Satu Kamar

"Iya-iya wanita kalau udah ngomong nggak ada kalahnya.’’ Jawab Rendy mengalah.

“Pastilah.’’ Ucap Jihan dengan melebarkan senyuman sembari menyibakkan rambut pirangnya yang bergelombang.

Melihat seperti itu Rendy semakin terpana akan sosok diri Jihan. Ia tersenyum manis melihat Jihan seperti itu.

Drrtt

Drrtt

Drrtt

Ada panggilan masuk dari telepon Rendy yang ternyata itu nomor customer service rumah sakit.

Rendy sengaja meninggalkan nomornya kepada customer service rumah sakit untuk berkomunikasi mengenai Bu Diana.

“Ya hallo.’’ Jawab Rendy.

“Selamat sore Pak Rendy kami dari rumah sakit Advent Bandung mau menginformasikan bahwa kondisi Bu Diana saat ini sepertinya belum bisa bertemu dengan siapapun. Kemungkinan baru besok kondisi Bu Diana stabil Pak. Ini yang bisa saya infokan Pak Rendy. Ada pertanyaan.’’ Tanya customer service.

“Jadi besok saya baru bisa bertemu dengan Ibu Diana. Begitu ?’’ Tanya Rendy. “Iya Pak Rendy kami mohon maaf. Barusan kondisi Bu Diana drop setelah melakukan cuci darah. Atas anjuran dari dokter pasien tidak boleh di ganggu oleh siapapun untuk hari ini.’’ Jelas customer service.

“Baiklah hubungi saya lagi kalau ada apa-apa.’’ Ucap Rendy.

“Baik pak. Terimakasih selamat sore.’’ Tutup customer service.

“Kenapa?’’ Tanya Jihan menatap Rendy meminta penjelasan. Bukannya menjawab pertanyaan dari Jihan, Rendy malah mengusap ujung bibir Jihan yang ternyata ada sedikit bekas es krim yang menempel. Melihat perlakuan dari Rendy, Jihan refleks menggenggam tangan Rendy lalu melepaskan nya. “Ada noda es krim nanti kalau di biarin malah semut-semut buat sarang lagi di bibirmu.’’ Jelas Rendy sembari meninggalkan Jihan yang masih bingung. “Hei tunggu kamu belum jawab pertanyaanku. Tadi kamu bilang Bu Diana? Kenapa dengan Bu Diana?’’ Tanya Jihan sambil tergopoh berlari mengikuti cepatnya langkah kaki Rendy.

Rendy tiba-tiba membalikkan badannya dan tak sengaja Jihan jatuh ke dalam pelukan Rendy.

Suasana hati mereka semakin tak karuan. Detak jantung keduanya semakin berdegup kencang. Tangan kekar Rendy memegangi punggung Jihan sementara barang belanjaan Jihan jatuh berhamburan di lantai mall yang sangat terkenal di kota Bandung itu.

Tangan Jihan sendiri menyentuh dada kekar Rendy. Ia merasakan detak jantung Rendy berdegup sangat kencang hingga Jihan dapat merasakannya.

“Apa kamu baik-baik saja. Sepertinya jantung kamu bermasalah.’’ Ucap Jihan dengan masih setia menyentuh dada kekar Rendy.

Kamu lah biang masalahnya. Gumam Rendy. Menyadari posisi mereka yang seperti sepasang kekasih berpelukan Rendy kemudian melepaskan tangannya dari punggung Jihan. Jihan perlahan mundur satu langkah dari hadapan Rendy dan mengambil barang belanjaanya yang terjatuh di lantai. Akan tetapi sialnya saat mengambil barang belanjaan nya kepala Jihan terbentur kepala Rendy. Rendy berniat membantu Jihan tetapi malah kepala mereka saling berbenturan.

“Aoww sakit. Kepalamu itu keras sekali persis kayak beton tahu.’’ Ucap Jihan kesal sambil mengusap-usap keningnya.

“Putri Jihan bukan kepala saya tapi kening. Kan yang bersenggolan kening kita bukan kepala kita.’’ Ucap Rendy menjelaskan.

“Tahu ah semua sama aja. Sekarang kita mau ngapain mau kemana? Ke rumah sakit? Tanya Jihan.

“Besok kita baru ke rumah sakit lagi. Sekarang kita harus mencari penginapan atau hotel atau semacamnya lah yang penting ada kasur buat tidur.’’ Jawab Rendy.

“ Be-besok? Maksud kamu kita sekarang nginep? Tidur di Bandung? Sekarang? Malam ini? Ahh jangan mengada-ada deh. Pasti ini ulah kamu kan. Kamu mau curi-curi kesempatan supaya kita bisa deket terus?’’ Tuduh Jihan.

“Huft. Bu Diana keadaannya drop setelah melakukan proses cuci darah. Hari ini dia tidak boleh di ganggu oleh siapapun. Jadi ya mau nggak mau kita harus nunggu sampai besok. Lagian aku juga capek banget nyetir dari Jakarta ke Bandung.” Ucap Rendy.

“Huft. Iya ya dari pada kita sekarang pulang ke Jakarta terus besok kesini lagi. Buang-buang waktu.’’ Ucap Jihan setuju.

“Ok lets go. Come on cari hotel saja kita.’’ Ucap Jihan yang malah bahagia.

“Tapi ingat ya beda kamar. Jangan harap aku mau sekamar sama kamu meskipun itu yang double bed.’’ Ucap Jihan sebel.

“Pastilah siapa juga yang mau sekamar sama kamu.’’ Ucap ledek Rendy.

“Awas ya kamu.’’ Balas Jihan sembari berlari kecil mengejar Rendy yang mencoba menghindar dari amukan Jihan.

Akhirnya Rendy dan Jihan memutuskan mencari hotel terdekat.

Setelah mencari rekomendasi hotel bagus yang dekat dengan rumah sakit mereka menuju hotel yang dimaksud.

“Selamat malam Tuan dan Nyonya ada yang bisa kami bantu?’’ Sapa Receptionist hotel.

“Malam. Kami pesan dua kamar untuk satu malam. Ada ?’’ Tanya Rendy.

“Sebentar ya saya cek dulu. Mohon maaf Tuan untuk kamar single nya penuh semua di karenakan saat ini hotel kami sedang ada acara pernikahan. Jadi para kerabat pengantin sekalian menyewa kamar.’’ Jelas Receptionist.

“Astaga Rendy pantas saja tadi di luar parkiran nya ramai. Kenapa kita nggak ngeh sih. Terus gimana dong mau cari hotel lain?’’ Tanya Jihan.

“Udah jam 10 malam capek aku kalau mesti muter-muter cari hotel lagi.’’ Ucap Rendy sembari memijat kecil pelipis matanya menandakan ia benar-benar kelelahan sementara itu Jihan menyadari pantas Rendy kelelahan karena memang perjalanan dari Jakarta ke Bandung sangat jauh.

“Apa benar-benar sudah tidak ada kamar yang kosong?’’ Tanya Jihan pasrah kepada Receptionist.

“Oh sebentar saya cek lagi ya.’’ Ucap Receptionist.

Bersamaan dengan itu ada seorang wanita dan laki-laki yang menggendong anaknya menuju ke receptionst dan menyampaikan pembatalan pesanan kamar karena salah satu kerabatnya ada yang meninggal dan mereka harus segera pulang.

“Maaf Tuan dan Nyonya untuk kamar yang kosong hanya ada satu itupun dari customer barusan.’’ Ucap Receptionist menjelaskan.

“Ya sudah mau gimana lagi kami ambil itu.’’ Ucap Rendy yang sudah tidak sabar ingin segera menjatuhkan badannya di kasur empuk.

“Ha satu kamar? Nggak salah? Terus gimana? Aku tidur dimana? Kenapa satu kamar?’’ Tanya Jihan bingung.

“Gampang nanti aku tidur di sofa.’’ Ucap Rendy diikuti dengan rasa terkejut dari Receptionist ia mengira dua customer di depannya ini adalah pasangan kekasih. Memang hotel ini bukanlah hotel syariah jadi tidak perlu menunjukkan buku nikah sebagai persyaratannya.

Setelah mendapatkan kunci kamar mereka harus masih bersabar menunggu karena petugas kebersihan sedang membersihkan kamarnya terlebih dahulu sekitar 20 menit.

“Bener ya kamu nanti tidur di sofa. Awas kalau kamu macem-macem.’’ Gertak Jihan.

“Iya-iya aku udah capek banget ini. Jangan ajak ngobrol terus.’’ Ucap Rendy sembari sesekali menguap pertanda tubuhnya memang sudah sangat lelah dan mengantuk.

Setelah 20 menit kemudian akhirnya mereka di persilahkan menuju ke kamar.

Sesampainya di kamar Rendy langsung menjatuhkan tubuhnya di kasur empuk kemudian terpejam dan langsung tidur.

“Hei itu kan tempatku. Kamu kan dah janji kamu bagiannya di sofa.’’ Rengek Jihan.

Setengah sadar Rendy tahu kalau Jihan memarahinya tapi karena rasa kantuk yang amat menyerangnya ia lebih mengabaikan omelan Jihan dan larut memejamkan mata.

Akhirnya Jihan menyerah ia mengalah kali ini. Ia akui bahwa memang Rendy memang lebih berhak untuk tidur di kasur karena ia sudah menjadi sopir dadakan nya selama sehari penuh.

Setelah menata barang belanjaannya Jihan lalu mencuci muka dan membersihkan diri tanpa mandi.

Ia sejenak memandangi tubuh Rendy yang sudah terkapar lemas tak berdaya di atas kasur.

Drrtt

Drrtt

Drrtt

Panggilan masuk yang ternyata dari Sandra dari telepon Rendy yang sebelum tidur Rendy meletakkan teleponnya di meja samping kasur. Mengetahui hal itu Jihan agak sedikit penasaran. Ada apa malam-malam begini Sandra menelpon Rendy. Ada sedikit rasa kesal yang menyelimuti benak Jihan.

Jihan kemudian membantingkan tubuh nya di atas sofa. Hari ini sangatlah lelah sekali bagi Jihan tapi ada rasa bahagia yang entah itu datang dari mana. Perlahan matanya di serang rasa kantuk yang mendalam hingga Jihan tak kuat menghadapi rasa kantuk itu dan tanpa menunggu waktu lama Jihan memejamkan mata dan tertidur pulas.

Dua insan yang tanpa kenal sebelumnya tidur bersama dalam satu kamar namun berjarak. Keduanya merasakan rasa lelah yang sama, rasa kantuk yang sama dan perasaan yang sama.

Tidurlah selamat malam…

Lupakan sajalah aku…

Mimpilah dalam tidurmu…

Bersama bintang…..

Episodes
1 Gentlemen?
2 Perasaan Apa Ini ?
3 Rasa Yang Terpendam Lama
4 Tanggal Pernikahan
5 Surprise????
6 Welcome To Bandung
7 Satu Kamar
8 Romantic Breakfast
9 Kembali Bertemu
10 Cemburu?
11 Lelucon Macam Apa Ini?
12 Pengawal Tambahan Super Ganteng
13 Musuh Dalam Selimut
14 Are You Crazy?
15 Jihan.. Kembalilah
16 Pelatihan Yang Sia-sia
17 Akhirnya Kumenemukanmu
18 Dalam Pengawasan?
19 Kartu AS
20 Bisa Tidak Berhenti Menghantui Pikiranku
21 Panggil Saja Aku Jihan
22 Rinai Hujan
23 Senang Bertemu Denganmu Nona Jihan
24 Hampir Saja
25 Sebentar Ramah Sebentar Marah
26 Opor Paha Ayam
27 Pilih Yang Mana Ya??
28 Sebuah Fakta..
29 Malu-Malu Kucing
30 Jangan Terlalu Kaku, Nanti Tak Laku.
31 Kau Merasakannya ??
32 Sebuah Pelukan Hangat
33 Lebih Dari Sekedar Mengagumi..
34 Indah Pada Waktunya
35 Jatuh Cinta Sama Seblak
36 Mimpi Buruk??
37 Sebuah Gelas
38 Siapa Tahu Jodoh
39 Wanita Berkelas
40 Gadis Istimewa
41 Angkringan, Awal Pendekatan..
42 Tak Pantas Disebut Ayah
43 Aku Juga Tidak Percaya
44 Dilema
45 Pesaing Baru
46 Bukalah Matamu Sayang
47 My First Hug
48 Date With Rendy
49 Sepertinya Jodoh!
50 Menunggu Jawaban...
51 Ternyata Mimpi
52 Ku Terima Apa Adanya
53 Haruskah Aku Kembali?
54 Saudara Tanpa Ikatan Darah
55 Ternyata Manis Juga
56 Akan Ku Pastikan Jihan Milikku
57 Cinta dari Dua Hati
58 Jangan Menekanku
59 Kesalnya Jihan
60 Aku Anggap Ini Sebagai Penolakan
61 Hukuman yang Setimpal
62 Keputusanku Adalah Mencintaimu
63 Berani Berjuang.
64 Seburuk Apa
65 Kekasih Gelap
66 Yes or No?
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Gentlemen?
2
Perasaan Apa Ini ?
3
Rasa Yang Terpendam Lama
4
Tanggal Pernikahan
5
Surprise????
6
Welcome To Bandung
7
Satu Kamar
8
Romantic Breakfast
9
Kembali Bertemu
10
Cemburu?
11
Lelucon Macam Apa Ini?
12
Pengawal Tambahan Super Ganteng
13
Musuh Dalam Selimut
14
Are You Crazy?
15
Jihan.. Kembalilah
16
Pelatihan Yang Sia-sia
17
Akhirnya Kumenemukanmu
18
Dalam Pengawasan?
19
Kartu AS
20
Bisa Tidak Berhenti Menghantui Pikiranku
21
Panggil Saja Aku Jihan
22
Rinai Hujan
23
Senang Bertemu Denganmu Nona Jihan
24
Hampir Saja
25
Sebentar Ramah Sebentar Marah
26
Opor Paha Ayam
27
Pilih Yang Mana Ya??
28
Sebuah Fakta..
29
Malu-Malu Kucing
30
Jangan Terlalu Kaku, Nanti Tak Laku.
31
Kau Merasakannya ??
32
Sebuah Pelukan Hangat
33
Lebih Dari Sekedar Mengagumi..
34
Indah Pada Waktunya
35
Jatuh Cinta Sama Seblak
36
Mimpi Buruk??
37
Sebuah Gelas
38
Siapa Tahu Jodoh
39
Wanita Berkelas
40
Gadis Istimewa
41
Angkringan, Awal Pendekatan..
42
Tak Pantas Disebut Ayah
43
Aku Juga Tidak Percaya
44
Dilema
45
Pesaing Baru
46
Bukalah Matamu Sayang
47
My First Hug
48
Date With Rendy
49
Sepertinya Jodoh!
50
Menunggu Jawaban...
51
Ternyata Mimpi
52
Ku Terima Apa Adanya
53
Haruskah Aku Kembali?
54
Saudara Tanpa Ikatan Darah
55
Ternyata Manis Juga
56
Akan Ku Pastikan Jihan Milikku
57
Cinta dari Dua Hati
58
Jangan Menekanku
59
Kesalnya Jihan
60
Aku Anggap Ini Sebagai Penolakan
61
Hukuman yang Setimpal
62
Keputusanku Adalah Mencintaimu
63
Berani Berjuang.
64
Seburuk Apa
65
Kekasih Gelap
66
Yes or No?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!