Rasa Yang Terpendam Lama

Tak terasa rapat berlangsung selama satu jam penuh. Penjualan produk bulan ini mengalami penurunan 17% dari bulan kemarin.

Hal ini membuat Rendy sedikit terganggu. Semua divisi menyalahkan kinerja dari divisi marketing.

Jihan dengan beraninya mematahkan argumen semua orang yang menyalahkan divisi marketing.

Ia menganggap apa yang Rendy dan tim marketing lakukan selama ini sudah sangat lah tepat sasaran.

Yang menjadi kendala utama yakni keterlambatan pemasokan produk ke distributor.

Sehingga konsumen tidak bisa mendapatkan produk yang mereka cari.

Hal ini lah yang membuat Jihan geram. Mereka hanya asal menuduh kinerja divisi lain tanpa mencari tahu dulu kebenaran informasi yang mereka terima.

Rapat di tutup dengan sanggahan Jihan yang dapat di terima oleh semua kepala pimpinan divisi.

Hingga satu per satu mereka meninggalkan ruangan rapat VVIP. Dimana ruangan ini khusus untuk rapat para petinggi di perusahaan.

Tinggallah Rendy dan Jihan berdua saja di dalam ruangan rapat. Rendy masih tak percaya atas apa yang di lakukan oleh Jihan.

Setelah ia mengumpulkan keberanian sekuat tenaga akhirnya ia membuka percakapan dengan Jihan.

“Maaf Nona. Bagaimana bisa Nona mendapatkan semua informasi tadi. Bukannya Nona baru sampai ke Indonesia hari ini. Dan data-data itu semua…’’ Lagi-lagi ucapan Rendy terpotong.

“Sssttt. Maaf lagi maaf lagi. Aku sudah sangat muak mendengarkan kata maaf yang keluar dari mulut mu itu.

Apa lidah mu itu tidak bisa merangkai kata yang lainnya selain kata maaf. Hah?’’ Ucap Jihan dengan sedikit menaikkan nada bicaranya yang kesal atas tingkah laku Rendy. Sejak pertemuan pertama mereka Rendy sudah sangat sering melontarkan kata maaf.

Dan Jihan sangat tidak suka itu. Ia merasa risih mendengar kata maaf di dunia kerja.

“Iya Nona maafkan saya.’’ Ucap Rendy

Seketika Jihan mendadak berubah seperti burung merak yang melebarkan sayapnya. Namun kali ini amarah yang sedang ia lebarkan bukan keindahan dari megahnya sayap sang merak namun rasa kesal yang tertahan dan bersiap akan memuntahkan seluruh amarahnya.

‘’Sudahlah hari pertama ku rasanya kurang menyenangkan. Mana ponselmu?’’ Tanya Jihan sembari menyodorkan tangannya kode meminta ponsel Rendy.

Setelah menggenggam ponsel Rendy, Jihan kemudian mengetik no teleponnya dan langsung menyerahkan kembali ke Rendy.

“Langsung hubungi aku by telegram. Sekarang.’’ Ucap Jihan kemudian pergi meninggalkan Rendy di ruang rapat.

Tanpa sepengetahuan Rendy, Sandra ternyata menunggunya di luar ruangan rapat.

Buru-buru Sandra menyapa Rendy begitu Rendy keluar dari ruangan.

“Pak Rendy bisa kita bicara face to face Pak?’’ Tanya Sandra to the point

“Oke. Silahkan. Ada apa?’’ Tanya Rendy.

”Pak Rendy tidak disini. Ini agak sedikit privacy. Bisa kita bicara di kantin ?’’ Tanya Sandra sedikit kesal.

“Oh oke. Kebetulan saya udah lapar. Padahal baru jam 4 sore. Hari ini serasa energi ku habis terkuras.’’ Ucap Rendy sembari mempersilahkan Sandra jalan duluan.

Sesampainya di kantin Rendy dan Sandra langsung memesan makanan.

Peraturan kantor jika berada di kantin harus dengan maksimal waktu kurang dari 30 menit.

Itu sebabnya mereka tidak boleh berlama-lama berada di kantin.

“Katanya ada yang mau kamu omongin San. Silahkan mau ngomong apa?’’ Tanya Rendy membuka pembicaraan.

“Emm maaf Pak kalau saya lancang. Saya tahu dari adik sepupu saya kalau Galuh sebentar lagi akan melangsungkan lamaran.

Jadi benarkah kalau Pak Rendy sekarang sedang…. Emmm sedang sendiri?’’ Ucap Sandra to the point.

Uhuk Uhuk Uhuk

“Ma maaf San. Saya tersedak. Maksud kamu apa ya? Kenapa kamu tahu tentang Galuh?’’ Tanya Rendy penasaran.

“Sebenarnya saya sudah lama memendam perasaan ini ke Pak Rendy. Tapi Pak Rendy tidak pernah sekalipun mengerti.

Jujur saja Pak. Saya jatuh hati sama Pak Rendy. Meski usia kita berbeda lima tahun tapi itu tidak masalah bagi saya Pak.

Sejak pertama kali saya datang ke perusahaan ini saat mau interview Pak Rendy sudah mau menolong saya.

Meski kita belum kenal sebelumnya. Coba saja waktu itu Pak Rendy tidak menolong saya , mungkin saya saat ini tidak bisa bergabung dengan perusahaan besar ini.’’ Ucap Sandra.

“Maksud kamu? Oh waktu itu masalah kamu terjebak di lift. Jadi kamu jatuh cinta sama saya karena saya sudah menyelamatkan kamu.

Berarti kalau waktu itu yang menyelamatkan kamu Risky atau Beni kamu jatuh cinta nya sama mereka.’’ Ucap Rendy.

“Ahh bukan gitu Pak. Pokoknya saya jatuh cinta sama Pak Rendy.’’ Ucap Sandra dengan malu-malu sembari memejamkan mata.

“Dan tunggu. Kenapa kamu Galuh?’’ Tanya Rendy penasaran

“Selama ini saya sangat penasaran sama Pak Rendy. Dan tidak sengaja adik sepupu saya curhat tentang temannya yang jatuh hati sama tetangganya sendiri. Tapi pria itu tidak merespon perasaannya. Saat adik sepupu saya menyebut nama Rendy dan nama daerah tempat tinggalnya saya menjadi sangat yakin kalau pria itu beneran Pak Rendy. Apalagi ditambah foto yang adik sepupu saya tunjukkan memang benar itu Pak Rendy. Sejak saat itu saya terus memantau hubungan Pak Rendy dan Galuh melalui adik sepupu saya.

Jujur saya merasa iri sama Galuh. Tapi saya hanya bisa berdoa dan mencintai Pak Rendy dari kejauhan.’’ Jawab Sandra dengan mata yang berkaca-kaca.

Namun bukannya tersentuh akan pengakuan dari Sandra namun Rendy justru marah.

Ia langsung pergi meninggalkan Sandra sendirian di kantin.

Perasaan Rendy benar-benar kacau.

Rasanya ingin ia pecahkan saja kepalanya.

Di samping itu rupanya diam-diam ada yang tanpa sengaja mendengarkan percakapan mereka di kantin.

Hmmm. Laki-laki mengejar wanita its no.

Wanita yang mengejar laki-laki.

Lelucon macam apa ini.

Benak seseorang yang mendengarkan percakapan antara Sandra dan Rendy.

Drrtt

Drrtt

Drrtt

***

“Ya hallo. Bagaimana perkembangannya sekarang? Apa kamu punya berita gembira untukku?’’ Tanya Michael kepada seseorang yang menghubungi nya via telepon.

“Ha ha ha. Oke. Thanks.’’ Ucap Michael sembari memutus panggilannya.

Seseorang kepercayannya mengabarinya bahwa kondisi kesehatan Abdi Pratama selaku pemilik, pendiri dan perintis Pratama Foods Group sedang dalam keadaan kritis. Ia baru saja mengalami penurunan denyut detak jantung. Bisa dikatakan atau biasa dikenal dengan istilah lemah jantung.

Hal ini sangat mengkhawatirkan mengingat Abdi Pratama juga dalam keadaan koma selama sepuluh bulan.

Kabar buruk bagi keluarga Abdi Pratama namun kabar baik bagi Michael Purwadinata.

Disamping itu Roshinta lalu menghubungi Jihan anak semata wayangnya untuk memberitahukan keadaan suaminya.

“Ya Mah ada apa? Tumben baru aja Mamah telepon sepuluh menit yang lalu udah telepon lagi. Udah rindu berat ya Mah?

Jangan deh rindu itu berat biar Jihan aja yang rindu ke Mamah. He he he.’’ Ucap Jihan setelah menjawab telepon dari Mamahnya yang sedang berada di Amerika menemani suaminya berobat.

“Papah barusan drop Ji. Lemah jantung. Sekarang dokter sedang memeriksa Papah.’’ Ucap Roshinta sembari menahan sesak di dada yang amat terasa menyesakkan.

“Apa? Papah drop? Aku harus gimana Mah. Apa aku ke Amerika lagi buat nemenin Papah sama Mamah disana.” Ucap Jihan panik.

“Kamu kan barusan sampai di Indonesia sayang. Masa kamu kembali lagi ke Amerika. Inget pesan Paman Joe.

Kamu harus menyelamatkan perusahaan Papah ya sayang. Kamulah sumber kekuatan Papah sama Mamah sayang. Kamu satu-satunya harapan kita berdua sayang.’’ Ucap Roshinta sendu.

‘’Tapi Mah. Jihan. Jihan ingin berada di samping Papah.’’ Rengek Jihan.

“Kalau kamu kekeh untuk datang kesini lagi coba ingat-ingat lagi pesan Paman Joe sayang. Perusahaan kita sedang di ujung tanduk.

Mamah sama sekali tidak keberatan kalau kamu ingin menemani Papah. Tapi disini ada Mamah yang menemani Papah berjuang. Kamu yang harus memperjuangkan perusahaan yang sudah Papah kamu dirikan.’’ Bujuk Roshinta.

Sejenak Jihan teringat akan pesan Paman Joe. Kakak kandung dari Mamahnya.

Ada tikus licik yang sedang berusaha merebut Pratama Foods Group dari tangan yang sudah mendirikan dan membangun menjadi perusahaan raksasa.

Dengan semena-menanya ia ingin menguasai yang bukan hak miliknya.

Jihan sadar akan perannya kali ini. Ia harus segera menghentikan tikus licik itu segera.

Perlahan namun pasti.

“Baik Mah. Jihan janji dengan tangan Jihan sendiri akan melenyapkan tikus licik itu atas nama Papah.’’ Ucap Jihan yang kembali menemukan semangatnya.

Di seberang telepon Roshinta mengembangkan senyum bangganya terhadap anak semata wayangnya itu.

Gadis kecil yang dulu selalu merengek meminta di belikan boneka barbie kini berubah menjadi gadis yang sangat tangguh dan pemberani.

Episodes
1 Gentlemen?
2 Perasaan Apa Ini ?
3 Rasa Yang Terpendam Lama
4 Tanggal Pernikahan
5 Surprise????
6 Welcome To Bandung
7 Satu Kamar
8 Romantic Breakfast
9 Kembali Bertemu
10 Cemburu?
11 Lelucon Macam Apa Ini?
12 Pengawal Tambahan Super Ganteng
13 Musuh Dalam Selimut
14 Are You Crazy?
15 Jihan.. Kembalilah
16 Pelatihan Yang Sia-sia
17 Akhirnya Kumenemukanmu
18 Dalam Pengawasan?
19 Kartu AS
20 Bisa Tidak Berhenti Menghantui Pikiranku
21 Panggil Saja Aku Jihan
22 Rinai Hujan
23 Senang Bertemu Denganmu Nona Jihan
24 Hampir Saja
25 Sebentar Ramah Sebentar Marah
26 Opor Paha Ayam
27 Pilih Yang Mana Ya??
28 Sebuah Fakta..
29 Malu-Malu Kucing
30 Jangan Terlalu Kaku, Nanti Tak Laku.
31 Kau Merasakannya ??
32 Sebuah Pelukan Hangat
33 Lebih Dari Sekedar Mengagumi..
34 Indah Pada Waktunya
35 Jatuh Cinta Sama Seblak
36 Mimpi Buruk??
37 Sebuah Gelas
38 Siapa Tahu Jodoh
39 Wanita Berkelas
40 Gadis Istimewa
41 Angkringan, Awal Pendekatan..
42 Tak Pantas Disebut Ayah
43 Aku Juga Tidak Percaya
44 Dilema
45 Pesaing Baru
46 Bukalah Matamu Sayang
47 My First Hug
48 Date With Rendy
49 Sepertinya Jodoh!
50 Menunggu Jawaban...
51 Ternyata Mimpi
52 Ku Terima Apa Adanya
53 Haruskah Aku Kembali?
54 Saudara Tanpa Ikatan Darah
55 Ternyata Manis Juga
56 Akan Ku Pastikan Jihan Milikku
57 Cinta dari Dua Hati
58 Jangan Menekanku
59 Kesalnya Jihan
60 Aku Anggap Ini Sebagai Penolakan
61 Hukuman yang Setimpal
62 Keputusanku Adalah Mencintaimu
63 Berani Berjuang.
64 Seburuk Apa
65 Kekasih Gelap
66 Yes or No?
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Gentlemen?
2
Perasaan Apa Ini ?
3
Rasa Yang Terpendam Lama
4
Tanggal Pernikahan
5
Surprise????
6
Welcome To Bandung
7
Satu Kamar
8
Romantic Breakfast
9
Kembali Bertemu
10
Cemburu?
11
Lelucon Macam Apa Ini?
12
Pengawal Tambahan Super Ganteng
13
Musuh Dalam Selimut
14
Are You Crazy?
15
Jihan.. Kembalilah
16
Pelatihan Yang Sia-sia
17
Akhirnya Kumenemukanmu
18
Dalam Pengawasan?
19
Kartu AS
20
Bisa Tidak Berhenti Menghantui Pikiranku
21
Panggil Saja Aku Jihan
22
Rinai Hujan
23
Senang Bertemu Denganmu Nona Jihan
24
Hampir Saja
25
Sebentar Ramah Sebentar Marah
26
Opor Paha Ayam
27
Pilih Yang Mana Ya??
28
Sebuah Fakta..
29
Malu-Malu Kucing
30
Jangan Terlalu Kaku, Nanti Tak Laku.
31
Kau Merasakannya ??
32
Sebuah Pelukan Hangat
33
Lebih Dari Sekedar Mengagumi..
34
Indah Pada Waktunya
35
Jatuh Cinta Sama Seblak
36
Mimpi Buruk??
37
Sebuah Gelas
38
Siapa Tahu Jodoh
39
Wanita Berkelas
40
Gadis Istimewa
41
Angkringan, Awal Pendekatan..
42
Tak Pantas Disebut Ayah
43
Aku Juga Tidak Percaya
44
Dilema
45
Pesaing Baru
46
Bukalah Matamu Sayang
47
My First Hug
48
Date With Rendy
49
Sepertinya Jodoh!
50
Menunggu Jawaban...
51
Ternyata Mimpi
52
Ku Terima Apa Adanya
53
Haruskah Aku Kembali?
54
Saudara Tanpa Ikatan Darah
55
Ternyata Manis Juga
56
Akan Ku Pastikan Jihan Milikku
57
Cinta dari Dua Hati
58
Jangan Menekanku
59
Kesalnya Jihan
60
Aku Anggap Ini Sebagai Penolakan
61
Hukuman yang Setimpal
62
Keputusanku Adalah Mencintaimu
63
Berani Berjuang.
64
Seburuk Apa
65
Kekasih Gelap
66
Yes or No?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!