Di sebuah rumah bergaya modern terlihat ramai orang dengan gaya pakaian ala kondangan.
Nampak ibu-ibu bersanggul dengan kebayanya. Ada juga yang berhijab dengan setelan kebaya beserta rok lilitnya.
Dan yang paling mempesona adalah seorang gadis cantik dengan kebaya biru mudanya. Sedikit polesan make up tidak berlebihan menambah kecantikan dan keanggunannya.
Galuh Prameswari. Gadis yang sudah tiga tahun menanti ungkapan cinta dari pria yang sangat amat ia cinta.
Namun cinta nya bertepuk sebelah tangan. Rendy sebenarnya tahu perasaan Galuh kepadanya.
Tak dapat dipungkiri Galuh menjadi primadona di tempat tinggal Rendy. Banyak yang mencoba meluluhkan hati Galuh.
Namun sayang hati itu telah terisi satu nama yang tak kan tergantikan.
Para kerabat sudah duduk rapi di tempat duduknya masing-masing.
Kini tinggal menunggu pihak dari keluarga calon besan.
”Bu itu sepertinya mobil besan sudah datang.’’ Ucap Mbok Minah pembantu rumah tangga keluarga Galuh.
“Oh ya Mbok. Terimakasih.’’ Ucap Bu Dyah kepada Mbok Minah.
“Yah sepertinya keluarga Gio sudah datang. Ayo kita sambut calon besan.’’ Ajak Bu Dyah kepada suaminya.
“Assalamualaikum.’’ Ucap salam dari keluarga Gio.
“Walaikumsalam.’’ Balas keluarga dari Galuh.
“Wah calon besan sudah sampai. Mari-mari sudah saya siapkan tempat duduknya.’’ Ucap Pak Bagas ayah Galuh.
“Dekornya bagus sekali ini calon besan. Elegan tapi tetap mewah.’’ Puji Pak Baskoro ayah Gio.
“Ha ha ha bisa saja ni calon besan.’’ Jawap Pak Bagas.
Kemudian acara di ambil alih oleh MC Enggagement.
MC mempersilahkan kerabat dari keluarga Gio yang hadir untuk duduk di tempat yang sudah disiapkan.
Begitupun Gio ia menempati tempat duduk disamping kedua orang tuanya.
Belum nampak kehadiran Galuh. Ia masih berada di dalam kamarnya untuk ber make up.
Galuh masih dalam keadaan shock. Ia tak menyangka lamarannya di majukan. Karena orang tua Gio ada urusan mendadak. Sehingga mau tidak mau lamarannya dilakukan malam ini juga. Satu hari untuk mempersiapkan segala sesuatunya memang cukup rumit namun berhasil di tangani dengan baik oleh keluarga besar dari Galuh.
“Assalamualaikum Wr.Wb. Selamat malam semuanya perkenalkan nama saya Andika Prasetyo.
Kedepannya acara lamaran ini akan saya pandu. Mohon bapak/ibu untuk berkenan acara ini saya pandu.
Pertama saya ucapkan terimakasih atas kehadiran para kerabat dari kedua pihak keluarga dalam acara lamaran ini.
Semoga nanti mendapatkan kesepekatan yang terbaik dari yang terbaik dan tidak ada halangan yang merintang hingga hari H tiba.
Langsung saja sepertinya ini saudara Gio Wicaksono sudah tidak sabar menunggu kedatangan saudari Galuh Prameswari untuk duduk di hadapan Mas Gio ya.’’ Ucap MC Andika di barengi dengan tawa kecil dari para kerabat.
“ Baik tanpa berlama-lama lagi langsung saja ya kita panggil Saudari Galuh Prameswari binti Bapak Bagas Prayoga
untuk segera datang ikut bergabung bersama kami disini.’’ Panggil MC.
Tak lama kemudian terlihat gadis cantik berkebaya biru muda menuruni anak tangga sembari di gandeng oleh dua orang gadis lainnya yang tak kalah cantiknya. Galuh ditemani Intan yang ternyata adik sepupu dari Sandra dan Rani teman semasa kuliah.
Mereka bertiga perlahan menuruni anak tangga.
Di pertengahan jalan Intan berbisik lembut kepada Galuh.
“Kamu bisa Gal. Is your life. Come on. You can do it.’’ Bisik Intan memberikan semangat kepada temannya.
Mendengar itu Galuh kemudian memancarkan senyum manisnya yang berhasil membuat seluruh orang yang melihatnya kagum dan terpesona.
“ Duh duh anak siapa itu ya cantiknya kebangetan.’’ Puji Bu Dyah sembari melirik kearah suaminya.
“Ya anakku lah. Kalau bukan aku bapaknya mana mungkin secantik itu anak mu.’’ Jawab Pak Bagas yang menggoda istrinya.
“Hmmm. Iya iya apapun deh yang penting Ayah bahagia.’’ Jawab Bu Dyah.
“Iya lah Mah. Galuh itu satu-satunya harta kita. Ayah ingin yang terbaik buat dia. Apapun caranya Galuh harus bahagia.’’
Jawab Pak Bagas tanpa sadar meneteskan air mata harunya.
Bu Dyah mengetahui hal itu namun ia memilih membiarkannya.
Sebab ia tahu suaminya ini amat sangat menyayangi putri semata wayang mereka.
“Baiklah karena saudari Galuh Prameswari sudah hadir di tengah-tengah kita, langsung saja kita mulai acaranya.’’ Ucap MC.
***
Hingga pada akhirnya tanggal pernikahan sudah di tentukan dan di setujui oleh kedua belah pihak.
12-12-2022. Tanggal yang cantik.
“Bisa kita bicara sebentar.’’ Ucap Gio menghampiri Galuh yang tengah asyik mengobrol bersama Intan dan Rani.
“Tentu.’’ Jawab Galuh datar.
Mereka menuju ke taman yang berada di teras rumah.
Udara dingin di malam hari menyambut kedatangan mereka. Tanaman hias yang terjejer rapi nan tumbuh subur bersiap menguping pembicaraan dua insan yang akan sebentar lagi menyatu dalam ikatan sacral bernama PERNIKAHAN.
“Sesuai pembicaraan kita sebelumnya di telepon. Saat ini aku masih menjalin hubungan dengan kekasih ku yang berada di Jerman.
Kamu harus ingat pernikahan kita hanya sebatas bisnis. Jangan berani untuk memulai menggodaku.’’ Ancam Gio kepada Galuh.
“Kamu bisa mengandalkan ku.’’ Jawab Galuh datar.
Lalu Gio meninggalkan Galuh sendirian.
Tak ada yang tahu. Saat kepergian Gio, air mata Galuh menetes membasahi kedua pipinya.
Ia terisak merasakan rasa sesak di dada. Mungkin jika dapat berbicara semua tanaman, ikan hias, lampu-lampu yang di taman akan mencoba menenangkan perasaan Galuh.
Begitu perih rasa yang menyerang ulu hatinya.
Di kejauhan ketika Rendy pulang kerja tak sengaja ia melihat Galuh.
Kemudian ia mematikan mesin motornya. Mencoba melihat Galuh dalam waktu sesaat. Rendy melihat jika Galuh sedang menangis.
Namun ia enggan mendekati. Rendy tahu malam ini adalah malam acara lamaran Galuh dan pria pilihan kedua orang Galuh.
Ia paham apa yang saat ini Galuh rasakan.
Tapi cinta tak bisa di paksakan. Rendy memang mengagumi kecantikan dan pesona dari dalam diri Galuh.
Tapi hanya sebatas rasa kagum. Tidak ada rasa cinta yang menyertainya.
Sembari memeluk helm Rendy hanya berdiam diri di atas motornya melihat Galuh dari kejauhan.
Hingga tak sengaja Galuh melihat keberadaan Rendy.
Mereka berdua bertemu tatap satu sama lain dari jarak jauh. Sejauh jurang pemisah antara Galuh dan Rendy.
Ingin rasanya saat itu juga Galuh berlari kencang menghampiri Rendy.
Namun apa daya. Kakinya serasa berat melangkah. Padahal dengan mudahnya Galuh menghampiri Rendy.
Namun Galuh sadar jika ia menemui Rendy hanya kekecewaan lah yang ia dapat.
Ruang hati Rendy masih saja kosong belum menemukan penghuni nya yang tepat.
Galuh hanya bisa memberikan senyum indahnya meski dengan hiasan tangisan yang pilu.
Rendy membalas dengan gelengan kepala. Menandakan jika Galuh tidak semestinya menangis.
Dengan masih setianya dua insan berpandangan, hujan turun membasahi bumi.
Membasahi raga dan seluruh perasaan dari seorang gadis yang merasa dirinya tak berarti apa-apa.
Cintanya tak di akui oleh orang yang sangat ia cintai. Kedua orangtuanya bersikeras menjodohkan dirinya dengan anak rekan bisnis.
Serta kelak yang akan menjadi teman hidupnya sepanjang sisa umur memiliki penghuni hati lain.
Andai air hujan mampu menghapus kesedihan hati Galuh seperti ia menghapus jejak langkah kaki yang menampakkan bekasnya di tanah.
***
“Sayang kamu kenapa hujan-hujanan seperti ini. Ayo cepat masuk.’’ Ajak Bu Dyah.
Rendy memandangi tubuh Galuh yang perlahan hilang menuju rumah.
Rendy menyadari dari ribuan butir air hujan yang membasahi kedua pipinya, terselip buliran air mata yang bersumber dari kedua matanya.
Ia langsung bergegas menyalakan mesin motornya dan segera pulang ke rumah.
“Kenapa nekat sih Ren. Kalau hujan berhenti dulu atau pakai jas hujan kan bisa. Nanti kalau sakit gimana.’’ Ucap Bu Laras menasehati.
“Iya Bu tanggung udah nyampe depan gang ujannya.’’ Jawab Rendy sembari melepas helm yang ia pakai.
“Ya sudah Ibu angetin air dulu buat mandi. Sekalian bikin teh hangat. Hmmmm. Makanya Ren buruan nikah masa ibu terus yang ngurusin kamu. Waktunya istri kamu dong yang bikinin sarapan, teh hangat, nyiapin baju kerja, masa…..’’ Ucap Bu Laras terpotong.
“Udah Bu mengarangnya? Kalau udah waktunya itu semua juga akan terwujud.’’ Jawab Rendy sembari mengusap punggung tangan Bu Laras.
“Kamu persis almarhum Ayah kamu Ren. Semoga di hidup mu tak terjadi masalah besar sebesar yang sudah Ayahmu buat.’’ Ucap Bu Laras tiba-tiba sedih.
“Bu. Percayalah itu semua juga demi kita. Ayah menginginkan yang terbaik untuk anak dan istrinya hanya saja caranya yang salah.’’ Timpal Rendy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments