untuk menjadi mata-mata di keluarga Jihan Pratama.
Kala itu ia Mario frustasi harus mencari uang untuk biaya pengobatan adiknya. Mario sudah kehabisan cara untuk mencari biaya. Di tengah keputusasaannya Mario tak sengaja bertemu dengan Michael Purwadinata di rumah sakit.
Rupanya Michael tak sengaja mendengar obrolan Mario dengan bagian administrasi rumah sakit.
“Jadi untuk biayanya berapa Sus?’’ Tanya Mario kepada petugas administrasi rumah sakit.
“Total 25 juta Pak.’’ Jawab Suster.
“25 juta? Sebanyak itu?’’ Tanya Mario terkejut.
“Iya benar Pak. Mohon maaf sebelumnya Anda harus segera melunasinya hari ini. Kalau tidak.’’ Ucap Suster terhenti.
“Kalau tidak kenapa? Jangan bilang kalau Saya tidak mampu membayar tagihan rumah sakit, adik saya harus berhenti mendapatkan perawatan.’’ Tanya Mario mulai cemas.
“Dengan berat hati Pak.’’ Jawab perawat itu.
“Arrgggghhh. Sial. Lakukan yang harus kalian lakukan. Saya akan bayar hari ini juga. Huh huh huh.’’ Jawab Mario dengan marah dan nafas yang tersengal-sengal. Adiknya adalah satu-satunya harta yang ia punya di dunia ini. Setelah ibunya meninggal dunia karena melahirkan adiknya, Ayah Mario kabur entah kemana. Hal itulah yang membuat Mario bertekad untuk bisa membesarkan adik tercintanya. Setelah Ayahnya pergi dari rumah, Mario di bantu neneknya mengurus adiknya. Namun sayang dua tahun yang lalu neneknya meninggal dunia.
Tinggallah Mario dan adiknya berdua. Mario harus banting tulang sendiri menafkahi dirinya dan juga adiknya. Ia terpaksa bersekolah hanya sampai dengan SMA saja. Karena ia ingin fokus untuk menghidupi adiknya. Kimora. Gadis cantik dan manis namun harus menderita penyakit seumur hidupnya.
Saat Mario hendak pergi dari rumah sakit mencari pinjaman tiba-tiba ia di cegat oleh seseorang pria yang tak ia kenal.
“Kamu butuh bantuan?”. Ucap pria itu to the point saat Mario melewatinya.
Mario seketika menoleh ia sedikit kebingungan dengan perkataan orang yang ia sama sekali tak mengenalinya itu.
“Ini kartu nama saya. Kalau kamu sudah di ujung tanduk tidak bisa mendapatkan uang dalam jumlah yang banyak itu kamu bisa menghubungi saya secepatnya.’’ Ucap pria itu yang tak lain adalah Michael Purwadinata. Saat ia hendak pulang dari medical check up rutinnya setiap bulan tak sengaja Michael melihat dari kejauhan sosok Mario. Entah mengapa ia merasa penasaran dengan Mario. Lalu dari kejauhan ia mendengar percakapan antara Mario dan salah satu perawat di bagian administrasi.
Mendengar kelemahan Mario ia langsung mempunyai sebuah rencana.
Ia akan menggunakan kelemaha Mario dalam menjalankan rencananya.
Mario seketika langsung menerima kartu nama yang Michael berikan. Entah mengapa ia langsung menerimanya tanpa berpikir panjang dulu.
Sebelum pergi meninggalkan Mario, Michael menepuk bahu Mario. Ada perasaan aneh dalam diri mereka masing-masing. Michael merasa dirinya taka sing dengan Mario. Begitu sebaliknya dengan Mario. Ia merasa tak asing dengan pria yang sedang berhadapan dengannya saat ini.
Setelah pulang dari rumah sakit, Mario mencoba mencari pinjaman ke semua tetangganya. Namun tak ada yang mau membantunya. Di tengah keputusasaannya ia teringat akan pria asing yang ia temui di rumah sakit.
Tanpa pikir panjang ia langsung menelpon nomor yang tertera di kartu nama itu.
Drrtt
Drrtt
Drrtt
“Hallo?’’ Ucap Michael Purwadinata.
“Hallo. Apa benar ini dengan Pak Michael Purwadinata?’’ Tanya Mario.
“Iya benar’’. Ucap Michael Purwadinata.
“Saya Mario Pak. Yang tadi siang ketemu sama bapak di rumah sakit.’’ Ucap Mario.
“Mario?’’. Tanya Michael. Sejenak ia terkejut. Seketika ia teringat dengan darah daging yang ia terlantarkan. Ahh mungkin namanya saja yang mirip. Toh di dunia ini yang bernama Mario memangnya dia saja. Gumam Michael.
“Oh ya gimana? Apa kamu butuh bantuan saya?’’ Tanya Michael.
“Sangat Pak. Saya sangat butuh bantuan dari Anda. Meski kita tidak saling mengenal tapi saya yakin Anda bisa membantu saya.’’ Ucap Mario.
“Ok. To the point saja. Saya ada kerjaan sama kamu buat jadi mata-mata musuh saya. Tugas kamu cukup sederhana. Kamu hanya berpura-pura menjadi pengawalnya saja. Saya dengar Pamannya saat ini sedang mencari pengawal untuk melindungu keponakan tercintanya. Nanti saya akan mengirimkan kamu tempat yang harus kamu tuju besok. Ingat jam 7 pagi kamu harus sudah ada disana.’’ Ucap Michael langsung mematikan panggilannya.
Ting. Sebuah notifikasi pesan dari Michael. Tempat apa ini. Gumam Rendy penasaran.
Paginya Mario langsung menuju ke tempat yang Michael berikan. Rupanya tempat itu adalah tempat penyedia pengawal pribadi untuk orang-orang yang berkelas. Sesuai instruksi yang Michael berikan ia harus mengenakan jas hitam, kemeja putih, celana hitam dan juga sepatu PDH hitam.
Begitu Mario sampai di tempat itu ia langsung di sambut oleh seseorang.
“Apakah Anda Mario?’’ Tanya seseorang itu.
“Ya. bagaimana Anda tahu?’’ Tanya Mario penasaran.
“Bos kami sudah menunggu Anda. Silahkan masuk.’’ Ucap Seseorang itu.
Sesampainya di ruangan ‘Bos’ yang orang itu masuk, Mario kemudian dipersilahkan masuk.
Di hadapannya ada seorang pria yang berpakaian sama persis dengan seseorang yang menyapanya di depan.
Berjas hitam, kemeja putih, celana hitam tak lupa kacamata juga hitam.
“Apa kamu yang namanya Mario? Rekomendasi dari Tuan Michael Purwadinata?’’ Ucap Bos itu.
“Iya benar.’’ Jawab Mario.
“Oke tunggu sebentar lagi akan ada yang mau bicara sama kamu.’’ Jawab pria yang di sapa ‘Bos’ itu.
Tak lama kemudian Bos itu melakukan video call dengan seseorang menggunakan laptop.
“Apa kabar Tuan? Senang bertemu dan bekerja sama dengan Anda.’’ Jawab Bo situ.
“Baik. Apa kamu sudah mencarikan orang yang aku maksud untuk mengawal keponakanku. Ingat dia pewaris tunggal dari perusahaan besar. Kamu tahu itu artinya apa kan?’’ Ucap seorang pria yang ternyata itu adalah Paman Joe.
“Siap Tuan. Anda bisa melakukan interview dengan nya sekarang juga. Dia sudah ada disini.’’ Ucap Bo situ.
“Ah tidak usah. Aku sudah percayakan semuanya sama kamu. Aku hanya mau melihatnya sebentar.’’ Ucap Paman Joe.
Lalu Bos itu mengarahkan laptop menghadap ke Mario. Sejenak Paman Joe memerhatikan Mario. Ia melihat dari bawah ke atas tubuh Mario.
“Oke. Im agree.’’ Ucap Paman Joe.
“Baik terimakasih Tuan atas kepercayaan Anda.’’ Ucap Bo situ.
“Mario pastinya kamu sudah membulatkan tekad untuk datang kemari. Ingat hanya sebagai formalitas kamu memang bekerja untuk kami. Namun pada kenyataannya kamu akan bekerja atas arahan dari Tuan Michael Purwadinata. Laki-laki tadi adalah Tuan Joe Prakasa. Ia memang meminta aku untuk mencari pengawal untuk mengawal keponakannya. Namun Tuan Michael menyabotase diriku dengan uang berkali-kali lipat. Gila kalau aku tidak menerima penawaran yang fantastis itu.’’ Ucap Bo situ.
Sejenak Mario berpikir. Dan ia menemukan alur jalan cerita yang sedang ia hadapi ini.
“Baik. Saya mengerti. Intinya saya bekerja untuk Tuan Michael sebagai mata-mata keponakan dari Tuan Joe Prakasa.’’ Ucap Mario.
“Ha ha ha. Tak salah memang Tuan Michael memilih kamu sebagai mata-matanya.
“Kamu boleh pergi. Dan langsung hubungi Tuan Michael.’’ Ucap Bo situ.
“Baik terimakasih.’’ Ucap Mario.
Kemudian Mario segera menghubungi Michael.
“Kamu sudah tahu job desk kamu apa?’’ Tanya Michael to the point.
“Siap Tuan. Pastikan juga Anda mentransfer saya 25 juta. Saya sudah telat satu hari untuk melakukan pembayaran. Saya tidak mau terjadi sesuatu pada adik saya. Nanti saya kirimkan no rekening nya.
Ingat saat ini saya sudah memegang kartu As Anda tuan’’ Ucap Mario lalu memutuskan panggilannya.
Hmmm bocah ingusan. Tengil juga kamu. Gumam Michael.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments