"Sandra bisa saya berbicara berdua saja dengan Jihan?” Ucap Michael yang memberikan kode ia tak ingin ada orang lain yang mendengar pembicaraan antara dirinya dan Jihan.
“Baik Pak. Kalau begitu saya permisi dulu.’’ Ucap Sandra segera meninggalkan Jihan berdua bersama Pak Michael.
“Bagaimana kabarmu hari ini Jihan?’’ Tanya basa-basi Michael dengan senyumnya yang smirk.
“Sangat baik Pak Michael. Ada yang bisa saya bantu?’’ Tanya balik Jihan yang sudah mengetahui maksud dari Michael yang sebenarnya.
“Syukurlah. Soal 100 Milyar itu saya bisa je…’’ Ucap Michael terpotong.
“Tenang Pak Michael Anda tidak perlu bersusah payah untuk menjelaskan semuanya kepada saya. Daripada nanti buang-buang energi, tenaga dan pikiran.’’ Ucap Jihan seraya meninggalkan Michael yang masih terpaku melihat tingkah laku Jihan.
“Jihan. Saya belum selesai ngomong!” Teriak Michael.
Jihan awalnya merasa terkejut bagaimana bisa Michael bisa berkata kasar kepadanya. Lalu ia sadar siapa yang ia hadapi saat ini.
Tanpa menoleh kearah Michael, Jihan membalas perkataan Michael. “Oops. Saya terkejut Pak Michael bagaimana bisa Anda meneriaki pewaris tunggal dari Pratama Foods Group.’’ Ucap Jihan yang bergegas langsung meninggalkan ruangan Pak Michael.
“Arrgghh. Lelucon macam apa ini. Awas ya kau Jihan.’’ Umpat Michael sembari mengepalkan tangannya dan menghantamkan nya ke meja. Bugg.
Tanpa di sadari Jihan dan Michael, Rendy tak sengaja mendengar percakapan mereka dari handphone milik Jihan yang ternyata tak sengaja Jihan menghubungi Rendy sejak kedatangan Jihan di ruangan Michael. Sehingga awal pembicaraan antara Jihan dan Pak Michael, Rendy mengetahui semuanya. 100 milyar ? Uang apa sebanyak itu. Gumam Rendy penasaran.
Tak berselang lama Rendy terkejut dengan kedatanga Jihan di ruangannya. Rendy sejenak ingat bahwa Jihan memang bergabung di divisi marketing tepat berada di bawah jabatannya. “Ada sesuatu yang ketinggalan. Aku harus pulang segera.’’ Ucap Jihan datar.
“Apa kamu baik-baik saja?’’ Tanya Rendy memastikan keadaan Jihan. Ia tahu bahwa Jihan sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja sejak ia mendengar percakapan antara Jihan dan Pak Michael. “Hemm.’’ Jawab singkat Jihan dan lalu bergegas pergi keluar dari ruangan divisi Marketing menuju ke kediamannya.
***
Tiba di depan rumahnya, Jihan menunggu security membukakan gerbang. “Maaf Nona tadi saya di belakang sebentar. Jadi nya agak telat membukakan pintu gerbang.’’ Maaf Pak Joko security di kediaman Jihan. “Nggak papa lah pak. Itu kan panggilan alam. He he he.’’ Jawab Jihan. “Silahkan Nona.’’ Balas Pak Joko mempersilahkan majikannya masuk. “Terimakasih Pak Joko.’’ Ucap Jihan.
“Kembali kasih Nona Jihan yang cantik dan baik hati.’’ Balas Pak Jono.
Memang sejak dulu Jihan dan kedua orang tuanya selalu memperlakukan pekerja di rumahnya dengan ramah tamah. Dan menganggapnya sebagai keluarga sendiri. Hingga dari awal ekonomi keluarga Pak Abdi membaik sampai sekarang mereka tidak pernah gonta-ganti pekerja rumah.
“Aku pulang Bu.’’ Ucap Jihan kepada Bu Darmi
“Loh katanya di Bandung Ji.’’ Ucap Bu Darmi.
“Iya Bu. Tadi siang baru sampai Jakarta. Terus Jihan agak nggak enak badan makanya langsung pulang.’’ Ucap Jihan
“Ya sudah. Nanti Ibu buatin bubur ayam biar enakan sama minuman jahe hangat biar badannya seger.’’ Ucap Bu Darmi.
“Makasih ya Bu. Jihan mau langsung ke kamar. Nanti makanannya tolong bawain ke kamar aja ya.’’ Ucap Jihan.
“Siap cah ayu (gadis cantik).’’ Ucap Bu Darmi.
Jihan menuju ke kamarnya entah mengapa badannya terasa sangat lelah hingga ia melempar tubuhnya ke kasur dan rebahan.
Ia rindu dengan Mamahnya dan segera menghubungi Mamahnya.
“Halo Mah. Jihan rindu beneran kali ini.’’ Ucap Jihan setelah Mamahnya mengangkat telepon darinya.
“Ji. Sekarang ada Paman Joe disini. Dia mau bicara sama kamu.’’ Ucap Roshinta.
“Oh iya Mah. Mana Paman Joe?’’ Tanya Jihan. “Hallo Ji. Apa kabar?’’ Tanya Paman Joe.
“Setengah baik setengah lagi nggak baik Paman. Jihan baru aja pulang dari Bandung menemui Bu Diana. Oh ya barusan si tua bangka itu juga membicarakan 100 milyar sama aku.’’ Ucap Jihan.
“Oh ya. Syukurlah kalau kamu sudah menemui Bu Diana. Dia ada pesan?’’ Tanya Paman Joe.
“Ada Paman. Dia meminta alamat email ku nanti katanya kalau dia udah di rumahnya mau kirim file yang entah apa Jihan nggak ngerti.’’ Papar Jihan. “Terus si tua bangka tadi berniat membicarakan tentang 100 milyar ke Jihan tapi buru-buru Jihan memotong pembicaraannya sesuai arahan dari Paman.’’ Ucap Jihan.
“Bagus Ji. Kamu harus buat dia penasaran kenapa kamu bisa mendapatkan bukti transfer itu. Pastikan juga tidak ada yang tahu mengenai hal ini. Termasuk Claudya. Oh ya bagaimana Claudya sejauh ini? Tanya Paman Joe.
“So far sih fine-fine aja Paman. Memang kenapa?’’ Tanya Jihan. “Mulai malam ini Claudya Paman tugaskan untuk tinggal bareng sama kamu. Dan juga Paman juga udah mengirimkan pengawal pribadi yang bertugas menjaga rumah.’’ Jelas Paman Joe.
“What? Kok tiba-tiba gini sih Paman. Memangnya kenapa? Tanya Jihan penasaran.
“Setelah kamu mengirim bukti transfer itu ke Michael, Paman takut akan keselamatan kamu Jihan. Disini Mamahmu juga sangat mencemaskanmu. Hanya itu yang bisa kami perbuat hingga keajaiban datang dan Papahmu bisa kembali memegang kendali perusahaan.’’ Jelas Paman Joe panjang lebar.
“Baik Paman. Jihan janji setelah dua minggu ini Jihan akan menggantikan posisi si tua bangka itu.’’ Geram Jihan.
“Jangan gegabah Ji. Untuk lebih amannya kamu harus tetap di posisi sekarang.’’ Jelas Paman Joe.
“Huft. Baik Paman.’’ Ucap kecewa Jihan. Sebenarnya ia ingin sekali langsung menempati posisi Direktur Utama tapi itu bukan ide yang bagus. Untuk saat ini ia harus mengikuti arahan dari Paman Joe.
“Ji. Semuanya baik-baik saja kan?’’ Tanya Roshinta. “Iya Mah. Papah gimana Mah keadaannya?’’ Tanya Jihan.
“Sudah membaik Ji. Tapi masih belum sadar juga. Kita berdoa saja untuk kebaikan Papah.’’ Ucap Roshinta.
“Ya sudah Mah. Hari ini Jihan sangat lelah. Jihan istirahat dulu ya. Nanti Jihan hubungi lagi. Bye Mah. Muacchh.’’ Ucap Jihan.
“Da sayang.’’ Balas Roshinta.
Ahhhhhh badanku rasanya lelah sekali mandi air hangat kayaknya enak juga. Gumam Jihan.
Lalu Jihan menuju ke kamar mandinya untuk berendam air hangat. Ia penuhi bath up nya dengan air hangat setelah penuh lalu ia lucuti semua pakaiannya dan mulai berendam.
Ahhh segarnya. Sembari memejamkan matanya Jihan menikmati hangatnya air yang menembus setiap pori-porinya.
Sedikit membantu menghilangkan rasa lelah pada tubuhnya meski tak sepenuhnya rasa lelah itu hilang semua.
Tiba-tiba entah mengapa Rendy datang dalam benak Jihan. Seketika Jihan terkejut dan membuka matanya. Kenapa jadi mikirin dia sih. Gumam Jihan.
Tapi kalau di lihat-lihat lumayan juga. Ganteng, putih, kekar, macho, ada lesung pipinya, kalau senyum manis banget. He he he. Bayangan Jihan yang malah justru larut memikirkan Rendy. Seperti orang yang sedang kisaran. Senyum-senyum sendiri membayangkan sang pujaan hati.
Duhhh... Kenapa jadi gini sih. Stop it Jihan! Maki Jihan pada dirinya sendiri. Jihan memutuskan untuk segera menyadari berendamnya dan segera membersihkan badannya. Daripada lama-lama jadi kayak orang gila mending udahan aja berendamnya. Benak Jihan.
Di sisi lain Rendy yang masih di kantor menyelesaikan pekerjaannya, tiba-tiba konsentrasi Rendy terbuyarkan dengan kehadiran Jihan di pikirannya. Tanpa sadar Rendy senyum-senyum sendiri memikirkan Jihan yang kadang membuat dirinya emosi tetapi terkadang membuatnya merasa terpukau akan kecantikan Jihan.
Hmmm. Kalau di pikir-pikir lumayan juga.
Ehh ehh. Kenapa jadi mikirin dia sih. Nggak, nggak boleh. Fokus ke kerjaan ok Rendy. Jangan sampai gadis itu memengaruhi kinerja kamu. Berontak Rendy dengan pemikirannya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments